Anda di halaman 1dari 4

Mata Kuliah : Kepemimpinan Bisnis

Nama Dosen : Didit Haryadi, S.M., M.M., NCLT., CPLM., CHRP


Program Studi : Manajemen
Kelas/ Semester : RA-1
Sifat Ujian : Open Book
Hari/ Tanggal : Jumat, 11 November 2022
Waktu : 20: 10 – 21: 30
Ruangan : Daring

Ketentuan
 Sebelum melaksanakan ujian berdoalah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
 Isi Nama NIM dan Kelas Semester
 Kerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.
 Tingkat kesamaan jawaban hanya 30%, jika terdapat kesamaan jawaban di atas 30% tidak
di nilai.
 Rapihkan penulisan dalam jawaban menjadi suatu penilaian. Kemudian jawaban dari
Microsoft Word saudara expert ke PDF
 Jawaban di kumpulkan Kolektif ke Ketu kelas berbentuk Folder Zip (Rar) Paling Lambat
Pukul Hari Minggu 20: 00. Dengan Nama File (Nama_NIM).

SOAL ESAI
1. Jelaskan perbedaan pemimpin, kepemimpinan dan manajemen? Nilai 20%
2. Sebutkan 2 jenis teori kepemimpinan yang masih relevan dan berikan contoh pada
perusahaan saat ini? Nilai 20%
3. Apa saja kompetensi yang diperlukan untuk menjadi seorang pemimpin? Nilai 20%
4. Gaya kepemimpinan seperti apa yang diperlukan pada kondisi perusahaan pada era saat
ini? Nilai 20%
5. Sebutkan dan Jelaskan hasil dari proses Evaluasi Kinerja dengan proses Human Asset
Value (HAV) yang terdapat pada materi Talent Management berikut tindakan
organisasi/perusahaan, bagaimana tindakan manajemen atau seorang pemimpin ? Nilai
20%

------------------------------------------SELAMAT MENGERJAKAN---------------------------------
NAMA : SILVANIA ANNISA
NIM : 210993
PRODI : MANAJEMEN
SEMESTER : 3 (TIGA)

JAWABAN!!!!

1. PEMIMPIN, KEPEMIMPINAN, DAN MANAJEMEN adalah Menurut John P. Kotter, dalam


tulisannya yang berjudul “What Leaders Really Do” di Harvard Business Review pada Desember
2001, ada 3 hal yang mendasari perbedaan antara manajemen dan kepemimpinan. Manajemen terkait
dengan perencanaan dan anggaran, sementara kepemimpinan terkait dengan memberikan arah.
Manajemen terkait dengan pengorganisasian dan staffing, sedangkan kepemimpinan terkait dengan
menselaraskan orang. Yang terakhir, manajemen menghadirkan kontrol dan pemecahan masalah,
sementara kepemimpinan menghadirkan motivasi.
Hal ini pulalah yang menjadi salah satu materi pembahasan saat Kubik menyelenggarakan
SuksesMulia Team Leadership Training untuk para leader di Koperasi Sejahtera Bersama
(KSB). Pelatihan kepemimpinan ini diadakan selama dua hari yakni dari tanggal 22-23 Desember
2014, berlokasi di Bogor. Sebanyak 36 pemimpin KSB mempelajari prinsip dan cara untuk menjadi
pemimpin yang SuksesMulia. Koperasi Sejahtera Bersama merupakan koperasi yang bergerak dalam
berbagai bidang usaha antara lain Usaha Simpan Pinjam dan Usaha Perdagangan yang didirikan pada
bulan Januari 2004. Setiap Unit Usaha KSB dikelola oleh para expertise yang telah memiliki
pengalaman di bidangnya, sehingga Unit Usaha KSB bukan hanya mampu tumbuh dan berkembang
serta menghasilkan keuntungan, tetapi juga mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
masyarakat. Dengan motto KSB yaitu Sukses, Sejahtera, dan Mulia, Kubik dipercaya untuk
menumbuhkan kembali semangat juang para pemimpin KSB untuk tidak hanya menjadi yang
terdepan, tapi juga pemimpin yang hebat. Para peserta yang mengikuti pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia dari Kubik ini mengaku tersentuh secara emosi dan beberapa orang
menyatakan ingin mengubah kebiasaan mereka menjadi lebih positif dan mengambil tanggung jawab
terhadap permasalahan yang terjadi.

2. Teori Servant
Teori kepemimpinan servant atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai pelayan pertama kali
diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Teori ini meyakini, bahwa seorang pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang bertugas untuk melayani, menjaga, dan memelihara kesejahteraan fisik serta
mental pengikut atau anggotanya. Gaya kepemimpinan ini cenderung fokus untuk memenuhi
kebutuhan pengikut dan membantu mereka menjadi untuk lebih mandiri dan berwawasan lebih luas.
Pada teori ini, pemimpin yang baik juga diharuskan bisa bersimpati dan dapat meredakan kecemasan
yang berlebih dari para pengikutnya. Maka itu, fungsi kepemimpinan diberikan pada seseorang yang
pada dasarnya memiliki jiwa pelayan atau melayani. Teori ini menunjukkan bahwa tugas seorang
pemimpin adalah untuk berkontribusi pada kesejahteraan orang lain sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial.
CONOTHNYA: Dian Andyasuri, CEO Shell Indonesia yang Memimpin dengan Konsep Servant
Leadership

Teori transaksional
Berasal dari kata dasar transaksi, teori ini menggambarkan suatu gaya kepemimpinan yang berdasar
pada perjanjian atau kesepakatan yang dibuat seseorang dengan orang lain. Dalam hal ini, tentunya
yang menjadi pelaksana adalah pemimpin dan staf atau pengikutnya Perjanjian ini dibuat dengan
tujuan mendapat pertukaran (transaksi) yang sepadan atau saling menguntungkan antara pemimpin
dengan staf.
Seorang staf yang dapat melaksanakan tugas dari seorang pemimpin dengan baik, merupakan nilai
lebih bagi staf dan juga bagi pimpinan yang memberikan tugas. Ketika tugas tersebut dapat
diselesaikan dengan baik, seorang pemimpin akan memberi apresiasi berupa tunjangan, bonus,
kenaikan gaji, kenaikan posisi, dan lain sebagainya. Pemberian apresiasi berupa uang atau tanda mata
yang lain, merupakan bentuk penghargaan atas kinerja seseorang, yang membuat seseorang tersebut
merasa kerja kerasnya dihargai. Penghargaan ini pula merupakan suatu bentuk hal yang telah
disepakati bersama sebelumnya.
CONTOHNYA: alam bisnis adalah Bill Gates dan Howard
3. - Komunikasi interpersonal dan secara efektif
- Emotional Intelligence
- Mampu menanamkan rasa percaya
- Kemampuan mengembangkan orang lain
- Kemampuan membangun dan menjaga hubungan
- Mengelola orang lain (tim atau kelompok kerja) dengan efektif

4. - kepemimpinan yang demokratis


- kepemimpinan yang otokratis
- kepemimpinan yang bersifat afiliatif, dan
- kepemimpinan yang visioner.

5. Proses kegagalan dari Evaluasi Kinerja dengan proses Human Asset Value (HAV)
yang terdapat pada materi Talent Management
Ratusan, bahkan ribuan praktisi HR mungkin sudah pernah mencoba menyukseskan program talent
management di perusahaan mereka.
Sebagian ada yang berhasil sesuai harapan, sebagiannya lagi menemukan jalan buntu.
Berikut adalah beberapa poin yang bisa menunjukkan alasan mengapa program talent management
di sebuah perusahaan bisa gagal berdasarkan rangkuman beberapa sumber
seperti HRZone dan Pungki Purnadi Associates.
 Identifikasi Talent: Misperception dan Subjektif
Mungkin selama ini persepsi Anda terhadap apa yang disebut dengan talent sedikit meleset.
Dalam konteks manajemen talenta, talent bukanlah sekadar karyawan berpotensi
biasa. Talent adalah kelompok orang-orang yang dinilai sebagai high performer dan high
potential employees. Pada saat Anda melakukan identifikasi talent, pastikan Anda
melakukan asesmen yang tepat untuk mengategorikan dua kelompok talent tersebut. Pastikan
juga untuk tidak menempatkan pandangan subjektif di dalamnya. Perhatikan juga faktor
selain skills (hard&soft) yang dimiliki karyawan. Mereka yang digolongkan
sebagai talent adalah kelompok karyawan yang bisa diajak bekerja sama secara optimal
dalam rangka memenuhi tujuan perusahaan.
 Kurang Monitoring & Evaluasi Terhadap Strategi yang Dibuat
Biasanya, strategi dan rencana sudah dibuat matang, tetapi ada saja kendala dalam
mengontrol dan evaluasi. Membicarakan penanggung jawab, melaksanakan program talent
management juga tidak bisa berhasil dengan efektif jika hanya dilakukan oleh HRD.
Sebaiknya libatkan juga peran c-level executive di dalam penanggung jawab program. Faktor
lain yang mungkin terjadi adalah adanya perubahan susunan tim atau manajer yang berkaitan
di tengah proyek menyebabkan hilangnya alur komunikasi yang baik sehingga hasil meleset
dari rencana dan strategi.
 Generation Gap
Generation gap terkadang luput dari perhitungan strategi talent management. Dapat
dimaklumi, karena mungkin saja di tengah program, Anda memiliki beberapa talent baru
yang berasal dari generasi berbeda dengan talent yang tersedia, sehingga terdapat
sedikit ketidakcocokan dalam cara pengelolaannya. Saat ini memang Generasi Y atau lebih
dikenal sebagai Generasi Milenial yang paling dominan berada di dalam sebuah perusahaan.
Meski begitu, akan lebih baik jika Anda juga menyiapkan strategi untuk menyeleksi,
mengelola, dan mempertahankan generasi berikutnya juga (Gen Z).

Proses keberhasilan dari Evaluasi Kinerja dengan proses Human Asset Value (HAV)
yang terdapat pada materi Talent Management
Demi mencapai keberhasilan dalam program talent management, diperlukan pemahaman tentang
elemen apa yang penting dan tidak boleh luput dari pembentukan strategi. Setelahnya, pembaca bisa
mengikuti langkah-langkah yang cocok diaplikasikan di perusahaan. Terkadang kita terlalu semangat
dalam merancang sebuah rencana maupun strategi untuk suatu perubahan yang baik.

Saat ini, pekerjaan apa pun bisa terbantu dengan adanya teknologi digital. Talent management pun
bisa dilakukan dengan berbagai macam software HRIS maupun bantuan konsultan. Terlepas dari
strategi yang sudah Anda rancang, jangan lupakan elemen penting yang mampu mengarahkan
strategi Anda lebih baik lagi.
 Pahami tujuan strategi talent management Anda
Setiap organisasi atau perusahaan memiliki tujuan uniknya masing-masing. Baik itu
berkaitan dengan performa yang lebih baik lagi atau profit tinggi, tujuan harus ditetapkan
dengan jelas dan tidak mustahil untuk dicapai. Ingat kembali konsep SMART Goal pada goal
alignment. Setelah menetapkan goal, hal lain yang tidak boleh terlupakan adalah
menanamkan goal (atau visi, misi perusahaan) tersebut kepada seluruh karyawan. Hal ini
untuk menyelaraskan tujuan organisasi dengan tujuan karyawan.
 Tentukan cara atau tools untuk mengukur keberhasilan Anda
Setelah menentukan tolak ukur keberhasilan, jangan ragu untuk menggunakan tools tertentu
yang bisa lebih meyakinkan Anda. Khususnya dalam progress monitoring, Anda bisa
mendiskusikan hal ini dengan konsultan HRIS Anda.
 Jaga komunikasi dengan karyawan Anda
Agar program talent management Anda tidak memberikan efek boomerang, pastika Anda
juga menaruh perhatian kepada karyawan lain. Buka selebar-lebarnya kesempatan untuk
berkembang atau meniti karir di dalam perusahaan. Untuk talent Anda, komunikasikan apa
yang menjadi harapan perusahaan dari mereka. Pastikan juga perusahaan mengetahui
prospek karyawan ke depannya agar perusahaan semakin bisa memberikan rencana yang
lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai