Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR – DASAR AGRONOMI

PRAKTIK PENINGKATAN KUALITAS


BIBIT TANAMAN KAKAO

OLEH:
NAMA : Dhea Ananda
NIM : A0321331

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kitaingat.Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas hasil laporan Praktikum dasar – dasar agronomi ini.
Laporan yang berjudul “praktik peningkatan kualitas bibit tanaman kakao
(Theobroma cacao” dengan penggunaan beberapa pupuk organik, tanah, dan awan
sekam sebagai media tanam dari bibit kakao. Meskipun saya berharap isi dari laporan
praktikum saya ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang
kurang.Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
tugas Laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga hasil laporan praktikum
saya ini bermanfaat.

Majene, 22 Desember 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................vi
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................................2
BAB II METODOLOGI PRAKTIK.............................................................................3
A. Waktu dan Tempat.................................................................................................3
B. Alat dan Bahan.......................................................................................................3
C. Prosedur Praktik.....................................................................................................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................7
A. Gambaran Umum Lokasi Praktik...........................................................................7
B. Pembuatan Media Tanam.......................................................................................8
C. Perbanyakan tanaman kakao secara generative......................................................8
D. Sambung pucuk tanaman kakao.............................................................................9
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN.............................................................................11
A. Simpulan...............................................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
LAMPIRAN...................................................................................................................13

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 alat dan bahan pembuatan media tanam..........................................................11


Tabel 1.2 Alat dan bahan sambung pucuk.......................................................................11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 lokasi praktiku sambung pucuk........................................................................7


Gambar 1.2 proses pembuatan media tanam........................................................................8
Gambar 1.3 Proses Sambung pucuk...................................................................................11

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 lokasi praktik.............................................................................................11


Lampiran 1,2 proses pemasukan tanah ke polybag.........................................................11
Lampiran 1.3 proses sambung pucuk..............................................................................11

vi
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap mata kuliah Dasar - Dasar Agronomi, dengan judul “Praktik
peningkatan kualitas bibit kakao” yang di susun oleh :

Nama : Dhea Ananda

Kelas :A

Nim : A0321331

Telah di periksa serta di koreksi oleh Koordinator dan telah di nyatakan di terima.

Mahasiswa Koordinator Praktikum

Dhea Ananda Ihsan Arham, S.P.,M.Si


Nim : NIDN :0008048909
A0321331

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional di Indonesia, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan. Selain itu, kakao juga berperan dalam
mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Salah satu faktor
yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman kakao adalah penggunaan bibit
unggul dan bermutu. Tanaman kakao merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan
dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi
perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan,
sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam
usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan kakao
yang baik.Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang tergolong dalam
kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang dapat berbunga dan berbuah pada
batang dan cabang. Tanaman ini pada garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian, yaitu
bagian vegetatif yang meliputi akar, batang serta daun dan bagian generatif yang
meliputi bunga dan buah. Tanaman ini merupakan tanaman perkebunan untuk
rakyat karena
sepanjang tahun dapat berbunga dan berbuah.
Penyambungan disini berarti penyatuan antara batang atas (sepotong cabang dengan dua
atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang sehingga gabungan ini bersama-
sama membentuk individu yang baru.

Batang bawah sering juga disebut stock atau root stock atau bahasa
belandanyaonder stam. Ciri dari batang ini adalah batang masih dilengkapi dengan akar,
sedangkan batang atas yang disambungkan sering disebut entris atau scion. Batang atas
dapat berupa potongan batang atau bisa juga cabang pohon induk, kadang-kadang untuk
penyambungan ini memerlukan batang perantara (Inter-Stock).

1
Sambung pucuk yang dikatakan berhasil atau hidup yaitu tunas atas dan
bawahnya menyatatu dengan sempurna kemudian jika plastik yang diikan pada batang
sebagai penyatu antara batang bawah dan batang atas dilepas tanaman kakao tersebut
tetap menyatu .

Ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan untuk membuat bibit


sambung muda tanaman kakao, yaitu : a). Batang bawah berumur 14-21 hari
kotiledonya belum lepas, dan daun pertamanya 4 lembar mulai tumbuh, b) batang atas
(entres) berasal dari cabang plagiotrip tanaman kakao unggul yang sudah menghasilkan,
berwarna hijau, memiliki ukuran diameter yang sama dengan diameter batang bawah,
dan memiliki dua lembar daun yang dipotong setengah, c). Tangan pekerja yang
digunakan harus selalu bersih (steril) dengan menggunakan desinfektan di lap yang
bersih.

1.2 Tujuan
Praktikum “peningkatan kualitas bibit kakao” bertujuan untuk :
1. Mengamati pertumbuhan bibit tanaman kakao
2. Mengetahui bagaimana prosedur pembibitan kakao mulai dari pencampuran
media tanam hingga sambung pucuk tanaman kakao.
3. Mengetahui hasil terbaik dari perbedaan bibit kakao yang di sambung pucuk
dengan taba
1.3 Manfaat
Manfaat praktikum peningkatan kualitas bibit kakao ini adalah: mahasiswa dapat
mempelajari dam memahami cara membuat bibit kakao mulai dari proses pencampuran
tanah dan pupuk organic serta awan sekam sebagai media tanaman dari bibit kakao,
mahasiswa juga dapat mempelajari bagaimana cara menyambung pucuk tanaman kakao
yang baik dan benar.

2
BAB II

METODOLOGI PRAKTIK

Sambung pucuk tanaman kakao dilakukan agar tanaman lebih cepat berbuah dan
menghasilkan kualitas buah yang sama unggul dengan tanaman induknya. Untuk
mendapatkan tanaman kakao yang unggul dan berkualitas diperlukan jenis benih atau
bibit berkualitas.

Pada teknik sambung pucuk atau Grafting ada dua bagian penting yang harus
disiapkan, yaitu tanaman bagian bawah yang bertanggung jawab dalam sistem
perakaran, dan tanaman bagian atas yang akan disambungkan kebatang batang bawah.
Berikut cara sambung pucuk tanaman kakao (coklat).

A. Waktu dan Tempat


Pada praktikum Dasar – Dasar Agronomi yang berjudul praktik peningkatan
bibit kakao di laksanakan pada hari selasa jam 15 : 00 sampai selesai berlokasi di
Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene Sulawesi Barat.

B. Alat dan Bahan


a. Alat dan bahan pembuatan media tanam bibit kakao
Tanah
Tanah di gunakan sebagai bahan utama dalam media
tanam bibit kakao

Pupuk kandang
Pupuk kandang meningkatkan produktivitas tanaman
agar dapat tumbuh dengan baik.

3
Polybag
Fungsi dari polybag adalah untuk mempermudah
perawatan dan pengankutan bibit kakao

Awan sekam padi


Digunakan sebagai campuran tanah yang berfungsi
untuk menggemburkan tanah.

Tabel 1.1. Alat dan bahan pembuatan media tanam pembibitan kakao

b. Alat dan Bahan Perbanyakan Tanaman secara Generativ (sambung pucuk)

Cutter
Digunakan untuk menyayat entries.

Entries
Sebagai bahan utama dalam sambung pucuk

Gunting Stek
Gunting stek di gunakan untuk memotong entries
dan bagian bibit kakao yang akan di sambung
pucuk.

4
Bibit kakao
Sebagai bahan utama yang akan di sambung pucuk

Plastik Es
Plastik Es di gunakan untuk membungkus sambung
agar tidak terserang hama seperti semut

Tali Rafia
Tali di gunakan untuk mengikat entris yang sudah
di bungkus plastic es agar sambung pucuk dapat
tumbuh dengan baik

Tabel 1.2 Alat dan bahan Perbanyakan Tanaman secara Generativ (sambung pucuk)

C. Prosedur Praktik
1. Menyiapkan bahan tanaman yang akan di gunakan sebagai batang
bawah( Tanaman Induk) dan Batang atas (entries)
a. Batang atas entries yang akan di sambungkan pada batang bawah di ambil
dari pohon induk yang sehat dan tidak terserang penyakit
b. Pengambilan entries dilakukan dengan menggunakan gunting stek atau
cutter yang tajam (agar di peroleh potongan Yang halus dan tidak
mengalami kerusakan) dan bersih ( agar entries tidak terkontaminasi oleh
penyakit)
c. Entries sebaiknya di pilih dari bagian cabang yang terkena sinar matahari
penuh (tidak ternaungi) sehiingga memungkinkan cabang memiliki mata
tunas yang tumbuh sehat dan subur.

5
d. Entries yang di gunakan berasal dari cabang yang tumbuh tegak lurus, maka
bibit sambungannya akan tumbuh tegak dengan simetris.
2. Kriteria batang bawah
a. Bibit yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap busuk akar.
b. Memiliki tingkat kesuburan yang baik dengan ciri – ciri daunnya hijau dan
mengkilat
c. Umur tanaman 2 – 3 bulan setelah di hitung mulai dari awal pembibitan
3. Batang bawah di potong setinggi 10 – 20 cm dari permukaan tanah dengan
menggunakan gunting stek yang tajam. kemudian batang bawah di belah
membujur sedalam 2 – 3 cm
4. Batang atas (entries) yang sudah di siapkan di sayat pada kedua sisinya
sepanjang 2- 3 cm sehingga membentuk irisan sehingga irisannya membentuk
seperti huru “V”, selanjutnya batang atas di masukkan kedalam belahan batang
bawah.
5. Sambungan kemudian di sunkup atau di bungkus dengan kantong plastic es
bening, agar sungkup atau bungkusan plastic es tidak terbuka, bagian bawahnya
di ikat dengan tali atau tali dari dari plastic es. Tujuan pembukusan ini untuk
mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban udara di sekitar sambungan.
6. Tanaman sambungan kemudian di tempatkan di bawah naungan agar terlindungi
dari panasnya sinar matahari. Biasanya setelah 20 hari sambungan berhasil akan
tumbuh mata tunas serta membuka sungku atau pembungkus plastiknya. Untuk
selanjutnya tinggal merawat sampai bibit siap di pindahkan kekebun.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Praktik


Praktikum Dasar – dasar agronomi yang berjudul peningkatan kualitas
bibit kakao ini berokasi di sekitaran bukit padhang - padhang kampus
Universitas Sulawesi Barat. Akses jalan menuju lokasi pembibitan ini cukup
jauh dari akses yang bisa di lalui mobil. Akeses jalan menuju lokasi pembibitan
menjadi syarat untuk memilih lokasi pembibitan. Selain akeses jalan, curah
hujan yang cukup baik juga menjadi penentu tumbuhnya bibit kakao. Agar
kakao tumbuh dengan baik, setidaknya daerah tersebut memiliki hujan antara
1800 – 3000 mm dan merata disetiap tahunnya,

Berikut ini syarat tumbuh tanaman kakao:


1. Ketinggian 0-600 mdpl.
2. Curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun.
3. Kemiringan tanah <45%
4. Kedalaman tanah <150 cm
5. Suhu optimum 18-320C
6. pH 4.0-8.5, namun pH optimumnya adalah 6.0-7.0
7. Tekstur tanah 50% berpasir, 10-20% debu, dan 30-40% lempung berpasir.

Gambar 1.1 lokasi praktik sambung pucuk

7
B. Pembuatan Media Tanam
Pembuatan media tanam untuk bibit kakao yang di gunakan adalah tanah
yang telah di campurkan dengan pupuk kendang dan awan sekam agar media
tanam itu gembur. Campuran media tanam itu dengan campuran 3 berbanding
satu. Cara campurnya itu dengan cara 3 kali takaran tanah kemudain di
campurkan masing – masing satu takaran pupuk dan awan sekam. Campuran
media tanam tidak boleh terlau banyak campuran pupuk organic dan awan
sekam karena itu memengaruhi kualitas tanah yang akan di gunakan sebagai
media tanam. Tanah yang banyak campuran pupuk organic akan terhambur jika
bibit akan di pindahkan ke lahan perkebunan.

Gambar 1.2 Proses pembuatan media tanam

C. Perbanyakan tanaman kakao secara generative


perbanyakan generatif adalah teknik memperbanyak tanaman bersama
dengan pakai biji. sedangkan perbanyakan vegetatif umumnya pakai setek,
okulasi, cangkok atau kultur jaringan. terdapat sebagian berlebihan dan
kekurangan perbanyakan generatif dibanding vegetatif. teknik generatif lebih
praktis dikarenakan benih dapat disimpan di dalam saat lama, pengiriman benih
lebih fleksibel dan tanaman berdiri kokoh dikarenakan mempunyai akar tunjang.

8
hanya saja, bersama dengan teknik ini sifat-sifat tanaman belum pasti seragam
dan dapat saja tidak sama bersama dengan tanaman induknya.

ada sebagian tahapan yang harus ditunaikan di dalam pembibitan kakao


pakai teknik perbanyakan generatif. tahapan-tahapan berikut antara lain
penyiapan benih tanaman, penyiapan daerah pembibitan kakao, penyemaian,
penyiapan media tanam, perpindahan kecambah dan pemeliharaan bibit.

Proses pembibitan di mulai dari pembibitan di mulai dari menentukan


ukuran polybag. Standar yang bagus untuk ukuran polybag pada saat pembibitan
yaitu ukuran 17 x 25, agar memudahkan pemindahan bibit ke lahan kebun.
Susunan dalam pembibitan itu penting agar memudahkan agar menghitung
banyaknya bibit kakao dan untuk memudahkan dalam proses perawatannya.
Selanjutnya proses pemilihan kecambah atau biji kakao yang akan di jadikan
sebagai bibit. Buah kakao yang di gunakan sebagai bakal bibit yaitu buah yang
keluar dari pohon utama. Biji yang di gunakan itu sekitar 60 % dari banyak biji
yang ada dalam buah. Biji yang ada di masing – masing ujung buah tidak di
ambil di karenakan biji tersebut tidak sempurna bentuknya.

D. Sambung pucuk tanaman kakao


Sambung pucuk adalah cara perbanyakan tanaman gabungan antara
perbanyakan generatif (dari biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang atau
ranting) yang berasal dari tanaman jenis lain. Cara perbanyakan tanaman
menggunakan metode sambung pucuk yang paling sering digunakan yaitu
dengan menggabungkan batang bagian bawah dan batang bagian atas.

Dengan menggunakan batang bagian bawah diharapkan menjadi batang


yang tahan terhadap patogen tanah dan akan menjadi kokoh.Sedangkan
penggunaan batang bagian atas karena menjadi bagian yang mempunyai karakter
produksi seperti yang diinginkan.

Batang bagian bawah biasanya dipakai dari tanaman yang tumbuhnya


dari biji atau secara vegetatif sehingga perakarannya nanti akan lebih kuat.
Akan

9
tetapi, batang bagian bawah yang berasal dari biji mempunyai karakter yang
berbeda atau segregasi. Perpaduan antara bagian tanaman yang disatukan
nantinya akan berkembang membentuk tanaman jenis baru, dengan keunggulan
dari segi jenis akarnya yang menjadi lebih kuat, waktu atau masa berbuah
menjadi lebih cepat, ukuran tanaman sedikit lebih pendek, dan untuk sifat akan
memiliki sifat genetis yaitu sifat yang berasal dari induknya seperti ukuran buah,
daging buah yang tebal dan rasa manis serta kebal terhadap penyakit.

Bahan yang dibutuhkan dalam proses penyambungan ini yaitu bagian


tanaman yang akan disambung atau disebut batang atas/entres bisa tunas pucuk
ataupun tunas samping. Sedangkan bagian bawah yang menerima sambungan
disebut batang bawah/understock. Cara mendapatkan batang bawah ini adalah
dengan penyemaian biji tanaman lokal dengan perakaran baik dan tahan
terhadap serangan busuk akar.

Gambar 1.3 proses sambung pucuk tanaman kakao

10
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan
yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional di Indonesia,
khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, dan sumber pendapatan. Tanaman
kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang tergolong dalam kelompok
tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang dapat berbunga dan berbuah pada
batang dan cabang.
Tanaman kakao termasuk golongan tanaman tahunan yang tergolong
dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang dapat berbunga dan
berbuah pada batang dan cabang.
Agar kakao tumbuh dengan baik, setidaknya daerah tersebut memiliki
hujan antara 1800 – 3000 mm dan merata disetiap tahunnya.
Sambung pucuk adalah cara perbanyakan tanaman gabungan antara
perbanyakan generatif (dari biji) dengan salah satu bagian vegetatif (cabang atau
ranting) yang berasal dari tanaman jenis lain.

B. Saran
Adapun saran dari praktikum Peningkatan kualitas bibi kakao ini adalah
sebaiknya perhatikan ph tanah dan penyiraman agar pertumbuhan tanaman
menjadi maksimal

11
DAFTAR PUSTAKA

Subiantoro, Rijadi dan Hartono, Joko SS, 2013. Pengolaan Tanaman Kakao. Produksi
dan Manajemen Industri Perkebunan, Politeknik Negeri Lampung. Bandar
Lampung

http://marwanard.blogspot.com/2011/11/petunjuk-teknis-sambung-pucuk-tanaman.html

Pracaya, 1992, Jeruk Manis. Varietas, Budidaya, dan Pasca panenP.T.


Penebar. Swadaya, Jakarta.

Prawoto, A.A. dan R. Erwiyono. 2008. Potensi Budi Daya Kakao untuk Pembangunan
Ekonomi di Aceh Barat. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Sidabutar, S.V., B. Siagian, dan Meiriani. 2013. Respons pertumbuhan bibit kakao
(Theobroma cacao L) terhadap pemberian abu janjang kelapa sawit dan pupuk
urea pada media pembibitan. Jurnal Online Agroteknologi, 1(4)

Siregar dan T.H. Sarif. 1989 Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran Coklat. Penebar
Swadaya.

Sunanta, H. 1992. Budidaya, Pengelolaan Hasil dan Aspek Ekonomi Cokelat. Aksi
Agrari Kanisius. Yogyakarta.

Surti, K. 2012. Pemanfaatan marka molekuler untuk mendukung perakitan kultivar


unggul kakao (Theobroma Cacao L.). Skripsi. Program Studi Agronomi. Institut
Pertanian Bogor.

12
LAMPIRAN

Lampiran 1.1 lokasi praktik sambung pucuk

Lampiran 1.2 proses pemasukan tanah ke dalam polybag

Lampiran 1.3 proses sambung pucuk bibit kakao

13
14

Anda mungkin juga menyukai