SURAH AL MULK
Insight :
*Refleksi tambahan surat Al Mulk ayat 1-2*
-Cobaan adalah aspek integral purifikasi seorang Muslim. Cobaan proporsional dari level
keimanan seseorang.
-Dari ayat 1 dan 2, merefleksikan sifat Allah Al-Aziz dan Al-Ghaffar dalam waktu yang
bersamaan. Jika kita lihat, kedua sifat tersebut sangat kontras —di satu sisi menunjukkan
kesan power, otoritas, dan hukuman, namun di satu sisi menampakkan kesan cinta,
memaafkan, dan kebaikan. Lalu, apa yang harus seorang Muslim lakukan mengenai keadaan
afterlifenya? Menurut Ust Khan, sebaiknya kita mengambil middle ground. Middle ground
disini berarti tidak pesimis secara ekstrem terhadap takdir diri di akhirat berkenaan sifat al-
Aziz Allah swt. (The Almighty/Maha Berkuasa), namun juga tidak lalai secara ekstrem dalam
berperilaku, karena menanggapi dan yakin bahwa sifat Allah adalah Al-Ghaffar (Maha
Pemaaf).
Adapun kata "Your sight will return frustrated and weary" ditunjukkan untuk orang yang
arogan yang mencari-cari ketidaksempurnaan ciptaan Allah swt.
untuk Ayat 5, yang berbunyi : And indeed, we adorned the lowest heaven with [stars like]
lamps, and made them [as missiles] for stoning [eavesdropping] devils, for whom We have
also prepared the torment of the Blaze", mengimplikasikan :
1. bahwa langit yang kita lihat (the lowest heaven) dihiasi bintang seumpama lentera (kata
yang dipakai " masabih) dan memberi cahaya langit malam — refleksi Allah yang menyukai
keindahan.
2. fungsi lain dari bintang itu sendiri, yakni "missile"/senjata untuk setan. Bahwa selain dunia
fisik, ada dunia spiritual paralel yang berdampingan dengan kita. Lebih jauh dalam review
Imam Al Qurtubi, dikisahkan bahwa malaikat menggunakan kekuatan bintang untuk
membentuk kobaran api untuk setan yang mengancam hidup manusia.
Hal ini ditambah lagi komentari oleh Imam Al Tabari :
"The creation of the stars is for three things : decoration of the nearest heaven, missiles to hit
the devils, and signs to guide travellers".
Refleksi dari Ust Khan : Jika bintang saja memiliki tujuan penciptaan,bahkan banyak tujuan
penciptaannya, mengapa kita berpikir bahwa 'life is purposeless'/ hidup kita tidak bertujuan?
Di verse 8, berbunyi : Every time a group is cast into it, its keepers will ask them, "Did a
warner not come to you?"
Hal ini merupakan sebuah pertanyaan retoris yang mengklarifikasikan bahwa orang-orang
yang masuk ke dalam neraka *sebenarnya* telah diberikan cukup peringatan dan banyak
kesempatan untuk berubah.
Imam Al Alusi memberikan komentari mengenai verse ini, dimana pertanyaan semacam ini
sebenarnya lebih memberikan penyiksaan psikologis/psychological torture yang menambah
physical torture orang-orang yang masuk ke neraka. Seakan akan diinterogasi mengenai
kesalahan, tetapi tidak juga bisa mengelak bahwa sebenarnya memang, di dunia, mereka telah
diperingatkan.
---
Kamis, 8 Desember 2022 - day 6
Avinindita - 233
Judul Buku : THE KINGDOM OF GOD - A FULLY ILLUSTRATED COMMENTARY ON
SURAH AL MULK
Halaman 49-53/128
Verse 10 Al Mulk .
And they will say, "If only we had been listening or reasoning, we would not be among the companions of
the Blaze."
-Di dunia, ada istilah 'hardened criminals' seperti pada California's San Quentin State Prison,
dimana seorang narapidana ini kerap kali melakukan aksi kejahatan berulang-ulang.
Namun, tidak pada Surah Al Mulk -- disini ditekankan akan adanya waktu dimana manusia
menyesal : jika saja saya mendengarkan peringatan Nabi dan menggunakan akal sehat, tentu
saja jalan hidup yang 'immoral' bsd Al Quran tidak akan dijalani.
-Verse ini juga memberikan perbedaan antara mendengar dan menyimak dalam konteks
menerima kebenaran.
"Being physically able to listen doesn't mean you can spiritually hear the message"
-Verse ini juga penting untuk menitikberatkan dua indra untuk manusia mendapatkan
'spiritual message' , yakni berpikir dan mendengar .
-Frasa 'if only we had listened or used our intellect' menunjukkan bahwa tanpa mendengarkan
pesan full dari Nabi, maka, seorang manusia selayaknya dapat mencapai sebuah titik
kebenaran dan mengoreksi moral judgment mereka berdasarkan daya intelektual mereka.
"Above all else, true intelligence is when a person recognises the truth, embraces it, and acts
upon it".
Verse 11 : And so they will confess their sins. So away with the residents of the blaze.
Kata sa'ir pada verse 11 ini selain menunjukkan blazing fire, juga berarti : hunger, insanity,
iron fire rod, dan raging fire.
Semua kata ini memberikan 'graphic description' untuk neraka.
---
Jumat, 9 Desember 2022 - day 7
Avinindita - 233
Judul Buku : THE KINGDOM OF GOD - A FULLY ILLUSTRATED COMMENTARY ON
SURAH AL MULK
Halaman 54-56/128
Verse 11 :
And so they will confess their sins. So away with the residents of the Blaze!
Dalam ayat ini, kata yang digunakan adalah dhanb, yang merupakan satu dari 8 kata yang
digunakan untuk 'dosa' dalam Al Quran.
Mengapa ada diversity dalam pilihan kata? Apa yang membuat 'dhanb' berbeda dengan dosa
lainnya?
Berikut ditampilkan 8 variasi kata yang berarti 'sins'/ 'dosa' dalam Al Quran :
1. Junah, artinya berinklinasi pada 'berdosa' atau aktivitas kriminal. Bisa berarti niatan jahat,
namun bukan perbuatan itu sendiri.
2. Hub - sesuatu yang melanggar peraturan. Quran menggunakan kata ini untuk
mendeskripsikan orang-orang yang mencuri dari anak yatim, dan berarti, merupakan elemen
dosa yang opresif.
3. Khati'ah : artinya 'melewati marka' --> terhadap dosa yang memang tidak direncakan
sebelumnya (tidak disengaja)
4. Sayyi'ah : dosa yang vulgar dan konsekuensinya dapat membuat perpetrator dosa ini
menjadi jahat.
5. Fahishah -- lebih memalukan dibandingkan dosa Sayyi'ah.
6. Munkar : jenis tindakan yang membuat hati orang-orang yang sehat secara moral merasa
jijik (tapi tidak dijelaskan lebih lanjut apa maksudnya dalam buku ini)
7. Ithm : menunda-nunda sesuatu yang baik, bagaimanapun, di Quran, kata ini menjadi acuan
dosa yang paling besar dari segala dosa , yakni menyekutukan Allah.
Ithm juga dapat berupa sesuatu yang diinginkan oleh jiwa, tetapi ketika kita mau
melakukannya/melakukannya, kita tidak merasa nyaman dgn hal tsb.
8. Dhanb : general word untuk dosa.
Overall comments : Cukup informatif bahwa 'sins' tidak dijelaskan dalam satu kata saja.
Namun alangkah lebih baik dalam buku ini apabila contoh tindakannya dijelaskan, terutama
untuk poin 4-5 yang kurang perbedaannya.
----
-Verse 14 :
How could He who created not know, when He is the Most Subtle, the All-aware?
> Menyiratkan Allah yang Maha mengetahui mengenai relung apapun di hati manusia, baik
yang sudah dipikirkan maupun yang sudah diucapkan/dilakukan.
Ada commentary yg bagus dari Ust Khan dalam verse ini : the rationale would be the
deisnger and manufacturer of an item will automatically know the most about the product.
What then if the product is only able to operate by the power and will of its Maker?
>Verse 'when He is the Most Subtle (al-Latif), the All-aware (khabir)?' --> refleksi terhadap
2 nama Allah.
Al khabir : Allah being discerning and knowing the intricacies of things.
Al Latif : that Allah managing the affairs of the world with care and wisdom
Berefleksi terhadap 2 nama ini mengimplikasikan bahwa dunia dan seisinya, baik dari
perencanaan maupun dari bagaimana sampai hari ini dunia berputar, adalah berdasarkan
expert knowledge Allah baik yang tampak maupun tidak.
Sehingga, kontras dgn 'planning' manusia, memang planning Allah adalah yang paling baik.
-Verse 15 : He is the One who smoothed out the earth for you, so move about in its regions
and eat from His provisions. And to Him is the ressurection [ of all].
Dalam ayat ini, kata 'smoothed out' = dhalul (Arabic) yang biasanya digunakan dalam
padanan kata 'menjinakkan' binatang.
"Had the earth, just like wild animals, not been tamed and made humble by Allah, human
beings would be unable to survive on it.
---
Verse 16-18 : Do you feel secure that the One Who is in heaven will not cause the earth to
swallow you up as it quakes violently? Or do you feel secure that the One Who is in heaven
will not unleash upon you a storm of stones. Only then would you know how serious My
warning was! And certainly those before them denied [as well] then how severe was My
response!
Verse 16-18, tidak seperti verse sebelumnya yang lebih 'gentle' menjadi pengingat bagi
orang-orang di dunia yang merasa 'aman' dan 'nyaman; bahwa event natural seperti gempa
bumi, tornado, dan juga angin puting beliung dapat dengan mudah Allah lepaskan sebagai
bentuk hukuman duniawi untuk kurangnya rasa syukur manusia dari Allah swt.
Hal ini sangat kontras dengan verse 15, yang mengatakan bahwa bumi adalah dhalul atau
'humbled'/dibuat ramah untuk manusia.
---
Verse 19
"have they not seen the birds above them, spreading and closing their wings? It is only the
Lord of Mercy who holds them up. Indeed, He is All-Seeing of everything."
> di samping bentuk morfologi burung yang memungkinkan mereka untuk terbang, namun
dengan phrase ' It is only the Lord of Mercy who holds them up', mengimplikasikan Allah
yang mendesain langit yang dapat memungkinkan terbangnya burung/pesawat, sebagaimana
halnya laut dimana perahu dapat berlayar.
Intra-Surah connection, ter-reflect juga pada ayat 15 sebelumnya, bahwa Allah sudah
memfasilitasi kehidupan di bumi sebagaimana mestinya.
Verse 20 - 21:
Also, which ˹powerless˺ force will come to your help instead of the Most
Compassionate? Indeed, the disbelievers are only ˹lost˺ in delusion.
Or who is it that will provide for you if He withholds His provision? In fact,
they persist in arrogance and aversion ˹to the truth˺.
kedua verse ini mengimplikasikan celaan terhadap orang-orang yang menyembah kepada
selain Allah pada saat itu, yakni patung-patung sesembahan di jazirah arab bernama Lat,
Uzza, dan Manat. Kaum yang melakukannya dalam buku ini disebut 'idolaters of Makkah'.
Secara kesimpulan, 2 verse ini menantang false belief dan mentalitas idolaters of Makkah.
Di verse 20 dikatakan bahwa sesembahan ini adalah 'powerless'.
Verse ini ada terkait dengan verse 16-17 yang menunjukkan bahwa bumi bisa saja 'menelan'
kita dalam kekuatannya, seperti gempa bumi, dan dosa-dosa seperti inilah yang terkait
dengan divine punishment tersebut,
--
Refleksi ayat 23
Say, [o prophet], He is the One Who brought you into being and gave you hearing, sight, and
intellect [yet] you hardly give any thanks.
Ada 4 blessings dalam kehidupan manusia, yakni :
1. keberadaan kita
2. Faculty of hearing
3. blessings dalam bentuk penglihatan
4. kecerdasan
Untuk hati seorang yang beriman dan orang yang mendengar [hear], bahwa Nabi membawa
kebenaran dan memberikan spiritual knowledge [intellect].
Order dari blessings/mukjizat ini juga memiliki esensi kebijakan.
Kata 'give you into being' diucapkan pertama, artinya, dibanding seluruhnya, kehidupan
adalah blessings yang pertama dan paling patut disyukuri oleh manusia.
3 hal yang menyertai adalah bagaimana kita bisa menikmati kehidupan itu sendiri --> how
human can enjoy his being.
"The ability tohear, see, and understand allows life to become meaningful and purposeful.
Moreover, they enable the person to discover the Signs of Allah and follow the Straight Path"
---
-'yet you hardly give any thanks' --> despite such love and generosity, people still do not
thank God as much as they ought to. bahkan untuk phrasa ini, qalilan ma tashkurun, secara
retoris berarti 'they give absolutely no thanks'
Berefleksi dari ayat ini, ibadah dan shukr sebenarnya sering digunakan bergantian
(interchangeably), apalagi pada ayat-ayat Quran yang mengilustrasikan betapa kaum Quraysh
menolak untuk beriman kepada Allah swt.
Ayat 24 :
[Also] say, He is the One Who has dispersed you [all] over the earth, and to Him you will
[all] be gathered.
menujukkan diversitas manusia yang sebegitu banyaknya yang diciptakan Allah dan akan
dikumpulkan di hari pembalasan.
kata 'dispersed' dalam bahasa Arab adalah dhara'a, artinya, menjadi tua.
Artinya : Allah adalah Yang menciptakan/membuat orang-orang untuk menjadi tua dan
mengalami kelemahan, kerentaan (dalam bahasa medis, ini disebut frailty)
Refleksi individu :
Dua ayat ini menarik karena :
1) adanya siklus kehidupan - youth/nurture/growth vs aging.
2) dalam ilmu kedokteran, terdapat istilah aging/penuaan yang dalam ayat 24
direpresentasikan kata dhara'a. penuaan ini ditandai dengan proses 'senescence' , dimana
pertumbuhan sel yang stabil berhenti di tingkat selular dan organisme.
Menarik bahwa beberapa penelitian modern ini memfokuskan pada percobaan substansi
'senolytics' yang dapat me'reverse' proses penuaan. Berhasil/tidaknya tentu saja masih dalam
tahap trial -- tapi dari kesemua hal tersebut, sains modern pun meyakini bahwa aging adalah
sesuatu yang natural, yang juga dibenarkan dalam Al Quran.