(K3)
Dosen Pengampu
Ns. Harizza Pertiwi, S. Kep, MN
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah mata kuliah Aggregate Community Nursing dengan topik “Potensi
Bahaya Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dari Segi Psikososial” sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam
menempuh pembelajaran pada Mata Kuliah Aggregate Community Nursing. Kami
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan support dan do’a kepada kami
2. Dosen pembimbing mata kuliah Aggregate Community Nursing Ibu Ns.
Harizza Pertiwi, S. Kep, MN
3. Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
pada umumnya, dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN 1
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
A.Latar Belakang 4
B.Rumusan Masalah 5
C.Tujuan 5
1. Tujuan Umum 5
2. Tujuan Khusus 6
BAB II KONSEP TEORI 7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 15
BAB IV PENUTUPAN 19
1. Kesimpulan 19
2. Saran 19
REFERENSI 20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Masalah psikososial merupakan masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan kesehatan atau pengaruh dari orang-orang disekitar. Oleh
karena itu, masalah atau bahaya psikososial dapat terjadi sebagai akibat atau dampak
kesehatan dari adanya proses interaksi kesehatan seseorang yang buruk. Upaya
pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan keselamatan dan
esehatan kerja di tempat kerja. Salah satu hazard atau bahaya yang dapat terjadi dalam
lingkungan pekerjaan adalah psikososial para pekerjanya. . Psikososial adalah hubungan
antara kondisi kesehatan seseorang atau pekerja dengan kesehatan mental/emosionalnya.
Hazard psikososial adalah suatu bentuk bahaya yang dapat mengancam kesehatan mental
para pekerja dan risiko penurunan produktifitas pekerja.
4
Hampir setengah dari populasi dunia adalah pekerja, ILO dan WHO
merekomendasikan pengembangan dan penerapan program berkelanjutan untuk
mengelola esehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja kesehatan di tingkat nasional,
sub-nasional dan fasilitas esehatan. Program tersebut harus mencakup semua bahaya
pekerjaan – menular, ergonomis, fisik, kimia, dan psiko-sosial.
Dikarenakan hal tersebut upaya atau pencegahan pada hazard psikososial yang
akan dibahas ini menjadi hal penting selain melindungi atau mencegah bahaya fisik atau
luar lainnya. Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak
pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun obyek perlindungan
dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risiko yang diperoleh. Seluruh pekerja
harus menikmati hak mereka atas pekerjaan yang layak, lingkungan kerja yang aman dan
sehat, dan perlindungan kesehatan untuk perawatan kesehatan, absen sakit dan penyakit
serta cedera akibat kerja.
5
Untuk mengetahui bahaya psikosial dalam keselamatan dan kesehatan kerja
6
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Definisi
2.1.1 Definisi Keselamatan Dan Kecelakaan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kesehatan kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya
menuju masyarakat kesehatan dan sejahtera. Secara keilmuan, keselamatan dan kesehatan
kerja adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Keselamatan kerja bersifat
kesehatan dan sasarannya adalah lingkungan kerja, sedangkan kesehatan kerja bersifat
medis dan sasarannya adalah manusia (Redjeki, 2016).
Kecelakaan kerja adalah kejadian tak terduga yang dapat menyebabkan cedera
atau kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian dari perusahaan, pekerja
maupun keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma bagi kedua
pihak. Bagi pekerja cedera akibat kecelakaan dapat berpengaruh terhadap kehidupan
pribadi, keluarga dan kualitas hidup pekerja tersebut. Bagi perusahaan terjadi kerugian
produksi akibat waktu yang terbuang pada saat melakukan penyeledikan atas kecelakaan
tersebut serta biaya untuk melakukan proses hukum atas kecelakaan kerja. Kecelakaan
dapat dibagi menjadi dua jenis, kecelakaan langsung dan kecelakaan tidak langsung.
Setiap kecelakaan bukan peristiwa tunggal, namun terjadi karena penyebab yang saling
berkaitan (ridley, 2008).
7
1. Situasi kerja : pengendalian manajemen yang kurang, standar kerja yang minim, tidak
memenuhi standar, perlengkapan yang tidak aman, tempat kerja yang tidak mendukung
keamanan (getaran, tekanan udara, ventilasi, penerangan, dan kebisingan yang tidak
aman), peralatan atau bahan baku yang tidak aman.
2. Kesalahan orang : keterampilan dan pengetahuan minim, masalah fisik atau mental,
motivasi yang minim atau salah penempatan, perhatian yang kurang.
3. Tindakan tidak aman : tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui, mengambil
jalan pintas, tidak emnggunakan perlengkapan keselamatan kerja selama bekerja, bekerja
dengan kecepatan berbahaya
8
4. Pengurangan bahaya
a. Memodifikasi perlengkapan secara teknis
b. Alat pelindung diri
5. Melakukan penilaian risiko
6. Pengendalian risiko residual
a. Dengan sarana teknis-alarm, pemutusan aliran
b. System kerja yang aman
c. Pelatihan para pekerja
9
f. Mengelola p3k dan tindakan darurat
10
Sasaran keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit yaitu pengelola dan karyawan
rumah sakit. Sedangkan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit yaitu
terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif untuk pekerja, aman dan sehat
bagi pasien, pengujung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses
pelayanan rumah sakit berjalan baik. Adapun tujuan khusus keselamatan dan kesehatan kerja
di rumah sakit sebagai berikut :
1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjuang tercapainya k3 di rumahsakit (K3RS)
2. Meningkatnya profesionalisme dalam hal k3 bagi management, pelaksana dan pendukung
program
3. Terpenuhi syarat-syarat k3 di setiap unit kerja
4. Terlindungainya pekerja dan mencegah terjadinya pak dan kak
5. Terselanggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh
6. Peningkatan mutu, citra, dan produktifitas rumah sakit
(Redjeki, Sri. 2016)
11
ini dapat menimbulkan stress dan berbahaya bagi kesehatan. Risiko yang ditimbulkan
dengan adanya bahaya psikososial ini adalah stress kerja.
12
1. Cemas
2. Gelisah
3. Gangguan kepribadian
4. Penyimpangan seksual
5. Ketagihan kesehatan dan psikotropika, Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah
potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa
stress
13
masalah karir ganda
3. Konten Pekerjaan
Kategori Kondisi Yang Menentukan Bahaya
Lingkungan kerja dan Masalah terkait keandalan, ketersediaan, kesuaian,
perlengkapan kerja dan pemeliharaan atau perbaikan peralatan dan
fasilitas
Desain tugas Kurangnya variasi atau siklus kerja yang pendek,
pekerjaan yang terfragmentasi atau tidak berarti,
keterampilan yang kurang digunakan, ketidakpastian
yang tinggi
Beban kerja Beban kerja berlebih atau kurang, kurngnya control
terhadap kecepatan, tingkat tekanan waktu yang
tinggi
Jadwal kerja Shift kerja, jadwal tidak flexible, jam kerja tidak
terduga, jam kerja Panjang atau tidak sosial
14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Data demografi
2. Riwayat pekerjaan: perlu juga dikaji apakah ada keluhan jam kerja berlebih, beban
kerja, ketidakpastian promosi dan penghasilan, beban kerja dan bahaya lainnya.
3. Pengkajian psikosial: kaji bagaimana konsep diri termasuk status pergaulan, interaksi
dengan orang lain, serta gaya hidup termasuk dalam kategori bahaya di lingkungan
kesehatan. Selain itu bahaya di diri individu dapat berupa rasa cemas, sulit
mengungkapkan pendapat dan tidak tahan bekerja dalam tekanan.
4. Pengkajian Manajemen Koping : Kaji bagaiamana mekanisme koping yang
digunakan setiap menemui suatu kesulitan
• DO:
a. Tampak cemas, gelisah, tidak konsentrasi, nadi cepat, keringat dingin
b. Sulit tidur
c. Sering berkemih
15
d. Tremor
16
Observasi :
c. Identifikasi tingkat stress
d. Identifikasi stress
Terapeutik :
e. Lakukan reduksi ansietas (mis. Anjurkan napas dalam sebelum prosedur)
f. Lakukan manajemen pengendalian marah, jika perlu
g. Pahami reaksi marah terhadap ansietas
h. Beri kesempatan untuk menenagkan diri
i. Pastikan asupan nutrisi yang adekuat untuk meningkatkan resistensi tubuh terhadap stress
Edukasi :
j. Anjurkan mengatur waktu untuk mengurangi kejadian ansietas
k. Anjurkan mengendalikan tuntutan orang lain dengan negosiasi atau mengatakan “tidak”
l. Anjurkan memenuhi kebutuhan yang prioritas dan dapat diselesaikan
17
Dx. 3 : Koping Tidak Efektif (D.0096)
Intervensi :
Manajemen Kesehatan Kerja (I14512)
Observasi :
a. Identifikasi kesehatan pekerja (mis. Fungsi fisik, jiwa, spiritual, dan kebiasaan)
b. Identifikasi keseha risiko penyakit dan kecelakaan kerja
Edukasi :
c. Informasikan pekerja terkait zat atau alat yang berbahaya bagi keehatan
d. Ajarkan tentang kesehatan dan modifikasi lingkungan kerja yang sehat
18
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hazard Psikososial merupakan kesehatan dan situasi yang berkaitan dengan tempat
kerja yang dapat memicu stress, ketegangan emosional, dan masalah interpersonal. Hal-hal
yang berpotensi yang dapat membahayakan pekerja dari hazard psikososial ini diantaranya
seperti jam kerja yang berlebihan dan tidak adanya rotasi shift kerja, tekanan di tempat kerja,
penyalahgunaan narkoba dan alcohol, gangguan seksual, dan lain-lain.
Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik
fisik dan karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya
ini dengan baik maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan
akan mengalami gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja
keryawan.
Sasaran keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit yaitu pengelola dan karyawan
rumah sakit. Sedangkan tujuan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit yaitu
terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif untuk pekerja, aman dan sehat
bagi pasien, pengujung, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses
pelayanan rumah sakit berjalan baik.
4.2 Saran
Diharapkan manajemen Kesehatan diperhatikan bagi para pekerja untuk mencegah
adanya hazard dalam Kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sehingga diharapakan karyawan
maupun pegawai dapat bekerja secara produktif dan aman.
19
REFERENSI
https://muhyidin.id/bahaya-psikososial-di-tempat-kerja/#Definisi_Bahaya_Psikososial
Redjeki, Sri. (2016). Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Pusdik SDM Kesehatan : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI
20