Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN


KASUS AMPUTASI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II
01

02

Kelompok 1 03

04
Dyah Puspita
Kezia Melson 05
Oktavina Resky
Putri Maria 06
Wina Ayu

Let's Get Started


DEFINISI
Amputasi adalah hilang atau putusnya bagian tubuh, seperti jari,
lengan, atau tungkai. Kecelakaan atau prosedur pemotongan bagian
tubuh tertentu untuk mengatasi suatu kondisi atau penyakit bisa
menyebabkan terjadinya amputasi. Amputasi akibat cedera terjadi
dalam 2 hal yaitu secara parsial atau total. Parsial berarti masih ada
sebagian atau beberapa jaringan lunak yang tersambung sedangkan
amputasi total adalah organ tubuh penderita terputus seluruhnya.
(Kemenkes, 2022).
ETIOLOGI
Trauma adalah penyebab utama amputasi pada populasi yang lebih
muda dan lebih sering terjadi pada pria karena paparan lebih tinggi
terhadap bahaya kerja. Amputasi juga dapat di indikasikan pada luka
bakar termal ataupun listrik, frostbite yang parah, dan gangren. Tumor
ganas juga dapat menjadi penyebab amputasi, tetapi hal ini jarang
terjadi karena kemajuan dalam penyelamatan ekstremitas (Daniels &
Nicoll, 2012b).
FAKTOR RESIKO
Akibat penyakit vaskular perifer yang tidak dapat
direkonstruksi dengan nyeri iskemik atau infeksi.

Nyeri atau infeksi yang tidak dapat


ditoleransi lagi pada pasien yang tak dapat bergerak.

Infeksi yang menyebar secara luas dan tidak responsif


terhadap terapi konservatif.
KLASIFIKASI
Amputasi Terbuka (guillotine amputasi) : Dilakukan pada infeksi yang
berat, dimana pemotongan pada tulang dan otot pada tingkat yang
sama. Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar
luka bersih, dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi.

Amputasi Tertutup (flap amputasi : Dilakukan dengan cara membuat


skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan memotong kurang
lebih 5 cm dibawah potongan otot dan tulang (Setia Adi Nugroho,
2021).
MANIFESTASI KLINIS
Phantom sensation : phantom sensation dapat juga terasa sangat nyata
sehingga pasien dapat mencoba untuk berjalan dengan kaki yang telah
diamputasi. Biasanya sensasi terakhir yang hilang adalah berasal dari
jari. Terasa seolah-olah masih menempel pada puntung.

Phantom Pain : pada phantom pain nyeri dapat terasa seperti kram
dan sengatan listrik serta bersifat intermitten, berkelanjutan, hilang
timbul dalam suatu siklus yang berdurasi beberapa menit. Sering pula
digambarkan sebagai rasa nyeri seperti diputar atau distorsi dari
bagian tubuh. (Aditya Denny Pratama, 2018).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Foto rontgen Plestimografi

CT Scan LED

Angiografi Kultur luka

Ultrasound Droppler Biopsi

Tekanan O2 transkutaneus Hitung darah lengkap


PENATALAKSANAAN
Post OP
Pasang balut steril, tonjolan-tonjolan hilang dibalut tekan.
Pemasangan perban elastik harus hati-hati jangan sampai terjadi
kontraksi puntung diproksimalnya sehingga distalnya iskemik.

Meninggikan puntung dengan meangkat kaki jangan di tahan


dengan bantal, sebab dapat menjadikan fleksi kontaktur pada paha
dan lutut.

Luka ditutup, drain diangkat setelah 48-72 jam sedangkan puntung


tetap dibalut tekan, angkat jahitan hari ke 10-14.
Amputasi bawah lutut tidak boleh menggantung di pinggir tempat
tidur/berbaring/duduk lama dengan fleksi lutut.

Amputasi diatas lutut jangan dipasang bantal diantara


paha/membiarkan abduksi puntung/menggantungnya waktu jalan
dengan kruk untuk mencegah kontraktur lutut dan paha.
KONSEP KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN KASUS AMPUTASI
Pengkajian Pola kebiasaan
Biodata
sehari-hari

Keluhan utama Pemeriksaan fisik (sistem Riwayat


integumen, sistem psikososial
cardiovaskuler, sistem
respirasi, sistem urinari, cairan Pemeriksaan
Riwayat & elektrolit, sistem neurologis, diagnostik
penyakit masa sistem muskuloskeletal)
lalu
Riwayat penyakit
sekarang
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (amputasi) (D.0077).

Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur atau bentuk tubuh


(amputasi) (D.0083)

Gangguan mobilitas fisik b.d keenganan melakukan pergerakan


(D.0054)

Risiko jatuh d.d anggota gerak bawah prostesis (buatan) (D.0143)

Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer


(kerusakan integritas kulit) (D.0142)
INTERVENSI KEPERAWATAN 01
Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik
02

Intervensi : 03
Kriteria hasil : a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
a. Kemampuan mengenali frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
penyebab nyeri meningkat.
04
b. Kemampuan b. Identifikasi skala nyeri.
menggunakan teknik c. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk 05
nonfarmakologis mengurangi rasa nyeri.
meningkat.
c. Dukungan orang
d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri 06
terdekat meningkat. dalam pemilihan strategi meredakan nyeri.
d. Keluhan nyeri menurun. d. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
e. Monitor efektivitas analgesic.
INTERVENSI KEPERAWATAN 01
Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur atau bentuk tubuh
(amputasi) 02

Intervensi : 03
Kriteria hasil : a. Identifikasi perubahan citra tubuh yang
a. Verbalisasi kehilangan
mengakibatkan isolasi sosial 04
bagian tubuh membaik
b. Verbalisasi perasaan b. Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap
negatif tentang perubahan diri sendiri 05
tubuh menurun c. Diskusikan perbedaan penampilan fisik
c. Menyembunyikan bagian
tubuh berlebihan menurun
terhadap harga diri 06
d. Respon nonverbal pada d. Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi
perubahan tubuh membaik citra tubuh
e. Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN 01
Gangguan mobilitas fisik b.d keenganan melakukan pergerakan
02

Intervensi : 03
a. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
Kriteria hasil :
lainnya 04
a. Nyeri menurun
b. Kaku sendi menurun b. Identifikasi toleransi fisik melakukan
c. Gerakan tidak pergerakan 05
terkoordinasi menurun c. Monitor kondisi umum selama melakukan
d. Gerakan terbatas
menurun
imobilisasi 06
e.Kelemahan fisik menurun d. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
e. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
dalam meningkatkan pergerakan
INTERVENSI KEPERAWATAN 01
Risiko jatuh d.d angota gerak bawah prostesis (buatan)
02

Intervensi : 03
Kriteria hasil :
a. Jatuh dari tempat tidur a. Identifikasi faktor risiko jatuh
menurun b. Orientasikan ruangan pada pasien dan 04
b. Jatuh saat berdiri keluarga
menurun
c. Jatuh saat berjalan
c. Gunakan alat bantu berjalan 05
menurun d. Libatkan keluarga untuk membantu pasien
d. Menopang berat badan dalam meningkatkan ambulasi 06
meningkat e. Monitor kondisi umum selama melakukan
e. Nyeri saat berjalan
menurun mobilisasi
f. Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
bantu
INTERVENSI KEPERAWATAN 01
Risiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan
integritas kulit) 02

Intervensi : 03
Kriteria hasil : a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
a. Kebersihan tangan sistemik 04
meningkat b. Berikan perawatan kulit pada area edema
b. Kebersihan badan
meningkat
c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 05
c. Nyeri menurun dengan pasien dan lingkungan pasien
d. Bengkak menurun d. Pertahankan Teknik aseptik pada pasien 06
e. Cairan berbau busuk berisiko tinggi
menurun
e. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
f. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
KESIMPULAN
Amputasi adalah hilang atau putusnya bagian tubuh, seperti jari,
lengan, atau tungkai. Penyebab umum dari amputasi adalah trauma,
adanya gangrene maupun penyakit peripheral vascular. Tanda dan
gejala yang dapat ditemukan pada pasien post operasi adalah
phantom sensation dan phantom pain. Penatalaksanaan pre post
amputasi antara lain, tingkatan amputasi, penatalaksanaan sisa
tungkai, balutan rigid tertutup, balutan lunak, amputasi bertahap,
protesis. Sedangkan perawata pasca operasi yaitu, pasang balut steril,
meninggikan puntung, luka ditutup, Amputasi bawah lutut tidak boleh
menggantung di pinggir tempat tidur/berbaring/duduk lama dengan
fleksi lutut. Amputasi atas lutut jngan menaruh bantal diantara paha.
01

02

03

Thank you! 04

05

06

Anda mungkin juga menyukai