STEP 1 :
MENCARI KATA SULIT
1. Edema Ekstremitas (Zibda)
2. Ventricular hypertropy (Chofifah)
3. Kardiomegali (Tiara)
4. Capilarry Refill (Faiza)
5. Furosemid (Annisa)
STEP 2 :
KATA KUNCI :
1. Sesak Nafas (Zidan)
2. Gagal jantung (Zibda)
3. Edema estremitas (Zibda)
MENCARI MASALAH
1. Pengkajian
2. Diagnosa (Fitriana)
3. Intervensi (Khisna)
4. Implemetasi
5. Evaluasi
6. Apa saja komplikasi gagal jantung (Chofifah)
7. Apa penyebab dari gagal jantung kongestif? (Rizkiyah)
8. Bagaimana pencegahan pada penyakit gagal jantung kongestif (Tiara)
9. What is the pathophysiology of the hearth failure? (Annisa)
10. Bagaimana tanda dan gejala penyakit gagal jantung (Alan)
11. Bagaimana penatalaksaan diet pada pasien gagal jantung kongestif? (Fitriana)
12. Apakah pasein gagal jantung kongestif dapat disembuhkan? (Rizkiyah)
13. What factors affect congestive heart failure? (Annisa)
14. Apakah faktor risiko dari gagal jantung? (Chofifah)
15. Kondisi apa saja yang dapat menyebabkan gagal jantung kongestif (Annisa)
16. Apa perbedaan dari gagal jantung dan gagal jantung kongestif? (Rizkiyah)
STEP 3
MENJAWAB PERTANYAAN :
1. Pengkajian
1. Keluhan utama : Keluhan klien dengan CHF adalah kelemahan saat beraktivitas
dan sesak napas.
2. Riwayat penyakit saat ini : Pengkajian RPS yang mendukung keluhan utama
dilakukan dengan mengajukan serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik
klien secara PQRST
3. Riwayat penyakit dahulu : Pengkajian RPD yang mendukung dengan mengkaji
apakah sebelumnya klien pernah menderita nyeri dada, hipertensi, iskemia
miokardium, diabetes mellitus, dan hiperpidemia.
4. Riwayat keluarga : Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami
oleh keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia produktif, dan
penyebab kematiannya.
5. Riwayat pekerjaan dan kebiasaan : Perawat menanyakan situasi klien bekerja dan
lingkungannya. Menanyakan kebiasaan dan pola hidup misalnya minum alkohol atau
obat tertentu
6.Pemeriksaan fisik :
a) B1 (breathing) : Kongesti Vaskular Pulmonal, Dispnea, Ortopnea, Batuk, Edema
pulmonal
b) B2 (blood) : inspeksi, palpasi, auakultasi, perkusi, penurunan curah jantung, Bunyi
Jantung dan CracklesDisritmia, Distensi Vena Jugularis, Kulit dingin, Perubahan
nadi.
c) B3 (brain) : Kesadaran klien biasanya compos mentis, didapatkan sianosis perifer
apabila gangguan perfusi jaringan berat.
d) B4 (bladder) : Pengukuran volume keluaran urine selalu dihubungan dengan
intake cairan.
e) B5 (bowel) : Hepatomegali, Anoreksia.
f) B6 (bone) : Edema, Mudah lelah. (fitriana)
2. diagnose
a. Nyeri Akut b/d agen pencedera fisiologis (CHF)
b. Defisit Pengetahuan b/d kurang terpapar informasi mengenai Gagal Jantung
Kongestif (CHF) (Fitriana)
c. Resiko Penurunan Curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi mengenai
gagal jantung kongstif (CHF) (Annisa)
e. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas ditandai
dengan pasien mengalami sesak nafas (Dipsnea) (Tiara)
3. Intervensi
Diagnosa : nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis (CHF)
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam nyeri pasien dapat berkurang dengan kriteria
hasil :
- keluhan nyeri 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun)
- meringis 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun)
- kesulitan tidur 2 (cukup meningkat) menjadi 4 (cukup menurun)
Manajemen nyeri (intervensi utama)
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Indentifikasi skala nyeri.
3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri.
5. Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Teraputik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (nafas dalam,
kompres hangat)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur.
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri.
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analgetik (jika perlu) (fitriana)
4. Implementasi
1. Mengkaji skala nyeri 2. Mengobservasi tanda tanda nyeri
3. Mengkolaborasikan dengan dokter pemberian obat analgetik
4. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
5. Melakukan penyuluhan kesehatan sesuai indikasi. (fitriana)
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada proses perawatan klien dengan gagal jantung
1. Bebas dari nyeri
2. Terpenuhinya aktivitas sehari-hari
a) Tanda-tanda vital kembali normal
b) Terhindar dari risiko penurunan perfusi perifer
c) Tidak terjadi kelebihan volume cairan
d) Tidak sesak
e) Edema ekstermitas tidak terjadi
3. Menunjukkan peningkatan curah jantung
4. Menunjukkan penurunan kecemasan
5. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya (fitriana)
8. a. Mengonsumsi makanan sehat yang cukup mengandung zat besi, serta menghindari
asupan garam yang berlebihan.
b. Menjaga berat badan.
c. Berhenti merokok.
d. Membatasi konsumsi minuman keras.
e. Berolahraga secara teratur.
f. Menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah pada batas sehat. (Zidan)
9. Patofisiologi gagal jantung dengan fraksi ejeksi normal (heart failure with preserved
ejection fraction/HFpEF) melibatkan perubahan pada relaksasi dan pengisian
ventrikel kiri, remodelisasi ventrikel kiri beserta perubahan geometrinya, dan
perubahan pada kepatuhan ventrikel dan vaskuler. (Faizah)
10. Gejala awal yang umumnya terjadi pada penderita gagal jantung yakni
dyspnea(sesak napas), mudah lelah dan adanya retensi cairan (Tiara)
11. Pada pasien gagal jantung kongestif dapat diberikan jenis diet jantung dan indikasi
pemberian: i) Diet jantung I Diet jantung I diberikan pada pasien dengan penyakit
jantung akut, diet diberikan berupa 1-1,5 liter cairan hari selama 1-2 hari pertama
bila pasien dapat menerimanya. Diet ini rendah energi dan zat gizi, maka sebaiknya
hanya diberikan selama 1-3 hari. ii) Diet jantung II Diet ini diberikan dalam bentuk
makanan saring atau lunak, sebagai perpindahan dari diet jantung I atau
setelah fase akut terlewati. Jika terdapathipertensi dan/atau edema, diberikan diet
jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah energi, protein, kalsium dan tiamin. iii)
Diet jantung III Diet ini diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa, sebagai
perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien dengan kondisi yang tidak terlalu
berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema maka diberikan diet jantung III garam
rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium tetapi cukup zat gizi lain.
iv) Diet jantung IV Diet ini diberikan dalam bentuk makanan biasa, sebagai
perpindahan dari diet jantung III atau kepada pasien jantung dengan keadaan ringan.
Jika disertai hipertensi dan/atau edema diberikan Diet Jantung III garam rendah. Diet
ini cukup energi dan zat gizi lain. (Fitriana)
12. Pada sebagian besar kasus, gagal jantung merupakan kondisi seumur hidup yang
tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Sehingga pengobatan yang dilakukan hanya
untuk mencegah kondisi penyakit memburuk serta mengontrol gejala selama
mungkin. Tetapi jika penderita bisa selalu berikhtiar dan allah menghendaki untuk
penderita itu sembuh maka penyakit tersebut bisa disembuhkan. (Fitriana)
STEP 4
MIND MAPPING
(Zibda)
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/bio/article/download/2630/4565
https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-jantung-kongestif
http://library.poltekkesjakarta1.ac.id/repository/index.php?
p=show_detail&id=1400&keywords=
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/
http://repository.pkr.ac.id/