Ach Baiquni
achbaiquni@iainmadura.ac.id
Abstract
Most Muslim societies especially in Indonesia understand that all traditions contain innocence but in
reality scholars try to reclassify that in understanding the traditions, people who will understand the
traditions must know and sort out and choose whether the traditions that contain shariah or not,
Mahmud Syaltut is present to offering this theory, so that the Islamic Community is not complacent
that everything contained in the hadith contains Shariah, even though it is not because in living
everyday life the Prophet Muhammad works as the head of the State, the Messenger of God, the
husband, the father of his child and the leader of the war. Now this is what makes the reason someone
who wants to understand the hadith must know the text and context of the hadith. The purpose of this
study is to elaborate on the thought of the Hadith Mahmud Syaltut about how to understand the
hadith, while the research method is literature by examining the book by Mahmud Syaltut "al-Islam
al-Aqidah Wa Shari'at as a primary source while other books related to hadith thought used as a
secondary source. The research concluded that Mahmud Syaltut offered and popularized the theory in
understanding hadith with the terms tasri and ghairu tasri, even though the theory had been
conceptualized differently by previous scholars such as al-Dikhlawi and al-Qarafi.
*IAIN Madura
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019
kedudukan tidak seperti al-Qur’an yang Salah satu dari keempat pemikir
dijamin keotentikannya. Untuk menerima tersebt yaitu Mahmud Syaltut yang
hadis sebagai hujjah menyisakan berbagai mempunyai keunikan yaitu telah
persoalan yang kompleks baik terkait mempopulerkan teori ini, bahkan Al-
dengan persoalan sanad ataupun matan Qardawi3 mengakui bahwa dasarnya
sehingga bisa ditentukan apakah hadis sudah ada tetapi teorinya agak berbeda
tersebut layak disebut hadis maqbul atau dengan pendahulunya. Penelitian ini
mardud. mencoba untuk menguraikan pemikiran
Permasalahan lain dalam mema- hadis Mahmud Syaltut tentang tipologi
hami konteks hadis khususnya di dunia atau cara memahami hadis, apakah hadis
kontemporer saat ini, tidak cukup hanya tersebut layak dijadikan sebagai hujah dan
dengan validitas hadis tersebut, namun yang mengikuti ajaran hadis tersebut
memerlukan perangkat lain untuk bisa mendapatkan pahala atau hadis tersebut
memahaminya dengan tepat dan bukan dalam kategori syari’at (non tasri’)
mempraktekan perubahan sosial yang mengerjakan tidak akan mendapat-
masyarakat saat ini, pradigma pemikiran kan pahala.
modern dan problematika konteks-
tualisasi hadis. Biografi Mahmud Syaltut
Para pemikir modern diakui Penulis buku “al-Islam al-Aqidah
memang sudah banyak berperan dalam Wa Syari’at” mempunyai julukan yang
modernisasi pemahaman hadis, Abdul sangat agung “Syaikh al-Akbar Mahmud
Majid Khon menyebutkan” dalam bidang Syaltut” nama yang dikagumi oleh
sosial telah diletakan dasar-dasar status kalangan muslim. Dia lahir pada 23 April
sunnah apakah sunnah tersebut masuk 1893 di desa Miqyat Bukhaira Mesir, dia
dalam ketegori pencipta syariat atau berasal dari keluarga petani yang taat
tidak” ada 4 ulama terkenal yang telah beribadah, bapaknya petani yang kaya
mempopulerkan teori ini: Syihab al-Din dan alim dalam bidang agama sehingga
al-Qarafi (w. 684 H), Syekh Waliyullah dia didik sejak kecil belajar agama dan
Ad-Dikhlawi (w. 1176), Syekh Mahmud menghafal al-Qur’an seperti lazimnya
Syaltut dan Yusuf al-Qardawi akan tetapi orang Arab. Pada umur 4 tahun dia sudah
mungkin dalam penyebutannya berbeda- hafal al-Qur’an. Beranjak dewasa ia masuk
beda.2 sekolah Ma’had al-Din di Iskandariah
38
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)
kemudain setelah itu baru melanjutkan Din dia terkenal denga tulisannya, berkat
studi ke al-Azhar University.4 kekereatifannya dia sering menjadi
Setelah menyelesaikan studinya, narasumber di berbagai pertemuan
dia dipercaya untuk menjadi dosen di al- khususnya yang terkait dengan persoalan
Azhar, setelah beberapa tahun mengabdi hukum Islam. Kepopuleran Syaltut dalam
di almamaternya dia membuat gebrakan tulisannya membuatnya dipangil lagi
pembaruan pemikiran di al-Azhar, waktu untuk mengajar di Al-Azhar sampai
itu ide ini didukung oleh Syekh al-Azhar kemudian dia dipercayai menjadi Wakil
Syekh al-Maraghi. Dia mendirikan Syekh al-Azhar dan tak lama kemudian
organisasi al-Jamaah al-Thariq bainal dinobatkan sebagai Syekh al-Azhar.6
Madhahid yang beranggota kalangan Mahmud Syaltut memiliki banyak
Sunni dan Syi’ah, salah satu tujuan prestasi dalam pembaharuan al-Azhar dan
mendirikan organisasi ini adalah pembaharuan Islam antara lain: banyak
mencitakan humanism pemikiran antara karya-karya pengetahuan yang berbahasa
intenal maupun eksternal madhab sunni Prancis diterjemah ke dalam Bahasa Arab
atau syi’ah. Namun, ide ini banyak yang dan bisa membuka cakrawala pemikiran
mentang dan pada akhirnya member- masyarakat Mesir, "al-Masuliyyah al-
hentikan al-Maraghi sebagai Syaikh al- Madaniyah wa al-Jinaiyyah fi al-Syari'ah
Akbar karena pemikirannya terlalu liberal. al-Islamiyyah" ide pembaruan syari’at dan
Al-Maraghi digantikan oleh Muhammad lain-lain. Selain itu, ia pernah
Ahmad Azwahiri. 5 mendapatkan kehormatan sebagai Doktor
Penganti Mustofa al-Maraghi ini Honuris Causa di UIN Sunan Kalijaga
juga tidak sepandangan dengan ide Jogjakarta.
Mahmud Syaltut yang ingin Karya-karyanya antara lain: Al-
memperbaharui pemikiran di Al-Azhar Islam; ‘Aqidah wa Syari’ah, Al-
yang dianggap kolot dan ketingalan dari Fatawa, Al-Qur’an wa al-Mar’ah, Fiqh
Negara barat yang sudah maju. Ternyata al-Qur’an wa as-Sunnah, Al-Qur’an wa al-
hal ini berimbas pada Mahmud Syaltut Qital, Kitab Muqaranah al-Mazahib, Al-
yang tidak diberi jadwal mengajar dan Mas’uliyyah al-Madaniyyah wa al-
peran di Al-Azhar. Syaltut tidak putus asa Jina’iyyah fi as-Syari’at al-Islamiyyah, Al-
dengan sanksi yang diberikan rektor baru Islam wa al-Wujud ad-Dualui li al-Islam,
al-Azhar dia tetap berusaha lewat tulisan Tanzim al-‘Alaqoh ad-Dualiyyah fi al-
diberbagai majalah. Sejak di Ma’had al-
39
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019
Islam, Tanzim an-Nas, Tafsir al-Qur’an al- Model yang ditawarkan Mahmud
Karim. Syaltut ini meminjam istilah Munir dan
Sudarsono adalah pergerakan untuk
Pemikiran Hadis Mahmud Syaltut menyesuaikan paham-paham keagamaan
1. Definisi Hadis atau Sunnah Islam dengan perkembangan baru yang
Mahmud Syaltut dalam bukunya ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
“al-Islam al-Aqidah wa Syari’ah” pengetahuan modern dan teknologi yang
menjelaskan dua definisi sunnah menurut sangat canggih.9
ulama Ushul Fiqih dan Fiqih. Seperti Selain itu, pembaharuan merupa-
kebanyakan penulis ilmu hadis, sunnah kan sistem koreksi terhadap penyim-
didefinisikan dengan “apa yang pangan ajaran dan nilai-nilai yang
diriwayatkan dari Nabi Muhammad baik mengancam kelestarian ajaran Islam serta
perbuatan atau perkataan atau tagrir ajaran-ajaran yang datang dari luar
(ketetapan)”. Definisi ini menunjukan Islam.10 Hal ini sejalan dengan pandangan
bahwa sunnah adalah sumber kedua Harun yang mengatakan bahwa
setelah al-Qur’an serta menjadi penjelas modernisasi dalam masyarakat Barat yang
terhadap al-Qur’an ada perkataan ulama kemudian dikembangkan oleh masyarakat
yang mengatakan bahwa dasar syari’at Muslim mempunyai arti yaitu gerakan,
(ushul al-Syari’ah) al-Kitab dan Sunnah.7 pikiran, aliran serta usaha-usaha untuk
Definisi yang disimpulkan oleh merubah paham-paham adat-istiadat,
Mahmud Syaltut masuk dalam kategori institusi lama dengan tujuan untuk
pembaharuan pemikiran hadis atau kalau menyesuaikan dengan suasana baru yang
meminjam istilah Majid Khon modernisasi ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
sunnah. Ia mengutip pandangan Qurais pengetahuan dan teknologi modern.11
Shihab yaitu gerakan untuk merombak 2. Kreteria Hadis Ghayr tasriah dan
cara-cara kehidupan lama menuju bentuk tasriiyah
atau model kehidupan yang baru Para pendahulu Mahmud
penerapan model baru, permodernan Syaltut, al-Qarafi dan al-Dihlawi
sejalan dengan pandangan ini Harun sebenarnya telah menyusun kerangka
Nasution mengatakan bahwa proses pembagian hadis dalam dua bagian.
pemodernan atau pembaharuan dari Pada dasarnya, mereka berangkat dari
model lama menuju model baru.8 persoalan yang sama yaitu
kegelisahannya melihat realitas
40
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)
41
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019
42
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)
btasan-batasan keislaman ق ٍ ْس ِلع ِْر َ سلَّ َم قَا َل َم ْن أَحْ َيى أ َ ْرضًا َم ِيتَةً فَ ِه
َ ي لَهُ َولَي َ علَ ْي ِه َو َّ
َ َُّللا
seperti perbedaan orang ُس ٌن غ َِريبٌ َو َقدْ َر َواه َ ِيث َح ٌ سى َهذَا َحد َ ظال ٍِم َح ٌّق قَا َل أَبُو عِي َ
علَ ْي ِه َّ ص َّلى
َ َُّللا َ ع ْن أ َ ِبي ِه
َ ِ ع ْن ال َّن ِبي َ َ ع ْن ِهش َِام ب ِْن ع ُْر َوةَ ض ُه ْم ُ َب ْع
beriman dan kafir,
ض أ َ ْه ِل ْالع ِْل ِم
ِ ث ِع ْندَ َب ْع ِ علَى َهذَا ْال َحدِي َ س ًًل َو ْالعَ َم ُل
َ سلَّ َم ُم ْر
َ َو
berhubungan dengan
غي ِْر ِه ْم َوه َُو قَ ْو ُلَ سلَّ َم َو
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ ِ ب ال َّن ِبي
ِ ص َحا ْ َ مِ ْن أ
Allah dan sifat-sifatnya,
ض ْال َم َواتَ ِبغَي ِْر ِإ ْذ ِن َ ي ْاْل َ ْر َ أَحْ َمدَ َو ِإ ْس َحقَ قَالُوا لَهُ أ َ ْن يُحْ ِي
berhubungan dengan َ ْس لَهُ أ َ ْن يُحْ ِي َي َها إِ ََّّل ِبإِذْ ِن الس ُّْل َ الس ُّْل
انِ ط َ ض ُه ْم لَيُ ان َوقَدْ قَا َل َب ْع ِ ط
Rasulullah dan wahyu ع ْم ِرو ب ِْن َ ع ْن َجا ِب ٍر َو َ ص ُّح قَا َل َوفِي ْال َباب َ َ َو ْالقَ ْو ُل ْاْل َ َّو ُل أ
serta berhubungan سى ُم َح َّمدُ ْب ُن َ س ُم َرة َ َحدَّثَنَا أَبُو ُمو َ ِير َو ٍ ع ْوفٍ ْال ُمزَ نِي ِ َج ِد َكث َ
dengan hari kiamat (hari ق
ٍ ْس ِلع ِْرَ ع ْن قَ ْو ِل ِه َولَيَ ي َّ سأ َ ْلتُ أ َ َبا ْال َولِي ِد
َّ الط َيا ِل ِس َ ْال ُمثَ َّنى قَا َل
akhir). ُْس َلهَ َاصبُ الَّذِي َيأ ْ ُخذُ َما لَي ِ الظا ِل ُم ْالغ
َّ ظال ٍِم َح ٌّق فَقَا َل ْالع ِْر ُق َ
b. Akhlaq: banyak hadis َغي ِْر ِه َقا َل ه َُو ذَاك
َ ض ِ س فِي أ َ ْر َّ قُ ْلتُ ه َُو
ُ الر ُج ُل الَّ ِذي َي ْغ ِر
yang menjelaskan tentang ” Barang siapa yang menghidupkan tanah
mati (tanah yang tidak ada pemiliknya),
tatak rama (adab) dan
maka tanah tersebut menjadi miliknya”.
nasehat-nasehat. Para ulama berbeda pendapat apakah ini
merupakan fatwa sehingga hukumnya
43
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019
secara umum boleh membuka lahan teknologi yang berada di Barat, selain itu
kosong yang tidak ada pemiliknya baik Majid Khon mengatakan bahwa kelebihan
ada izin atau tidak dari pemiliknya atau
Syaltut yang lain ia berani bahwa
harus ada izin dari penguasa atau
pemerintah dan ini tidak termasuk hukum perkataan Rasulullah terkait dengan
umum dan tidak boleh menghidupkan persoalan sekuler (duniawi) adalah
tanah yang mati kecuali ada izin dari
pendapat semata bukan hukum taklifi
pemerintah. 21
Kedua, hadis yang menceritakan yang tidak wajib diikuti serta mandub
Hind Bint ‘Utbah mengadukan kepada manusia bukan dalam kapasitas sebagai
untuk dia dan anaknya, maka menurut Mahmud Syaltut, apabila dibandingkan
Aisyah “ ambillah untuk anakmu belanja dengan pemikiran ulama lain, pada
apakah hadis ini fatwa sehingga siapapun memahami hadis terkait dengan Tasri
boleh mengambil haknya dan sejenisnya atau Ghairu Tasri’ sangat bagus sekali
Atau itu merupakan keputusan beliau hanya beberapa orang saja yang
sebagai hakim sehingga siapa pun tidak melakukan hal ini. tergantung latar
Dari orang yang berutang tanpa ada penafsiran seperti ini tidak banyak
tasyri’ ditengah-tengah kegelisahan yang Islam abad 19 menawarkan teori yang bisa
44
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)
45