Anda di halaman 1dari 9

Tipologi Pemahaman Hadis (Studi Pemikiran Hadis Mahmud Syaltut)

Ach Baiquni
achbaiquni@iainmadura.ac.id

Abstract
Most Muslim societies especially in Indonesia understand that all traditions contain innocence but in
reality scholars try to reclassify that in understanding the traditions, people who will understand the
traditions must know and sort out and choose whether the traditions that contain shariah or not,
Mahmud Syaltut is present to offering this theory, so that the Islamic Community is not complacent
that everything contained in the hadith contains Shariah, even though it is not because in living
everyday life the Prophet Muhammad works as the head of the State, the Messenger of God, the
husband, the father of his child and the leader of the war. Now this is what makes the reason someone
who wants to understand the hadith must know the text and context of the hadith. The purpose of this
study is to elaborate on the thought of the Hadith Mahmud Syaltut about how to understand the
hadith, while the research method is literature by examining the book by Mahmud Syaltut "al-Islam
al-Aqidah Wa Shari'at as a primary source while other books related to hadith thought used as a
secondary source. The research concluded that Mahmud Syaltut offered and popularized the theory in
understanding hadith with the terms tasri and ghairu tasri, even though the theory had been
conceptualized differently by previous scholars such as al-Dikhlawi and al-Qarafi.

Keywords : Understanding of the Hadith, Tasri’, Ghairu Tasri’, Mahmud Syaltut

Pendahuluan merupakan sunnah Nabi Saw yang


Suatu ketika saya menghadiri disyari’atkan pada umatnya.
pengajian di majlis taklim, Masjid al- Pernyatannya Ustadz Majelis
Hidayat Perumaham Pamulang Permai, Taklim tersebut, mengambarkan bahwa
ketika itu salah satu ustadz yanzg hadis atau sunnah adalah segala sesuatu
berceramah dan mengatakan bahwa yang bersumber dari Nabi Muhammad
semua kehidupan kita sudah dicontohkan Saw, baik berupa perkataan, perbuatan,
serta diatur oleh agama kita (Islam), ketetapan, peragai, budi pekerti maupun
bahkan mau makan, tidur, minum, perjalanan hidup baik sebelum diangkat
berjalan sudah ada aturannya.1 Dalam sebagai Rasul maupun sesudah diangakat
sebuah hadis Rasulullah Saw bersabda sehingga nampaknya ustadz tersebut
“makanlah dalam kondisi duduk”. Pada menyimpulkan bahwa semua hadis
akhirnya Ustad tersebut mengakatan adalah syari’at.
bahwa “kalau itu dilakukan dengan baik, Hadis diakui sebagai rujukan
maka akan mendapatkan pahala dan itu kedua dalam sumber ajaran Islam, namun

*IAIN Madura
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019

kedudukan tidak seperti al-Qur’an yang Salah satu dari keempat pemikir
dijamin keotentikannya. Untuk menerima tersebt yaitu Mahmud Syaltut yang
hadis sebagai hujjah menyisakan berbagai mempunyai keunikan yaitu telah
persoalan yang kompleks baik terkait mempopulerkan teori ini, bahkan Al-
dengan persoalan sanad ataupun matan Qardawi3 mengakui bahwa dasarnya
sehingga bisa ditentukan apakah hadis sudah ada tetapi teorinya agak berbeda
tersebut layak disebut hadis maqbul atau dengan pendahulunya. Penelitian ini
mardud. mencoba untuk menguraikan pemikiran
Permasalahan lain dalam mema- hadis Mahmud Syaltut tentang tipologi
hami konteks hadis khususnya di dunia atau cara memahami hadis, apakah hadis
kontemporer saat ini, tidak cukup hanya tersebut layak dijadikan sebagai hujah dan
dengan validitas hadis tersebut, namun yang mengikuti ajaran hadis tersebut
memerlukan perangkat lain untuk bisa mendapatkan pahala atau hadis tersebut
memahaminya dengan tepat dan bukan dalam kategori syari’at (non tasri’)
mempraktekan perubahan sosial yang mengerjakan tidak akan mendapat-
masyarakat saat ini, pradigma pemikiran kan pahala.
modern dan problematika konteks-
tualisasi hadis. Biografi Mahmud Syaltut
Para pemikir modern diakui Penulis buku “al-Islam al-Aqidah
memang sudah banyak berperan dalam Wa Syari’at” mempunyai julukan yang
modernisasi pemahaman hadis, Abdul sangat agung “Syaikh al-Akbar Mahmud
Majid Khon menyebutkan” dalam bidang Syaltut” nama yang dikagumi oleh
sosial telah diletakan dasar-dasar status kalangan muslim. Dia lahir pada 23 April
sunnah apakah sunnah tersebut masuk 1893 di desa Miqyat Bukhaira Mesir, dia
dalam ketegori pencipta syariat atau berasal dari keluarga petani yang taat
tidak” ada 4 ulama terkenal yang telah beribadah, bapaknya petani yang kaya
mempopulerkan teori ini: Syihab al-Din dan alim dalam bidang agama sehingga
al-Qarafi (w. 684 H), Syekh Waliyullah dia didik sejak kecil belajar agama dan
Ad-Dikhlawi (w. 1176), Syekh Mahmud menghafal al-Qur’an seperti lazimnya
Syaltut dan Yusuf al-Qardawi akan tetapi orang Arab. Pada umur 4 tahun dia sudah
mungkin dalam penyebutannya berbeda- hafal al-Qur’an. Beranjak dewasa ia masuk
beda.2 sekolah Ma’had al-Din di Iskandariah

38
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)

kemudain setelah itu baru melanjutkan Din dia terkenal denga tulisannya, berkat
studi ke al-Azhar University.4 kekereatifannya dia sering menjadi
Setelah menyelesaikan studinya, narasumber di berbagai pertemuan
dia dipercaya untuk menjadi dosen di al- khususnya yang terkait dengan persoalan
Azhar, setelah beberapa tahun mengabdi hukum Islam. Kepopuleran Syaltut dalam
di almamaternya dia membuat gebrakan tulisannya membuatnya dipangil lagi
pembaruan pemikiran di al-Azhar, waktu untuk mengajar di Al-Azhar sampai
itu ide ini didukung oleh Syekh al-Azhar kemudian dia dipercayai menjadi Wakil
Syekh al-Maraghi. Dia mendirikan Syekh al-Azhar dan tak lama kemudian
organisasi al-Jamaah al-Thariq bainal dinobatkan sebagai Syekh al-Azhar.6
Madhahid yang beranggota kalangan Mahmud Syaltut memiliki banyak
Sunni dan Syi’ah, salah satu tujuan prestasi dalam pembaharuan al-Azhar dan
mendirikan organisasi ini adalah pembaharuan Islam antara lain: banyak
mencitakan humanism pemikiran antara karya-karya pengetahuan yang berbahasa
intenal maupun eksternal madhab sunni Prancis diterjemah ke dalam Bahasa Arab
atau syi’ah. Namun, ide ini banyak yang dan bisa membuka cakrawala pemikiran
mentang dan pada akhirnya member- masyarakat Mesir, "al-Masuliyyah al-
hentikan al-Maraghi sebagai Syaikh al- Madaniyah wa al-Jinaiyyah fi al-Syari'ah
Akbar karena pemikirannya terlalu liberal. al-Islamiyyah" ide pembaruan syari’at dan
Al-Maraghi digantikan oleh Muhammad lain-lain. Selain itu, ia pernah
Ahmad Azwahiri. 5 mendapatkan kehormatan sebagai Doktor
Penganti Mustofa al-Maraghi ini Honuris Causa di UIN Sunan Kalijaga
juga tidak sepandangan dengan ide Jogjakarta.
Mahmud Syaltut yang ingin Karya-karyanya antara lain: Al-
memperbaharui pemikiran di Al-Azhar Islam; ‘Aqidah wa Syari’ah, Al-
yang dianggap kolot dan ketingalan dari Fatawa, Al-Qur’an wa al-Mar’ah, Fiqh
Negara barat yang sudah maju. Ternyata al-Qur’an wa as-Sunnah, Al-Qur’an wa al-
hal ini berimbas pada Mahmud Syaltut Qital, Kitab Muqaranah al-Mazahib, Al-
yang tidak diberi jadwal mengajar dan Mas’uliyyah al-Madaniyyah wa al-
peran di Al-Azhar. Syaltut tidak putus asa Jina’iyyah fi as-Syari’at al-Islamiyyah, Al-
dengan sanksi yang diberikan rektor baru Islam wa al-Wujud ad-Dualui li al-Islam,
al-Azhar dia tetap berusaha lewat tulisan Tanzim al-‘Alaqoh ad-Dualiyyah fi al-
diberbagai majalah. Sejak di Ma’had al-

39
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019

Islam, Tanzim an-Nas, Tafsir al-Qur’an al- Model yang ditawarkan Mahmud
Karim. Syaltut ini meminjam istilah Munir dan
Sudarsono adalah pergerakan untuk
Pemikiran Hadis Mahmud Syaltut menyesuaikan paham-paham keagamaan
1. Definisi Hadis atau Sunnah Islam dengan perkembangan baru yang
Mahmud Syaltut dalam bukunya ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
“al-Islam al-Aqidah wa Syari’ah” pengetahuan modern dan teknologi yang
menjelaskan dua definisi sunnah menurut sangat canggih.9
ulama Ushul Fiqih dan Fiqih. Seperti Selain itu, pembaharuan merupa-
kebanyakan penulis ilmu hadis, sunnah kan sistem koreksi terhadap penyim-
didefinisikan dengan “apa yang pangan ajaran dan nilai-nilai yang
diriwayatkan dari Nabi Muhammad baik mengancam kelestarian ajaran Islam serta
perbuatan atau perkataan atau tagrir ajaran-ajaran yang datang dari luar
(ketetapan)”. Definisi ini menunjukan Islam.10 Hal ini sejalan dengan pandangan
bahwa sunnah adalah sumber kedua Harun yang mengatakan bahwa
setelah al-Qur’an serta menjadi penjelas modernisasi dalam masyarakat Barat yang
terhadap al-Qur’an ada perkataan ulama kemudian dikembangkan oleh masyarakat
yang mengatakan bahwa dasar syari’at Muslim mempunyai arti yaitu gerakan,
(ushul al-Syari’ah) al-Kitab dan Sunnah.7 pikiran, aliran serta usaha-usaha untuk
Definisi yang disimpulkan oleh merubah paham-paham adat-istiadat,
Mahmud Syaltut masuk dalam kategori institusi lama dengan tujuan untuk
pembaharuan pemikiran hadis atau kalau menyesuaikan dengan suasana baru yang
meminjam istilah Majid Khon modernisasi ditimbulkan oleh kemajuan ilmu
sunnah. Ia mengutip pandangan Qurais pengetahuan dan teknologi modern.11
Shihab yaitu gerakan untuk merombak 2. Kreteria Hadis Ghayr tasriah dan
cara-cara kehidupan lama menuju bentuk tasriiyah
atau model kehidupan yang baru Para pendahulu Mahmud
penerapan model baru, permodernan Syaltut, al-Qarafi dan al-Dihlawi
sejalan dengan pandangan ini Harun sebenarnya telah menyusun kerangka
Nasution mengatakan bahwa proses pembagian hadis dalam dua bagian.
pemodernan atau pembaharuan dari Pada dasarnya, mereka berangkat dari
model lama menuju model baru.8 persoalan yang sama yaitu
kegelisahannya melihat realitas

40
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)

modernisasi yang telah membawa Disamping itu, persoalan lain


perubahan mendasar dan realitas dalam hadis terutama dari sisi internal
norma maupun tradisi para adalah persoalan yang terkait dengan
masyarakat muslim yang telah cara melihat dan menyoroti figur
mapan, sehingga terjadilah utama dalam hadis yaitu Nabi
kesenjangan antara teori naskh yang Muhammad, sebagai figur sentral. Dia
dijadikan rujukan dalam persoalan dinubatkan sebagai Nabi akhir zaman
hukum dengan realitas yang terus otomatis ajarannya pun harus selalu
berubah mengikuti perkembangan sesuai konteks zaman (shalih likuli
zaman. Oleh karena itu, mereka zaman wal makan), ditambah tidak
terdorong untuk mereformasi hukum semua hadis mempunyai latar
Islam. Salah satu cara yang paling belakang munculnya (asababul wurud
efektif adalah pemahaman yang tepat hadis). Maka, diperlukan pemahaman
terhadap teks-teks yang menjadi yang sangat komprehensif. Realitas
rujukan utama salah satunya adalah lain adalah keberadaan figur
hadis. 12 Muhammad kadangkala dia
Hadis sebaga sumber hukum berperofesi sebagai Nabi, suami,
yang kedudukannya tidak sama pemimpin masyarakat, panglima
dengan al-Qur’an. Diakui kandungan perang, ataupun sebagai hakim.
hadis banyak yang membicarakan Sehingga dalam memahmi hadis
tentang persoalan hukum sehingga pembaca harus paham betul peran
memerlukan pemahaman yang apa yang dimainkan Rasulullah, maka
komprehensif. Oleh karena itu. sangat penting mendudukan hadis
Mahmud Syaltut menawarkan dua pada tempat yang sangat proporsional
tipologi pembagian hadis sebagai serta kapan hadis harus dipahami
sumber syari’ah yaitu al-Tasri’i dan secara tekstual, kontekstual, universal,
Ghairu Tasri’i. kedua metode ini temporal, situasional maupun lokal.
mempunyai kriteria yang mencakup Tampa ini semua bagaimanapun
dua kategori yaitu hadis tasri’i yang solutifnya isi hadis tersebut akan
layak dijadikan sumber hukum dan menimbulkan pemahaman yang kaku,
hadis ghairu tasri’i yang tidak wajib radikal statis dan tidak sesuai dengan
menjadikannya sebagai sumber konteks kehidupan. 14
hukum.13

41
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019

Mahmud Syaltut menghadir- 3) Manajmen atau setrategi


kan dua tipologi ini hanya untuk dalam peperangan seperti
menjawab kegelisahan masyarakat pembagian kelompok dalam
modern yang selalu mengangap medan peperangan. 16
sesuatu apa-apa pun diklaim sunnah Tiga bagian di atas ini tidak
Rasululullah berikut ini akan termasuk kategori syari’at sehingga
dijeleskan kriterianya.15 manusia tidak wajib mengikutinya atau
Adapun kriteria pembagiannya mengamalkannya. Manusia boleh tidak
sebagai berikut: mengerjakan hal tersebut karena ini
a. Ghairu Tasri’ (non Tasri’) semua merupakan kebiasaan dan
Pembaca hadis harus kebutuhan manusia termasuk Nabi
memperhatikan sesuatu yang Muhammad, ia bukan wahyu yang datang
datang dan disandarkan kepada dari Allah serta bukan tasri’ dan sumber
Rasulullah saw, baik berupa tasri’ (hukum Islam).17
perkataan, perbuatan ataupun b. Tasri’ i
ketetapan (taqrir) yang terdapat Adapun kategori ini
atau tidak dalam kitab-kitab hadis sebagaimana dijelaskan di depan
yang muktabarah. Ada beberapa bahwa hadis ini layak dijadikan
kategori hadis yang memenuhi sebagai rujukan syari’at. Mahmud
kualifikasi kategori ini: Syaltut membagi kategori ini pada
1) Kebutuhan sebagai manusia dua bagian yaitu Aam (umum) dan
seperti makan, minum, tidur, Khass (khusus), kriterianya sebagai
jalan-jalan, liburan, syafaat, berikut ini:
tawar menawar dalam jual 1) Secara umum, semua sesuatu
beli. yang datang dari Rasulullah
2) Tradisi atau kebiasaan sehari- saw sebagai tablig ar-risalah
hari yang dilakukan seperti penjelasan temtang
masyarakat pada umunya baik perincian ayat-ayat global
itu bersifat pribadi ataupun (mujmal), mentasish ayat-ayat
kelompok seperti bercocok yang umum, mutlaq muqayad,
tanam (bertani), kedokteran atau penjelasan tentang ibadah
ataupu berpakaian. (salat, puasa, haji dan lain-
lain), halal dan haram, akidah,

42
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)

akhlaq. Semua orang harus c. Hukum amaliah yang


mengikutinya.18 terkait dengan ibadah,
2) Secara khusus, yaitu atauran muamalah, dan
kedatangan Nabi Muhammad hukum-hukum manusia.
sebagai pemimpin masyarakat Dua kategori hadis ini akan lebih
yang mengatur permasalah jelas kalau nanti dilihat dalam contoh
kemasyarakatan jual beli, cara hadis berikut ini. 20
menyembelih hewan dan lain-
lain. Selain itu, fungsi Nabi Aplikasi Tipologi Mahmud Syaltut
Muhammad sebagai hakim Dalam memahami hadis
yang memutuskan perkara Adapun contoh pemahaman hadis
dengan bukti yang kongkrit yang mengandung tasri’i dan ghairu tasri’
serta sumpah. 19 akan dijelaskan dalam pembahasan
Mahmud Syaltut juga berikut ini:
memperinci kriteria tasri’ Pertama, Bahwa Nabi Muhammad
dalam tiga kategori yaitu : Saw berkata :
a. Aqidah yang ُ‫ي أ َ ْخ َب َرنَا أَيُّوب‬ ِ ‫ار أ َ ْخ َب َرنَا َع ْبدُ ْال َو َّها‬
ُّ ‫ب الثَّقَ ِف‬ ٍ ‫ش‬َّ ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمدُ ْب ُن َب‬

berhubungan dengan ‫صلَّى‬


َ ِ ‫ع ْن ال َّن ِبي‬ َ ‫س ِعي ِد ب ِْن زَ ْي ٍد‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ِه‬
َ َ ‫ع ْن ِهش َِام ب ِْن ع ُْر َوة‬ َ

btasan-batasan keislaman ‫ق‬ ٍ ‫ْس ِلع ِْر‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل َم ْن أَحْ َيى أ َ ْرضًا َم ِيتَةً فَ ِه‬
َ ‫ي لَهُ َولَي‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ
َ ُ‫َّللا‬

seperti perbedaan orang ُ‫س ٌن غ َِريبٌ َو َقدْ َر َواه‬ َ ‫ِيث َح‬ ٌ ‫سى َهذَا َحد‬ َ ‫ظال ٍِم َح ٌّق قَا َل أَبُو عِي‬ َ
‫علَ ْي ِه‬ َّ ‫ص َّلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع ْن أ َ ِبي ِه‬
َ ِ ‫ع ْن ال َّن ِبي‬ َ َ ‫ع ْن ِهش َِام ب ِْن ع ُْر َوة‬َ ‫ض ُه ْم‬ ُ ‫َب ْع‬
beriman dan kafir,
‫ض أ َ ْه ِل ْالع ِْل ِم‬
ِ ‫ث ِع ْندَ َب ْع‬ ِ ‫علَى َهذَا ْال َحدِي‬ َ ‫س ًًل َو ْالعَ َم ُل‬
َ ‫سلَّ َم ُم ْر‬
َ ‫َو‬
berhubungan dengan
‫غي ِْر ِه ْم َوه َُو قَ ْو ُل‬َ ‫سلَّ َم َو‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ ‫ب ال َّن ِبي‬
ِ ‫ص َحا‬ ْ َ ‫مِ ْن أ‬
Allah dan sifat-sifatnya,
‫ض ْال َم َواتَ ِبغَي ِْر ِإ ْذ ِن‬ َ ‫ي ْاْل َ ْر‬ َ ‫أَحْ َمدَ َو ِإ ْس َحقَ قَالُوا لَهُ أ َ ْن يُحْ ِي‬
berhubungan dengan َ ‫ْس لَهُ أ َ ْن يُحْ ِي َي َها إِ ََّّل ِبإِذْ ِن الس ُّْل‬ َ ‫الس ُّْل‬
‫ان‬ِ ‫ط‬ َ ‫ض ُه ْم لَي‬ُ ‫ان َوقَدْ قَا َل َب ْع‬ ِ ‫ط‬
Rasulullah dan wahyu ‫ع ْم ِرو ب ِْن‬ َ ‫ع ْن َجا ِب ٍر َو‬ َ ‫ص ُّح قَا َل َوفِي ْال َباب‬ َ َ ‫َو ْالقَ ْو ُل ْاْل َ َّو ُل أ‬
serta berhubungan ‫سى ُم َح َّمدُ ْب ُن‬ َ ‫س ُم َرة َ َحدَّثَنَا أَبُو ُمو‬ َ ‫ِير َو‬ ٍ ‫ع ْوفٍ ْال ُمزَ نِي ِ َج ِد َكث‬ َ
dengan hari kiamat (hari ‫ق‬
ٍ ‫ْس ِلع ِْر‬َ ‫ع ْن قَ ْو ِل ِه َولَي‬َ ‫ي‬ َّ ‫سأ َ ْلتُ أ َ َبا ْال َولِي ِد‬
َّ ‫الط َيا ِل ِس‬ َ ‫ْال ُمثَ َّنى قَا َل‬
akhir). ُ‫ْس َله‬َ ‫َاصبُ الَّذِي َيأ ْ ُخذُ َما لَي‬ ِ ‫الظا ِل ُم ْالغ‬
َّ ‫ظال ٍِم َح ٌّق فَقَا َل ْالع ِْر ُق‬ َ
b. Akhlaq: banyak hadis َ‫غي ِْر ِه َقا َل ه َُو ذَاك‬
َ ‫ض‬ ِ ‫س فِي أ َ ْر‬ َّ ‫قُ ْلتُ ه َُو‬
ُ ‫الر ُج ُل الَّ ِذي َي ْغ ِر‬
yang menjelaskan tentang ” Barang siapa yang menghidupkan tanah
mati (tanah yang tidak ada pemiliknya),
tatak rama (adab) dan
maka tanah tersebut menjadi miliknya”.
nasehat-nasehat. Para ulama berbeda pendapat apakah ini
merupakan fatwa sehingga hukumnya

43
El-Afkar Vol. 8 Nomor 2, Juli-Desember 2019

secara umum boleh membuka lahan teknologi yang berada di Barat, selain itu
kosong yang tidak ada pemiliknya baik Majid Khon mengatakan bahwa kelebihan
ada izin atau tidak dari pemiliknya atau
Syaltut yang lain ia berani bahwa
harus ada izin dari penguasa atau
pemerintah dan ini tidak termasuk hukum perkataan Rasulullah terkait dengan
umum dan tidak boleh menghidupkan persoalan sekuler (duniawi) adalah
tanah yang mati kecuali ada izin dari
pendapat semata bukan hukum taklifi
pemerintah. 21
Kedua, hadis yang menceritakan yang tidak wajib diikuti serta mandub

bahwa Nabi Muhammad Saw berkata : (sunnah) ia hanya perbuatan sebagai

Hind Bint ‘Utbah mengadukan kepada manusia bukan dalam kapasitas sebagai

Nabi Saw, bahwa suaminya Abu Sufyan Rasulullah. 23

tidak memberikan belanja yang cukup Adapun kekurang pemikiran hadis

untuk dia dan anaknya, maka menurut Mahmud Syaltut, apabila dibandingkan

Aisyah “ ambillah untuk anakmu belanja dengan pemikiran ulama lain, pada

secukupnya” Ulama berbeda pendapat dasarnya tipologi pembagian dalam

apakah hadis ini fatwa sehingga siapapun memahami hadis terkait dengan Tasri

boleh mengambil haknya dan sejenisnya atau Ghairu Tasri’ sangat bagus sekali

dari lawan perkaranya tanpa dalam memahami teks-teks keagamaan

sepengetahuan orang yang bersangkutan? terutama hadis. Akan tetapi, kadangkala

Atau itu merupakan keputusan beliau hanya beberapa orang saja yang

sebagai hakim sehingga siapa pun tidak melakukan hal ini. tergantung latar

dibolehkan mengambil hak dan sejenisnya belakang keilmuannya sehingga

Dari orang yang berutang tanpa ada penafsiran seperti ini tidak banyak

keputusan dari hakim? 22 menjadi perhatian para intelektual yang


biasa menginterpretasikan teks-teks

Kelebihan dan Kekurang Pemikiran keagamaan. Kalau meminjam istilah

Hadis Mahmud Syaltut Fazlur Rahman metode ini sangat baik .


Penulis dalam menilai keunikan
atau kelebihan yang dimiliki oleh Kesimpulan

Mahmud Syaltut ketimbang Dari penejelasan di atas, dapat

pendahulunya adalah ia berani penulis simpulkan bahwa Mahmud

mempopulerkan istilah tasri’ atau ghairu Syaltut sebagai pembaharu pemikiran

tasyri’ ditengah-tengah kegelisahan yang Islam abad 19 menawarkan teori yang bisa

menghantui umat disebabkan kemajuan menjawab tantangan zaman. Teori ini

44
Ach. Baiquni
TIPOLOGI PEMAHAMAN HADIS (STUDI PEMIKIRAN HADIS MAHMUD SYALTUT)

lahir sebelum Syaltut dengan


6. Muh. In’arnuzzahidin Masyhudi, Mahmud
mengunakan istulah yang berbeda, tapi Syaltut dan Pemikiran Teologisnya, h. 270
7. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
esensinya sama, sedangkan Syaltut Aqidah Wa Syari’ah, (Mesir: Dar as-Syuruq,
1980) h.563
memuncul teori tasri dan ghairu tasri.
Kemudian, ia membatasi persoalan
yang terkait dengan aqidah, syari’ah, 8. Munir & Sudarso, Aliran Modern Dalam Islam,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1994), h. 8
ibadah, halal-haram, nasehat-nasehat 9. Munir & Sudarso, Aliran Modern Dalam Islam,
h. 9
Rasulullah pada umatnya masuk kategori 10. Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam
tasri sedangkan kedokteran, pertanian, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta: PT
Bulan Bintang, 1992) h. 11
tidur, makan, minum serta yang terkait 11. Lihat, Syihab al-Din Ahmad bin Abbas bin
Idris al-Qarafi, al-Ahkam Fi Tamyiz al-Fatawa
dengan kebutuhan manusia pada Min al-Ahkam Wa Tasarrufat al-Qadhi Wa Imam,
(Mesir: Al-Halabi tth), h. 86.
umumnya masuk dalam kategori ghairu 12. Agusri Fauzan, Pengujian Hadits Ahad Dengan
al-Qur’an (Studi Komparatif Syafi’iyyah dan
tasri. Namun demikian, tipologi Hanafiyah)." Manhaj: Jurnal Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat , vol. 4, no. 1 (2019):
pembagian dalam memahami hadis 20-32.
13. Syah Waliyullah Al-Dihlawi,Hujjatu Allah al-
terkait dengan Tasri atau Ghairu Tasri
Balighah , (Bairut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1995)
sangat bagus sekali dalam memahami h. 240-241
14. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
teks-teks keagamaan terutama hadis. Aqidah Wa Syari’ah. H.505
15. Hasyim Abbas, Kritik Matan Hadis,
Akan tetapi, kadangkala hanya beberpa (Yogjakarta: IrCisod, 2011) h. 5
16. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
orang saja yang melakukan hal ini. Aqidah Wa Syari’ah, h. 505
17. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
Aqidah Wa Syari’ah. h. 505
18. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
Referensi
Aqidah Wa Syari’ah, h. 505
19. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
1. Pengajian tersebut dilakukan di Masjid Al- Aqidah Wa Syari’ah, h. 506
Hidayah Komplek Pamulang permai pada 20. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
Kamis, 1 April 2015 sedangkan Aqidah Wa Syari’ah, h.506
penceramahnya saya lupa namanya tetapi 21. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
yang jelas penceramahnya latar belakang Aqidah Wa Syari’ah, h. 507
keilmuannya adala bukan lulusan sekolah 22. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
agama tapi ia belajar agama lewat buku-buku Aqidah Wa Syari’ah, h. 506
ensiklopedi yang beredar di Gramedia atau 23. Al-Imam al-Akbar Mahmud Syaltut, al-Islam
toko buku yang ada diperkotaan. Aqidah Wa Syari’ah, h. 506
2. Abdul Majid Khon, Takhrij & Metode 24. Japarudin, Japarudin, Wacana; pemikiran Dalam
Memahami Hadis, (Jakarta: Prenada Media Bahasa dan Analisi Teks, El-Afkar: Jurnal
Group, 2014), h. Pemikiran Keislaman dan Tafsir Hadis, 2016,
3. Yususf Al-Qardawi, Al-Sunnah Masdaran li al- 5.1: 35-42.
Ma’rifah wa al-Hadarah, (Kaherah: Dar al-Shuruq, 25. Abdul Majid Khon, Takhrij & Metode
1997), h. 70 Memahami Hadis, h. 30
4. Yususf Al-Qardawi, Al-Sunnah Masdaran li al-
Ma’rifah wa al-Hadarah, h. 70
5. Muh. In’arnuzzahidin Masyhudi, Mahmud
Syaltut dan Pemikiran Teologisnya, Jurnal
Teologia, Volome 18 Nomor 2, Juli 2017, h. 270

45

Anda mungkin juga menyukai