Anda di halaman 1dari 8

TAFSIR ATHABA-

THABA’I
ADITYA TAUFIQ HIDAYAT – 1917501061
SOKHIKHATUL AFITAH – 1917501054
SITI FALIHATUL MUSLIHAH - 1917501066
• Sayyid Muhammad Husain
Thabathaba’I lahir di Tabriz pada
tahun 1321 H /1903 M, dari suatu
A. Biografi At
keluarga keturunan Nabi Muhammad
Thababthaba'i
SAW yang selama 14 generasi telah
menghasilkan ulama-ulama Islam
terkemuka.
• Sayyid Muhammad Husain
Thabathaba’i adalah seorang ulama,
pemikir, faqih, filosof, dan ahli
matematika. Selain itu, Sayyid
Husain Thabathab’i banyak
menelurkan karya-karya penting di
bidang keislaman, antara lain dasar-
dasar Filsafat dan Metode Realisme
serta karya monumentalnya yakni Al-
Mizan, yang sering disebut tafsir
Alquran dengan Alquran.
• Thabathaba’i mulai mengkaji berbagai buku
klasik yang berisi tentang agama dan bahasa Arab
sambil mempelajari ilmu-ilmu dasar yang
diberikan oleh para gurunya. Selain itu, dia juga
mulai mempelajari beberapa bidang ilmu seperti
gramatika, sintaksis, retorika, fikih, ushul fikih,
logika dan filsafat serta apa yang disebut olehnya
sebagai “spiritual science”. Proses belajar
keseluruhan bidang ilmu tersebut ditekuninya
dalam waktu selama tujuh tahun sejak tahun 1928,
dan menamatkan semuanya pada tahun 1935.
Pada tahun yang sama Thabathaba’i melanjutkan
pelajarannya secara formal di universitas Syi’ah di
kota Najaf, Irak. Di Universitas ini, Thabathaba’i
meneruskan kajian ilmu naqliyah, seperti syari’ah
dan prinsip-prinsip jurisprudensi.
• 1. Ushul al- Falsafah 2. Bidayah al-
Hikmah fi al- Falsafah,3. Ta’liqat ‘ala
B. Karya-karya Kitab al-Asfar fi al-Falsafah li al-
Filoshof, 4. Ta’liqat ‘ala Kitab Ushul
yang pernah
al-Kafiy,5. Risalah fi al- Asma’ wa al-
ditulis oleh
Shifat, 6. Risalah fi al- I’tibarat,
Sayyid Husain Risalah al-I’jaz,7. Risalah fi al- Af’al,
Thabathaba’i 8. Risalah fi al-Insan ba’d al- Dunya,
9. Risalah fi al-Insan fi al-Dunya, 10.
Risalah fi al-Insan Qabl al-Dunya,
• Metode penafsiran ayat Al-Qur’an yang
dilakukan Syaikh Thabathabai’i adalah metode
tahlili dengan menggunakan pendekatan tafsir bil
ra’yi. Thabathaba’i dalam menggunakan metode
tahlili dalam satu sisi berbeda dengan penafsir
C. Metode sebelumnya dan sama ketika berada dalam sisi

dan Corak yang lain. Dalam Kesamaannya adalah dimana ia


menafsirkannya secara tartib ayat, mushafi dan
Penafsiran berupaya melakukan pengkajian pada pembagian
ayat berdasarkan kejadian-kejadian yang ada dan
menyebabkan kelompok ayat tersebut turun,
asbab al-nuzul beserta ilmu-ilmu lainnya yang
dipandang sesuai dan layak untuk dijadikan
dasar dalam penafsiran.
Sebagai contoh tafsiran beliau
QS. Al-‘Imran ayat 92

َ ُّ‫ل َْن تَنَال ُوا ال ْ ِب َّر َحتَّى تُنْفَقُوا ِم َّما تُ ِحب‬


‫ون‬

Maksud dari nail (memperoleh) adalah sampai, sedang makan Al-


Birr (kebaikan) adalah rasa lapang dalam melakukan perbuatan
yang baik. Amal baik ini sifatnya umum, baik berupa amaliyah hati
seperti keyakinan kepada Allah, niat, dan sebagainya. Maupun
amaliayah dhohir seperti ibadah sholat kepada Allah, infaq di jalan
Allah, dst. Thabathabai dalam hal ini menjelaskan maksud
daripada makan batin dari ayat tersebut bahwa menginfakkan
harta benda yang disenangi di jalan Allah SWT merupakan salah
satu rukun untuk memperoleh al-Birr (kebaikan secara umum).
Sekian dan
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai