Anda di halaman 1dari 2

Landasan Hukum KTD

(Kejadian Tidak Diinginkan)


 Adanya sistem pelaporan yang menjamin bahwa Kejadian Tidak Diinginkan teridentifikasi

Terpenuhi
Landasan Hukum : UU No 1 Tahun 1970, PP no 50 Tahun 2012, PERMENKES No 11
Tahun 2017
Tools yang digunakan : HIRAC (Hazard Identification Risk Assesment Control), IBPR
(Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko), HVA (Hazard Vulnrability
Analysis) dan PCRA (Pre-Construction Risk Assesment).

 Adanya penilaian resiko klinis secara rutin

Terpenuhi
Landasan Hukum : UU No 1 Tahun 1970 dan PERMENKES No 66 Tahun 2016
(Keselamatan Kesehatan kerja di rumah sakit)
Tools yang digunakan : JSA (Job Safety Analysis) dan HIS (Hospital Safety Index).

 Adanya penyelidikan secara terbuka apabila ada Kejadian Tidak Diinginkan dan kejadian
tersebut dijadikan sebagai pelajaran dan dasar untuk perubahan

Terpenuhi
Landasan Hukum : PERMENKES no 66 Tahun 2016 (Keselamatan kesehatan kerja di
rumah sakit) dan Kepmenaker no 187 Tahun 1999 (Pengendalian
B3 dirumah sakit)
Tools yang digunakan : Form Incident Report adalah document control kejadian
kecelakaan yang meliputi faktor (Fisika, Kimia, Biologi, ergonomi
dan psikologi).

 Adanya manajemen Insiden dan Kejadian Tidak Diinginkan

Terpenuhi
Landasan Hukum : UU No 1 Tahun 1970, PERMENKES No 66 Tahun 2016,
PERMENKES NO 10 Tahun 2018.
Tools yang digunakan : HIRAC (Hazard Identification Risk Assesment Control), IBPR
(Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko) dan HVA (Hazard
Vulnrability Analysis).

Anda mungkin juga menyukai