Anda di halaman 1dari 11

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang


Dalam dunia farmasi, mahasiswa dituntut untuk mempelajari ilmu
tumbuh tumbuhan yaitu fitokimia. Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari
berbagai senyawa organik yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu
tentang struktur kimia, biosintetis, perubahan dan metabolisme, penyebaran
secara alami dan fungsi biologis dari senyawa organik. Fitokimia atau kadang
disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien
yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan.
Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki definisi yang lebih sempit
(Hanafiah, 2009).
Laut merupakan habitat dari berbagai hewan dan umbuhan yang
mempunyai peran dan fungsi masing-masing. Indonesia adalah wilaya yang
memiliki potensi laut yang cukup besar, salah satunya adalah Taripang
(Oktamalia dkk., 2016). Taripang (Holothuroidea) atau timun laut adalah
kelompok hewan invertebrate laut dari kelas holothuroidea,
fiumEchinodernata. Bentuk tubuh taripangsecara umum ialah seperti ketimun
sehingga dalam bahasa inggris disebut “sea cucumbers” atau ketimun laut
(Gajali dkk., 2017). Bentuk taripang umumnya bulat panjang atau silidris
sekitar 10-30 cm.Mulutnya dikeliligi oleh tentakel-tentakel atau lengan
peraba yang kadang bercabang-cabang, mulut terdapat pada salah satu
ujungnya dan dubur pada ujung lainnya. Tubuhnya berotot dan tebal, lembek
atau licin serta kulitnya dapat kasar atau berbintil-bintil (Hedriansyah dkk.,
2017).

Menurut Nontji (2012) Hewan taripang (Holothuroidea) ini


merupakan golongan biota laut yang paling umum dijumpai. Hewan ini
banyak terdapat di paparan terumbuk karang dan juga di pantai berbatu atau
yang berlumpur. Taripang dapat dijumpai tidak hanya di perairan dangkal,
ada juga yang hidup dilaut dalam, bahkan di palung laut yang terdalm pun
masih terdapat taripang (Nirwana dkk, 2016). Masing-msing jenis memiliki
habitat yang spesifik misalya, taripang putih (Holothuria scabra), banyak
terdapat diperairan yang ditumbuhi lamun (Sea Grass), sedangkan taripang
koro (Muelleria Leconoro) dan taripang pasir banyak ditemukan diperairan
yang lebih dalam (Handayani dkk., 2017). Adapun faktor yang mendukung
keberadaan taripang pda suatu habitat tertentu adalah makanan. Makanan
taripang berupa plankton, detritus dan kandungan zat-zat organik lain yang
berada didalam lumpur atau pasir. Jenis makanan lain adalah organisme-
organisme kecil, protozoa, algafilamen, rumput laut dan potongan-potongan
kecil hewan maupun tumbuhan laut serta partikel-partikel pasir (Elfidasari
dkk. 2012).

Taripang (Holothuroidea) memilihki nilai ekonomis yang tinggi


karena mengandung berbagai bahan yang bermanfaat dan dapat dijadikan
sebagai suber protein hewani, obat luka dan anti inflamasi (Elfidasari dkk,
2012). Akibatnya terjadi pengambilan taripang secara besar-besaran tanpa
melihat kelestariannya dan melihat jenis serta ukuran taripang sehigga
populasi alaminya sudah sangat menurun bahkan hamper penuh.
Kecenderungan ini diduga karena meningkatnya permintaan eksporakan
produk taripang di Indonesia yang diikuti dengan semakin naiknya harga
dipasaran internasional. Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus tanpa
adanya upaya budidaya untuk menjaga kelangsungan hidup taripang, maka
dapat di pastikan sumber daya alam yang sangat potensial ini akan musnah
(Elfidasari dkk, 2012)

I.2 Maksud dan Tujuan


a. Maksud
1) Mahasiswa dapat mengetahui berbagai manfaat bahan alam (biota laut
yang berkhasiat obat).
2) Mahasiswa dapat mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam
biota laut melalui beberapa proses.
b. Tujuan
1) Untuk mengetahui manfaat biota laut Teripang (Holothuria scabra)
2) Untuk mengetahui kandungan kimia yang terdapat dalam biota laut
Teripang (Holothuria scabra).
BAB III
PROSEDUR KERJA

III. 1 Alat dan Bahan

a. Alat
1) Gunting
2) Pisau
3) Keranjang
4) Toples
5) Penjepit
6) Ember
7) Sarung tangan
b. Bahan
1) Lakban
2) Formalin
3) Aquadest
4) Air
5) Label

III.2 Cara Kerja

a. Pembuatan awetan basah / herbarium basah bintang laut Blue Starfish


(Linckia laevigata)
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Masukkan sampel bintang laut ke dalam toples
3) Lalu masukkan campuran air dan formalin (5:1)
4) Tutup, kemudian lakban toples tersebut, agar tidak menguap
5) Beri label dan simpan pada suhu ruang.
b. Pembuatan simplisia teripang pasir (Holothuria atra)
1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2) Dikeluarkan teripang pasir dari dalam toples yang berisi air laut
3) Lalu dicuci bersih dengan air mengalir
4) Kemudian digunting teripang dari mulut hingga teripang terbelah
menjadi dua. Sebelum dirajang hal pertama yang dilakukan adalah
mengeluarkan semua isi perutnya. Cara mengeluarkannya yaitu
cara membelah bagian mulut sampai pada bagian ujungnya agar
untuk menghindari proses pembusukan pada teripang
5) Setelah dikeluarkan isi perutnya kemudian di cuci dengan air
bersih dan langsung dirajang atau dipotong kecil-kecil
6) Setelah dirajang, masukkan kedalam cawan porselin lalu
dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu 30-40°C sampai
sampel benar-benar kering.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil
No. Gambar Keterangan
1.
Teripang (Holothuria scabra)
setelah dirajang menjadi potongan
kecil.

2.
Teripang (Holothuria scabra)
setelah dikeringkan menggunakan
oven pada suhu 30-40°.

IV.2 Pembahasan
Fitokimia adalah aneka ragam senyawa organik yang dibentuk dan
ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya,
perubahan serta metabolismenya, penyebarannya secara alamiah, dan fungsi
biologinya. Fitokimia juga disebut fitonutrien dalam arti luas fitokimia adalah
segala jenis zat kimia yang diturunkan dari sumber tumbuhan dan hewan
(Gunawan, 2004). Pada praktek kerja lapangan (PKL) kali ini digunakan
sampel biota laut Teripang (Holothuria scabra). Tubuh teripang pasir (H.
scabra) bulat panjang dengan garis oral dan aboral sebagai sumbu yang
menghubungkan bagian anterior dan posterior. Bagian perutnya berwarna
putih kekuning-kuningan dan punggungnya berwarna abu-abu sampai
kehitaman. Pada bagian punggungnya terdapat sekat-sekat yang melintang
berwarna putih dan di antara sekat-sekat tersebut terdapat garis-garis hitam.

Adapun cara pengolahan sampel Teripang (Holothuria scabra) yang


dilakukan pada praktikum kali ini yaitu, sampel teripang yang sudah dipanen
didalam laut dikeluarkan dari dalam toples yang berisi air laut lalu dicuci
bersih dengan air mengalir. Kemudian digunting teripang dari mulut hingga
teripang terbelah menjadi dua. Sebelum dirajang hal pertama yang dilakukan
adalah mengeluarkan semua isi perutnya. Cara mengeluarkannya yaitu cara
membelah bagian mulut sampai pada bagian ujungnya agar untuk
menghindari proses pembusukan pada teripang karena pada isi perut
mengadung mikroorganisme yang dapat menyebabkan kebusukan pada
teripang (Hadiwiyanto 1993). Setelah dikeluarkan isi perutnya kemudian di
cuci dengan air bersih dan langsung dirajang, setelah dirajang, dikeringkan
dengan menggunakan oven pada suhu 30-40°C sampai sampel benar-benar
kering.

Sampel Teripang (Holothuria scabra) merupakan salah satu anggota


hewan berkulit duri yang merupakan komoditi dari sektor perikanan yang
memiliki cukup potensial. Sebagai produk perikanan yang tidak bertulang
belakang, teripang adalah hewan laut yang sudah lama dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Teripang memiliki kandungan protein yang besar
dalam hal ini kandungan kolagen sebesar 80 persen dari total protein dan
lemak yang sangat rendah. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa teripang
mengandung saponin, alkaloid dan terpenoid (Sroyraya dkk, 2017). Senyawa-
senyawa tersebut dapat mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu,
penelitian lain pun menunjukkan bahwa teripang pasir dapat melakukan
regenerasi sel secara cepat (Widisusanti dan Tungadi, 2018). Walaupun telah
ada informasi bahwa teripang dapat berperan dalam penyembuhan luka
namun belum banyak penelitian yang membuktikan pernyataan tersebut.
Beberapa penelitian menyebutkan teripang mengandung senyawa
saponin dan glikosida. Senyawa ini mempunyai struktur yang hampir mirip
dengan senyawa aktif dalam gingseng, ganoderma, dan tumbuhan herbal
terkenal lainnya. Dari beberapa penelitian senyawa ini bisa berfungsi
sebagai antikanker dan anti inflamasi (Bordbar dkk, 2011).  Teripang telah
dikenal dan dimanfaatkan sejak lama oleh bangsa Cina. Sejak zaman Dinasti
Ming, teripang telah dijadikan hidangan istimewa pada perayaan pesta dan
hari-hari besar serta mempunyai khasiat pengobatan untuk beberapa penyakit.
Di Negara Cina dilaporkan bahwa secara medis tubuh dan kulit teripang
berkhasiat menyembuhkan penyakit ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-
inflamasi, dan mencegah anteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh
(Martoyo, 1996). 
BAB V

PENUTUP

V. 1 Kesimpulan

1) Teripang telah dikenal dan dimanfaatkan sejak lama oleh bangsa Cina.
Sejak zaman Dinasti Ming, teripang telah dijadikan hidangan istimewa
pada perayaan pesta dan hari-hari besar serta mempunyai khasiat
pengobatan untuk beberapa penyakit. Di Negara Cina dilaporkan bahwa
secara medis tubuh dan kulit teripang berkhasiat menyembuhkan penyakit
ginjal, paru-paru basah, anemia, anti-inflamasi, dan mencegah
anteriosklerosis serta penuaan jaringan tubuh.

2) Beberapa penelitian menyebutkan teripang mengandung senyawa saponin


dan glikosida. Senyawa ini mempunyai struktur yang hampir mirip dengan
senyawa aktif dalam gingseng, ganoderma, dan tumbuhan herbal terkenal
lainnya. Dari beberapa penelitian senyawa ini bisa berfungsi sebagai
antikanker dan anti inflamasi.

V. 2 Saran

Diharapkan agar praktikan lebih memahami dan menguasai materi


tentang Praktek Kerja Lapangan Fitokimia ini serta dapat bekerja sama
dengan baik bersama asisten dan juga anggota kelompok lainnya, selain itu
praktikan juga bisa lebih disiplin terhadap waktu untuk kesuksesan Praktek
Kerja Lapangan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bordbar, S., Anwar, F., & Saari, N., 2011, High-Value Components and
Bioactives from Sea Cucumbers for Functional Foods—A Review,
Marine Drugs, 9, 1761-1805.

Elfidasari, D., Noriko, N., Wulandari, N. & Perdana, A.T., 2012. Identifikasi
jenis teripang genus Holothuria asal perairan sekitar Kepulauan Seribu
berdasarkan perbedaan morfologi. Jurnal Al-azhar Indonesia seri sains
dan teknologi, 1(3):140-146.

Gajali, Husain, Jan W. S. F. Tamanampo, Gaspar D. Manu, 2017. Struktur


komunitas teripang (holothuroidea) di kawasan pantai pulau
nyaregilaguramangofa kec. Jailolo selatan kab. Halmahera barat
maluku utara. Jurnal Ilmiah Platax. 5(2): 177-188.

Gunawan, D dan Mulyadi, S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I.


Jakarta. Penebar Swadaya.

Hadiwiyanto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Liberty.


Yogyakarta.

Hanafiah, K. A. 2009. Dasar–Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Handayani, T., Sabariah, V., dan Hambuako, R.R. 2017. Komposisi Spesies
Teripang (Holothuroidea) di Perairan Kampung Kapisawar Distrik
Meos Manswar Kabupaten Raja Ampat. Jurnal Perikanan Universitas
Gadjah Mada 19 (1): 45-51.

Martoyo, J. dan Trijoko. 1996. Budi Daya Teripang. Penebar Swadaya :


Jakarta.

Nirwana, E., B. Sadarun, L. O. A. Afu. 2016. Studi Struktur Komunitas


Teripang Berdasarkan Kondisi Substrat di Perairan Desa Sawapudo
Kabupaten Konawe. Sapa Laut 1(1): 17-23.
Sroyraya, M., P.J. Hanna, T. Siangeham, B. Tinikul, P. Jatiujan, T. Poomtong and P.
Sobhon. 2017. Nutritional components of the sea cucumber Holothuria
scabra. Functional Food in Health and Disease.

Widy Susanti Abdulkadir, Robert Tungadi. 2018. Pengaruh Ekstrak Teripang Pasir
(Holothuria scabra) Terhadap Hepatoprotektif: Studi Histopatologi. Asian J
Pharm Clin Res. Volume 11 Issue 9,

Anda mungkin juga menyukai