BAB I
DEFINISI
1
BAB II
RUANG LINGKUP
2
b. Kontak Tidak Langsung
Kontak antara host yang rentan dengan objek yang terkontaminasi,
biasanya objek yang ada disekitar host, seperti instrumen yang
terkontaminasi, jarum, pembalut luka, atau tangan tenaga medis yang
terkontaminasi. Contoh :
1) Tangan dari tenaga kesehatan dapat mentransmisikan pathogen setelah
menyentuh tubuh pasien yang terinfeksi atau terkolonisasi atau setelah
menyentuh objek sekitar, bila tidak melakukan hand hygiene sebelum
menyentuh pasien yang lain.
2) Alat kesehatan (thermometer elektronik, alat monitoring gula darah)
dapat mentransmisikan pathogen bila alat yang terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh digunakan bersama-sama pasien tanpa
dibersihkan dan didesinfeksi sebelum digunakan antar pasien.
3) Mainan yang digunakan bersama oleh pasien anak dapat menjadi
sarana transmisi virus respirasi (respiratory syncytial virus) atau
bakteri pathogen (Pseudomonas aeruginosa)
4) Instrumen (endoskopi atau alat operasi) yang tidak dibersihkan secara
adekuat antar pasien, atau yang memiliki defek manufaktur yang
mempengaruhi efektifitas pembersihan, dapat mentransmisikan bakteri
atau virus pathogen.
Baju, seragam, jas laboratorium atau jubah isolasi yang digunakan untuk
alat perlindungan diri petugas, dapat terkontaminasi dengan pathogen
potensial setelah merawat pasien yang terkolonisasi atau terinfeksi dengan
agen infeksius (contoh : MRSA, VRE, dan C. Difficile). Walaupun baju
yang terkontaminasi tidak secara langsung berperan dalam transmisi,
tetapi terdapat kemungkinan untuk perpindahan agen infeksius pada
pasien.
2. Droplet
Transmisi droplet merupakan bentuk transmisi kontak, dan beberapa
agen infeksius ditransmisikan melalui rute droplet juga dapat ditransmisikan
secara langsung maupun tidak langsung. Bagaimanapun, berbeda dengan
3
transmisi kontak, droplet respiratorius membawa pathogen infeksius ketika
berpindah secara langsung dari saluran pernafasan individu infeksius menuju
ke permukaan mukosa host yang rentan, umumnya pada jarak pendek.
Droplet respirasi dikeluarkan ketika seseorang batuk, bersin atau bicara atau
selama prosedur suctioning, intubasi endotracheal, batuk yang diinduksi oleh
fisioterapi dada atau selama resusitasi jantung paru.
Jarak maksimum dari transmisi droplet belum diketahui, walaupun
pathogen yang ditransmisikan melalui rute droplet belum pernah
ditransmisikan melalui udara dalam jarak jauh seperti pathogen airborne.
Berdasarkan epidemiologi, jarak yang beresiko untuk tertular infeksi melalui
rute droplet adalah ≤3 kaki mengelilingi pasien. Menggunakan jarak ini
sebagai acuan penggunaan masker terbukti efektif dalam mencegah transmisi
agen infeksius melalui rute droplet. Bagaimanapun juga, studi eksperimental
dengan smallpox dan investgasi selama outbreak global SARS pada tahun
2003 menyatakan bahwa droplet dari pasien dari 2 jenis infeksi ini dapat
mencapai jarak 6 kaki dari sumbernya. Sehingga disimpulkan bahwa jarak
tempuh droplet tergantung pada kekentalan dan mekanisme dimana droplet
respiratori dilontarkan dari sumbernya, densitas dari sekresi respirasi, faktor
lingkungan seperti suhu dan kelembaban, dan kemampuan pathogen untuk
mempertahankan infektifitas pada jarak tersebut. Jadi, jarak ≤3 kaki dari
sekeliling pasien adalah contoh paling baik dari yang disebut “jarak pendek
dari pasien” dan tidak seharusnya digunakan sebagai kriteria akhir untuk
menyatakan kapan harus digunakan masker untuk melndungi dari paparan
droplet. Berdasarkan penelitian, akan baik jika masker digunakan dalam jarak
6-10 kaki dari pasien, atau selama memasuki kamar pasien, terutama bila
mencegah infeksi dari pathogen yang sangat virulen (highly virulen).
Ukuran droplet masih dalam tahap pembahasan. Secara umum,
droplet didefinisikan berukuran >5µm. Droplet nuclei, partikel yang
merupakan pecahan dari droplets utuh, dihubungkan dengan transmisi
airborne dan didefinisikan berukuran ≤5µm, refleksi dari pathogenisitas
tuberculosis paru yang tidak dapat disamakan dengan organisme lain.
Observasi dari dinamika partikel telah memperlihatkan bahwa kisaran ukuran
4
droplets, termasuk yang berdiameter 30 µm atau lebih, dapat tetap tersuspensi
dalam udara.hal ini mempengaruhi rekomendasi untuk mencegah transmisi.
Bila partikel airborne yang mengandung pathogen dapat tetap infeksius
dalam jarak yang jauh, membutuhkan kamar isolasi infeksi airborne
(Airborne infection isolation room) untuk mencegah penyebarannya.
Organisme yang ditransmisikan melalui rute droplet, dimana tidak infeksius
dalam jarak jauh, tidak membutuhkan penanganan udara dan ventilasi yang
khusus. Contoh agen infeksiusyang ditransmisikan melalui rute droplet yaitu
Bordetella pertussis, influenza virus, adenovirus, rhinovirus, Mycoplasma
pneumoniae, SARS-associated coronavirus (SARS-CoV), group A
streptococcus, dan Neisseria meningitidis. Walaupun respiratory syncytial
virus dapat ditransmisikan melalui rute droplet, kontak langsung dengan
sekresi respiratori yang terinfeksi dapat menjadi mode transmisi utama
sehingga kewaspadaan standart plus kontak mencegah transmisi pada fasilitas
pelayanan kesehatan.
Pada kejadian yang lebih jarang, pathogen yang tidak ditransmisikan
secara rutin melalui rute droplet didispersikan pada udara dalam jarak
pendek. Contohnya, walaupun S. aureus kebanyakan ditransmisikan melalui
rute kontak, infeksi virus saluran pernafasan atas diasosiasikan dengan
peningkatan dispersi S. aureus dari hidung ke udara pada jarak 4 kaki pada
kondisi outbreak, dan dikenal sebagai “cloud baby” dan “cloud adult”
phenomenon .
3. Air Borne
Transmisi airborne dapat timbul akibat penyebaran droplet nuclei
airborne atau partikel kecil pada rentang ukuran yang dapat direspirasi yang
mengandung agen infeksius yang tetap infektif pada waktu yang lama dan
jarak jauh (contoh, spora dari Aspergillus spp. dan Mycobacterium
tuberculosis). Mikroorganisme yang dibawa pada benda ini dapat terdispersi
di udara melalui jarak yang jauh dan dapat diinhalasi oleh individu yang
rentan walaupun tidak kontak langsung (face to face contact) atau dalam
ruangan yang sama dengan individu infeksius.
5
Pencegahan penyebaran pathogen yang ditransmisikan melalui rute
airborne membutuhkan penanganan sistem udara dan ventilasi yang khusus
(contoh, Airborne infection isolation room) untuk menampung dan kemudian
secara aman menyingkirkan agen infeksius. Agen infeksius tersebut antara
lain Mycobacterium tuberculosis, rubeola virus (measles), and varicella-
zoster virus (chickenpox). Sebagai tambahan, virus variola (smallpox) dapat
juga ditransmisikan melalui udara dan AAIR (Airborne infection isolation
room) dapat direkomendasikan untuk agen ini juga walaupun rute droplet dan
kontak merupakan rute transmisi yang lebih sering pada virus smallpox ini.
Sebagai tambahan pada Airborne infection isolation room, proteksi
respiratori dengan N95 yang disertifikasi oleh NIOSH (National Institute for
Occupational Safety and Health) atau respirator dengan level yang lebih
tinggi, direkomendasikan untuk tenaga medis yang memasuki AAIR untuk
mencegah masuknya infeksius agen seperti M. Tuberculosis.
Untuk agen respiratori infeksius yang lain seperti influenza,
rhinovirus dan bahkan beberapa virus gastrointestinal (norovirus dan
rotavirus), terdapat beberapa evidence bahwa pathogen tersebut dapat
ditransmisikan melalui partikel aerosol kecil. Transmisi tersebut diketahui
menempuh jarak lebih dari 3 kaki, tetapi pada ruangan pasien ternyata
didapatkan bahwa agen ini tidak viable untuk menempuh jarak jauh. AIIRS
tidak diperlukan secara rutin untuk mencegah transmisi pada agen ini.
6
PERIODE INKUBASI PADA PENYAKIT INFEKSI
7
BAB III
TATALAKSANA
8
B. TATA CARA :
MEMASUKI RUANGAN
Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan
Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrub berbasis alkohol
Pakai APD
Masuk ruangan dan tutup pintu
MENINGGALKAN RUANGAN
Di pintu keluar, lepaskan APD dengan urutan yang benar
Sarung tangan: lepas dan buang ke dalam tong sampah medis
Kac mata atau pelindung wajah: letakkan dalam peralatan bekas pakai
Gaun: dengan tidak memegang bagian luar gaun, masukkan kedalam tempat cucian
Cuci tangan dengan air mengalir atau gunakan handrup berbasis akohol
Tinggalkan ruangan
Lepaskan masker atau brespirator dengan memegang elestis di belakang
Telinga, jangan memegang depan masker
Setelah keluar ruangan, gunakan kembali handrub berbasis alcohol atau cuci tangan
dengan air mengalir
Petugas mandi dikamar mandi yang disediakan di kamar ganti sebelum
meninggalkan ruangan dan mengenakan pakaian dari rumah
9
BAB IV
DOKUMENTASI
10