Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dina Margaretha Oca Muham

NIM : 2009113311
Mata Kuliah : Hukum Pajak
Dosen Pengampu : Zainul Akmal, S.H., M.H.

1. Mengapa ada pengkategorian pajak daerah dan pusat serta berikan pendapat
saudara apakah lebih baik dipertahankan seperti ini atau dirubah?
Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui
Undang-Undang Perpajakan. Pajak pusat juga dikelola dan dipungut oleh
pemerintah melalui Direktorat Jenderal pajak DJP) di bawah kewenangan
kementerian Keuangan. Hasil dari pemungutan pajak pusat merupakan sumber
pendapatan negara yang tercatat di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) sebagai biaya yang dikeluarkan dalam rangka membangun
negara.
Jika pajak pusat dimanfaatkan untuk keperluan negara, pajak daerah
memiliki ruang lingkup yang lebih kecil yaitu untuk keperluan daerah. Pajak
daerah sendiri diatur melalui Undang-Undang No.28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dimana dalam Undang-Undang tersebut
pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang
pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang.
Hasil dari pemungutan pajak tidak dapat dirasakan langsung atau imbalan
langsung kepada masyarakat namun dipergunakan untuk keperluan daerah
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Itu berarti pajak daerah dikelola
dan dipungut oleh pemerintah daerah yang aturannya diterbitkan oleh masing-
masing daerah melalui peraturan daerah. Dengan kata lain, aturan pajak daerah
dari daerah satu dan yang lainnya bisa berbeda. Tergantung ketetapan
pemerintah daerah dengan melihat potensi, kemampuan masyarakat, dan
prioritas kepentingan pembangunan daerah.
Pengkategorian pajak pusat dan pajak daerah ini merupakan hal yang
penting. Karena dengan pengkategorian ini akan mempermudah untuk
meningkatkan perekonomian tiap daerah. Namun, menurut saya
pengkategorian pajak pusat dan pajak daerah di Indonesia saat ini masih
belum sesuai dengan keadaan yang ada. Masih belum meratanya
perekonomian tiap daerah, dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi tiap
daerah. Daerah yang memiliki sumber daya yang melimpah akan semakin
kaya sedangkan yang daerah yang memiliki sedikit sumber daya akan semakin
miskin. Oleh karenanya, untuk saat ini ada baiknya tidak perlu pengkategorian
antara pajak pusat dan pajak daerah, lebih baik untuk saat ini adalah dengan
mengumpulkan pajak pusat dan kemudian mendistribusikan ke setiap daerah
sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Dan setelah mulai meratanya
ekonomi di tiap daerah, maka dapat diterapkan pengkategorian pajak pusat
dan pajak daerah untuk semakin meningkat dan mengembangkan ekonomi
tiap daerah.

2. Berikan pendapat saudara dari beberapa sistem pemungutan pajak yang mana
yang lebih baik untuk diterapkan di Indonesia?
Dari ketiga sistem pemungutan pajak di Indonesia, yakni Self Assessment
System, Official Assessment System, dan Withholding Assessment System.
Menurut saya yang paling tepat adalah dengan menerapkan Official
Assessment System. Dimana Official Assessment System sendiri merupakan
sistem pemungutan pajak yang membebankan wewenang untuk menentukan
besarnya pajak terutang pada fiskus atau aparat perpajakan sebagai pemungut
pajak. Dalam sistem pemungutan pajak Official Assessment, wajib pajak
bersifat pasif dan pajak terutang baru ada setelah dikeluarkannya surat
ketetapan pajak oleh fiskus. Jadi, wajib pajak tidak perlu lagi menghitung
pajak terutang melainkan cukup membayar sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh instansi terkait. Hal ini akan lebih mempermudah wajib pajak
untuk membayar pajaknya sesuai dengan pajak terutang yang ia miliki
masing-masing. Selain mempermudah wajib pajak, sistem ini juga
mempermudah pemerintah untuk menetapkan tarif pajak serta aturan
perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai