Anda di halaman 1dari 4

LEAFLET POKMASWAS PERIKANAN

OLEH :
EVA HENDRAYANI, S.Pi
DINAS PERIKANAN KABUPATEN
LAHAT TANGGAL 17 OKTOBER 2022

Untuk memulihkan sumberdaya itu pemerintah


POKMASWAS PERIKANAN memprogramkan restocking atau pengkayaan
sumberdaya ikan atau penebaran ikan di perairan
umum. Jadi restocking merupakan salah satu upaya
penambahan stock ikan tangkapan untuk ditebarkan di
perairan umum, pada perairanyang dianggap telah
mengalami kritis akibat padat tangkap atau tingkat
pemanfaatannya berlebihan

Latar Belakang

Perairan umum adalah perairan yang tidak


dibudidayakan atau dipelihara oleh seseorang dan
dimanfaatkan untuk umum atau bersama. Berdasarkan
wilayah perairannya, perairan Umum terbagi penjadi 3
yaitu perairan umum daratan (air tawar), perairan Namun dalam pelaksanaan restocking
umum payau dan perairan laut. sumberdaya perairan dibutuhkan pengawasan dan
pengendalian terhadap pemanfaatan sumberdaya
Perairan Umum Daratan Adalah bagian permukaan
kelautan dan perikanan sehingga pemanfaatan tersebut
bumi yang secara permanen atau berkala tertutup
dilaksanakan secara bertanggung jawab, ramah
massa air tawar. Contoh perairan umum daratan adalah
lingkungan, lestari dan berkelanjutan.
sungai, dam, waduk, embung atau danau. Perairan
Umum payau Adalah bagian permukaan bumi yang Kebijakan Pemerintah di bidang Pengawasan
secara permanen atau berkala tertutup massa air tawar Sumberdaya kelautan dan Perikanan antara lain dengan
yang bercampur dengan massa air laut. Contoh perairan melibatkan peran serta masyarakat. Kelompok
umum payau seperti muara-muara sungai. perairan masyarakat yang melaksanakan kegiatan ini disebut
umum laut adalah wilayah perairan laut yang dimiliki dengan Pokmaswas. Hal ini sesuai dengan sesuai
oleh suatu negara. dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, pada Pasal 67 yang menyatakan "Masyarakat
dapat dilibatkan dalam membantu pengawasan
perikanan.

Pembentukan Pokmaswas

Pembentukan Pokmaswas berpayung hukum


Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 58
Tahun 2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem
Pengawasan Masyarakat dalam Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan.

(POKMASWAS) merupakan pelaksana pengawasan


di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh
Keberadaan ikan di perairan umum juga sudah masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan,
mulai penurunan atau mendekati kritis. Hal ini dicirikan petani ikan serta masyarakat maritim lainnya.
jumlah tangkapan atau pancingan yang mulai menurun
dan ukuran ikan yang makin mengecil.
POKMASWAS dibentuk atas inisiatif masyarakat Tugas dan Fungsi Pokmawas
yang difasilitasi oleh unsur pemerintah daerah, dan
dikoordinir oleh seorang anggota masyarakat dalam - Melihat, mengawasi dan memantau kegiatan
POKMASWAS, yang berfungsi sekaligus sebagai pemanfaatan di lingkungan perairannya (sungai,
mediator antara masyarakat dengan pemerintah/ embung, atau laut),
petugas. - Mencatat apabila terjadi adanya dugaan
pelanggaran terhadap peraturan perundang-
Para nelayan yang menjadi ABK kapal-kapal undangan perikanan atau dugaan tindak pidana
penangkap ikan dan nelayan-nelayan kecil serta dibidang perikanan
masyarakat maritim lainnya, dapat merupakan anggota - melaporkan adanya dugaan pelanggaran terhadap
kelompok masyarakat pengawas. peraturan perundang-undangan perikanan atau
dugaan tindak pidana dibidang perikanan kepada
Kepengurusan POKMASWAS dipilih oleh Pengawas Perikanan atau aparat penegak hukum
masyarakat dan terdaftar sebagai anggota. Persyaratan - membantu mengedukasi warga sekitar tentang
pembentukan POKMASWAS antara lain : pentingnya menjaga kawasan perairan berikut biota
- warga negara Indonesia didalamnya. Dalam hal ini Pokmaswas merupakan
- merupakan pelaku usaha di bidang perikanan ujung tombak pengawasan di wilayahnya.
- pengurus inti bukan merupakan anggota TNI, POLRI,
PNS atau Perangkat Desa

Kepengurusan Pokkmaswas Larangan Bagi Pokmaswas dan Masyarakat

Pengurus Pokmaswas dipilih oleh para anggota dengan Dalam melaksanakan tugasnya, Pokmaswas dan
susunan kepengurusan minimal terdiri dari: masyarakat dilarang melakukantindakan-tindakan di
- Ketua; bawah ini :
- b. Sekretaris; - Menghakimi tersangka pelaku pelarangan dan/atau
- c. Bendahara. tindak pidana di bidang kelautan dan perikanan.
Pengurus Pokmaswas wajib untuk selalu memberikan - Bertindak sebagai aparat penegak hukum.
laporan dan berkoordinasi dengan Dinas Perikanan - Menerapkan aturan yang tidak ada dasar
kabupaten dan DKP Provinsi. Masa kepengurusan hukumnya.
dicantumkan dalam Anggaran Dasar (AD)/Anggaran - Melakukan tindakan yang bertentangan dengan
Rumah Tangga (ART) Pokmaswas yang berlaku selama hukum.
periode 5 (lima) tahun. Apabila kelompok memiliki - Memanfaatkan peran sebagai Pokmaswas untuk
kesulitan dalam menyusun AD/ART, maka kepala desa keuntungan dan/atau kepentingan pribadi maupun
dapat meminta bantuan kepada Dinas Perikanan terkait kelompok.
- Membiarkan terjadinya suatu pelanggaran dan/atau
Pengukuhan Pokmaswas tindak pidana kelautan dan perikanan tanpa adanya
Menyampaikan surat permohonan pengukuhan upaya untuk melaporkannya.
kelompok pengawas adat kepada Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi untuk mendapatkan pembinaan Alur Kegiatan Pokmaswas
dan perlindungan sebagai kelompok pengawas. Surat
tersebut dilengkapi dengan :
 Surat dari Kepala Desa administratif atau Kepala
Dinas Perikanan Kabupaten/Kota tersebut yang
menyatakan bahwa kelompok pengawas berbasis
adat tersebut memang telah ada dan menjalankan
fungsi pengawasan sumber daya kelautan dan
perikanan secara efektif dan sejalan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
 KTP ketua kelompok dan anggota-anggota.
 Informasi tentang struktur dan pertanggungjawaban
dan pelaporan kelompok ini dalam sistem atau
aturan adat.
 Fotocopy aturan adat yang ditegakkan di Wilayah
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai