Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah Produktivitas Perairan

PERBANDINGAN MANAGEMEN
PENANGKAPAN IKAN DAN
AKUAKULTUR DI LAOS SELATAN

KELOMPOK 10
Perikanan C
ANGGOTA
KELOMPOK 10

Syahrul Muhammad Barkah (230110190111)

Anans Agung (230110190115)

Devi Alifa Triana (230110190117)


ABSTRAK Makalah ini berpendapat bahwa ada bias
dalam pengelolaan perikanan di Laos terhadap
akuakultur yang dikembangkan oleh pemerintah,
meskipun budidaya memiliki potensi menimbulkan
dampak sosial dan lingkungan yang serius.
Contoh diberikan dari tiga komunitas yang
memiliki atau ingin melakukan budidaya
perikanan di Champasak, wilayah yang memiliki
kelimpahan ikan paling banyak di Laos. Ini diikuti
oleh studi kasus perikanan berbasis masyarakat
sistem pengelolaan bersama Kawasan Konservasi
Ikan dan peraturan lainnya di Sungai Mekong
yang dapat digunakan dalam pendekatan yang
lebih seimbang terhadap sumber daya perairan
manajemen di masa depan.
OVERALL REVIEW
Ikan air tawar dan hewan air lainnya merupakan
sumber makanan yang sangat penting dan
pendapatan bagi masyarakat pedesaan yang
hidup di sekitar Sungai Mekong
TIngkat konsumsi ikan oleh masyarakat laos
sebanyak 7 kg
Ikan yang dikonsumsi berasah dari perikanan
tangkap
Usaha akuakultur budidaya skala kecil banyak
dilakukan namun sayangnya kebanyakan
komunitas lembaga-lembaga perikanan laos lebih
banyak berfokus padateknik monitoring perikanan
tangkap melalui cath-per-unit-effort (CPUE)
BIAS MANAJEMEN PERIKANAN
LAOS
Ruddle (1993) berpendapat, bias seperti itu terhadap
akuakultur dapat terjadi karena kebijakan yang dibuat oleh
lembaga dirasa mementingkan kepuasan investor
dibandingkan kebutuhan akan akuakultur itu sendiri. Akhirnya
diusulkan sitem pengelolaan bersama perairan alami yang
realistis dan hemat biaya untuk meningkatkan pengelolaan
sumber daya alam, melindungi keanekaragaman hayati,
meningkatkan produktivitas ikan, meningkatkan solidaritas
masyarakat, dan mengurangi kemiskinan pedesaan. Sistem
tersebut adalah sistem pengelolaan bersama berbasis
masyarakat berdasarkan Zona Konservasi Ikan (FCZ).
AKUAKULTUR DI LAOS
Penggunaan kolam perangkap di Laos dan Thailand timur laut sudah berusia
ratusan tahun (Setboonsarng 1993). Dalam provinsi utara Laos diperkirakan telah
diimpor sekitar 1.000 tahun yang lalu ketika etnis Han pindah ke daratan
semenanjung Asia Tenggara dari Cina membawa ikan Mas (Cyprinus carpio) dan
ikan mas koki (Carassius auratus). Penggunaan kolam perangkap di beberapa
wilayah di Laos mengalami peningkatan.

Namun. dengan peningkatan tersebut dapat membawa beberapa dampak yang


merugikan. Seperti masuknya spesies eksotik kedalam perairan, resiko introduksi
organisme yang dimodifikasi secara genetik dan hormonal, polusi sisa pakan,
penurunan kualitas air akibat limbah perikanan. Dengan demikian, diperlukan usaha
untuk mengelola perikanan tangkap agar ada sumber daya alam yang
keberlanjutan dalam jangka panjang.
PENGELOLAAN BERSAMA SUMBER DAYA PERAIRAN
ALAM DI KHONG, CHAMPASAK
Provinsi Champasak, Laos merupakan wilayah yang memiliki kelimpahan sumber daya perairan yang paling
melimpah di Laos. Beberapa pengelolaan perairan telah dilakukan untuk menjaga kelimpahan sumber daya
perairan, seperti pengeluaran regulasi pemisahan wilayah konservasi ikan menjadi 68 bagian, atau wilayah
dilarang menangkap ikan di sungai Mekong. Beberapa regulasi juga diterapkan pada beberapa daerah
khusus, regulasi tersebut adalah
Larangan menggunakan jebakan ikan pada saat awal musim hujan ketika beberapa spesies ikan
bermigrasi untuk melakukan pemijahan.
Melarang menangkap larva ikan Gabus (Channa striata) menggunakan scoop nets
Membatasi pemanenan kodok (Rana spp.) terutama ketika musim pemijahan.
Membatasi jumlah perizinan alat penangkap ikan, termasuk penangkapan ikan menggunakan tombak
pada malam hari.
Menjaga habitat lahan basah.

Program pengelolaan bersama sumber daya akuatik di Khong telah berhasil, karena sebagian besar orang
percaya bahwa stok ikan dan tangkapan ikan meningkat dengan adanya implementasi peraturan
pengelolaan bersama, termasuk pembentukan Wilayah Konservasi Ikan.
KESIMPULAN
Akuakultur dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal di daerah
pedesaan, tetapi harus berhati-hati dalam melakukannya. Pada
dasarnya akualkultur ramah lingkungan, namun pengelolaan
yang salah dapat menimbulkan beberapa dampak lingkungan
dan sosial-ekonomi. Di sisi lain, pengelolaan perairan secara
baik dan benar dapat meningkatkan sosial-ekonomi
masyarakat dan menjaga keberlanjutan sumber daya perairan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai