Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sisian Ranindaya Tangisi

NIM : 201904060
Kelas : R4A

BAB II
VITAMIN LARUT AIR

Studi Kasus

Tuan EH adalah seorang pramugara di salah satu maskapai penerbangan nasional di


Indonesia. Usia tuan EH 27 tahun dengan berat badan 55kg dan tinggi badan 170cm.
Tuan EH aktif secara fisik dan berolahraga sebanyak 3 -5 kali seminggu. Pola tidur
Tuan EH cukup bervariasi tergantung pekerjaannya, dengan lama tidur sekitar 4 – 7
jam per hari. Tuan EH sering mengalami sakit kepala akibat sering terbang sehingga
beliau mengonsumsi aspirin. Diet yang dianut Tuan EH adalah vegan, yaitu tidak
mengonsumsi daging, dan produk olahan dari hewan lain seperti telur, susu, dan keju.
Tuan EH mengganti protein hewaninya dengan produk olahan kedelai seperti tempe
dan tahu serta rumput laut. Tuan EH menjalani gaya hidup ini selama 3 tahun dengan
alasan karena ayahnya meninggal akibat kanker kolom. Sejak saat itu, Tuan EH rajin
membaca artikel gizi dan berkesimpulan bahan pangan hewani merupakan penyebab
ayahnya meninggal karena kanker. Selama 2 minggu terakhir, Tuan EH sering
mengeluh pusing, pandangan mata berkunang dan mudah lelah. Setelah diperiksa,
diketahui bahwa tuan EH mengalami anemia makrositik. Dokter yang menangani
meminta Tuan EH berkonsultasi dengan ahli gizi. Ahli gizi kemudian menjelaskan
bahwa Tn EH kemungkinan mengalami defisiensi vitamin B12 karena pola
makannya.

Kata kunci.
1. Anemia makrositik
2. Vegan
3. Makanan hewani
4. Vitamin B12
Bahan Diskusi

1. Jelaskan fungsi vitamin B12.

2. Jelaskan metabolisme dan penyerapan vitamin B12

3. Jelaskan hubungan antara defisiensi vitamin B12 dan anemia yang dialami oleh
tuan EH.

4. Jelaskan mengapa Tuan EH yang tidak mengonsumsi makanan hewani dan


kecenderungannya kekurangan vitamin B12.

5. Jelaskan gangguan kesehatan yang dialami seseorang saat kurang mengonsumsi


vitamin B12.

6. Tuan EH rajin mengonsumsi tempe dan olahan rumput lain, yang merupakan
bentuk fermentasi dari kedelai. Apakah mengonsumsi tempe tidak dapat
membantu memenuhi kebutuhan vitamin B12?

7. Tuan EH sudah menjalani diet vegan sudah cukup lama, kenapa tanda-tana
defisiensi baru terlihat setelah 3 tahun?

8. Ada beberapa bentuk senyawa vitamin B12, yaitu cyanocobalamin,


hydroxycobalamin, dan metilcobalamin. Jelaskan perbedaannya dan aplikasi
pengunannya!

9. Jelaskan bagaimana cara mengukur vitamin B12 seseorang.

10. Sebutkan faktor-faktor apa saja yang mampu memengaruhi kadar vitamin B12
seseorang.

11. Jelaskan bagaimana vitamin B12 dicerna termasuk bagaimana faktor intrisnik
mengatur penyerapan vitamin B12 seseorang
Jawaban
1. Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah folat menjadi bentuk aktif, dan dalam
fungsi normal metabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna, sumsum
tulang dan jaringan syaraf. Vitamin B12 merupakan kofaktor 2 jenis enzim pada
manusia, yaitu metionin sintese dan metilmationil-KoA mutase. Vitamin B12
sangat penting untuk perkembangan otak, mielinisasi saraf, dan fungsi kognitif.
Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dengan tepat. Jika
kadar vitamin B12 kurang maka akan menyebabkan nilai MCV menjadi tinggi.
Fungsi vitamin B12 adalah sebagai koenzim dalam sintesis hem untuk
hemoglobin, pembentukan sel darah merah normal.
2. Keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12 yang dikonsumsi
dapat diabsorbsi. Angka ini menurun hingga 10% pada konsumsi melebihi 5x
angka kecukupan gizi (AKG). Dalam lambung kobalamin dibebaskan dari
ikatannya dengan protein oleh cairan lambung dan pepsin, kemudian segera
diikat oleh protein khusus dalam lambung. Vitamin B12 dilepas dari faktor R di
dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh enzim protease pankreas
terutama tripsin untuk segera diikat oleh faktor intrinsik. Proses absorbsi
dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12 dalam vena porta memakan
waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada TC-2 kemudian dibawa ke
jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor khusus. Bila absorbsi vitamin
B12 mengalami gangguan dalam saluran cerna karena kekurangan faktor
intinsik, akibatnya baru terlihat setelah 4-10 tahun.
3. Defisiensi vitamin B12 umumnya disebabkan oleh karena kurang baiknya
sistem penyerapan. Keadaan ini adalah merupakan akibat dak terproduksinya
faktor intrinsik oleh tubuh sehingga vitamin B12 dak dapat diserap. Keadaan
defisiensi vitamin B12 dapat mengakibatkan sumsum tulang dak dapat
memproduksi sel eritrosit secara normal, keadaan ini dapat mengakibatkan daya
pengangkutan hemoglobin menjadi sangat terbatas. Karena keterbatasan
pengangkutan hemoglobin ini sehingga menyebabkan anemia yaitu
berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah) dalam sirkulasi darah atau
massa hemoglobin sehingga dak mampu memenuhi fungsinya sebagai
pembawa oksigen keseluruh jaringan padahal semakin banyaknya asupan
vitamin B12 maka akan semakin pula nggi kadar hemoglobin, begitupun
sebaliknya
4. Tuan EH memilih mengganti protein hewaninya karena ingin mengurangi
risiko penyakit degenerative seperti yang pernah dialami ayahnya yaitu kanker
kolon.

Kecenderungannya mengalami defisiensi vitamin B12 sangat besar karena


sumber vitamin B12 yang baik yaitu dari protein hewani seperti hati, daging,
udang dan kerang. Tetapi Tuan EH memilih tidak mengonsumsinya.
5. Gangguan kesehatan yang akan terjadi saat seseorang kurang mengonsumsi
vitamin B12 yaitu anemia pernisiosa maupun anemia megaloblastik,
pertumbuhan terhambat dan penurunan fungsi reproduksi.
6. Mengonsumsi tempe maupun olahan rumput lainnya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan vitamin kobalamin B12 dalam tubuh yang banyak
terdapat dalam produk hewani.
7. hal ini disebabkan cadangan vitamin B12 dapat tersimpan dalam hati. Gejala
kekurangan biasanya muncul sesudah beberapa tahun kemudian atau agak lama,
karena organ hati adalah merupakan tempat penyimpanan cadangan vitamin
B12 dan dapat memuat 2000-5000 mcg ; suatu simpanan yang cukup untuk tiga
sampai lima tahun.
8. Sianokobalamin bentuk vitamin B yang diproduksi 12. Digunakan untuk
mengobati kekurangan vitamin B12. Betuk pengaplikasiannya yaitu melalui
mulut, suntikan ke otot, atau sebagai semprotan hidung.

Hydroxycobalamin adalah vitamin yang ditemukan dalam makanan dan


digunakan sebagai suplemen makanan.

Methylcobalamin merupakan jenis vitamin yang banyak digunakan untuk terapi


penyakit-penyakit neurologis, antara lain polineuropati, kelainan medulla
spinalis, dan gangguan kognitif. Pemahaman mengenai berbagai aspek dari
vitamin ini dibutuhkan untuk terapi yang efektif.
9. Cara mengukur vitamin B12 melalui pemeriksaan laboratorium darah untuk
mengecek kadar sel darah merah dalam tubuh
10. Kecukupan Zat Besi dalam Tubuh, Kecukupan zat besi yang direkomendasikan
adalah jumlah minimum zat besi yang berasal dari makanan yang dapat
menyediakan secara cukup pada setiap individu yang sehat pada 95% populasi
sehingga dapat terhindar dari resiko anemia zat besi.
metabolism zat besi dalam tubuh, terbagi menjadi 2:
a Bagian fungsional yang digunakan untuk keperluan metabolik. Jumlah zat
besi sebagai bagian fungsional yaitu antara 25 – 55 mg / kg berat badan. Zat
besi yang sebagai bagian fungsional adalah hemoglobin, myoglobin, sitokrom
serta enzim heme dan heme.
b. Bagian yang merupakan cadangan Jumlah zat besi sebagai cadangan apabila
dibutuhkan untuk fungsi- fungsi fisiologis yaitu antara 5 – 25 mg / kg berat
badan.
11. Penyerapan vitamin B12 di gastrointestinal, bergantung pada kecukupan faktor
intrinsik, dan ion kalsium. Faktor intrinsik atau dikenal juga sebagai gastric
intrinsic factor merupakan glikoprotein yang disekresikan oleh sel parietal pada
mukosa gaster. Setelah konsumsi per oral, cyanocobalamin, akan terikat pada
faktor intrinsik selama masa transit di dalam lambung. Selanjutnya, vitamin
B12 akan mencapai ileum terminal, maka ikatan tersebut akan dipisah oleh ion
kalsium. Kemudian cyanocobalamin akan memasuki sel mukosa, dan sirkulasi
darah.
Daftar Pustaka
Rahayu A, Yulidasari F. Dasar-dasar gizi. Yogyakarta: CV Mine, 2019
Nugroho MR, Sartika RA. Asupan vitamin B12 terhadap anemia megaloblastik pada
vegetarian di vhara meitriya khirti Palembang. J Kesehatan komunitas. 2018 oktober;
4(2): 42-4
Salsabila DM. Defisiensi vitamin B12 dan gangguan neurologis. JMH. 2020 oktober;
2(1): 238
Serlie, Winaktu G, Sinsanta. Hubungan asupan vitamin B12 dengan kadar
hemoglobin pada vegetarian di vihara Maitreya. J Meditek. 2018 juji; 26(2): 67

Anda mungkin juga menyukai