Doc-Kelompok 3.makalah Pengantar Pendidikan
Doc-Kelompok 3.makalah Pengantar Pendidikan
DISUSUN OLEH :
KELAS :
Reguler Pagi-RH
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelomok untuk mata kuliah Pengantar Pendidikan, dengan judul “Tujuan-
tujuan Pendidikan”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas terhadap kami.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia Pendidikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………….…………………………………1 . 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………….…1 . 2
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………………………………………………………….…1 . 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Tujuan dan Kepribadian Pendidik
B. Macam-macam Tujuan di Dalam Pendidikan
C. Beberapa Pendapat Tentang Tujuan Pendidikan
BAB III
A. Penutup dan Kesimpulan
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
Dari uraian diatas yang dapat dilihat bagaimana kompleksnya pembangunan
Pendidikan diatas di Indonesia, maka kami merumuskan makalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi pendidikan ?
3. Apa macam-macam jalur pendidikan ?
4. Serta beberapa pendapat tentang tujuan dalam pendidikan
Secara umum, pendidik adalah orang yang memiliki tanggung jawab untuk
mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan pengembangan seluruh potensi peserta didik baik potensi efektif,
kognitif, maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Beberapa ahli
pendidikan yang memberikan arti pendidik adalah :
Marimba mengartikan pendidik sebagai orang yang mempertanggung jawabkan sebagai
pendidik, yaitu manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya bertanggung jawab
tentang pendidikan peserta didik
Sutari Imam Barnadib mengemukakan bahwa pendidik adalah orang yang
sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai kedewasaan peserta didik seorang
guru bertanggung jawab terhadap keberhasilan anak didik. Dia tidak hanya mampu
melakukan transformasi seperangkat ilmu (psychomotoric domain), tetapi juga
bertanggung jawab untuk mengejawatkan hal-hal yang berhubungan dengan
sikap (effective domain).
Oleh karena itu pendidik profesional yang dapat menciptakan pembelajaran aktif
peserta didik dalam kegiatan. Pendidik yang profesional diyakini mampu mengantarkan
peserta didik dalam pembelajaran untuk menemukan, mengelola dan memadukan
perolehannya, dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan,
sikap, dan nilai keterampilan hidupnya, pendidik yang profesional juga mampu
membantu peserta didik berpikir, dan bertindak kreatif.
Telaah di atas eksistensi pendidik serta peningkatan karakter dalam literatur
pendidikan menyatakan bahwa pendidik harus memiliki karakteristik profesional, yaitu :
1. Memiliki moral.
yaitu berakhlak mulia, dan memiliki budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat yang
baik sebagai contoh untuk anak didiknya.
2. Mengedapankan kepalsuan ilusi.
Mau berjiwa besar serta mengakui kesalahan yang ada dan tidak melakukan
pembenaran terhadap kesalahan dengan mengutamakan kebenaran baik di dalam kelas
maupun di lingkungan sekolah.
3. Mampu menciptakan kepalsuan ilusi.
4. Menyembah Tuhan.
Yaitu agama dan tidak adanya Tuhan.
5. Bijaksana
Karakteristik tertentu dari suatu sikap atau perilaku seorang pendidik dalam mendidik.
6. Menyadari bahwa dirinya adalah contoh bagi anak-anak didiknya, dan menyadari
setiap kekurangan yang ada pada dirinya untuk dapat berubah menjadi seorang
pendidik yang lebih baik.
7. Mengambil pengalaman
Seorang pendidik hendaklah bisa mengambil hikmah dari pengalaman-
pengalaman saat mengajar, agar bisa jadi pedoman untuk memperbaiki setiap
kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi.
Ukuran ideal seorang guru sangat tergantung pada kemampuan dan pengalaman
intelektualitasnya. Guru harus memiliki “skill labor” sehingga mampu menyesuaikan
dengan subjek didik. Tidak cukup hanya itu saja, bahkan guru harus memiliki akhlak yang
baik serta memiliki ilmu dan keutamaan dalam semua gerak-geraknya.
Guru bisa dianggap sebagai pendidik yang memenuhi syarat yaitu apabila guru
memiliki kompetensi sebagai berikut :
1. Kompetensi Idealisme
Selain motivasi jauh ke depan, seorang guru harus memiliki keterkaitan pada agama
falsafah bangsa, serta idealisme.
2. kompetensi cendekia
Maksudnya ilmu yang akan diberikan harus dikuasai secara mendetail dan luas. Seorang
guru harus mampu mentransfer dan mentransformasikan pengetahuannya kepada anak
didik.
3. kompetensi profesional
Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau pendidik yang
profesional.
4. Kompetensi kepribadian
Seorang guru harus stabil, yang merasa dirinya gambir, bersemangat, positif, partisipatif
dan tidak pengeluh.
5. kompetensi sosial
Guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai makhluk sosial yang berada di antara
masyarakat, pemerintah dan harapan orang tua serta anak-anak.
Dari kelima kompetensi tersebut di atas sebenarnya sudah ada pada setiap
individu tetapi penyajiannya berbeda-beda.
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Aulad dikatakan bahwa
seorang guru memiliki lima karakter dasar, yaitu :
1. Ikhlas.
2. Takwa.
3. Ilmu.
4. Sabar.
5. jawab.
Manusia harus tahu baca, tulis, dan aritmatika bukan semata-mata untuk bertahan
hidup, tapi juga mampu mengangkat derajatnya.a
Contoh kebiasaan yang akan membentuk pribadi siswa antara lain adalah,
menyelesaikan tugas tepat waktu, berperilaku baik, dsb.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen) Pasal 31, ayat
3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.” Tujuan Pendidikan Nasional
dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003 Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan
dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan,
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO Dalam upaya meningkatkan
kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan.
Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga
UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization)
mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa sekarang maupun masa depan,
yakni:
(1) learning to Know
(2) learning to do
(3) learning to be
(4) learning to live together
Plato
Plato merupakan salah seorang filsuf yang paling berpengaruh di dunia. Filsuf satu ini diyakini
berperan penting dalam perkembangan filsafat Yunani Kuno. Selain dikenal sebagai seorang
filsuf, Plato juga dikenal sebagai peletak dasar agama-agama di barat. Menurutnya, pendidikan
adalah sesuatu yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan
sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Plato berpendapat
bahwa pendidikan direncanakan dan diprogram menjadi tiga tahap, yaitu pendidikan yang
diberikan hingga dua puluh tahun, pendidikan dua puluh tahun hingga tiga puluh tahun, dan
pendidikan tiga puluh tahun hingga usia empat puluh tahun.
H. Horne
Pendidikan adalah sebuah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi
bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar
kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
Aristoteles
Aristoteles adalah seorang ilmuwan dan filsuf terkemuka di dunia. Tak hanya fokus dengan satu
bidang, Aristoteles banyak melahirkan gagasan di semua cabang ilmu pengetahuan, seperti
etika, psikologi, ekonomi, dan kesenian. Tak heran, jika filsuf satu ini dikagumi dan
menginspirasi bagi banyak ilmuwan di dunia. Menurut Aristoteles, pengertian pendidikan
adalah salah satu fungsi dari suatu negara yang dilakukan demi tujuan negara itu sendiri. Ia
memandang bahwa pendidikan merupakan bekal untuk beberapa aktivitas atau pekerjaan yang
layak. Pendidikan semestinya dipandu oleh undang-undang untuk membuatnya sesuai dengan
hasil analisis psikologis dan mengikuti perkembangan secara bertahap.
Dewey John
Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman, yang
mungkin akan terjadi dalam pergaulan. Di mana proses tersebut melibatkan pengawasan dan
perkembangan dari orang dewasa dan kelompok di mana ia hidup.
Imam Al Ghazali
Imam Al-Ghazali merupakan tokoh muslim terkemuka di dunia. Beliau salah satu ilmuwan
terkenal yang mempelajari ilmu di bidang filsafat dan tasawuf. Melalui pemikirannya, Imam Al-
Ghazali menjadi salah satu orang yang berpengaruh bagi perkembangan dunia Islam. Pemilik
nama lengkap Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i ini
pernah memegang jabatan-jabatan sebagai naib konselor di Madrasah Nizhamiyah, sebuah
pusat pengajian tinggi di Baghdad. Melalui beberapa karya buku, beliau berhasil memberi
sumbangsih bagi perkembangan kemajuan umat manusia. Menurut pendapat Imam Al Ghazali,
pengertian pendidikan adalah proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai
akhir hayat melalui berbagai ilmu pengetahuan. Yang mana bentuk proses pengajaran
dilakukan secara bertahap dan menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat, menuju
pendekatan diri kepada Allah sehingga menjadi manusia sempurna.
BAB III
PENUTUP
https://andybudicahyono.blogspot.com/2018/06/karakteristik-pendidik-dan-peserta.html?m=1
https://www.merdeka.com/jateng/pengertian-pendidikan-menurut-para-ahli-lengkap-beserta-
tujuan-dan-manfaatnya-kln.html
https://radarkudus.jawapos.com/