Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

INTERPROFESIONAL EDUCATION
INTERPROFESIONAL CENTER
PADA NY.”S” DENGAN HIPERTENSI
DI DESA PETIR KECAMATAN PETIR
(Tanggal 16 – 28 April 2018)

Disusun Oleh :

Kelompok 11A

RW 01 Desa Petir

Ebhi Martiana P

Nena Athia Ulfa

Rarasati Sayekti

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANTEN

Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No 9. Cipocok Jaya Serang 42121

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya
kepada penyusun, hingga penyusun dapat menyelesaikan laporan Panduan Praktik Kerja Laporan
(PKL) Terpadu Tahun 2018 mahasiswa Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan
kontribusi dan dukungan dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini, penyusun
menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Hj. Een Sukaedah, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Banten
2. Ibu Hj. Suhartini, SKM, MKM selaku ketua panitia PKL terpadu tahun 2018
3. Bapak (camat)
4. Ibu Hj. Lindawati Skep.Ners.MKM selaku pembimbing I Desa Petir yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga laporan ini dapat diselesaikan
5. Ibu Ninik Wahyuni, S.ST. MM.Kes selaku pembimbing II Desa Petir yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga laporan ini dapat diselesaikan
6. Bapak Budi Siswanto. S.Kep, Ns, M.Sc selaku pembimbing III Desa Petir yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga laporan ini dapat diselesaikan
7. Bapak Hambali selaku kepala desa Petir dan jajarannya yang telah memberikan
pengarahannya serta memfasilitasi dalam pelaksanaan PKL Terpadu Tahun 2018
8. Bidan Rani, Amd.Keb selaku bidan desa Petir dan jajaran nya yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahannya serta memfasilitasi dalam pelaksanaan PKL Terpadu Tahun
2018
9. Masyarakat Desa Petir yang telah menerima mahasiswa Poltekkes Banten dengan baik.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan
Laporan PKL ini. Kritik dan saran sangatlah penyusun harapkan dan dapat disampaikan secara
langsung maupun tidak langsung.

Serang, April 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Interprofesional Education (IPE) atau pendidikan antar profesi merupakan salah satu
konsep pendidikan yang terintegrasi untuk peningkatan kemampuan kolaborasi.
Permasalahan yang muncul di masyarakat seringkali membutuhkan perhatian, pemikiran
dan intervensi dari berbagai disiplin ilmu dalam membangun dan memberdayakan
masyarakat.
Sekitar 26,4% orang di dunia menderita Hipertensi (WHO dalam Zaenurrohmah,
2017). Hipertensi di Indonesia terbanyak diderita oleh usia lanjut dengan prevalensi 45,9%
pada usia 55 – 64 tahun, dan 65,74% pada usia ≥75 tahun (Infodatin Kemenkes RI dalam
Zaenurrohmah, 2017).
Kecamatan Petir memiliki beberapa Desa, salah satunya Desa Petir dengan
penduduk yang masih menderita beberapa penyakit. Perkembangan penyakit pada masa
kini dan masa yang akan datang memerlukan penanganan yang konprehensif dari berbagai
profesi tenaga kesehatan. Tidak satupun profesi dapat menuntaskan permasalahan dengan
baikdan efektif secara sendirian. Oleh karena itu, dalam pelayanan kesehatan diperlukan
kolaborasi dari berbagai profesi sesuai tugas dan tanggungjawab masing-masing. Salah
satu penyakitnya adalah Hipertensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan
cukup istirahat/tenang. Hipertensi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan.
Kemudian kolaborasi antar profesi mengenai permasalahan hipertensi pada salah
satu warga di Desa Petir. Dengan adanya kolaborasi antar profesi ini dapat saling berbagi
ilmu mengenai permasalahan yang ada dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda. Dalam
melaksanakan kerjasama antar profesi diperlukan sikap saling percaya, saling menghargai
dan menghormati profesi dan disiplin ilmu masing-masing yang saling tergantung dan
saling melengkapi satu sama lainnya. Untuk itu diperlukan kedekatan antar individu yang
akan melakukan kerjasama tim.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banten mampu menerapkan pendekatan
Interprofesional Education (IPE) dan Interprofesional Colaboration (IPC) dalam
kegiatan Praktik Kerja Lapangan Terpadu di masyarakat
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Bekerja secara tim dalam merencanakan dan menanggulangi masalah kesehatan
b) Mengumpulkan, mengelola dan menganalisis data kesehatan keluarga
c) Merumuskan masalah kesehatan keluarga
d) Mengidentifikasi rencana penanggulangan masalah kesehatan keluarga
e) Melakukan tindakan dan pemecahan masalah kesehatan bersama-sama
keluarga
f) Mengevaluasi pencapaian kegiatan yang telah di rencanakan
g) Merencanakan tindak lanjut kegiatan oleh keluarga atas rencana kegiatan yang
belum terlaksana.

1.3 SASARAN
Sasaran dalam kegiatan IPE atau IPC dalam kelompok ini merupakan keluarga yang
mengalami penyakit yang tidak menular yaitu Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 PENGERTIAN HIPERTENSI


Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah ≥140/90 mmHg secara kronis.
Hipertensi sistolik terisolasi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, tetapi tekanan darah
diastolik <90 mmHg. Kondisi ini biasanya ditemukan pada usia lanjut. (Eka Adip Pradipta,
2014).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Lanny Sustrani, dkk dalam Nurhaedar Jafar (2010), Hipertensi atau penyakit
darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke
jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap
(Silent Killer), karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-
gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya.
Hipertensi ialah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi
merupakan sebuah kondisi di mana berlangsung gangguan pada mekanisme pengaturan
tekanan darah (Mansjoer, 2008: 144).

2.2 KLASIFIKASI HIPERTENSI


Pada tanggal 13 November 2017, American Heart Association (AHA) dan American
College of Cardiology (AHA) mengeluarkan pedoman hipertensi terbaru. Pedoman ini
berisikan banyak perubahan besar dalam pengelolaan hipertensi. Salah satu lompatan
terbesar pedoman ini adalah perubahan klasifikasi atau bahkan definisi hipertensi dimana
sebelumnya hipertensi dinyatakan sebagai peningkatan tekanan darah arteri sistemik yang
menetap dimana tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90
mmHg. Pada pedoman hipertensi tersebut maka hipertensi ditetapkan apabila tekanan
darah sistolik ≥130 mmHg atau tekanan darah diastolic ≥80 mmHg.
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut JNC 7 terbagi menjadi
kelompok normal, prahipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2 (Yogiantoro,
2009).
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah


Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 129 – 139 80 – 89
Hipertensi Drajat I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Drajat II >160 >100
Krisis Hipertensi >180 >110

2.3 FAKTOR PENYEBAB HIPERTENSI


Faktor resiko hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor
resiko yang tidak dapat diubah atau dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam,
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan minum-minuman beralkohol,
obesitas, kurang aktivitas fisik, stres, penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2013).
Beberapa studi menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki berat badan lebih atau
obesitas dari 20% dan hiperkolesterol mempunyairesiko yang lebih besar terkena
hipertensi. Pada umumnya penyebab obesitas atau berat badan berlebih dikarenakan pola
hidup (Life style) yang tidak sehat (Rahajeng & Tuminah, 2009).
Faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri
sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi esensial.
Teori esensial menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh faktor yang saling
mempengaruhi, dimana faktor yang berperan utama dalam patofisiologi adalah faktor
genetic dan paling sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan obesitas
(Dwi & Prayitno 2013).

2.4 KLASIFIKASI HIPERTENSI


2.4.1 Adapun klasifikasi Hipertensi menurut Kemenkes RI (2013) terbagi menjadi:
1) Berdasarkan Penyebab
a. Hipertensi Primer atau Hipertensi Esensial
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivas) dan
pola makan. Hipertensi jenis ini terjadi pada sekitar 90% pada semua kasus
hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder atau Hipertensi Non Esensial
Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekiar 5-10% penderita
hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal, sekitar 1-2% penyebabnya
adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu, misalnya pil KB.
2.4.2 Berdasarkan bentuk hipertensi
Hipertensi diastolik (diastolic hypertension, hipertensi campuran (sistol dan diastol
yang meninggi) dan Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension).
2.4.3 Jenis hipertensi yang lain, adalah sebagai berikut:
1) Hipertensi Pulmonal
Suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada
pembuluh darah arteri paru-paru yang menyebabkan sesak nafas, pusing dan
pingsan pada saat melakukan aktivitas. Berdasarkan penyebabnya hipertensi
pulmonal dapat menjadi penyakit berat yang ditandai dengan penurunan toleransi
dalam melakukan aktivitas dan gagal jantung kanan. Hipertensi pulmonal primer
sering didapatkan pada usia muda dan usia pertengahan, lebih sering didapatkan
pada perempuan dengan perbandingan 2:1, angka kejadian pertahun sekitar 2-3
kasus per 1 juta penduduk, dengan mean survival atau sampai timbulnya gejala
penyakit sekitar 2-3 tahun.
Kriteria diagnosis untuk hipertensi pulmonal merujuk pada National
Institute of Health; bila tekanan sistolik arteri pulmonalis lebih dari 35mmHg atau
"mean" tekanan arteri pulmonalis lebih dari 25mmHg pada saat istirahat atau
lebih 30mmHg pada aktifitas dan tidak didapatkan adanya kelainan katup pada
jantung kiri, penyakit myokardium, penyakit jantung kongenital dan tidak adanya
kelainan paru.
2) Hipertensi Pada Kehamilan
Pada dasarnya terdapat 4 jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada
saat kehamilan, yaitu:
a. Preeklampsia-eklampsia atau disebut juga sebagai hipertensi yang
diakibatkan kehamilan atau keracunan kehamilan (selain tekanan darah yang
meninggi, juga didapatkan kelainan pada air kencingnya). Preeklamsi adalah
penyakit yang timbul dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan.
b. Hipertensi kronik yaitu hipertensi yang sudah ada sejak sebelum ibu
mengandung janin.
c. Preeklampsia pada hipertensi kronik, yang merupakan gabungan
preeklampsia dengan hipertensi kronik.
d. Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat.
Penyebab hipertensi dalam kehamilan sebenarnya belum jelas. Ada yang
mengatakan bahwa hal tersebut diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, ada
yang mengatakan karena faktor diet, tetapi ada juga yang mengatakan
disebabkan faktor keturunan, dan lain sebagainya
2.5 PATOGENESIS HIPERTENSI
Hipertensi adalah suatu penyakit multifactorial yang timbul disebabkan interaksi
antara faktor-faktor resiko tertentu. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya hipertensi
adalah; (Yogiantoro, 2009):
1) Faktor resiko seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetis
2) Sistem saraf simpatis:
a. Tonus simpatis
b. Variasi diurnal
3) Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: Endotel pembuluh
darah berperan utama, tetapi remodelling dari endotel, otot polos, dan interstisium juga
memberikan kontribusi akhir
4) Pengaruh sistem endokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin, dan
aldosterone
Patofisiologi menurut Huda Nurarif, Amin. 2013
Faktor predisposisi: usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang
olah raga, genetik, alkohol, konsentrasi garam, obesitas.

Kerusakan vaskuler HIPERTENSI Tekanan sistemik darah


5) Beban kerja jantung
pembuluh darah
6)
Aliran darah makin cepat keseluruh
Perubahan
tubuh sedangkan nutrisi dalam sel
Perubahan7)
Struktur Situasi Krisis situasional
sudah mencukupi kebutuhan

8)
Penyumbatan Informasi yang Metode koping
pembuluh darah minim tidak efektif Ketidakefektifan koping
9)

Vasokonstriksi Defisiensi Pengertahuan Ansietas


10)

Resiko ketidakefektifan perfusi


Gangguan Sirkulasi Otak Suplai O2 ke otak
11) jaringan otak

Resistensi pembuluh darah ke otak Nyeri kepala

Ginjal Retina Pembuluh darah

Vasokonstriksi
12)
pembuluh darah ginjal Spasme arteriol Sistemik Koroner
13)

Blood flow darah


14) Resiko Cidera Vasokonstriksi Iskemia miokard

15)
Respon RAA Penurunan Curah Afterload Nyeri
Jantung

Merangsang Kelebihan volume cairan Fatigue


aldosteron16)

Retensi Na Edema Intoleransi aktivitas


2.6 TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersama dan dipercaya berhubungan dengan
tekanan darah tinggi.
1) Sakit kepala
2) Kelelahan
3) Mual
4) Muntah
5) Sesak nafas
6) Gelisah

2.7 KOMPLIKASI HIPERTENSI


1) Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, Transient Ischemic
Attack (TIA)
2) Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, Infark Miocard Acut (IMA)
3) Penyakit ginjal seperti gagal ginjal
4) Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.

2.8 PENATALAKSANAAN HIPERTENSI


Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan gaya hidup atau
dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan
garam tidak melebihi seperempat sampai setengah sendok teh atau enam gram perhari,
menrunkan berat badan yang berlebih, menghindari minuman yang mengandung kafein,
berhenti merokok, dan meminum minuman beralkohol. Penderita hipertensi dianjurkan
berolahraga, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan
frekuensi 3-5 kali per minggu. Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting
untuk penderita hipertensi. Makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita
hipertensi adalah sebagai berikut: (Kemenkes RI, 2013)
1) Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih.
2) Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti biskuit, kreker,
keripik, dan makanan kering yang asin.
3) Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
4) Susu full cream, margarine,mentega, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani
yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau kambing, kuning telur, dan kulit
ayam.
5) Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned, sayuran serta
buah-buahan kaleng, dan soft drink.
6) Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
7) Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.
Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7 untuk terapi farmakologis
hipertensi: (Yogiantoro, 2009)
1) Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist (Aldo Ant).
2) Beta Blocker (BB).
3) Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB).
4) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI).
5) Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist or blocker (ARB).
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 TINJAUAN KASUS


3.1.1 Identitas Klien
NAMA KK : TN. B
NAMA : Ny. S
NAMA ORTU : Tn. S
UMUR : 54 Tahun
JENIS KELAMIN : Perempuan
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
PENDIDIKAN : SMA
3.1.2 Keluhan Utama/Kondisi Saat Ini
Ny.S mengatakan mengeluh sakit kepala dan nyeri pada bagian punggung dengan
skala nyeri 3 dari 10.
3.1.3 Riwayat Penyakit Lalu/ Keturunan
Ny. S mengatakan telah menjalani operasi Hernia ± 1 tahun yang lalu dan memiiki
riwayat hipertensi dari umur ±35 tahun sampai sekarang, dari keluarga Ny.S yang
mempunyai riwayat hipertensi yaitu Ibu Ny.S sampai Ibu Ny.S Stroke dan bahkan
sampai meninggal. Klien juga mengatakan tidak mengetahui tentang komplikasi
hipertensi walaupun dari keluarga sudah ada yang hipertensi
3.1.4 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Pemenuhan Nutrisi
Klien mengatakan tidak nafsu makan, makan 3x sehari, sarapan pagi dengan
nasi dan tempe tahu, makan siang dengan ± 1 porsi, malam hari makan ½ porsi.
2) Pola Pemenuhan Eliminasi
Klien mengatakan BAB 1x sehari, warna kuning kecoklatan, bau khas feses. BAK
± 5-6 x/hari, warna kuning bau khas urin, tidak ada keluhan BAB dan BAK.
3) Pola Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur, Ny.S sering terbangun pada
malam hari untuk melakukan ibadah shalat menurut agama yang dianut klien.
4) Personal Hygine
Ny.S mengatakan mandi 3xhari pada pagi, siang dan malam hari. Sikat gigi
dilakukan 3x/hari pada saat mandi, mencuci rambut 3x/minggu.
5) Pemeriksaan Kesehatan
S : Klien mengatakan sakit kepala dan nyeri pada bagian punggung
O:
- K/U : Sakit sedang
- Kesadaran : Compos mentis
- TTV :
TD : 160/90 mmHg
R : 24x/menit
N : 90x/menit
S : 36,8oC
- BB : 80 kg
- TB : 155 cm
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada ketombe, bersih
Muka : Tidak edema, tidak ada clausma gravidarum, wajah tidak pucat.
Mata : Simetris, palpebral tidak edema, pupil normal, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik.
Telinga : Simetris, bersih
Hidung : Bersih, tidak polip
Mulut : Bibir pucat, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil, gigi tidak
berlubang, tidak kaires, tidak ada stomatitis
Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan tyroid
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, areola hyperpigmentasi, tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan, kolostrum (-/-)
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, bising usus 10x/menit.
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, tidak varises, reflek patella (+/+)
A:
Hipertensi.
P:
- Melakukan informed consent
- Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa ibu hipertensi
- Menjelaskan kepada ibu tentang pengertian, penyebab, akibat dan bahaya
serta penanganan hipertensi yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang
diit hipertensi.
6) Menganjurkan ibu untuk istirahat teratur
7) Obat-Obatan Yang Didapat
Amlodipine 5mg/hari : 3 × 1
8) Data Lingkungan yang Menunjang
a. Rumah : Type rumah permanen dengan ukuran terdapat 3
kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu dan dapur dengan pencahayaan yang
cukup merata dan terdapat jendela pada sisi rumah dengan ventilas yang
cukup baik. Halaman depan rumah ditanami sayur-sayuran dan buah-buahan.
b. Penyedian Air Bersih : Terdapat mesin air atau listrik yang airnya
digunaan untuk memenuhi kebutuhan sumber air bersih sehari-hari.
c. Pembuangan Sampah : Untuk pembuangan sampah dikumpulkan
dibelakang rumah lalu dibuang ketempat pembuangan sampah.
d. Sarana Komunikasi : Keluarga Ny. S memiliki TV dirumah yang
digunakan dengan kendaraan untuk sumber informasi terkini.
e. Sarana Transportasi : Sarana untuk ke puskesmas dan ke kota dapat
dijangkau dengan kendaraan bemotor.
f. Fasilitas Pelayanan Umum : Jarak dari rumh Ny.S ke balai desa tidak jauh,
jadi dapat dijangkau dengan berjalan kaki.
g. Fasilitas Pelayanan Kesehatan : Jarak dari rumh Ny. S ke puskesmas
cukup terjangkau.
3.2 PERMASALAHAN DAN IMPLEMENTASI KEGIATAN
MASALAH TINDAKAN RTL
Hipertensi a. Implementasi - Anjurkan
- Nyaman Nyeri Kebidanan: keluarga untuk
- Kurang - Mengkolaborasi memberikan
pengetahuan dengan motivasi kepada
berhubungan keperawatan klien untuk
dengan informasi mengenai meminum obat
yang tidak adekuat penyuluhan secara teratur
tentang hipertensi - Anjurkan klien
- Timbang berat untuk istirahat
badan klien yang cukup
- Anjurkan klien
b. Implementasi untuk melakukan
Keperawatan: diet hipertensi
- Memeriksa tanda-
tanda vital
- Memberikan
informasi tentang
hipertensi
- Memberikan
penyuluhan
tentang diit
hipertensi
- Menganjurkan
melakukan diit
hipertensi

c. Implementasi
Analis Kesehatan:
- Memeriksa Kadar
Gula Darah
MENGETAHUI PEMBIMBING SERANG, APRIL 2018
TANDA TANGAN TIM IPE-IPC
1. 1. EBHI MARTIANA P
2. DIII KEPERAWATAN
2. RARASATI SAYEKTI
DIII ANALIS KESEHATAN
3. NENA ATHIA ULFA
DIII KEBIDANAN

3.3 Identifikasi Overlapping


1) Analis Kesehatan dapat melakukan pemeriksaan gula darah
2) Keperawatan dan Kebidanan dapat melakukan tanda-tanda vital
3.4 Identifikasi Keunikan Masing-masing Profesi
1) Analis Kesehatan dapat melakukan pemeriksaan protein urin
2) Keperawatan dapat melakukan penyuluhan terhadap keluarga
3) Keperawatan dapat melakukan penyuluhan terhadap ibu hamil
4) Kebidanan dapat melakukan pemeriksaan kehamilan
3.5 Pengalaman Positif yang Didapat
Nama :
- Ebhi Martiana Purwani
- Rarasati Sayekti
- Nena Athia Ulfa
Kelompok : 11A
Keilmuan :
- DIII Keperawatan
- DIII Kebidanan
- DIII Analis Kesehatan
Institusi Asal : Politeknik Kesehatan Kemenkes Banten.

Pengalaman Positif yang Kemampuan yang Harus


Didapatkan Selama Praktik Ditingkatkan Agar Mampu
Melaksanakan Pendidikan Antar
Profesi pada Pelayanan
Komunitas
1. Dengan profesi yang berbeda, 1. Meningkatkan kemampuan cara
Kami dapat saling bertukar berkomunikasi dengan
pikiran untuk melengkapi satu masyarakat
sama lain 2. Mengetahui kemampuan dan
2. IPC dan IPE membuat hubungan pengetahuan masing-masing
antar profesi dengan masyarakat profesi
dapat terjalin dengan baik 3. Memperdalam kemampuan dan
pengetahuan masing-masing
profesi
4. Mampu bekerja sama dan tidak
mementingkan kepentingan
sendiri serta bisa bertukar pola
piker
BAB IV
MONITORING SETELAH INTERVENSI

Sebelum melakukan intervensi, Kami mengkaji klien dan didapatkan masalah G 4P3A0 hamil
15 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum (HEG) dan Hipertensi. Setelah itu, Kami melakukan
intervensi berupa penyuluhan Hipertensi dan Nutrisi Ibu Hamil, pemeriksaan Hemoglobin dan
Protein Urin.
Setelah dilakukan intervensi, klien mengatakan sudah memahami tentang Hipertensi dan
Nutrisi untuk Ibu Hamil. Klien juga mengatakan akan melakukan apa yang sudah dianjurkan. Hasil
pemeriksaan Hemoglobin yaitu 13,3 mg/dl yang menunjukkan bahwa kadar Hemoglobin dalam
darah masih dalam batas normal dan pemeriksaan protein urin didapatkan hasil negatif yang
menandakan bahwa Klien tidak mengalami resiko Pre-eklampsi.
No. Hari/ Tanggal Tindakan Evaluasi
1. Selasa, 24 S:
April 2018  Klien mengatakan
11.00 1. Melakukan pengkajian senang setelah
11.30 Hasil : Klien dilakukan
mengatakan sedang pemeriksaan
hamil, pusing, mual
15.00 muntah, tidak nafsu O:
makan, sulit tidur,  Klien tampak pucat
15.30 Klien tampak pucat dan lemas
dan lemas
A : Masalah teratasi
sebagian
2. Melakukan
pengukuran tanda – P : Lanjutkan intervensi
tanda vital
Hasil : TD : 140/90, R
: 21x/mnt, N : 82x/mnt,
S : 36,5⁰C, BB : 74 Kg,
TB : 159cm

3. Melakukan
pemeriksaan ibu hamil
Hasil : ballottement
teraba 3 jari diatas
simfisis, djj : 132x/mnt

4. Penyuluhan gizi pada


ibu hamil
Hasil : Ibu memahami
materi yang telah
disampaikan

5. Pemeriksaan
Hemoglobin
Hasil : 13,3 mg/dl

2. Rabu, 25 April S:
2018  Klien mengatakan
09.00 1. Evaluasi validasi senang setelah
tindakan kemarin dilakukan
09.30 Hasil : Klien pemeriksaan
mengatakan nafsu
09.50 makan belum O:
bertambah  Klien kooperatif
 Klien tampak senang
10.10 2. Melakukan
pemeriksaan tanda – A : masalah teratasi
tanda vital sebagian
Hasil : TD : 140/90
mmHg, R : 20x/mnt, N P : Evaluasi tindakan
: 79x/mnt, S : 36,1⁰C yang telah dilakukan

3. Penyuluhan hipertensi
Hasil : Klien
mengatakan
memahami materi
yang telah
disampaikan (
penyakitnya )

4. Penyuluhan diet pada


pasien hipertensi
Hasil : Klien
mengatakan
memahami tentang
diet yang harus
dijalaninya

5. Pemeriksaan protein
urin
Hasil : negative ( - )

3. Kamis, 26
April 2018
09.00 1. Evaluasi validasi S : Klien mengatakan
tindakan yang telah senang mengikuti
dilakukan prosedur yang telah
Hasil : Klien dianjurkan
mengatakan nafsu
bertambah, klien O:
mengatakan mengikuti  Klien tampak senang
diet hipertensi  Klien kooperatif
 Klien mengikuti
2. Melakukan prosedur kesehatan
pengukuran tanda –
tanda vital A : Masalah teratasi
Hasil : TD : 130/ 90
mmHg, RR : 23x/mnt, P : Masalah teratasi
N : 84x/mnt, S : 36,3⁰C
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Interprofesional Education (IPE) atau pendidikan antar profesi merupakan salah
satu konsep pendidikan yang terintegrasi untuk peningkatan kemampuan kolaborasi.
Hipertensi merupakan gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkan.
Kami melakukan kolaborasi antar profesi dengan memberikan penyuluhan tentang
Hipertensi dan Nutrisi untuk Ibu Hamil. Klien dilakukan pemeriksaan Hemoglobin untuk
mengetahui kadar Oksigen dalam darah dengan hasil 13,3 g/dl dan Protein Urin untuk
mengetahui ada atau tidaknya protein dalam urin dengan hasil dari pemeriksaan protein
urine negative (-).
Setelah dilakukan tindakan klien merasa senang, nafsu makan sedikit bertambah,
dan klien juga kooperatif dalam mengikuti prosedur tindakan yang telah di tentukan
seperti ; diet hipertensi, pemberian nutrisi ibu hamil dan juga memeriksakan
kehamilannya tiap bulan di posyandu.

5.2. Saran
Bekerja dalam tim membutuhkan keterlibatan keahlian seseorang dan
dilepaskannya beberapa otonomi professional sehingga bisa bekerja erat dengan orang
lain termasuk dengan klien dan lingkungannya untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Disusun Oleh:

KELOMPOK 11A
EBHI MARTIANA P
NENA ATHIA ULFA
RARASATI SAYEKTI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

TAHUN 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Pokok Bahasan : Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Sub Pokok Bahasan : Hipertensi

Tempat : Kediaman Tn. B

Sasaran : Keluarga Tn. B

Waktu : 20 menit

Tanggal : 25 April 2018

Penyuluh : Kelompok 11A RW 01 Desa Petir

A. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, keluarga Tn. B dapat memahami tentang
hipertensi.

B. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan keluarga Tn. B mampu :
1. Menjelaskan pengertian dari hipertensi
2. Menyebutkan gejala dari hipertensi
3. Menyebutkan apa saja penyebab hipertensi
4. Menyebutkan komplikasi yang dapat terjadi pada hipertensi
5. Menyebutkan pencegahan dari hipertensi
6. Menjelaskan pengertian dari diet hipertensi
7. Menyebutkan tujuan diet hipertensi
8. Menjelaskan pola diet hipertensi

C. Materi
1. Pengertian dari hipertensi
2. Gejala dari hipertensi
3. Penyebab hipertensi
4. Komplikasi hipertensi
5. Pencegahan dari hipertensi
6. Pengertian dari diet hipertensi
7. Tujuan diet hipertensi
8. Pola diet hipertensi

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet

F. Kegiatan
Waktu Kegiatan
No Tahap
(menit) Penyuluh Peserta
1. Pembukaa 5 a. Mengucapakan a. Menjawab salam
n dan salam b. Mendengarkan
perkenalan b. Memperkenalkan diri c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhan d. Menyanggupi
d. Kontrak waktu e. Menjawab
e. Menggali pertanyaan
pengetahuan
2. Inti 10 a. Menjelaskan materi : a. Menyimak dan
1) Pengertian dari memperhatikan
hipertensi
2) Gejala dari
hipertensi
3) Penyebab
hipertensi
4) Komplikasi
hipertensi
5) Pencegahan dari
hipertensi
6) Pengertian dari
diet hipertensi
7) Tujuan diet
hipertensi
8) Pola diet b. Respon keluarga
hipertensi Tn. B baik, dan
b. Memperhatikan memperhatikan
respon keluarga Tn. c. keluarga Tn. B
B bertanya kepada
c. Memberi penyuluh
kesempatan kepada
keluarga Tn. B untuk d. Menyimak jawaban
bertanya setiap penyuluh
selesai menjelaskan
sub-sub materi
d. Menjawab
pertanyaan keluarga
Tn. B
3. Penutup 5 a. Menyimpulkan a. Menyimak
b. Mengevaluasi b. Menjawab
c. Mengucapkan Salam pertanyaan
c. Menjawab salam

G. Sumber Bacaan
1. Depkes RI, 2014. Info DATIN Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
Hipertensi.dari http://www.depkes.go.id diakses tahun 2017.
2. RM, Puspita. 2015. Taukah Anda Makanan Berbahaya Untuk Penyakit Darah Tinggi.
Jakarta : Dunia Sehat.
3. Mangunkusumo, cipto. 2004. Penuntut diet. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
4. Mansjoer,s.dkk. 1999. Kapitaselektakedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

H. Evaluasi
Dilakukan secara lisan setelah 45 menit penyuluhan dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan
memberi pertanyaan terbuka :
1. Cara : Lisan
2. Jenis : Pertanyaan terbuka
3. Waktu : Setelah dilakukan penyuluhan

Soal :
a. Jelaskan pengertian dari hipertensi !
b. Sebutkan gejala dari hipertensi !
c. Sebutkan apa saja penyebab hipertensi !
d. Sebutkan komplikasi hipertensi !
e. Sebutkan pencegahan dari hipertensi !
f. Jelaskan pengertian dari diet hipertensi !
g. Sebutkan tujuan diet hipertensi !
h. Jelaskan pola diet hipertensi !

LAMPIRAN MATERI

Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Klasifikasi Hipertensi
menurut WHO

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Normal <120 <80
Tingkat 1 140-159 90-99
Tingkat 2 160-179 100-109
Tingkat 3 ≥180 ≥100

Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor
resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi
lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol,
obesitas, kurang aktifitas fisik, stres, penggunaan estrogen.

B. Gejala – Gejala Hipertensi


Berikut ini adalah tanda – tanda dan gejala tekanan darah tinggi atau hipertensi :
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Detak jantung yang cepat / Jantungberdebar-debar
4. Pusing saat akan tidur atau bangun.
5. Gemetaran
6. Sering marah-marah
7. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
8. Keringatan berlebihan
9. Rasa berat ditekuk
10. Gangguan tidur

C. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Stress psikologis
3. Factor keturunan
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik, seperti merokok dan alcohol
6. Peningkatan usia
7. Obesitas

D. Komplikasi Hipertensi

1. Penebalan dan pengerasan dinding pembuluh darah


2. Penyakit jantung
3. Serangan otak /stroke
4. Pengelihatan menurun
5. Gangguan gerak dan keseimbangan
6. Kerusakan ginjal
7. Kematian

E. Pencegahan Hipertensi
Mengubah gaya hidup dapat membantu setidaknya mengurangi resiko negative yang
ditimbulkan oleh hipertensi, seperti :
1. Diet hipertensi / Hindari konsumsi makanan bergaram, berminyak, dan bergula tinggi
2. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar
3. Menghabiskan waktu selama 30 sampai 40 menit untuk berolah raga sebanyak 2 – 3 kali
seminggu / Olah raga yang teratur
4. Minum air 7 – 8 gelas setiap hari
5. Istirahat yang cukup / tidur cukup di malam hari selama 7 – 8 jam.
6. Periksa tekanan darah secara teratur
7. Menjaga keseimbangan beratbadan
8. Hindari minuman keras
9. Tidak merokok
10. Hindari stress

F. Pengertian Diet Hipertensi


Diet pada penderita hipertensi ditunjukan untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal.

G. Tujuan Diet Hipertensi


Tujuan diet hipertensiantaralain :
1. Membantu menurunkan tekanan darah
2. Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh atau edema atau bengkak
penyebab timbunan air dalam tubuh: kegagalan tubuh untuk mengatur keseimbangan
cairan, akhirnya tubuh tidak mampu mengeluarkan garam natrium yang berlebihan dalam
jaringan. Natrium ini akan mengikat air sehingga menimbulkan penimbunan cairan dalam
tubuh.

H. Pola Diet Hipertensi


Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
2. Buah-buahan kecuali durian
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut dalam seperti ikan kakap dan tuna
4. Daging ayam kecuali kulitnya, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak
Makanan yang perludihindari :
1. Garam dapur
2. Makanan yang diawetkan dengan garam (ikan asin, asinan, dll)
3. Makanan yang tinggi lemak dan bersantan tinggi
4. Daging merah segar seperti daging kambing

Konsumsi Garam Perhari


1. Hipertensi ringan : ½ sendok teh per hari
2. Hipertensi sedang : ¼ sendok teh per hari
3. Hipertensi berat : tanpa garam

Anda mungkin juga menyukai