Anda di halaman 1dari 23

Breaking Bad News

Novita Hasiani Simanjuntak


FK UHKBP Nommensen
Breaking Bad News

Pemberitahuan Kabar Buruk


Bad News:
• Situasi:
₋ perasaan tidak ada harapan
₋ ancaman bagi mental atau fisik seseorang
– risiko mengganggu kenyamanan hidup
• Pesan yang diberikan kepada individu
menjadikannya mendapat lebih sedikit
pilihan dalam hidupnya
• Akan terdapat situasi dimana sebagai
dokter, akan menyampaikan kabar buruk
• Hal-hal yang menjadi penghalang dalam
pemberitauan kabar buruk:
1. Waktu yang tidak adekuat,
2. Ketakutan akan membuat kesalahan atau
tidak menunjukkan empati yang cukup
3. Bias secara personal dan opini tentang
penyakit yang diderita pasien
4. Kesulitan dan ketidaknyamanan
membahas tentang kematian dan
keadaan sekarat
5. Kurangnya dukungan dari anggota tim
yang menangani pasien tersebut.
6. Lainnya: kesulitan bahasa, perbedaan
budaya, informasi prognosa (prognosa
jelek), dan hubungan yang bersifat
jangka pendek.
Tujuan dari Breaking Bad News:
1. Mengumpulkan informasi dari pasien, ini
memungkinkan dokter mengetahui
pengetahuan, harapan, dan
kesanggupan pasien dalam menerima
informasi.
2. Memberikan informasi yang benar dan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pasien.
Tujuan dari Breaking Bad News:
3. Mendukung pasien dengan
menggunakan keterampilannya untuk
mengurangi dampak emosional dan
keterasingan karena menerima
informasi tsb.
4. Membuat strategi dalam bentuk
perencanaan penatalaksanaan dengan
masukan dan kerjasama dari pasien.
Dua cara melakukan Breaking Bad News:
1. Protokol ABCDE oleh Rabow and
McPhee
2. SPIKES
1. Protokol ABCDE oleh Rabow and
McPhee
A - Advance Preparation (persiapan yang
baik)
• Assess patient understanding
menilai pemahaman pasien
• Arrange for a family meeting
mengatur pertemuan dengan keluarga
• Practice the conversation
melatih pembicaraan
Protokol ABCDE oleh Rabow and McPhee
B - Build a Therapeutic
Environment/Relationship
• Find a quiet place
mencari tempat yang tenang untuk
melakukan pembicaraan
• Use open body language
memakai bahasa tubuh yang terbuka
• Address all patient fears
mengerti seluruh kecemasan pasien
Protokol ABCDE oleh Rabow and McPhee
C - Communicate Well
• Be direct
langsung ke pokok pembicaraan
• Avoid euphemisms and medical jargon
hindari eufemisme (ungkapan yang lebih
halus) dan istilah kedokteran
• Use the words “cancer” and “death”
pakai kata kanker (kalau didiagnosa
kanker) dan kematian
Protokol ABCDE oleh Rabow and McPhee
C - Communicate Well
• Allow for silence
memberikan waktu untuk berdiam diri
• Ensure patient understanding
memastikan pasien mengerti
Protokol ABCDE oleh Rabow and McPhee
D - Deal with Patient and Family Members
• Assess the patient’s reaction and coping
strategies
menilai reaksi pasien dan strategi mereka
dalam mengatasi masalah ini
• Listen actively and show empathy
mendengarkan dengan baik dan
menunjukkan empati
Protokol ABCDE oleh Rabow and McPhee
E - Encourage and Validate Emotions
(reflect back emotions)
• memastikan interpretasi yang akurat
tentang kabar tersebut
• mengatasi kebutuhan selanjutnya
termasuk dukungan
• membuat informasi yang berbentuk tulisan
Protokol ABCDE oleh Rabow and McPhee
E - Encourage and Validate Emotions
(reflect back emotions)
• mengatur tindak lanjut
• mengatasi perasaan anda sendiri
2. SPIKES
a) SETTING UP The Interview
b) ASSESSING
THE PATIENT'S PERCEPTION
c) OBTAINING
THE PATIENT'S INVITATION
d) GIVING KNOWLEDGE AND INFORMATI
ON TO THE PATIENT
e) ADDRESSINGTHE PATIENT'S EM
OTIONS WITH EMPATHICRESPON
SES
f) STRATEGY AND SUMMARY
STEP 1: S—SETTING UP the Interview
Persiapan mental diperlukan
• Mengatur pembicaraan di tempat yang
tenang dan bersifat privasi..
• Mengikutkan 1 atau 2 orang teman atau
keluarga yang diinginkan pasien untuk
menemaninya.
• Dilakukan dengan posisi duduk yang
relaks tetapi tetap sopan (artinya tidak
terburu-buru), dan jangan ada penghalang
antara sudara dan pasien.
STEP 1: S—SETTING UP the Interview
Persiapan mental
• Membuat koneksi dengan pasien.
• Menjaga waktu.

STEP 2: P – ASSESSING
THE PATIENT'S PERCEPTION
• Bertanyalah sebelum memberitahukan
STEP 3: I – OBTAINING
THE PATIENT'S INVITATION
• Memastikan pasien memerlukan seluruh
informasi tentang penyakitnya ataukah
hanya sebagian saja
STEP 4: K -
GIVING KNOWLEDGE AND INFORMAT
ION TO THE PATIENT
1) mulai dengan bahasa dan
pengertian pasien
2) Jgn memakai istilah kedokteran
STEP 4: K -
GIVING KNOWLEDGE AND INFORMAT
ION TO THE PATIENT
2) jangan menggunakan bahasa yang
mengancam
3) berikan informasi sedikit2 sambil
memastikan pasien mengerti
4) bila prognosa jelek, jgn
mengatakan “tak ada lg yg bisa
kami lakukan”
STEP 5: E – ADDRESSING
THE PATIENT'S EMOTIONS WITH EMPA
THICRESPONSES
1) Perhatikan emosi pasien
2) Tanyakan perasaan pasien
3) Tanyakan mengapa perasaan pasien
begitu (sopan)
4) Setelah memberikan waktu untuk
berdiam, tunjukkan empati
STEP 5: E – ADDRESSING
THE PATIENT'S EMOTIONS WITH EMPA
THICRESPONSES
Contoh:
• Dokter: “ Saya menyesal karena dari hasil pemeriksaan,
pengobatannya tidak berhasil (jeda). Sayangnya,
penyakit ibu/bapak semakin parah.
• Pasien: “saya sudah takut ini terjadi” (menangis)
• Dokter: [mendekatkan kursi] “ Saya mengerti , ini
bukanlah kabar yang ibu/bapak ingin dengar, saya juga
mengharapkan kabar yang lebih baik.”
STEP 6: S—STRATEGY AND SUMMARY
Berbagi tanggung jawab dalam pengambilan
keputusan dengan pasien mengurangi
rasa bersalah dokter, apabila pengobatan
tidak berhasil baik. Periksa, apakah
pengertian pasien benar dengan adanya
strategi pengobatan yang tertulis, dan ini
juga mencegah pengharapan berlebihan
dari pasien tentang efikasi atau tujuan
pengobatan.
Selesai

Anda mungkin juga menyukai