Anda di halaman 1dari 18

JOURNAL READING

“SCHIZOPHRENIA AND COVID-19: RISK AND


RECOMMENDATIONS”

Oleh:
I Gusti Ayu Agung Indah Cyntia Widia Putri 018.06.0039
Putu Demas Ardina Merta 018.06.0060
Dinda Novita Maghfiroh 018.06.0062

Pembimbing:
dr. Putu Mulyati, MPH, Sp.KJ

SMF PSIKIATRI
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya dan dengan kemampuan yang penulis miliki, penyusunan laporan
Journal Reading dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini membahas
mengenai hasil Journal Reading yang berjudul “Schizophrenia and COVID-19:
risk and recommendations”.
Penyusunan laporan ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. dr. Putu Mulyati, MPH, Sp.KJ, yang senantiasa memberikan saran serta
bimbingan selama pelaksanaan Journal Reading.
2. Sumber literatur dan jurnal ilmiah yang relevan sebagai referensi penulis.
Mengingat pengetahuan dan pengalaman penulis yang terbatas untuk
menyusun laporan ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bangli, 01 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

BAB I ISI JURNAL.................................................................................................1

1.1 Judul Jurnal....................................................................................................1

1.2 Penulis............................................................................................................1

1.3 Pembahasan....................................................................................................1

BAB II KAJIAN DAN KRITISI JURNAL.............................................................6

2.1 Critical Appraisal..........................................................................................6

2.1.1 Umum......................................................................................................6

2.1.2 Kriteria Struktur......................................................................................6

2.2 Analisis PICO................................................................................................7

2.3 Analisis VIA..................................................................................................8

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Penyusunan Jurnal.............................................8

BAB III KESIMPULAN........................................................................................10

3.1 Kesimpulan..................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rekomendasi bagi tenaga kesehatan dan keluarga mengenai pasien
skizofrenia................................................................................................................4
Tabel 2.2 Kriteria Penyusun, Tahun Terbit, Tempat Publikasi, dan DOI Karya
Tulis Ilmiah..............................................................................................................6
Tabel 2.3 Kriteria Struktur Karya Tulis Ilmiah........................................................7
Tabel 2.4 Analisis PICO..........................................................................................7
Tabel 2.5 Analisis VIA............................................................................................8
BAB I
ISI JURNAL

1.1 Judul Jurnal


“Skizofrenia dan COVID-19: risiko dan rekomendasi”.
1.2 Penulis
1) Lais Fonseca
2) Elton Diniz
3) Gulherme Mendonca
4) Fernando Malinowski
5) Jair Mari
6) Ary Gadelha
1.3 Pembahasan
Ibu pasien menghubungi klinik rawat jalan skizofrenia, ia bertanya
''Apakah putra saya berisiko terkena COVID-19?'' karena saya baru saja
mendengar dan melihat berita tentang pandemi virus corona yang menjadi berita
utama di Brasil. Saya langsung ingat bagaimana saya mendengar di layanan
kesehatan mental bahwa ''pasien dengan penyakit mental itu memiliki kekebalan
tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang pada umumnya.'' Tapi apakah ini
benar? Apa implikasi pandemi COVID-19 bagi pasien skizofrenia dan
keluarganya?
Penyakit virus corona (COVID-19) itu berkaitan dengan penyakit sindrom
pernafasan akut yang diakibatkan oleh corona virus atau (SARS-CoV-2), telah
mempengaruhi lebih dari 750.000 orang di seluruh dunia dan telah memimpin
menjadi 36.405 kematian, hal ini menjadi perhatian utama bagi semua sistem
kesehatan. Meskipun prevalensi global skizofrenia adalah 0,4%, itu merupakan
beban besar bagi keluarga dan masyarakat. Pasien-pasien ini juga memiliki tingkat
kematian yang tinggi karena kondisi medis akibat penyakit komorbid, juga
dikatakan Bahwa jika mereka lebih rentan terhadap infeksi SARS-CoV2, maka
hasil mereka akan memiliki hasil klinis yang lebih buruk walaupun hanya sekali
terkontaminasi, atau mereka akan mengalami kekambuhan psikotik dalam konteks
1
pandemi COVID-19, dan memiliki beban tambahan pada sistem kekebalan yang
sudah ditekan hingga batasnya. Untuk membantu keluarga dan pembuat kebijakan
membuat keputusan yang lebih baik dan mengembangkan tindakan pencegahan,
kami bermaksud untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah pasien
skizofrenia berisiko lebih tinggi untuk: 1) terkontaminasi; 2) kematian; dan 3)
menderita kekambuhan psikotik?
Mengenai pertanyaan pertama, kami melakukan tinjauan literatur melalui
Medline, mencari data dari awal hingga 16 Maret 2020. Kami memasukkan artikel
asli yang ditinjau oleh rekan sejawat dalam bahasa Inggris yang menilai setiap
diagnosis infeksi pernapasan, terlepas dari agen penyebab, di antara pasien
skizofrenia. Terdapat 315 laporan disaring secara terpadu oleh dua penulis dalam
dua fase (judul dan abstrak; dan ulasan teks lengkap) dan menghasilkan 18 artikel
dipilih untuk pengambilan data. Beberapa laporan secara khusus membahas
infeksi virus. Secara keseluruhan, artikel menyarankan kemungkinan pneumonia
yang lebih tinggi dan kematian. Meskipun pneumonia yang didapat dari
komunitas tidak menular, itu bisa menunjukkan defisiensi imun. Jadi, pencarian
kami menunjukkan bahwa populasi ini bisa lebih tinggi risiko terkena infeksi
pernapasan, terutama ketika kondisi medisnya disertai komorbiditas dan faktor
risiko gaya hidup yang terlibat kurang baik.
Usia yang lebih tua dan komorbiditas klinis meningkatkan mortalitas, di
antara pasien COVID-19. Lebih dari 70% dari semuanya pasien skizofrenia juga
memiliki satu atau lebih kondisi klinis termasuk diabetes tipe II, Penyakit paru
kronis, hipertensi dan penyakit jantung koroner. Perkiraan perokok di antara
pasien skizofrenia bervariasi dari 50 hingga 90%. Penilaian spirometri
menunjukkan bahwa pasien skizofrenia memiliki gangguan fungsi paru-paru, dan
mereka lebih sering didiagnosis dengan penyakit paru restriktif dan obstruktif.
Selain itu, saat dirawat di rumah sakit untuk kondisi paru, pasien skizofrenia
memiliki tingkat penerimaan unit perawatan intensif oleh karena gagal nafas,
ventilasi mekanis, dan kematian di rumah sakit dari pada pasien lain. Mereka juga
memiliki risiko lebih tinggi disfungsi organ dari pada populasi umum ketika
dirawat di unit perawatan intensif, apa pun penyebabnya, secara keseluruhan
sebagian besar pasien skizofrenia memiliki kelompok risiko yang diketahui untuk
terkena COVID-19 dan, jika dirawat di rumah sakit, harus dipertimbangkan pada
peningkatan risiko yang menyebabkan perburukan hasil klinis.
Meskipun ulasan ini tidak menghasilkan jawaban yang pasti untuk
pertanyaan kami, data kontekstual mengarahkan kami untuk menyimpulkan
bahwa ada risiko infeksi yang lebih besar pada pasien skizofrenia. Karantina telah
terbukti diperlukan ketika sebuah situs mencapai tingkat kontaminasi COVID-19
tertentu karena karakteristik penularannya, COVID-19 membutuhkan ruang
isolasi. Pasien skizofrenia tampaknya kesulitan mengikuti praktik kebersihan yang
memadai. Defisit kebersihan mulut, tentu saja dapat meningkatkan kerentanan
terhadap penyakit pernapasan. Pasien rawat inap skizofrenia memiliki risiko
tambahan karena lingkungan perawatan yang tertutup. Akibatnya, gangguan
penilaian dan perawatan diri yang buruk, dua fitur yang biasa diamati pada
skizofrenia, dapat menghambat kepatuhan terhadap rekomendasi kesehatan dan
menempatkan pasien, keluarga mereka, dan profesional kesehatan berisiko.
Akses yang lebih rendah ke perawatan medis yang memadai – satu
penjelasan yang mungkin untuk peningkatan kematian pada skizofrenia – juga
dapat memperburuk skenario ini. Pasien dan keluarganya mungkin lebih sulit
mengidentifikasi gejala awal COVID-19 dan mencari layanan kesehatan. Selain
itu, bahkan jika mereka meminta bantuan medis, ada kemungkinan lebih tinggi
mereka tidak akan menerima penilaian atau perawatan yang tepat karena stigma
seputar skizofrenia.
Namun, di luar risiko infeksi langsung, apakah COVID-19 secara tidak
langsung dapat menyebabkan kekambuhan pada pasien skizofrenia? Strategi
sanitasi kolektif utama untuk mencegah kontaminasi adalah isolasi sosial yang
dapat menimbulkan tekanan yang cukup besar baik bagi pasien maupun perawat.
Akibatnya, kurangnya akses ke pengobatan psikososial reguler (dan penurunan
kepatuhan selanjutnya) tentu saja dapat meningkatkan kemungkinan gejala
psikotik yang menjadi perhatian utama. Meskipun demikian, paparan peristiwa
kehidupan yang penuh tekanan perubahan rutinitas dan kecemasan interpersonal
karena karantina yang berkepanjangan atau bahkan ketakutan tertular penyakit
juga dapat bertindak sebagai pemicu penting.
Sejauh pengetahuan penulis, tidak ada penelitian yang memberikan
perincian tentang prevalensi atau hasil COVID-19 pada pasien skizofrenia.
Namun, dipercaya bahwa tersedia bukti menunjukkan bahwa:
1. Mungkin lebih sulit mengikuti prosedur karantina dan ''etiket pernapasan ''
dengan demikian akan memiliki risiko kontaminasi yang lebih tinggi;
2. Berisiko lebih tinggi untuk hasil COVID-19 yang buruk terutama karena
tingkat komorbiditas yang lebih tinggi dan kemungkinan defisiensi imun yang
terkait dengan skizofrenia;
3. Berada pada risiko kambuh yang lebih tinggi mengingat tekanan emosional
yang ditambahkan ke kelompok yang sudah rentan selama wabah penyakit
menular, akses mereka yang terbatas ke perawatan masyarakat dan risiko
penghentian pengobatan.

Tabel 2.1 Rekomendasi bagi tenaga kesehatan dan keluarga mengenai


pasien skizofrenia
1. Pasien skizofrenia harus mengikuti instruksi kesehatan yang sama
(misalnya, vaksin influenza – kecuali ada pembatasan khusus) dan
menerima perawatan yang sama dengan kelompok klinis berisiko tinggi
untuk COVID-19.
2. Dokter umum yang merawat pasien COVID-19 harus memberikan perhatian
khusus kepada mereka yang menderita skizofrenia, karena mereka dapat
meminimalkan atau kesulitan menggambarkan gejala pernapasan.
3. Para profesional di bidang kesehatan mental harus memantau pasien
rawat jalan yang tidak stabil dari jarak jauh dan jika memungkinkan
menggunakan teknologi telehealth (berbasis internet) untuk
memberikan kontak klinis yang lebih sering dan dukungan untuk
masalah yang muncul.
4. Layanan kesehatan mental harus memberi tahu pasien dan keluarga tentang
semua prosedur yang harus diikuti dan harus menyediakan layanan kontak
jarak jauh yang jelas untuk meminimalkan kepadatan dan keterpaparan.
Namun, keluarga juga harus memantau tanda-tanda kekambuhan dan
menghubungi layanan kesehatan mental sesegera mungkin.
5. Profesional dan keluarga harus memantau kepatuhan terhadap rejimen
pengobatan antipsikotik serta memastikan mendapatkan obat yang mungkin
dapat dilakukan dengan mengatur sistem pengiriman. Selain itu, perlu
ditekankan bahwa pasien harus melanjutkan rejimen pengobatan teratur
termasuk clozapine.
6. Untuk mengurangi tekanan emosional – dan kemungkinan kekambuhan
psikotik – keluarga dan pasien harus disarankan untuk:
- Antisipasi reaksi stres dan diberitahu tentang mereka oleh para
profesional.
- Mempersiapkan karantina yang dapat ditaati dengan lebih baik jika
pasien dan keluarga menerima lebih banyak informasi tentang
penyakitnya, tentang manfaat karantina (baik secara pribadi maupun
dalam hal kesehatan masyarakat) dan tentang prosedur karantina (seperti
persediaan makanan dan pengobatan).
- Batasi paparan media, karena paparan berlebihan terhadap siaran situasi
stres telah dikaitkan dengan hasil kesehatan mental yang negatif dan
hindari informasi yang salah.
- Sebisa mungkin kembangkan rutinitas baru yang mencakup aktivitas
santai dan latihan fisik.
Risiko tersebut bervariasi dari pasien ke pasien sesuai dengan komorbiditas
klinis, gangguan kognitif, gejala akut dan dukungan keluarga yang dapat
mempengaruhi keparahan penyakit dan kondisi kesehatan umum. Oleh karena itu,
penulis telah menghasilkan daftar saran (Tabel 1) yang menggabungkan
rekomendasi terkini untuk pencegahan COVID-19 untuk khususnya ikatan
skizofrenia. Kesimpulannya, pasien skizofrenia memiliki risiko infeksi yang lebih
tinggi dan hasil yang lebih buruk terutama jika dipengaruhi oleh komorbiditas
klinis. Mereka juga rentan terhadap gejala kejiwaan yang memburuk dan kambuh
karena takut akan penyakit, stres dan kebosanan yang terkait dengan isolasi wajib.
Oleh karena itu, profesional kesehatan dan keluarga harus memberikan perhatian
dan dukungan ekstra untuk mencegah infeksi COVID-19 di antara individu
dengan skizofrenia dan harus mendeteksi gejala pernapasan dan kejiwaan sedini
mungkin.
BAB II
KAJIAN DAN KRITISI JURNAL

2.1 Critical Appraisal


2.1.1 Umum
a. Judul
Judul pada telaah ini adalah ‘Schizophrenia and COVID-19: risks and
recommendations’. Judul tersebut sudah mencakup isi dari jurnal, ditampilkan
dengan ringkas serta spesifik.
b. Penyusunan, tahun terbit, tempat publikasi, dan internasional standard serial
number (ISSN)
Jurnal yang baik tercantum penyusun, tahun terbit, dan disertakan ISSN / DOI,
yang sesuai dengan kriteria Tabel 2.1.
Tabel 2.2 Kriteria Penyusun, Tahun Terbit, Tempat Publikasi, dan DOI Karya
Tulis Ilmiah
No. Kriteria Checklist Keterangan
1. Penyusun  1) Lais Fonseca
2) Elton Diniz
3) Guilherme Mendonca
4) Fernando Malinowski
5) Jair Mari
6) Ary Gadelha
2. Tahun Terbit  2020
3. Publikasi  Brazilian Journal of Psychiatry
4. DOI  https://doi.org/10.1590/1516-4446-2020-0010

2.1.2 Kriteria Struktur


Kriteria stuktur pada jurnal memiliki pendahuluan, serta isi jurnal yang
dijelaskan secara sistematis. Namun tidak terdapat kesimpulan pada jurnal.
Adapun keterangannya tertera pada Tabel 2.2:

7
Tabel 2.3 Kriteria Struktur Karya Tulis Ilmiah
No. Kriteria Checklist Keterangan
1. Pendahuluan × Tidak tertera pada jurnal
2. Isi  Tertera pada jurnal
3. Kesimpulan  Tertera pada jurnal

2.2 Analisis PICO


PICO merupakan sarana yang dapat digunakan untuk membantu dokter
dalam pencarian informasi klinis. PICO merupakan metode pencarian informasi
klinis yang merupakan akronim dari 4 komponen, yaitu P (patient, population,
problem), I (intervention, prognostic factor, exposure), C (comparison, control),
dan O (outcome). Dengan menggunakan PICO, dokter dapat memastikan
penelitian yang dicari sesuai dengan pertanyaan klinis kita sehingga kita bisa
memberikan pelayanan berdasarkan evidence based medicine kepada pasien.
Tabel 2.4 Analisis PICO
P Problem Skizofrenia dan COVID-19
I Intervention Dilakukan review data dan informasi terkait penanganan
COVID-19 pada skizofrenia
C Comparison Meskipun review ini tidak menjawab dengan jelas dari
O & Outcome permasalahan. Peneliti mendapatkan hasil bahwa pada
pasien skizofrenia memiliki risiko infeksi yang lebih
besar. Artikel review ini dapat memberi pandangan baru
mengenai COVID-19 pada pasien skizofrenia. Pasien
skizofrenia sulit mengikuti alur hygiene yang baik dan
oleh karena itu tenaga kesehatan dan keluarga harus
memberi atensi dan dukungan yang lebih pada pasien dan
mampu mendeteksi gangguan pernapasan dan tanda-
tanda psikiatri lebih awal.
2.3 Analisis VIA
Telaah uji klinis meliputi 3 aspek yang disingkat dengan VIA: Validity,
Important, Applicability. Adapun analisis VIA pada jurnal ini adalah sebagai
berikut (Tabel 2.4):
Tabel 2.5 Analisis VIA
V Validity Apakah rancangan jurnal yang dipilih sesuai dengan
PICO penelitian?
Rancangan jurnal sudah tepat terkait PICO.
Dikarenakan menyeluruh dalam membahas terkait
topik yang diajukan.
I Important Bagaimana kepentingan dalam permasalahan jurnal
terhadap intervensi PICO secara umum?
Jurnal ini menguntungkan berbagai macam pihak baik
pada akademisi, klinisi, hingga masyarakat karena
memberikan pengetahuan terkait COVID-19 pada orang
dengan kondisi psikotik. Hasil ini didapatkan dari analisis
secara sistematis terhadap 27 literatur.
A Applicability Apakah pembahasan pada jurnal ini dapat digunakan
sebagai referensi untuk penanganan pasien
skizofrenia dengan COVID-19?
Penulis pada jurnal membuat tabel rekomendasi untuk
tenaga kesehatan dan keluarga pada pasien skizofrenia.
Hal ini dapat dijadikan referensi untuk penanganan pada
pasien dengan COVID-19.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Penyusunan Jurnal


a. Kelebihan
1. Memberikan penjelasan mengenai penanganan COVID-19 pada pasien
dengan gangguan mental.
2. Penjelasan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti karena jurnal
ditargetkan bukan hanya untuk tenaga kesehatan namun juga untuk
keluarga pasien dengan skizofrenia.
b. Kekurangan
1. Penjelasan dirasa terlalu singkat dan masih terdapat beberapa hal yang
belum terjawab pada jurnal.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Penanganan COVID-19 harus mengikuti prosedur isolasi dengan target
mengurangi kontak fisik serta mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan,
namun pada pasien dengan gangguan mental seperti skizofrenia, tindakan ini
sulit dilakukan dikarenakan faktor dari sikap dan kepatuhan mereka. Oleh
karena itu pasien skizofrenia harus diberi atensi dan dukungan yang lebih
dalam penanganan COVID-19 untuk menghindari komplikasi yang lebih
parah.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Azarpazhooh A, Leake JL. Systematic review of the association between


respiratory diseases and oral health. J Periodontol. 2006; 77:1465-82.
Bradford DW, Kim MM, Braxton LE, Marx CE, Butterfield M, Elbogen EB.
Access to medical care among persons with psychotic and major affective
disorders. Psychiatr Serv. 2008;59:847-52.
Cai H. Sex difference and smoking predisposition in patients with COVID-19.
Lancet Respir Med. 2020;8:e20.
Carney CP, Jones L, Woolson RF. Medical comorbidity in women and men with
schizophrenia: a population-based controlled study. J Gen Intern Med.
2006;21:1133-7.
Ekdahl K, Braconier JH, Svanborg C. Immunoglobulin deficiencies and impaired
immune response to polysaccharide antigens in adult patients with recurrent
community-acquired pneumonia. Scand J Infect Dis. 1997;29:401-7.
Haga T, Ito K, Sakashita K, Iguchi M, Ono M, Tatsumi K. Risk factors for
pneumonia in patients with schizophrenia. Neuropsychopharmacol Rep.
2018;38:204-9.
Hartz SM, Pato CN, Medeiros H, Cavazos-Rehg P, Sobell JL, Knowles JA, et al.
Comorbidity of severe psychotic disorders with measures of substance use.
JAMA Psychiatry. 2014;71:248-54.
Hayes L, Hawthorne G, Farhall J, O’Hanlon B, Harvey C. Quality of life and
social isolation among caregivers of adults with schizophrenia: policy and
outcomes. Community Ment Health J. 2015;51:591-7.
Lawrence D, Kisely S. Inequalities in healthcare provision for people with severe
mental illness. J Psychopharmacol. 2010;24(4 Suppl):61-8.
Olfson M, Gerhard T, Huang C, Crystal S, Stroup TS. Premature mortality among
adults with schizophrenia in the United States. JAMA Psychiatry.
2015;72:1172-81.
Partti K, Vasankari T, Kanervisto M, Pera¨la¨ J, Saarni SI, Jousilahti P, et al. Lung
function and respiratory diseases in people with psychosis: population-based
study. Br J Psychiatry. 2015;207:37-45.
Pfefferbaum B, Newman E, Nelson SD, Nitie´ma P, Pfefferbaum RL, Rahman A.
Disaster media coverage and psychological outcomes: descriptive findings
in the extant research. Curr Psychiatry Rep. 2014;16:464
Saha S, Chant D, Welham J, McGrath J. A systematic review of the prevalence of
schizophrenia. PLoS Med. 2005;2:e141.
Shen HN, Lu CL, Yang HH. Increased risks of acute organ dysfunction and
mortality in intensive care unit patients with schizophrenia: a nationwide
population-based study. Psychosom Med. 2011;73:620-6.
Subramaniam M, Chong SA, Pek E. Diabetes mellitus and impaired glucose
tolerance in patients with schizophrenia. Can J Psychiatry. 2003;48:345-7.
Sugai T, Suzuki Y, Yamazaki M, Shimoda K, Mori T, Ozeki Y, et al. High
prevalence of obesity, hypertension, hyperlipidemia, and diabetes mellitus
in Japanese outpatients with schizophrenia: a nationwide survey. PLoS One.
2016;11:e0166429.
Suvisaari J, Mantere O, Keinanen J, Mantyla T, Rikandi E, Lindgren M, et al. Is it
possible to predict the future in first-episode psychosis? Front Psychiatry.
2018;9:580.
Tang B, Xia F, Tang S, Bragazzi NL, Li Q, Sun X, et al. The effectiveness of
quarantine and isolation determine the trend of the COVID-19 epidemics in
the final phase of the current outbreak in China. Int J Infect Dis. 2020 Mar
11. pii: S1201-9712(20)30137-5. doi: http://10.1016/j.ijid.2020.03.018.
[Epub ahead of print]
Tre´meau F, Antonius D, Malaspina D, Goff DC, Javitt DC. Loneliness in
schizophrenia and its possible correlates. An exploratory study. Psychiatry
Res. 2016;246:211-7.
Vadamalai K, Sanchez-Tejera D, Bress J, Mustafa SS. screening for humoral
immunodeficiency in patients with community-acquired pneumonia. J Hosp
Med. 2019;14:33037.
Van Haaster I, Lesage AD, Cyr M, Toupin J. Problems and needs for care of
patients suffering from severe mental illness. Soc Psychiatry Psychiatr
Epidemiol. 1994;29:141-8.
Webster R, Brooks S, Smith L, Woodland L, Wessely S, Rubin J. How to improve
adherence with quarantine: rapid review of the evidence [Internet].
medRxiv. 2020 Jan 1 [cited 2020 Mar 26]. https://
doi.org/10.1101/2020.03.17.20037408.
World Health Organization (WHO). Coronavirus disease (COVID-19) situation
reports [Internet]. 2020 [cited 2020 Mar 31].
www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-
reports
Wu Z, McGoogan JM. Characteristics of and important lessons from the
coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak in China: summary of a
report of 72 314 cases from the Chinese center for disease control and
prevention. JAMA. 2020 Feb 24. doi: http://10.1001/ jama.2020.2648.
[Epub ahead of print]
Yang M, Chen P, He MX, Lu M, Wang HM, Soares JC, et al. Poor oral health in
patients with schizophrenia: a systematic review and metaanalysis.
Schizophr Res. 2018;201:3-9.
Zareifopoulos N, Bellou A, Spiropoulou A, Spiropoulos K. Prevalence of
comorbid chronic obstructive pulmonary disease in individuals suffering
from schizophrenia and bipolar disorder: a systematic review. COPD.
2018;15:612-20.
Zhou F, Yu T, Du R, Fan G, Liu Y, Liu Z, et al. Clinical course and risk factors
for mortality of adult inpatients with COVID-19 in Wuhan, China: a
retrospective cohort study. Lancet. 2020;395: 1054-62.

Anda mungkin juga menyukai