Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PELATIHAN PEMERIKSAAN GULA DARAH, ASAM URAT


DAN KOLESTEROL

Disusun Oleh:

1. Imam Fachrudin 220300892


2. Jelita Sinung Rizky 202300894
3. Kusryan Resmonicasari 220300896
4. Nidya Elma Viany 220300902
5. Saripudin 220300914
6. Wina Lestari 220300929
7. Yonanda Rizqi E 220300831

PROGRAM STUDI PROFESI


NERS FAKULTAS ILMU-ILMU
KESEHATAN UNIVERSITAS
ALMA ATA YOGYAKARTA
2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. LATAR BELAKANG

Pengukuran tekanan darah merupakan prosedur yang dewasa ini hampir dapat

dikuasai atau dilakukan oleh setiap orang. Kemajuan teknologi dengan

diciptakannya alat - alat pengukur tekanan darah, mempermudah orang dapat

melakukan pengukuran tekanan darah secara mandiri. Namun ketrampilan

bagaimana cara mengukur tekanan darah yang tepat dan benar, belum tentu dapat

dikuasai oleh semua orang yang tidak memiliki dasar pengetahuan tentang

kesehatan.

Kader posyandu lansia adalah sosok yang menjadi ujung tombak pelayanan

kesehatan yang langsung terhubung secara dekat dengan masyarakat. Diperlukan

pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan yang mamadai bagi para kader posyandu

lansia ini, dengan harapan para kader mampu melaksanakan deteksi dini para

warganya terhadap perubahan status kesehatannya. Untuk itu diperlukan bekal yang

cukup sehingga pelaksanaan pemantauan kesehatan kepada masyarakat ini dapat

dilakukan secara mandiri, berkesinambungan, dan cukup memadai.

Sehingga perlunya kesadaran kader untuk mengembangkan diri dalam

menambah kemampuan pengecekan kesehatan.


Pokok bahasan : Cara pengukuran gula darah, asam urat dan kolesterol
dengan glukometer
Sub pokok bahasan : Cara pengukuran gula darah, asam urat dan kolesterol
dengan menggunakan glukometer
Hari/tanggal : Minggu, 27 November 2022
Waktu : 45 menit
Sasaran : Kader posyandu Lansia Dusun Pendul
Target : Kader posyandu Lansia Dusun Pendul

Waktu Pertemuan : 55 Menit

Tempat : Balai Dusun Pendul

B. TUJUAN

1. Umum

Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan tentang teknik pengukuran gula


darah, asam urat dan koleseterol menggunkan glukometer atau GCU pada kader
posyandu lansia dusun pendul selama 30 menit, diharapkan kader mampu
memahami teknik peengukuran kadar gula darah, kolesterol, asam urat dan dapat
melaksanakannya dengan tepat.

2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan tentang teknik pengukuran
kadar gula darah, asam urat dan kolesterol menggunakan GCU pada kader dusun pendul
selama 30 menit, diharapkan peserta dapat memahami:
1. Dapat memahami teknik pengukuran kadar gula darah, asam urat, kolesterol
menggunakan glucometer

2. Menerapkan pengukuran kadar gula darah, asam urat dan kolesterol menggunakan
glucometer

3. Fungsi pengukuran kadar gula, asam urat, kolesterol menggunakan glucometer

4. Cara pengukuran kadar gula, asam urat, dan kolesterol menggunakan glucometer
C. MATERI

Terlampir

D. METODE

Ceramah, diskusi dan demonstrasi

E. MEDIA

PPT

F. PENGORGANISASIAN
Koordinator : Kusrian Resomonccasari

Penyuluh dan Demonstrator : Kusrian Resmonicca


Notulen : Imam Fachrudin
Fasilitator : Nidya Elma Viany
Observer : Saripudin, Jelita Sinung Rizky

Dokumentasi : Wina Lestari

G. SETTING TEMPAT MEDIA PKFON

P F

K K
K K
K K
K K
K O
K N
K K
KKKKK
KKKKK
Keterangan:

P : Presenter/Penyuluh
K : Klien / Audiens
F : Fasilitator
O : Observer
N : Notulen

H. STRATEGI PENYULUHAN
Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluh Pasien
1. Pembukaan 1. Penyuluh membuka 1. Mendengarkan
pembicaraan
2. Menyampaikan 2. Menjawab
salam salam 5 menit
3. Menyapa kader 3. Kooperatif
posyandu lansia
dusun pendul 4. Mendengarkan
dan berkenalan
4. Menyampaikan tujuan
2. Inti 1. Menjelaskan tentang
bagian – bagian yang
ada pada alat pengecek
tekanan darah, gula
darah, asam urat, dan Mendengarkan 10 menit
kolesterol
2. Menjelaskan
tentang rentang
normal tekanan
darah, gula darah,
asam urat, dan
kolesterol
3. Menjelaskan
tentang prosedur
dan langkah –
langkah
penggunaan
tensimeter digital,
cek gula darah,
asam urat dan
kolesterol
4. Menjelaskan
makanan dan
minuman yang
diperbolehkan
dan yang tidak
diperbolehkan
untuk penderita
dari masing –
masing penyakit
seperti
Hipertensi,
hiperglikemi,
hiperurisema, dan
hiperkolesterolem
Memperagakan 10 menit
ia
5. Mendemonstrasika
n cara penggunaan
tensimeter digital,
cek gula darah,
asam urat dan
kolesterol kepada
kader yang benar
6. Mempraktekkan Mempraktekkan 10 menit
kembali bagaimana
cara penggunaan
tensimeter digital,
cek gula darah,
asam urat maupun
kolesterol
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan
materi yang
disampaikan
2. Memberikan 2. Menjawab
kesempatan pertanyaan
audience bertanya
3. Memberikan evaluasi
secara lisan 10 menit
4. Menutup pertemuan 3. Menjawab
dan mengucapkan salam
salam
Total 45 menit
I. KRITERIA EVALUASI
Kader posyandu lansia memahami dan dapat melakukan pengecekan tekanan darah, gula
darah, asam urat, dan kolesterol secara benar.

J. PELAKSANAAN PENYULUHAN

1. Penyuluhan dimulai pada pukul : 18.30 dan 20.00 WIB

2. Penyampaikan materi selesai pukul : 19.00 dan 19.45 WIB

3. Jumlah peserta yang hadir : minimal 10 peserta

4. Pada sesi tanya jawab muncul pertanyaan : Ya

5. Kegiatan penyuluhan selesai pada pukul : 20.00 WIB

6. Evaluasi pelaksaan penyuluhan : peserta dapan mempraktekkan ulang


cara atau penggunaan tensimeter digital, cek gula darah, asam urat, dan kolesterol
dengan benar.

K. PELAPORAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. Persiapan:

Minggu, 27 1. Kegiatan dimulai dari


November 2022 pembuatan SAP serta
17.00
persiapan materi yang Tidak ada
WIB
akan disampaikan.
2. Mempersiapkan fasilitas dan
media
2. Pendahuluan
 Memberi salam  Menjawab salam
Pelaksanaan
 Membina hubungan baik  Merespon kegiatan
Minggu, 27
 Mengkomunikasikan  Mendengarkan
November 2022,
pokok bahasan  Mendengarkan
Pukul 19.00 –
 Mengkomunikasikan tujuan
19.10 WIB
3. Kegiatan inti
1. Menjelaskan tentang bagian
 Memperhatikan
– bagian yang ada pada alat
pengecek tekanan darah,
gula darah, asam urat, dan
kolesterol
2. Menjelaskan tentang  Memperhatikan
rentang normal tekanan
19.10 -20.00
darah, gula darah, asam
WIB
urat, dan kolesterol
3. Menjelaskan tentang
 Memperhatikan
prosedur dan langkah –
langkah penggunaan
tensimeter digital, cek
gula darah, asam urat
dan kolesterol
4. Menjelaskan makanan  Memperhatikan
dan minuman yang
diperbolehkan dan
yang tidak
diperbolehkan untuk
penderita dari masing
– masing penyakit
seperti Hipertensi,
hiperglikemi,
hiperurisema, dan
hiperkolesterolemia
5. Mendemonstrasikan  Memperhatikan

cara penggunaan
tensimeter digital, cek
gula darah, asam urat
dan kolesterol kepada
kader yang benar
6. Mempraktekkan
 Mempraktikan
kembali bagaimana
cara penggunaan
tensimeter digital, cek
gula darah, asam urat
maupun kolesterol
7. Memberikan  Menjawab
pertanyaan kepada
audience
4. Penutup
 Menyimpulkan materi  Memperhatikan
pendidikan kesehatan
10.15 - 10.05 bersama-sama
 Memperhatikan
 Memberikan evaluasi
secara lisan
 Menjawab
 Memberikan salam penutupan
*)Lampiran materi

PEMERIKSAAN TENSIMETER DIGITAL, GCU


(CEK GULA DARAH, ASAM URAT DAN
KOLESTEROL)

A. Pengertian Tensimeter

1. Tensimeter atau Sphygmomanometer

Tensimeter atau Sphygmomanometer adalah alat ukur yang dibuat untuk

mengukur tekanan darah, alat ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried Karl Ritter

von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Scipione Riva-Rocci

(1896), dan Harvey Cushing (1901). Alat ini memiliki 2 versi, yaitu digital dan analog.

Pada Tensimeter digital menggunakan layar untuk menunjukkan tekanan darah

seseorang, sedangkan versi analognya menggunakan jarum untuk menunjukkan

tekanan darah.

2. Alat Pengukur Kadar Gula Darah (Glukometer)

Glukometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula darah manusia

terutama digunakan oleh penderita Diabetes Mellitus. Kadar gula darah merupakan zat

yang berguna untuk dibakar agar mendapatkan energi. Pengukuran nilai kadar gula

darah dengan menggunakan alat glukometer sangat penting dilakukan terutama untuk

penderita Diabetes Mellitus agar mencegah sedini mungkin untuk menghindari

komplikasi yang semakin parah.

3. Alat Pengukur Kadar Purin Darah

Cek asam urat merupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar

asam urat di dalam darah atau urine. Sebelumnya perlu diketahui, asam urat adalah

senyawa alami yang diproduksi tubuh dan terbentuk dari penguraian zat purin dari

makanan atau minuman. Senyawa tersebut sebenarnya tidak menimbulkan masalah


selama kadarnya masih berada di batas normal. Sebaliknya, saat kadar asam urat

terlalu tinggi, mungkin akan muncul beberapa gejala yang bisa mengganggu. 

4. Alat Pengukur Kolesterol

Tes kolesterol adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar lemak

dalam darah. Hal ini penting dilakukan sebab kadar kolesterol yang tidak terkontrol

dapat memicu berbagai penyakit, seperti hipertensi, penyakit jantung, atau stroke.

B. Metode pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter

Cara mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter :


1. Posisikan tubuh dengan rileks
2. Masukkan armband sejajar dengan jantung
3. Pastikan selang yang ada di armband segaris lurus dengan pembuluh darah arteri
4. Kencangkan dan rekatkan armband
5. Pastikan armband dipasang tidak longgar dan tidak ketat
6. Tekan tombol power pada tensimeter
7. Tunggu sekitar 40 detik untuk melihat hasilnya
C. Prosedur Pengukuran kadar gula darah, asam urat dan kolesterol dengan GCU
Meter
Berikut ini beberapa alat yang perlu Anda siapkan untuk mengukur gula darah:
 Jarum kecil atau lanset
 Perangkat lancing yang berguna untuk menahan jarum
 Alkohol
 Kapas
 Strip uji
 Meteran glukosa
 Kotak portable
D. Prosedur Pelaksanaan

Pemeriksaan kadar gula darah bisa dilakukan dengan memakai glucometer:

 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.


 Sudah menyiapkan jarum lancet ke dalam perangkat lancing.
 Memasukkan strip uji ke meteran glukosa.
 Mengusap ujung jari dengan kapas yang sudah diberi alkohol agar tidak infeksi. Hindari
menekan jari terlalu keras agar cairan lain dalam pembuluh darah tidak ikut terambil.
 Tusuk ujung jari untuk mengeluarkan setetes darah. Lalu, letakkan tetesan darah tersebut
pada strip uji dan tunggu hasilnya keluar pada layar.
E. Waktu Untuk Pengecekan
Dalam pemeriksaan kadar glukosa darah dikenal beberapa jenis pemeriksaan, antara lain
peeriksaan glukosa darah puasa, glukosa adrah sewaktu, glukosa darah 2 jam PP, pemeriksaa
glukosa darah ke-2 pada tes toleransi glukosa oral (TTGO), pemeriksaan HbA1C (Yulizar Darwis,
2005).
1. Glukosa darah sewaktu
Glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah yang dilakukan setiap
hari tanpa memperhatikan makanan yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut.
Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap
waktu, tanpa ada syarat puasa dan makan. Pemeriksaan ini dilakukan sebanyak 4 kali sehari
pada saat sebelum makan dan sebelum tidur sehingga dapat dilakukan secara mandiri
(Andreassen, 2014).
2. Glukosa darah puasa
Glukosa darah puasa merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah yang dilakukan setelah
pasien puasa selama 8-10 jam. Pasien diminta untuk melakukan puasa sebelum melakukan tes
untuk menghindari adanya peningkatan gula darah lewat makanan yang mempengaruhi hasil
tes.
3. Glukosa 2 jam setelah makan (postprandial)
Glukosa 2 jam setelah makan merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah yang dilakukan
2 jam dihitung setelah pasien selesai makan (M. Mufti dkk, 2015). Pemeriksaan kadar
postprandial adalah pemeriksaan kadar gula darah yang dilakukan saat 2 jam setelah makan.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya diabetes atau reaksi hipoglikemik.
Standarnya pemeriksaan ini dilakukan minimal 3 bulan sekali. Kadar gula di dalam darah akan
mencapai kadar yang paling tinggi pada saat dua jam setelah makan. Normalnya, kadar gula
dalam darah tidak akan melebihi 180 mg per 100 cc darah. Kadar gula darah 190 mg/dl disebut
sebagai nilai ambang ginjal. Jika kadar gula melebihi nilai ambang ginjal maka kelebihan gula
akan keluar bersama urin (Depkes, 2008).
4. Pemeriksaan Penyaring
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan cara melalui pemriksaan kadar glukosa
darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa. Apabila pemeriksaan penyaring ditemukan
hasil positif, maka perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa atau
dengan tes glukosa oral (TTGO) standart (MenKes, 2014).

F. Pengecekan Kadar Asam Urat Dalam Darah


Prosedur tes asam urat tergantung pada jenis sampel yang digunakan, yakni melalui
sampe urine atau sampel darah. Berikut penjelasannya
1. Tes asam urat melalui sampel darah
Prosedur tes ini meliputi:

 Lengan atas pasien akan diikat oleh perban elastis agar aliran darah di lengan
dapat terkumpul.
 Lokasi penyuntikan akan dibersihkan dengan cairan antiseptik, biasanya pada
lipatan tangan.
 Petugas medis kemudian menusukkan jarum ke pembuluh darah vena di
lipatan tangan pasien.
 Tabung khusus kemudian dipasang pada bagian belakang jarum.
 Perban elastis akan dilepas agar darah bisa mengalir dengan lancar ke dalam
tabung.
 Ketika jumlah sampel darah dirasa sudah cukup, jarum akan dilepas.
 Lokasi penyuntikan akan kembali dibersihkan dengan kapas steril dan ditutup
dengan perban atau plester.

G. Kolesterol Tinggi

Berdasarkan National Cholesterol Education Program Adult Panel III (NCEP-ATP


III) seseorang dikatakan memiliki kadar lipid abnormal apabila terjadi peningkatan
kolesterol total (≥240 mg/dl), peningkatan kadar kolesterol LDL (≥160 mg/dl), kadar
kolesterol trigliserida (>200 mg/dl), atau rendahnya kadar kolesterol HDL (<40 mg/dl)
setelah dilakukan profil lipid atau tes kolesterol yang meliputi kolesterol total, kolesterol
LDL, kolesterol HDL dan trigliserida.
DAFTAR PUSTAKA

Aini, 2016, Hubungan Merokok Dengan Tingkat Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 40 Tahun
Keatas Di Poli Dalam Rsud Kabupaten Brebes,
http://stikeswh.ac.id:8082/journal/index.php/jners/article/view/167,
DOI:10.33666/jners.v3i1.167, 23 Mei 2019.

Alimansur, M., 2017, Pengaruh Peningkatan Kadar Kolesterol Dan Glukosa Darah Terhadap
Pulse Pressure Penderita Hipertensi,
http://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/d3kep/article/view/76/69, 12 april 2019.

Amdansari, M. N., 2015, Hubungan Pola Makan Dengan Tekanan Darah Pada Orang
Dewasa Di Sumatera Barat,
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/184/180,
DOI:10.22338/mka.v38.i1.p20-25.2015, 12 Juni 2019.

Anissa, L. N., 2017, Asupan Kalium, Serat dan Tekanan Darah pada Pegawai Laki-Laki
Bukan Perokok Bagian Produksi di PT. Dewa Prabu Surakarta,
http://www.ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/19,
DOI:10.26576/profesi.254, 24 Mei 2019.

Anita, F., 2015, Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Gedung Air Kota Bandar Lampung,
http://jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/243, DOI:
10.30787/gaster.v16i1.243, ISSN: 1858-3385, 1 Agustus 2019.

Antika, 2017, Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total dalam Darah pada Sampel Serum dengan
Metode Chod-Pap, https://www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/download/76/55/,
ISSN:2338 – 5634 16 November 2018.

Artiyaningrum, B., 2015, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi


Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan Pemeriksaan Rutin Di Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang Tahun 2014, https://lib.unnes.ac.id/20420/1/6411410092-
S.pdf, 21 November 2018.
Lampiran 2

STROKE

A. Pengertian Stroke

Stroke adalah serangan akut mendadak dari disfungsi otak fokal dan global yang

disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, yang berlangsung lebih dari 24 jam.

Menurut penulis, stroke adalah ensefalopati fungsional fokal dan global yang disebabkan

oleh obstruksi aliran darah otak yang disebabkan oleh perdarahan atau obstruksi, dan gejala

serta tandanya sesuai dengan bagian otak yang terkena. Orang yang bisa sembuh total, cacat

atau bahkan meninggal (Goleman et al., 2019).

Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah disfungsi otak

yang terjadi secara tiba-tiba akibat sirkulasi darah otak yang tidak normal, disertai gejala

dan tanda klinis fokal dan sistemik, berlangsung selama lebih dari 24 jam atau dapat

mengakibatkan kematian. Orang berusia di atas 40 tahun. Semakin tua semakin tua, semakin

besar risiko terkena stroke (Imran et al., 2020). Stroke merupakan salah satu penyakit

serebrovaskular dan penyebab utama kematian di Indonesia, jumlah penderita stroke di

bawah usia 45 tahun di seluruh dunia terus meningkat. Kematian fisik akibat stroke

diperkirakan akan meningkat dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Stroke
adalah penyebab kematian ketiga paling umum di Amerika Serikat dan penyebab utama

kecacatan permanen (Handayani & Dominica, 2019).

B. Klasifikasi

Ada dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik

terutama merupakan komplikasi dari beberapa penyakit pembuluh darah, ditandai dengan

penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, takikardia, kulit pucat dan pernapasan tidak

teratur, sedangkan stroke hemoragik biasanya disebabkan oleh perdarahan intrakranial, dan

tekanan darah sistoliknya meningkat. Gejala melebihi 200 mmHg. Saraf hipertonik dan

nonmotorik, bradikardia, wajah ungu, osis ungu dan 180 mmHg saat bernapas (Nasution,

2019).

Menurut (Samita, 2018) Stroke dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, stroke iskemik dan

stroke hemoragik, sebagai berikut :

a. Stroke Iskemik (non hemoragik) adalah penyumbatan pembuluh darah yang

menyebabkan aliran darah ke otak berhenti sebagian atau seluruhnya. Stroke iskemik ini

dibagi 3 yaitu :

1. Stroke Trombotik : Proses pembentukan trombus

2. Stroke Embolik : Gumpalan darah membuat arteri membeku

3. Hipoperfusion Sistemik : Akibat gangguan irama jantung, aliran darah ke seluruh

bagian tubuh berkurang(Samita, 2018).

b. Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada pasien hipertensi. Stroke

hemoragik ada 2 jenis yaitu :

1. Hemoragik Intraserebral : Perdarahan di jaringan otak

2. Hemoragik (Di ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang

menutupi otak)

C. Faktor Resiko Stroke

Faktor Resiko Terjadinya Stroke Menurut (Susilawati & Nurhayati, 2018) resiko

terjadinya stroke dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut, yaitu :

1. Makanan

Makanan yang memuat kadar kolesterol, bisa meningkatkan lemak darah seperti

trigliserida. Trigliserida yang tinggi merupakan bahan untuk terjadinya VLDL (Very

LowDensity Lipoprotein) akan beresiko terjadinya stroke. Hal ini dapat memicu

timbulnya plaq dalam pembuluh arteri, dapat mengakibatkan penyumbatan dan

menghambat aliran darah keseluruh organ tubuh dan otak, sedangkan minyak goreng yang

dipergunakan 3 kali akan mengubah lemak tak jenuh menjadi lemak jenuh yang

mengandung tinggi kolesterol (Susilawati & Nurhayati, 2018).

2. Umur

Usia ini adalah usia di mana fungsi semua organ dalam tubuh (seperti sistem

vaskular) menurun. Pembuluh darah menipis dan rapuh(Susilawati & Nurhayati, 2018).

Semakin tua usianya, semakin besar risiko terkena stroke. Orang berusia ≥55 tahun

cenderung mengalami stroke sebanyak dua kali (dua kali), karena semakin tua, pembuluh

darah menjadi tipis dan rapuh, sehingga lebih mungkin mengalami trauma yang terjadi
bersamaan dengan aterosklerosis, sehingga area stroke semakin luas (Susilawati &

Nurhayati, 2018).

3. Jenis Kelamin

Laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan, yaitu 51 (53%) dan 45

perempuan (47%). Pria biasanya memiliki faktor kebiasaan yaitu merokok, dan 76%

pasien juga mengalami kebiasaan merokok yang meningkatkan risiko stroke. Rokok dapat

menyebabkan penumpukan plak dan menyebabkan arteriosklerosis (Rudianto, 2010).

Kecuali laki-laki yang merupakan kepala keluarga (KK) yang bertanggung jawab

membesarkan anak dan istri, sebagian besar pasien bekerja secara fisik yaitu sebagai

pekerja, petani dan sopir. Perempuan adalah ibu rumah tangga yang berperan sebagai ibu

yang mengasuh dan membesarkan anak, oleh karena itu sebagai kepala keluarga yang

memiliki beban berat seringkali terpaksa harus memperhatikan kebutuhan keluarga yang

merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke (Susilawati & Nurhayati, 2018).

Keadaan ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Junaidi (2011) yang

menyatakan bahwa stres memicu pelepasan hormon yang jika tidak dikendalikan akan

menyebabkan tekanan darah tinggi.Tekanan darah tinggi akan menyebabkan darah dalam

jumlah besar mengalir ke sistem pembuluh darah otak dan dapat menyebabkan pembuluh

darah pecah. Tilong (2014) menunjukkan bahwa laki-laki 2 (dua kali) lebih mungkin

mengalami stroke dibandingkan perempuan (Susilawati & Nurhayati, 2018)

4. Hipertensi

Hipertensi dipandang sebagai faktor resiko utama terhadap kejadian penyakit

serebrovaskuler seperti stroke ataupun transientis-chemic attack (Anshari, 2020). Pada

beberapa kasus menunjukkan seseorang yang menderita hipertensii berpotensi untuk

mengalami kejadian stroke (Anshari, 2020). Penyakit hipertensi dipandang sebagai salah
satu faktor risiko terjadinya stroke, terlebih lagi jika penderita dalam kondisi stress pada

tingkat yang tinggi. Seseorang yang menderita penyakit hipertensi akan mengalami

aneurisma yang disertaidis fungsi endotelial pada jaringan pembuluh darahnya. Apabila

gangguan yang terjadi pada pembuluh darah ini berlangsung terus dalam waktu yang lama

akan dapat menyebab kanterjadinya stroke (Anshari, 2020). Ini berarti bahwa status

hipertensi seseorang menentukan seberapa besar potensi untuk terjadinya stroke, mereka

yang tidak menderita hipertensi akan sangat kecil resikonya untuk mengalami stroke

(Anshari, 2020).

D. Tanda dan gejala

Stroke Menurut (Ummaroh, 2019), tanda dan gejala stroke, yaitu :

1. Mati rasa tiba-tiba di wajah, lengan atau tungkai, terutama di sisi kiri atau kanan

2. Tiba-tiba merasa bingung, kesulitan berbicara atau susah memahami

3. Gangguan penglihatan yang tiba - tiba pada salah satu atau kedua mata

4. Hilangnya keseimbangan secara tiba - tiba menyebabkan kesulitan dalam berjalan,

biasanya disertai pusing

5. Sakit kepala tanpa sebab yang jelas


DAFTAR PUSTAKA

Aberg J.A., Lacy C.., Amstrong L.., Goldman M.. and Lance L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th Edition, American Pharmacists Association

Caplan, L. R. and Goldszmidt, A., 2013, Stroke Esensial 2 th ed. United State of
America: Saunders Elsevier pp 23

Chisholm-Burns M.A., Wells B.G., Schwinghammer T.L., Malone P.M., Kolesar


J.M., Rotschafer J.C. and Dipiro J.T., 2008, Pharmacotherapy Principles and
Practice, The Mc Graw-Hill Companies, United States of America.

DepKes RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia 2008, Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai