Disusun Oleh:
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran tekanan darah merupakan prosedur yang dewasa ini hampir dapat
bagaimana cara mengukur tekanan darah yang tepat dan benar, belum tentu dapat
dikuasai oleh semua orang yang tidak memiliki dasar pengetahuan tentang
kesehatan.
Kader posyandu lansia adalah sosok yang menjadi ujung tombak pelayanan
pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan yang mamadai bagi para kader posyandu
lansia ini, dengan harapan para kader mampu melaksanakan deteksi dini para
warganya terhadap perubahan status kesehatannya. Untuk itu diperlukan bekal yang
B. TUJUAN
1. Umum
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan atau pendidikan tentang teknik pengukuran
kadar gula darah, asam urat dan kolesterol menggunakan GCU pada kader dusun pendul
selama 30 menit, diharapkan peserta dapat memahami:
1. Dapat memahami teknik pengukuran kadar gula darah, asam urat, kolesterol
menggunakan glucometer
2. Menerapkan pengukuran kadar gula darah, asam urat dan kolesterol menggunakan
glucometer
4. Cara pengukuran kadar gula, asam urat, dan kolesterol menggunakan glucometer
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
E. MEDIA
PPT
F. PENGORGANISASIAN
Koordinator : Kusrian Resomonccasari
P F
K K
K K
K K
K K
K O
K N
K K
KKKKK
KKKKK
Keterangan:
P : Presenter/Penyuluh
K : Klien / Audiens
F : Fasilitator
O : Observer
N : Notulen
H. STRATEGI PENYULUHAN
Kegiatan
No Tahap Waktu
Penyuluh Pasien
1. Pembukaan 1. Penyuluh membuka 1. Mendengarkan
pembicaraan
2. Menyampaikan 2. Menjawab
salam salam 5 menit
3. Menyapa kader 3. Kooperatif
posyandu lansia
dusun pendul 4. Mendengarkan
dan berkenalan
4. Menyampaikan tujuan
2. Inti 1. Menjelaskan tentang
bagian – bagian yang
ada pada alat pengecek
tekanan darah, gula
darah, asam urat, dan Mendengarkan 10 menit
kolesterol
2. Menjelaskan
tentang rentang
normal tekanan
darah, gula darah,
asam urat, dan
kolesterol
3. Menjelaskan
tentang prosedur
dan langkah –
langkah
penggunaan
tensimeter digital,
cek gula darah,
asam urat dan
kolesterol
4. Menjelaskan
makanan dan
minuman yang
diperbolehkan
dan yang tidak
diperbolehkan
untuk penderita
dari masing –
masing penyakit
seperti
Hipertensi,
hiperglikemi,
hiperurisema, dan
hiperkolesterolem
Memperagakan 10 menit
ia
5. Mendemonstrasika
n cara penggunaan
tensimeter digital,
cek gula darah,
asam urat dan
kolesterol kepada
kader yang benar
6. Mempraktekkan Mempraktekkan 10 menit
kembali bagaimana
cara penggunaan
tensimeter digital,
cek gula darah,
asam urat maupun
kolesterol
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan
materi yang
disampaikan
2. Memberikan 2. Menjawab
kesempatan pertanyaan
audience bertanya
3. Memberikan evaluasi
secara lisan 10 menit
4. Menutup pertemuan 3. Menjawab
dan mengucapkan salam
salam
Total 45 menit
I. KRITERIA EVALUASI
Kader posyandu lansia memahami dan dapat melakukan pengecekan tekanan darah, gula
darah, asam urat, dan kolesterol secara benar.
J. PELAKSANAAN PENYULUHAN
1. Persiapan:
cara penggunaan
tensimeter digital, cek
gula darah, asam urat
dan kolesterol kepada
kader yang benar
6. Mempraktekkan
Mempraktikan
kembali bagaimana
cara penggunaan
tensimeter digital, cek
gula darah, asam urat
maupun kolesterol
7. Memberikan Menjawab
pertanyaan kepada
audience
4. Penutup
Menyimpulkan materi Memperhatikan
pendidikan kesehatan
10.15 - 10.05 bersama-sama
Memperhatikan
Memberikan evaluasi
secara lisan
Menjawab
Memberikan salam penutupan
*)Lampiran materi
A. Pengertian Tensimeter
mengukur tekanan darah, alat ini dibuat pertama kali oleh Samuel Siegfried Karl Ritter
von Basch pada tahun 1881, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Scipione Riva-Rocci
(1896), dan Harvey Cushing (1901). Alat ini memiliki 2 versi, yaitu digital dan analog.
tekanan darah.
Glukometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula darah manusia
terutama digunakan oleh penderita Diabetes Mellitus. Kadar gula darah merupakan zat
yang berguna untuk dibakar agar mendapatkan energi. Pengukuran nilai kadar gula
darah dengan menggunakan alat glukometer sangat penting dilakukan terutama untuk
asam urat di dalam darah atau urine. Sebelumnya perlu diketahui, asam urat adalah
senyawa alami yang diproduksi tubuh dan terbentuk dari penguraian zat purin dari
terlalu tinggi, mungkin akan muncul beberapa gejala yang bisa mengganggu.
Tes kolesterol adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mengukur kadar lemak
dalam darah. Hal ini penting dilakukan sebab kadar kolesterol yang tidak terkontrol
dapat memicu berbagai penyakit, seperti hipertensi, penyakit jantung, atau stroke.
Lengan atas pasien akan diikat oleh perban elastis agar aliran darah di lengan
dapat terkumpul.
Lokasi penyuntikan akan dibersihkan dengan cairan antiseptik, biasanya pada
lipatan tangan.
Petugas medis kemudian menusukkan jarum ke pembuluh darah vena di
lipatan tangan pasien.
Tabung khusus kemudian dipasang pada bagian belakang jarum.
Perban elastis akan dilepas agar darah bisa mengalir dengan lancar ke dalam
tabung.
Ketika jumlah sampel darah dirasa sudah cukup, jarum akan dilepas.
Lokasi penyuntikan akan kembali dibersihkan dengan kapas steril dan ditutup
dengan perban atau plester.
G. Kolesterol Tinggi
Aini, 2016, Hubungan Merokok Dengan Tingkat Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 40 Tahun
Keatas Di Poli Dalam Rsud Kabupaten Brebes,
http://stikeswh.ac.id:8082/journal/index.php/jners/article/view/167,
DOI:10.33666/jners.v3i1.167, 23 Mei 2019.
Alimansur, M., 2017, Pengaruh Peningkatan Kadar Kolesterol Dan Glukosa Darah Terhadap
Pulse Pressure Penderita Hipertensi,
http://jurnal.stikeswilliambooth.ac.id/index.php/d3kep/article/view/76/69, 12 april 2019.
Amdansari, M. N., 2015, Hubungan Pola Makan Dengan Tekanan Darah Pada Orang
Dewasa Di Sumatera Barat,
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/view/184/180,
DOI:10.22338/mka.v38.i1.p20-25.2015, 12 Juni 2019.
Anissa, L. N., 2017, Asupan Kalium, Serat dan Tekanan Darah pada Pegawai Laki-Laki
Bukan Perokok Bagian Produksi di PT. Dewa Prabu Surakarta,
http://www.ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/19,
DOI:10.26576/profesi.254, 24 Mei 2019.
Anita, F., 2015, Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas
Gedung Air Kota Bandar Lampung,
http://jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/243, DOI:
10.30787/gaster.v16i1.243, ISSN: 1858-3385, 1 Agustus 2019.
Antika, 2017, Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total dalam Darah pada Sampel Serum dengan
Metode Chod-Pap, https://www.teknolabjournal.com/index.php/Jtl/article/download/76/55/,
ISSN:2338 – 5634 16 November 2018.
STROKE
A. Pengertian Stroke
Stroke adalah serangan akut mendadak dari disfungsi otak fokal dan global yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak, yang berlangsung lebih dari 24 jam.
Menurut penulis, stroke adalah ensefalopati fungsional fokal dan global yang disebabkan
oleh obstruksi aliran darah otak yang disebabkan oleh perdarahan atau obstruksi, dan gejala
serta tandanya sesuai dengan bagian otak yang terkena. Orang yang bisa sembuh total, cacat
Menurut definisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stroke adalah disfungsi otak
yang terjadi secara tiba-tiba akibat sirkulasi darah otak yang tidak normal, disertai gejala
dan tanda klinis fokal dan sistemik, berlangsung selama lebih dari 24 jam atau dapat
mengakibatkan kematian. Orang berusia di atas 40 tahun. Semakin tua semakin tua, semakin
besar risiko terkena stroke (Imran et al., 2020). Stroke merupakan salah satu penyakit
bawah usia 45 tahun di seluruh dunia terus meningkat. Kematian fisik akibat stroke
diperkirakan akan meningkat dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Stroke
adalah penyebab kematian ketiga paling umum di Amerika Serikat dan penyebab utama
B. Klasifikasi
Ada dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke iskemik
terutama merupakan komplikasi dari beberapa penyakit pembuluh darah, ditandai dengan
penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, takikardia, kulit pucat dan pernapasan tidak
teratur, sedangkan stroke hemoragik biasanya disebabkan oleh perdarahan intrakranial, dan
tekanan darah sistoliknya meningkat. Gejala melebihi 200 mmHg. Saraf hipertonik dan
nonmotorik, bradikardia, wajah ungu, osis ungu dan 180 mmHg saat bernapas (Nasution,
2019).
Menurut (Samita, 2018) Stroke dibedakan menjadi 2 jenis yaitu, stroke iskemik dan
menyebabkan aliran darah ke otak berhenti sebagian atau seluruhnya. Stroke iskemik ini
dibagi 3 yaitu :
b. Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada pasien hipertensi. Stroke
2. Hemoragik (Di ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang
menutupi otak)
Faktor Resiko Terjadinya Stroke Menurut (Susilawati & Nurhayati, 2018) resiko
1. Makanan
Makanan yang memuat kadar kolesterol, bisa meningkatkan lemak darah seperti
trigliserida. Trigliserida yang tinggi merupakan bahan untuk terjadinya VLDL (Very
LowDensity Lipoprotein) akan beresiko terjadinya stroke. Hal ini dapat memicu
menghambat aliran darah keseluruh organ tubuh dan otak, sedangkan minyak goreng yang
dipergunakan 3 kali akan mengubah lemak tak jenuh menjadi lemak jenuh yang
2. Umur
Usia ini adalah usia di mana fungsi semua organ dalam tubuh (seperti sistem
vaskular) menurun. Pembuluh darah menipis dan rapuh(Susilawati & Nurhayati, 2018).
Semakin tua usianya, semakin besar risiko terkena stroke. Orang berusia ≥55 tahun
cenderung mengalami stroke sebanyak dua kali (dua kali), karena semakin tua, pembuluh
darah menjadi tipis dan rapuh, sehingga lebih mungkin mengalami trauma yang terjadi
bersamaan dengan aterosklerosis, sehingga area stroke semakin luas (Susilawati &
Nurhayati, 2018).
3. Jenis Kelamin
perempuan (47%). Pria biasanya memiliki faktor kebiasaan yaitu merokok, dan 76%
pasien juga mengalami kebiasaan merokok yang meningkatkan risiko stroke. Rokok dapat
Kecuali laki-laki yang merupakan kepala keluarga (KK) yang bertanggung jawab
membesarkan anak dan istri, sebagian besar pasien bekerja secara fisik yaitu sebagai
pekerja, petani dan sopir. Perempuan adalah ibu rumah tangga yang berperan sebagai ibu
yang mengasuh dan membesarkan anak, oleh karena itu sebagai kepala keluarga yang
memiliki beban berat seringkali terpaksa harus memperhatikan kebutuhan keluarga yang
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke (Susilawati & Nurhayati, 2018).
Keadaan ini sejalan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Junaidi (2011) yang
menyatakan bahwa stres memicu pelepasan hormon yang jika tidak dikendalikan akan
menyebabkan tekanan darah tinggi.Tekanan darah tinggi akan menyebabkan darah dalam
jumlah besar mengalir ke sistem pembuluh darah otak dan dapat menyebabkan pembuluh
darah pecah. Tilong (2014) menunjukkan bahwa laki-laki 2 (dua kali) lebih mungkin
4. Hipertensi
mengalami kejadian stroke (Anshari, 2020). Penyakit hipertensi dipandang sebagai salah
satu faktor risiko terjadinya stroke, terlebih lagi jika penderita dalam kondisi stress pada
tingkat yang tinggi. Seseorang yang menderita penyakit hipertensi akan mengalami
aneurisma yang disertaidis fungsi endotelial pada jaringan pembuluh darahnya. Apabila
gangguan yang terjadi pada pembuluh darah ini berlangsung terus dalam waktu yang lama
akan dapat menyebab kanterjadinya stroke (Anshari, 2020). Ini berarti bahwa status
hipertensi seseorang menentukan seberapa besar potensi untuk terjadinya stroke, mereka
yang tidak menderita hipertensi akan sangat kecil resikonya untuk mengalami stroke
(Anshari, 2020).
1. Mati rasa tiba-tiba di wajah, lengan atau tungkai, terutama di sisi kiri atau kanan
3. Gangguan penglihatan yang tiba - tiba pada salah satu atau kedua mata
Aberg J.A., Lacy C.., Amstrong L.., Goldman M.. and Lance L.L., 2009, Drug
Information Handbook, 17th Edition, American Pharmacists Association
Caplan, L. R. and Goldszmidt, A., 2013, Stroke Esensial 2 th ed. United State of
America: Saunders Elsevier pp 23