Anda di halaman 1dari 21

PAPER

ANALISIS GIZI KELUARGA

Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Gizi Sektor Informal
Dosen Pengampu: Neni, S.ST., M.Kes.

Disusun Oleh:
Alissa Nurul Haq (194101082)

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Siliwangi
2021
BAB I
SURVEY KELUARGA

A. Penyediaan Pangan
1. Penyusunan Menu
Keluarga kami tidak suka melakukan penyusunan menu karena jauhnya jangkauan
kami ke pasar untuk memenuhi sumber daya pangan yang diinginkan. Sekalipun di
daerah kami terdapat beberapa warung, namun pangan yang tersedia disini kurang
lengkap dan terbatas sehingga minimalnya kami perlu menjangkau warung serba ada
sejauh 2 km dari rumah dengan berjalan kaki 500 m dilanjut menaikki angkot 1,5 km
dalam sekali perjalanan. Karena kendala tersebut maka kami mengakalinya dengan
menyusun menu sehari sekali, menyesuaikan ketersediaan bahan pangan yang tersedia
di rumah dan yang mudah terjangkau di warung terdekat.
Adapun menu utama yang kami siapkan pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 berupa:
a. Nasi putih
b. Ati ayam
c. Ayam goreng
d. Oseng genjer
e. Telur dadar
f. Petai
g. Sambal
Untuk kudapan yang tersedia di rumah diantaranya, yaitu:
a. Kue telur gabus
b. Makaroni
c. Kue aci
d. Cireng
e. Buah-buahan (Semangka, Melon, Nanas)
Meskipun keterbatasan yang sempat dijelaskan di awal, keluarga kami
mengupayakan variasi menu supaya tidak jenuh salah satunya dengan mengganti
menu sayur di setiap harinya, misalnya oseng genjer, cah kangkung, oseng selada air,
capcay, dsb. Namun kami juga memiliki kecenderungan selera terhadap beberapa
jenis makanan. Salah satunya dalam menu sayuran kami cenderung menyukai
masakan tumis/oseng. Sedangkan untuk jenis makanan lainnya yang menjadi favorit
keluarga kami adalah ayam, khususnya bagian dada karena kurang menyukai
gajih/lemak.
2. Pemilihan Bahan Makanan
Dalam pemilihan bahan makanan, keluarga kami tentu memilih yang baik sesuai
anggaran dengan mengacu pada keberagaman menu makan. Adapun bahan makanan
yang kami siapkan untuk menu Sabtu, 2 Oktober 2021 antara lain; beras, genjer, petai,
cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih. Untuk ati ayam dan ayam
goreng itu sudah jadi karena kami membeli ke warung nasi pada hari sebelumnya.
Untuk pemilihan bahan makanan menu utama tersebut kami mencari yang terlihat
higienis, segar dan aman untuk dikonsumsi.

B. Pengolahan Makanan
Dalam pengolahan makanan, tentu cara mengolahnya bisa beragam sesuai jenis
makanan yang dibuat. Nasi putih kami olah dengan teknik steam atau pengukusan beras.
Sedangkan untuk ati ayam dan ayam goreng itu sesuai dengan namanya, makanan
tersebut sudah diolah dengan teknik deep frying karena membutuhkan minyak yang
banyak untuk menggorengnya. Untuk oseng genjer pun sesuai dengan namanya, dengan
tekniksaute atau menumis. Telur dadar kami buat dengan teknik shallow frying karena
membutuhkan minyak yang sedikit pada wajan datar. Untuk petai dimasak setengah
matang dengan teknik shallow frying juga karena menggunakan sedikit minyak.
Pembuatan sambal diolah dengan menumbuknya terlebih dahulu, kemudian ditumis
dengan sedikit minyak dengan teknik saute.

C. Penyajian Makanan
Penyajian makanan yang biasa kami lakukan adalah setiap selesai memasak langsung
kami simpan di meja makan, khususnya jika ada yang ingin langsung mengkonsumsi.
Untuk tampilannya tidak ada yang kami istimewakan seperti menggunakan garnish atau
hiasan, apalagi jika untuk menyajikan makanan sehari-hari kami hanya menyimpannya
pada alat makan yang pas dan sesuai kapasitasnya. Selanjutnya, apabila kami sudah
selesai makan, maka makanan tersebut biasa disimpan pada lemari penyimpan makanan
yang aman dan tertutup.
BAB II
ANALISIS KECUKUPAN GIZI KELUARGA

A. Food Recall

Identitas Responden 1
 Nama : Dadan Kuswandi
 Alamat : Jl. Cipanas Baru, Kp. Cikatel RT 01 RW 05, Garut
 Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 25 Februari 1966
 Umur : 55
 Telepon/HP : 081332833096
 Berat Badan : 70 kg
 Tinggi Badan : 160 cm

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Sabtu, 2 Oktober 2021


Banyaknya
Waktu Makan Menu Makanan
URT Berat (gram)

Nasi putih 1 centong 100 gr


Makan Pagi Ati ayam 1 potong 50 gr
Oseng genjer 2 sdm 50 gr

Selingan Siang Kue telur gabus 2 tangkup tangan 30 gr

Nasi putih 1 centong 100 gr


Telur dadar 1 buah 75 gr
Makan Siang Oseng genjer 2 sdm 50 gr
Petai ½ papan 15 gr
Sambal 1 sdm 25 gr

Kue aci 2 buah 30 gr


Selingan Sore
Cireng 3 buah 80 gr

Selingan
Salad Buah 1 porsi 100 gr
Malam
Identitas Responden 2
 Nama : Ayi Anis Rabilah
 Alamat : Jl. Cipanas Baru, Kp. Cikatel RT 01 RW 05, Garut
 Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 29 Agustus 1969
 Umur : 52
 Telepon/HP : 08988719860
 Berat Badan : 52 kg
 Tinggi Badan : 153 cm

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Sabtu, 2 Oktober 2021


Banyaknya
Waktu Makan Menu Makanan
URT Berat (gram)

Nasi putih 1 centong 100 gr


Makan Pagi Ayam goreng 1 potong kecil 50 gr
Oseng genjer 2 sdm 25 gr

Selingan Siang Makaroni 1 tangkup tangan 15 gr

Nasi putih 1 centong 100 gr


Telur dadar 1 buah 75 gr
Makan Siang Oseng genjer 2 sdm 50 gr
Petai ½ papan 15 gr
Sambal 1 sdm 25 gr

Selingan Sore Kue aci 2 buah 30 gr

Selingan
Salad Buah 1½ porsi 150 gr
Malam
Identitas Responden 3
 Nama : Alissa Nurul Haq
 Alamat : Jl. Cipanas Baru, Kp. Cikatel RT 01 RW 05, Garut
 Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 21 Oktober 2001
 Umur : 20
 Telepon/HP : 085721993002
 Berat Badan : 57 kg
 Tinggi Badan : 153 cm

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Sabtu, 2 Oktober 2021


Banyaknya
Waktu Makan Menu Makanan
URT Berat (gram)

Nasi putih 1 centong 100 gr


Makan Pagi Ayam goreng 1 potong kecil 50 gr
Oseng genjer 2 sdm 25 gr

Lemper 1 buah 15 gr
Selingan Siang Kue telur gabus 1 tangkup tangan 15 gr
Makaroni 1 tangkup tangan 15 gr

Mie goreng 1 bks 100 gr


Makan Sore
Telur rebus 1 buah 75 gr

Kue 3 buah 45 gr
Selingan Sore
Cireng 2 buah 60 gr

Selingan
Salad Buah 1½ porsi 150 gr
Malam
B. Perhitungan Calory Intake

 Dadan Kuswandi

Jenis Makanan Ukuran Kalori


Nasi putih 1 100 gr 130
Ati ayam 1 50 gr 78,5
Oseng genjer 2 2 × 25 = 50 gr 10,5
Kue telur gabus 2 2 × 15 = 30 gr 62,1
Nasi putih 1 100 gram 130
Telur dadar 1 75 gram 140,2
Oseng genjer 2 2 × 25 = 50 gr 10,5
Petai ½ 15 gr 25,5
Sambal 1 25 gr 17,9
Kue aci 2 2 × 15 = 30 gr 86,7
Cireng 3 3 × 25 = 50 gr 181,5
Salad buah 1 100 gr 134,5
Total per hari 1008 kkal

 Ayi Anis Rabilah

Jenis Makanan Ukuran Kalori


Nasi putih 1 100 gr 130
Ayam goreng 1 50 gr 166
Oseng genjer 2 2 × 25 = 50 gr 10,5
Makaroni 1 15 gr 53
Nasi putih 1 100 gram 130
Telur dadar 1 75 gram 140,2
Oseng genjer 2 2 × 25 = 50 gr 10,5
Petai ½ 15 gr 25,5
Sambal 1 25 gr 17,9
Kue aci 2 2 × 15 = 30 gr 86,7
Salad buah 1½ 150 gr 201,8
Total per hari 971,8 kkal
 Alissa Nurul Haq

Jenis Makanan Ukuran Kalori


Nasi putih 1 100 gr 130
Ayam goreng 1 50 gr 166
Oseng genjer 2 2 × 25 = 50 gr 10,5
Lemper 1 15 gr 28,2
Kue telur gabus 2 2 × 15 = 30 gr 62,1
Makaroni 1 15 gr 53
Mie goreng 1 100 gram 141
Telur rebus 1 75 gram 116,3
Kue aci 3 3 × 15 = 45 gr 130
Cireng 2 2 × 25 = 50 gr 181,5
Salad buah 1½ 100 gr 201,8
Total per hari 1220,5 kkal

C. Perhitungan Calory Intake dan Calory Expenditure

 Dadan Kuswandi

Calory Intake : 1008 kkal


Calory Expenditure :
BMR Wanita = 88,362 + (13,397 × BB) + (4,799 × TB) – (5,677 × usia)
= 88,362 + (13,397 × 70) + (4,799 × 160) – (5,677 × 55)
= 88,362 + 937,79 + 767,84 + 312,23
= 2106,22 kkal

 Ayi Anis Rabilah

Calory Intake : 971,8 kkal


Calory Expenditure :
BMR Wanita = 447,593 + (9,247 × BB) + (3,098 × TB) – (4,33 × usia)
= 447,593 + (9,247 × 52) + (3,098 × 153) – (4,33 × 52)
= 447,593 + 480,84 + 473,53 + 225,16
= 1627,12 kkal

 Alissa Nurul Haq


Calory Intake : 1220,5 kkal
Calory Expenditure :
BMR Wanita = 447,593 + (9,247 × BB) + (3,098 × TB) – (4,33 × usia)
= 447,593 + (9,247 × 57) + (3,098 × 153) – (4,33 × 20)
= 447,593 + 527,08 + 474 + 86,6
= 1535,27 kkal

D. Analisis Kandungan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak


Menggunakan Rumus Komposisi Zat Gizi Bahan Makanan (KBM) :
Jumlah Zat Gizi = berat pangan (gr) × jumlah zat gizi (DKBM = kkal) × BDD
(%)
100 (gr)
 Dadan Kuswandi
No Jenis Makanan Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Nasi putih 130 28,6 2,4 0,2
2 Ati ayam 78,5 1,9 13,1 11,6
3 Oseng genjer 10,5 2,5 0,6 0,3
4 Kue telur gabus 62,1 10,6 1,8 0,6
5 Nasi putih 130 28,6 2,4 0,6
6 Telur dadar 140,2 0,9 8,6 0,6
7 Oseng genjer 10,5 4,5 0,6 0,3
8 Petai 25,5 1,9 1,4 0,7
9 Sambal 17,9 17,3 1,8 8
10 Kue aci 86,7 11,5 1,2 6,1
11 Cireng 181,5 19,6 2,7 10,3
12 Salad buah 134,5 19,6 1,7 2,3
Total 1008 146,3 36,9 38,8

 Ayi Anis Rabilah


No Jenis Makanan Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Nasi putih 130 28,6 2,4 0,2
2 Ayam goreng 166 1,9 13,1 11,6
3 Oseng genjer 10,5 2,5 0,6 0,3
4 Makaroni 53 10,6 1,8 0,6
5 Nasi putih 130 28,6 2,4 0,6
6 Telur dadar 140,2 0,9 8,6 0,6
7 Oseng genjer 10,5 4,5 0,6 0,3
8 Petai 25,5 1,9 1,4 0,7
9 Sambal 17,9 17,3 1,8 8
10 Kue aci 86,7 11,5 1,2 6,1
11 Salad buah 201,8 39,1 2,6 10,3
Total 971,8 147,4 36,5 38,2

 Alissa Nurul Haq


No Jenis Makanan Energi Karbohidrat Protein Lemak
1 Nasi putih 130 28,6 2,4 0,2
2 Ayam goreng 166 1,9 13,1 11,6
3 Oseng genjer 10,5 2,5 0,6 0,3
4 Lemper 28,2 5,3 0,3 0,6
5 Kue telur gabus 62,1 12,9 1,3 0,6
6 Makaroni 53 10,6 1,8 0,6
7 Mie goreng 141 28,3 4,8 0,3
8 Telur rebus 116,3 0,8 9,5 0,7
9 Kue aci 130 17,3 1,8 8
10 Cireng 181,5 19,6 2,7 6,1
11 Salad buah 201,8 39,1 2,6 3,5
Total 1220,5 166,9 40,9 35,4

E. Tingkat Kecukupan Energi, Karbohidrat, Protein dan Lemak Responden


 Dadan Kuswandi
Pria = 66,5 + (13,7 × BB) + (5 × TB) – (6,8 × usia)
= 66,5 + (13,7 × 70) + (5 × 160) – (6,8 × 55)
= 66,5 + 959 + 800 – 374
= 1451,5 kkal
Tingkat Kecukupan Energi = 1451,5 kkal
Tingkat Kecukupan Karbohidrat = 60% × 1451,5
= 870,9 kkal
Tingkat Kecukupan Protein = 15% × 1451,5
= 217,725 kkal
Tingkat Kecukupan Lemak = 25% × 1451,5
= 362,875 kkal

Tingkat Kecukupan Gizi = konsumsi aktual × 100%


AKG
= 1008 × 100%
1451,5
= 69% (defisit)
Analisis Status Gizi dengan IMT
BB (kg) = 70 kg
TB (cm) = 160 cm
IMT = 27,3
Artinya : Gemuk, sehingga kebutuhan kalori defisit dinilai kurang tepat dalam
menurunkan BB karena terlalu ekstrem.

 Ayi Anis Rabilah


Wanita = 655 + (9,6 × BB) + (1,8 × TB) – (4,7 × usia)
= 655 + (9,6 × 52) + (1,8 × 153) – (4,7 × 52)
= 655 + 499,2 + 275,4 – 244,4
= 1185,2 kkal
Tingkat Kecukupan Energi = 1185,2 kkal
Tingkat Kecukupan Karbohidrat = 60% × 1185,2
= 711,12 kkal
Tingkat Kecukupan Protein = 15% × 1185,2
= 177,78 kkal
Tingkat Kecukupan Lemak = 25% × 1185,2
= 296,3 kkal

Tingkat Kecukupan Gizi = konsumsi aktual × 100%


AKG
= 971,8 × 100%
1185,2
= 81% (sedang)
Analisis Status Gizi dengan IMT
BB (kg) = 52 kg
TB (cm) = 153 cm
IMT = 22,2
Artinya : Normal, sehingga kebutuhan kalori sedang sudah cukup tepat untuk
mempertahankan IMT ideal.

 Alissa Nurul Haq

Menggunakan Rumus Harris Benedict :


Wanita = 655 + (9,6 × BB) + (1,8 × TB) – (4,7 × usia)
= 655 + (9,6 × 57) + (1,8 × 153) – (4,7 × 20)
= 655 + 547,2 + 273,6 – 94
= 1381,8 kkal
Tingkat Kecukupan Energi = 1381,8 kkal
Tingkat Kecukupan Karbohidrat = 60% × 1381,8
= 829,08 kkal
Tingkat Kecukupan Protein = 15% × 1381,8
= 207,27 kkal
Tingkat Kecukupan Lemak = 25% × 1381,8
= 345,45 kkal
Tingkat Kecukupan Gizi = konsumsi aktual × 100%
AKG
= 1220,5 × 100%
1381,8
= 88% (sedang)
Analisis Status Gizi dengan IMT
BB (kg) = 50 kg
TB (cm) = 150 cm
IMT = 24,3
Artinya : Normal, sehingga kebutuhan kalori sedang sudah cukup tepat untuk
mempertahankan IMT ideal.
BAB III
PERMASALAHAN GIZI KELUARGA

A. Obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO, 2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2004).
Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu terjadi
keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di jaringan
tubuh (Nelm, et, al 2011). Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya
makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly,
2007).
Data WHO tahun 2016, lebih dari 1,9 milyar orang usia diatas 18 tahun mengalami
berat badan berlebih yang mana 650 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia,
hasil Riskesdas 2007-2018 menunjukkan kecenderungan meningkat yaitu 10.5% (2007),
14,8% (2013) dan 21,8% (2018). Untuk Provinsi Jawa Barat, berdasarkan Riskesdas
tahun 2018 prevalensi obesitas menempati peringkat ke 14 dari 34 Provinsi di Indonesia
15,2% (2013) menjadi 23% (2018).

B. Faktor Risiko Obesitas


Faktor yang menyebabkan obesitas secara langsung adalah sebagai beritu:
1. Genetik
Yang dimaksud faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang
tuanya. Pengaruh faktor tersebut sebenarnya belum terlalu jelas sebagai penyebab
kegemukan. Namun demikian, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa factor
genetic merupakan factor penguat terjadinya kegemukan (Purwati, 2001). Menurut
penelitian, anakanak dari orang tua yang mempunyai berat badan normal ternyata
mempunyai 10 % resiko kegemukan. Bila salah satu orang tuanya menderita kegemukan,
maka peluang itu meningkat menjadi 40 – 50 %. Dan bila kedua orang tuanya menderita
kegemukan maka peluang factor keturunan menjadi 70–80% (Purwati, 2001).
2. Hormonal
Pada wanita yang telah mengalami menopause, fungsi hormone tiroid didalam
tubuhnya akan menurun. Oleh karena itu kemampuan untuk menggunakan energi akan
berkurang. Terlebih lagi pada usia ini juga terjadi penurunan metabolisme basal tubuh,
sehingga mempunyai kecenderungan untuk meningkat berat badannya (Wirakusumah,
1997). Selain hormon tiroid hormone insulin juga dapat menyebabkan kegemukan. Hal
ini dikarenakan hormone insulin mempunyai peranan dalam menyalurkan energi
kedalam sel-sel tubuh. Orang yang mengalami peningkatan hormone insulin, maka
timbunan lemak didalam tubuhnyapun akan meningkat. Hormon lainnya yang
berpengaruh adalah hormone leptin yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary, sebab
hormone ini berfungsi sebagai pengatur metabolisme dan nafsu makan serta fungsi
hipotalmus yang abnormal, yang menyebabkan hiperfagia (Purwati, 2001).
3. Obat-obatan
Saat ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat merangsang pusat lapar didalam
tubuh. Dengan demikian orang yang mengkonsumsi obatobatan tersebut, nafsu
makannya akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang relative lama,
seperti dalam keadaan penyembuhan suatu penyakit, maka hal ini akan memicu
terjadinya kegemukan (Purwati, 2001).
4. Asupan Makanan
Asupan makanan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi seseorang. Asupan
Energi yang berlebih secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan
lebih (over weight), dan obesitas. Makanan dengan kepadatan Energi yang tinggi
(banyak mengandung lemak dan gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat)
turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan energi yang positip ini (Gibney, 2009)
Perlu diyakini bahwa obesitas hanya mungkin terjadi jika terdapat kelebihan makanan
dalam tubuh, terutama bahan makanan sumber energi. Dan kelebihan makanan itu sering
tidak disadari oleh penderita obesitas (Moehyi, 1997). Ada tiga hal yang mempengaruhi
asupan makan, yaitu kebiasaan makan, pengetahuan, dan ketersediaan makanan dalam
keluarga. Kebiasaan makan berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat,
meliputi hal-hal bagaimana makanan diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana
menyiapkan, siapa yang memakan, dan seberapa banyak yang dimakan.
5. Aktivitas Fisik
Obesitas juga dapat terjadi bukan hanya karena makan yang berlebihan, tetapi juga
dikarenakan aktivitas fisik yang berkurang sehingga terjadi kelebihan energi. Beberapa
hal yang mempengaruhi berkurangnya aktivitas fisik antara lain adanya berbagai fasilitas
yang memberikan berbagai kemudahan yang menyebabkan aktivitas fisik menurun.
Faktor lainnya adalah adanya kemajuan teknologi diberbagai bidang kehidupan yang
mendorong masyarakat untuk menempuh kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik
yang berat. Hal ini menjadikan jumlah penduduk yang melakukan pekerjaan fisik sangat
terbatas menjadi semakin banyak, sehingga obesitas menjadi lebih merupakan masalah
kesehatan (Moehyi, 1997).

Faktor yang menyebabkan obesitas secara tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam menggunakan pangan dengan
baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Pengetahuan ibu dipengaruhi
oleh pendidikannya.Tingkat pendidikan , pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan berbekal pendidikan yang cukup,
seseorang akan lebih banyak memperoleh informasi dalam menentukan pola makan bagi
dirinya maupun keluarganya . Menurut Notoatmojo (1993), Pengetahuan merupakan hasil
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan yang erat dengan
pendidikannya. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal, namun
juga dari informasi orang lain, media massa atau dari hasil pengalaman orang lain.
2. Pengaturan Makanan
Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat gizi tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam waktu satu hari sesuai
dengan kecukupan tubuhnya (Departemen Kesehatan RI, 1996) Makanan sumber
karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama. Bahan makanan sumber
karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian
(singkong ubi jalar dan kentang), dan bahan makanan lain yang mengandung banyak
karbohidrat seperti pisang dan sagu. Gula tidak mengenyangkan tetapi cenderung
dikonsumsi berlebih, konsumsi gula berlebihan menyebabkan kegemukan. Oleh karena
itu konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau 3-4
sendok makan setiap harinya. Konsumsi zat tenaga yang melebihi kecukupan dapat
mengakibatkan kenaikan berat badan, bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan
obesitas yang biasanya disertai dengan gangguan kesehatan lainnya. Berat badan
merupakan petunjuk utama apakah seseorang kekurangan atau kelebihan energi dari
makanan (Karyadi, 1996). Obesitas dapat terjadi jika konsumsi makanan dalam tubuh
melebihi kebutuhan, dan penggunaan energi yang rendah (Wirakusumah, 1997).
Beberapa penyebab yang menjadikan seseorang makan melebihi kebutuhan adalah:
a. Makan berlebih
Tidak bisa mengendalikan nafsu makan merupakan kebiasaan merupakan
kebiasaan buruk, baik dilakukan dirumah, restoran, saat pesta, maupun pada
pertemuan-pertemuan. Apabila sudah merasa kenyang, janganlah sekali-kali
menambah porsi makanan meskipun makanan yang tersedia sangat lezat. Faktor ini
sangat berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan. Begitu juga saat terjadi
stress (rasa takut, cemas), beberapa orang dalam menghadapinya akan mengalihkan
perhatiaannya pada makanan.
b. Kebiasaan mengemil makanan ringan
Mengemil adalah kebiasaan makan yang dilakukan di luar waktu makan, dan
makanan yang dikonsumsi berupa makanan kecil yang rasanya gurih, manis manis
dan biasanya digoreng. Bila kebiasaan ini tidak dikontrol akan dapat menyebabkan
kegemukan, karena jenis makanan tersebut termasuk tinggi kalori. Namun jika rasa
lapar sulit untuk ditahan, maka makanlah makanan yang rendah kalori dan tinggi serat
seperti sayuran dan buah-buahan.
c. Suka makan tergesa-gesa
Makan secara terburu-buru akan menyebabkan efek kurang menguntungkan bagi
pencernaan, selain dapat mengakibatkan rasa lapar kembali. Begitu pula dengan
kebiasaan mengunyah makanan yang kurang halus. Padahal makan dengan tidak
terburu-buru dan mengunyah makanan yang halus akan memelihara kesehatan gigi
dan gusi.
d. Salah memilih dan mengolah makanan
Faktor ini biasanya disebabkan karena ketidaktahuan. Tetapi banyak juga orang
yang memilih makanan hanya karena prestise semata. Misalnya, banyak orang yang
lebih memilih makanan yang cepat saji, padahal makanan tersebut banyak
mengandung lemak, kalori dan gula yang berlebih, sedangkan kandungan seratnya
rendah. Selain makanan tersebut, masyarakat juga menyukai makanan
gorenggorengan ataupun yang bersantan. Padahal minyak dan santan selain tinggi
kalori, juga merupakan lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk
dipecah menjadi bahan bakar. Oleh karena itu, biasakanlah memasak dengan cara
membakar, merebus, mengukus, memanggang dan mengetim.
BAB IV
PENYELESAIAN MASALAH GIZI KELUARGA

Diet yang Direkomendasikan


Tujuan dari terapi overweight dan obesitas adalah untuk menurunkan berta
badan yang memiliki efek terhadap komorbid obesitas. Terdapat bukti jika penurunan
berat badan pada orang yang overweight dan obesitas mengurangi faktor resiko
diabetes dan penyakit kardiovaskular. Tidak ada terapi tunggal yang memberikan
perubahan yang efektif untuk orang yang kelebihan berat badan dan obesitas, dan
masalah cenderung muncul setelah penurunan berat badan. Disamping itu, harapan
penurunan berat badan dari seseorang seringkali melebihi kemampuan dari program
yang ada sehingga untuk mencapai keberhasilan akan menjadi semakin sulit.
Penurunan berat badan dari seseorang harus SMART : Specific, Measurable,
Achievable, Realistic, and Time limited. Tujuan awal dari penurunan berat badan dari
seseorang ialah mengurangi berat badan sebesar ± 10% dari berat awal. Terapi
penurunan berat badan dibagi menjadi 4 pilar utama, yaitu diet rendah kalori, aktivitas
fisik, perubahan perilaku dan obat-obatan atau bedah (Sugondo, 2009).
A. Diet Rendah Kalori
Terapi diet rendah kalori ini harus direncanakan berdasarkan individu dan harus
dimasukkan ke dalam status pasien kelebihan berat badan. Tujuan dari pemasukan ini
ialah untuk membuat defisit 500 hingga 1000 kcal/hari menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari program penurunan berat badan apapun (Sugondo, 2009).
B. Aktivitas Fisik
Peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang penting dari suatu program
penurunan berat badan seseorang, walaupun aktivitas fisik itu sendiri tidak
menyebabkan penurunan yang lebih banyak dalam jangka wangku 6 bulan ketimbang
penurunan asupan kalori. Aktivitas fisik dalam jangka waktu yang lama lebih
membantu dalam pencegahan peningkatan berat badan dan pengurangan resiko
terhadap penyakit kardiovaskular dan diabetes dibandingkan dengan penurunan berat
badan dengan tanpa aktivitas fisik. Dibutuhkan beberapa strategi untuk dapat
melakukan aktivitas fisik, salah satunya melalui pengurangan waktu santai, dengan
demikian diharapkan pasien akan menjadi menignkat intensitas aktivitas fisiknya
(Sugondo, 2009).
C. Perubahan Perilaku
Untuk mencapai penurunan berat badan yang diinginkan dan
mempertahankannya, diperlukan beberapa strategi untuk mengatasi hambatan yang
muncul saat program penurunan berta badan, meliputi pengawasan mandiri terhadap
kebiasaan makan dan aktivitas fisik, manajemen stres, kontrol rangsangan, pemecahan
masalah, contingency management, cognitive restructuring dan dukungan sosial
(Sugondo, 2009).
D. Obat-Obatan atau Bedah
Farmakoterapi merupakan salah satu komponen yang penting dalam melakukan
program penurunan berat badan. Beberapa contoh obat yaitu sibutramin dan orlistat,
merupakan obat-obatan yang telah disetujui oleh FDA di Amerika Serikat untuk
penggunaan jangka panjang. Sibutramin dapat meningkatkan tekanan darah dan
denyut jantung, sedangkan orlistat menghambat absorpsi lemak sebanyak 30%
(Sugondo, 2009).
Terapi bedah merupakan salah satu pilihan untuk melakukan penurunan berat
badan dari seseorang. Terapi ini hanya diberikan pada pasien dengan BMI 40 atau 35
dengan kondisi komorbid. Perlu diingat bahwa, terapi bedah ini merupakan terapi
alternatif terkahir yang diberikan kepada pasien jika terapi lainnya tidak cukup untuk
menurnkan berat badan dan menderita komplikasi obesitas yang ekstrem (Sugondo,
2009).
DAFTAR PUSTAKA

Hermawanto, Sonny. Sri Puguh Kristiyawati, dan Achmad Solechan. Hubungan Antara
Obesitas Sentral dan Dislipidemia Terhadap Kejadian Akut Miokard Infark (AMI)
DI RS Telegorejo Semarang [Online]. Tersedia :
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/download/
82/79.
Sugianti, Elya. Hardinsyah dan Nurfi Afriansyah . 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral
Pada Orang Dewasa DKI Jakarta [Online]. Tersedia :
https://www.ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon/article/download/73/70.
Sutadarma, Wiryanthini. 2015. Tinjauan Pustaka : Terapi Diet pada Obesitas. Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. [Online].
Tersedia:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4cb3140be78494f23af99eb1
a7a80e9.pdf.
Tn. Bab II Kajian Pustaka. [Online]. Tersedia:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/b756fab604b8815f5bc4204e08312dfd.
pdf.
Tn. Bab II Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Malang. [Online]. Tersedia:
http://eprints.umm.ac.id/41108/3/jiptummpp-gdl-rafikakart-47109-3-babii.pdf.
Willy, Tjin. 2018. Pengobatan Obesitas [Online]. Tersedia :
https://www.alodokter.com/obesitas/pengobatan.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai