Disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Gizi Sektor Informal
Dosen Pengampu: Neni, S.ST., M.Kes.
Disusun Oleh:
Alissa Nurul Haq (194101082)
A. Penyediaan Pangan
1. Penyusunan Menu
Keluarga kami tidak suka melakukan penyusunan menu karena jauhnya jangkauan
kami ke pasar untuk memenuhi sumber daya pangan yang diinginkan. Sekalipun di
daerah kami terdapat beberapa warung, namun pangan yang tersedia disini kurang
lengkap dan terbatas sehingga minimalnya kami perlu menjangkau warung serba ada
sejauh 2 km dari rumah dengan berjalan kaki 500 m dilanjut menaikki angkot 1,5 km
dalam sekali perjalanan. Karena kendala tersebut maka kami mengakalinya dengan
menyusun menu sehari sekali, menyesuaikan ketersediaan bahan pangan yang tersedia
di rumah dan yang mudah terjangkau di warung terdekat.
Adapun menu utama yang kami siapkan pada hari Sabtu, 2 Oktober 2021 berupa:
a. Nasi putih
b. Ati ayam
c. Ayam goreng
d. Oseng genjer
e. Telur dadar
f. Petai
g. Sambal
Untuk kudapan yang tersedia di rumah diantaranya, yaitu:
a. Kue telur gabus
b. Makaroni
c. Kue aci
d. Cireng
e. Buah-buahan (Semangka, Melon, Nanas)
Meskipun keterbatasan yang sempat dijelaskan di awal, keluarga kami
mengupayakan variasi menu supaya tidak jenuh salah satunya dengan mengganti
menu sayur di setiap harinya, misalnya oseng genjer, cah kangkung, oseng selada air,
capcay, dsb. Namun kami juga memiliki kecenderungan selera terhadap beberapa
jenis makanan. Salah satunya dalam menu sayuran kami cenderung menyukai
masakan tumis/oseng. Sedangkan untuk jenis makanan lainnya yang menjadi favorit
keluarga kami adalah ayam, khususnya bagian dada karena kurang menyukai
gajih/lemak.
2. Pemilihan Bahan Makanan
Dalam pemilihan bahan makanan, keluarga kami tentu memilih yang baik sesuai
anggaran dengan mengacu pada keberagaman menu makan. Adapun bahan makanan
yang kami siapkan untuk menu Sabtu, 2 Oktober 2021 antara lain; beras, genjer, petai,
cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih. Untuk ati ayam dan ayam
goreng itu sudah jadi karena kami membeli ke warung nasi pada hari sebelumnya.
Untuk pemilihan bahan makanan menu utama tersebut kami mencari yang terlihat
higienis, segar dan aman untuk dikonsumsi.
B. Pengolahan Makanan
Dalam pengolahan makanan, tentu cara mengolahnya bisa beragam sesuai jenis
makanan yang dibuat. Nasi putih kami olah dengan teknik steam atau pengukusan beras.
Sedangkan untuk ati ayam dan ayam goreng itu sesuai dengan namanya, makanan
tersebut sudah diolah dengan teknik deep frying karena membutuhkan minyak yang
banyak untuk menggorengnya. Untuk oseng genjer pun sesuai dengan namanya, dengan
tekniksaute atau menumis. Telur dadar kami buat dengan teknik shallow frying karena
membutuhkan minyak yang sedikit pada wajan datar. Untuk petai dimasak setengah
matang dengan teknik shallow frying juga karena menggunakan sedikit minyak.
Pembuatan sambal diolah dengan menumbuknya terlebih dahulu, kemudian ditumis
dengan sedikit minyak dengan teknik saute.
C. Penyajian Makanan
Penyajian makanan yang biasa kami lakukan adalah setiap selesai memasak langsung
kami simpan di meja makan, khususnya jika ada yang ingin langsung mengkonsumsi.
Untuk tampilannya tidak ada yang kami istimewakan seperti menggunakan garnish atau
hiasan, apalagi jika untuk menyajikan makanan sehari-hari kami hanya menyimpannya
pada alat makan yang pas dan sesuai kapasitasnya. Selanjutnya, apabila kami sudah
selesai makan, maka makanan tersebut biasa disimpan pada lemari penyimpan makanan
yang aman dan tertutup.
BAB II
ANALISIS KECUKUPAN GIZI KELUARGA
A. Food Recall
Identitas Responden 1
Nama : Dadan Kuswandi
Alamat : Jl. Cipanas Baru, Kp. Cikatel RT 01 RW 05, Garut
Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 25 Februari 1966
Umur : 55
Telepon/HP : 081332833096
Berat Badan : 70 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Selingan
Salad Buah 1 porsi 100 gr
Malam
Identitas Responden 2
Nama : Ayi Anis Rabilah
Alamat : Jl. Cipanas Baru, Kp. Cikatel RT 01 RW 05, Garut
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 29 Agustus 1969
Umur : 52
Telepon/HP : 08988719860
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 153 cm
Selingan
Salad Buah 1½ porsi 150 gr
Malam
Identitas Responden 3
Nama : Alissa Nurul Haq
Alamat : Jl. Cipanas Baru, Kp. Cikatel RT 01 RW 05, Garut
Tempat, Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 21 Oktober 2001
Umur : 20
Telepon/HP : 085721993002
Berat Badan : 57 kg
Tinggi Badan : 153 cm
Lemper 1 buah 15 gr
Selingan Siang Kue telur gabus 1 tangkup tangan 15 gr
Makaroni 1 tangkup tangan 15 gr
Kue 3 buah 45 gr
Selingan Sore
Cireng 2 buah 60 gr
Selingan
Salad Buah 1½ porsi 150 gr
Malam
B. Perhitungan Calory Intake
Dadan Kuswandi
Dadan Kuswandi
A. Obesitas
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO, 2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidakseimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2004).
Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu terjadi
keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di jaringan
tubuh (Nelm, et, al 2011). Terjadinya obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya
makan, terlalu sedikitnya aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly,
2007).
Data WHO tahun 2016, lebih dari 1,9 milyar orang usia diatas 18 tahun mengalami
berat badan berlebih yang mana 650 juta diantaranya mengalami obesitas. Di Indonesia,
hasil Riskesdas 2007-2018 menunjukkan kecenderungan meningkat yaitu 10.5% (2007),
14,8% (2013) dan 21,8% (2018). Untuk Provinsi Jawa Barat, berdasarkan Riskesdas
tahun 2018 prevalensi obesitas menempati peringkat ke 14 dari 34 Provinsi di Indonesia
15,2% (2013) menjadi 23% (2018).
Faktor yang menyebabkan obesitas secara tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan gizi memegang peranan penting dalam menggunakan pangan dengan
baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Pengetahuan ibu dipengaruhi
oleh pendidikannya.Tingkat pendidikan , pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki
sangat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Dengan berbekal pendidikan yang cukup,
seseorang akan lebih banyak memperoleh informasi dalam menentukan pola makan bagi
dirinya maupun keluarganya . Menurut Notoatmojo (1993), Pengetahuan merupakan hasil
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain.
Pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi mempunyai hubungan yang erat dengan
pendidikannya. Pengetahuan tidak hanya diperoleh melalui pendidikan formal, namun
juga dari informasi orang lain, media massa atau dari hasil pengalaman orang lain.
2. Pengaturan Makanan
Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat gizi tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur yang dikonsumsi seseorang dalam waktu satu hari sesuai
dengan kecukupan tubuhnya (Departemen Kesehatan RI, 1996) Makanan sumber
karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama. Bahan makanan sumber
karbohidrat kompleks adalah padi-padian (beras, jagung, gandum), umbi-umbian
(singkong ubi jalar dan kentang), dan bahan makanan lain yang mengandung banyak
karbohidrat seperti pisang dan sagu. Gula tidak mengenyangkan tetapi cenderung
dikonsumsi berlebih, konsumsi gula berlebihan menyebabkan kegemukan. Oleh karena
itu konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau 3-4
sendok makan setiap harinya. Konsumsi zat tenaga yang melebihi kecukupan dapat
mengakibatkan kenaikan berat badan, bila keadaan ini berlanjut akan menyebabkan
obesitas yang biasanya disertai dengan gangguan kesehatan lainnya. Berat badan
merupakan petunjuk utama apakah seseorang kekurangan atau kelebihan energi dari
makanan (Karyadi, 1996). Obesitas dapat terjadi jika konsumsi makanan dalam tubuh
melebihi kebutuhan, dan penggunaan energi yang rendah (Wirakusumah, 1997).
Beberapa penyebab yang menjadikan seseorang makan melebihi kebutuhan adalah:
a. Makan berlebih
Tidak bisa mengendalikan nafsu makan merupakan kebiasaan merupakan
kebiasaan buruk, baik dilakukan dirumah, restoran, saat pesta, maupun pada
pertemuan-pertemuan. Apabila sudah merasa kenyang, janganlah sekali-kali
menambah porsi makanan meskipun makanan yang tersedia sangat lezat. Faktor ini
sangat berhubungan erat dengan rasa lapar dan nafsu makan. Begitu juga saat terjadi
stress (rasa takut, cemas), beberapa orang dalam menghadapinya akan mengalihkan
perhatiaannya pada makanan.
b. Kebiasaan mengemil makanan ringan
Mengemil adalah kebiasaan makan yang dilakukan di luar waktu makan, dan
makanan yang dikonsumsi berupa makanan kecil yang rasanya gurih, manis manis
dan biasanya digoreng. Bila kebiasaan ini tidak dikontrol akan dapat menyebabkan
kegemukan, karena jenis makanan tersebut termasuk tinggi kalori. Namun jika rasa
lapar sulit untuk ditahan, maka makanlah makanan yang rendah kalori dan tinggi serat
seperti sayuran dan buah-buahan.
c. Suka makan tergesa-gesa
Makan secara terburu-buru akan menyebabkan efek kurang menguntungkan bagi
pencernaan, selain dapat mengakibatkan rasa lapar kembali. Begitu pula dengan
kebiasaan mengunyah makanan yang kurang halus. Padahal makan dengan tidak
terburu-buru dan mengunyah makanan yang halus akan memelihara kesehatan gigi
dan gusi.
d. Salah memilih dan mengolah makanan
Faktor ini biasanya disebabkan karena ketidaktahuan. Tetapi banyak juga orang
yang memilih makanan hanya karena prestise semata. Misalnya, banyak orang yang
lebih memilih makanan yang cepat saji, padahal makanan tersebut banyak
mengandung lemak, kalori dan gula yang berlebih, sedangkan kandungan seratnya
rendah. Selain makanan tersebut, masyarakat juga menyukai makanan
gorenggorengan ataupun yang bersantan. Padahal minyak dan santan selain tinggi
kalori, juga merupakan lemak yang mengandung ikatan jenuh sehingga sulit untuk
dipecah menjadi bahan bakar. Oleh karena itu, biasakanlah memasak dengan cara
membakar, merebus, mengukus, memanggang dan mengetim.
BAB IV
PENYELESAIAN MASALAH GIZI KELUARGA
Hermawanto, Sonny. Sri Puguh Kristiyawati, dan Achmad Solechan. Hubungan Antara
Obesitas Sentral dan Dislipidemia Terhadap Kejadian Akut Miokard Infark (AMI)
DI RS Telegorejo Semarang [Online]. Tersedia :
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/download/
82/79.
Sugianti, Elya. Hardinsyah dan Nurfi Afriansyah . 2009. Faktor Risiko Obesitas Sentral
Pada Orang Dewasa DKI Jakarta [Online]. Tersedia :
https://www.ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon/article/download/73/70.
Sutadarma, Wiryanthini. 2015. Tinjauan Pustaka : Terapi Diet pada Obesitas. Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. [Online].
Tersedia:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/f4cb3140be78494f23af99eb1
a7a80e9.pdf.
Tn. Bab II Kajian Pustaka. [Online]. Tersedia:
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/b756fab604b8815f5bc4204e08312dfd.
pdf.
Tn. Bab II Tinjauan Pustaka. Universitas Muhammadiyah Malang. [Online]. Tersedia:
http://eprints.umm.ac.id/41108/3/jiptummpp-gdl-rafikakart-47109-3-babii.pdf.
Willy, Tjin. 2018. Pengobatan Obesitas [Online]. Tersedia :
https://www.alodokter.com/obesitas/pengobatan.
DOKUMENTASI