Anda di halaman 1dari 25

Faktor-faktor umum

yang menyebabkan korupsi


(Pertemuan ke 5)

Agus Wijanarka

Disampaikan pada Kuliah Budi Pekerti dan Pendidikan Budaya Anti Korupsi (PBAK)
Semester VII - Prodi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika (Kelas Alih Jenjang) Jurusan Gizi Polkesyo

Rabu Pon, 10 Agustus 2022 (pukul 13.00-13.50 dan 13.50-15.30)


Capaian Pembelajaran
1. Memahami makna budi pekerti / TS
2. Memahami peran mahasiswa dalam program PBAK / TS
3. Menjelaskan pengertian korupsi secara tepat dan benar / AW -> 1 pertemuan
4. Mengidentifikasi faktor penyebab korupsi / AW -> 3 pertemuan
5. Memahami dampak korupsi / JS
6. Menjelaskan strategi pencegahdan pemberantasan korupsi / JS
7. Memahami nilai dan prinsip antikorupsi / JS
8. Memahami tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (clean governance &
good government) / TS
9. Menjelaskan sejarah korupsi dan berdirinya lembaga pemberantasan korupsi / TS

(Teori: 1 sks -> 50’, Seminar: 1 sks → 100’)


Jadwal Kuliah
NO PERTEMUAN BAHAN KAJIAN WAKTU KETERANGAN
1 Pertemuan ke-4 Pengertian Korupsi dan • Teori (tatap muka daring)
pandangan tentang korupsi • Diskusi utk persiapan
penyajian/seminar (mencari
berita/laporan/artikel tentang
kasus korupsi → menganalisis
penyebabnya)

2 Pertemuan ke-5 Faktor-faktor Umum yang Rabu Pon, 10 Agustus 2022 • Teori (tatap muka daring)
Menyebabkan Korupsi • Penyajian/seminar

3 Pertemuan ke-6 Faktor internal dan eksternal • Teori (tatap muka daring)
Penyebab Korupsi • Penyajian/seminar

4 Pertemuan ke-7 Sikap anti korupsi • Teori (tatap muka daring)


• Penyajian/seminar (+ diskusi)
Kondisi yang patut kita renungkan

• Dalam hal pelayanan publik, terdapat


“39,33% masyarakat yang menganggap
wajar memberi uang lebih” kepada
petugas untuk mempercepat urusan
administrasi (KTP dan KK).

• Hal yang sama juga terjadi pada


layanan SIM/STNK.

---------
Sumber: Adi Ginanjar Maulana. 2018. AyoSemarang.com: Sudahkah Indonesia Bebas dari Korupsi?,
https://www.ayosemarang.com/read/2018/12/10/37579/sudahkah-indonesia-bebas-dari-korupsi
Jenis korupsi
(menurut UU no. 31 Tahun 1999 juncto UU no. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi)

Korupsi dibagi menjadi 7 (tujuh) jenis, yaitu:

1) terkait kerugian keuangan negara,


2) suap menyuap,
3) penggelapan dalam jabatan,
4) pemerasan,
5) pembuatan curang,
6) benturan kepentingan dalam pengadaan,
7) gratifikasi.
Jenis korupsi berdasarkan tujuannya
(menurut Wahyudi Kumorotomo, UGM)

Korupsi Politis Korupsi Material

Penyelewengan kekuasaan yang mengarah ke permainan


Korupsi yang berbentuk manipulasi, penyuapan,
politis, nepotisme, klientelisme, penyalahgunaan
penggelapan, dan sebagainya.
pemungutan suara dsb.
Faktor pendorong korupsi jenis ini menyangkut
Faktor pendorong korupsi jenis ini adalah nilai-nilai nilai-nilai kesejahteraan, korupsi material lebih
perbedaan yaitu merasa bahwa dirinya berbeda dari mendorong oleh keinginan.
orang-orang lain.

Tujuan korupsi:

Tujuan korupsi: - Memperoleh kenyamanan hidup.

- Keinginan mendapatkan pengakuan dari orang lain. - Memperoleh kekayaan materi.

- Keinginan untuk dihormati. - Mendapat kemudahan dalam


- Keinginan dianggap sbg pemimpin oleh banyak orang. segala aspek.
Definisi korupsi (menurut beberapa ahli)
NAMA AHLI DEFINISI
David M. Chalmers: Tindakan-tindakan manipulasi dan keputusan mengenai keuangan
yang membahayakan ekonomi (financial manipulations and decision
injurious to the economy are often libeled corrupt).

J.J. Senturia: Penyalahgunaan kekuasaan pemerintahan untuk keuntungan pribadi


(the misuse of public power for private profit).

Syed Husein Alatas: Tindakan yang meliputi penyuapan (bribery),


pemerasan (extortion) dan nepotisme.

Transparency Penyalahgunaan kekuasaan (a misuse of power), kekuasaan yang


International: dipercayakan (a power that is entrusted), dan keuntungan pribadi (a
private benefit) baik sebagai pribadi, anggota keluarga, maupun
kerabat dekat lainnya.
Jenis Korupsi (menurut Syed Husein Alatas, 1997)

NO JENIS KORUPSI DEFINISI


1 Korupsi Korupsi yang menunjukkan adanya
kesepakatan timbal balik antara pihak
Transaktif
pemberi dan pihak penerima, yang menguntungkan kedua belah pihak.
2 Korupsi Korupsi yang dipaksakan kepada suatu pihak yang disertai dengan ancaman, teror, dan penekanan terhadap
Ekstorsif kepentingan orang yang dekat dengan pelaku korupsi.

3 Korupsi Korupsi yang dilakukan dengan cara memberikan penawaran suatu jasa atau barang tertentu kepada pihak
Insentif lain demi keuntungan masa depan.

4 Korupsi Korupsi yang menyangkut penyalahgunaan kekuasaan dan wewenangan untuk berbagi keuntungan bagi
Nepotistik keluarga terdekat.

5 Korupsi Korupsi yang terjadi ketika seorang pejabat mendapat keuntungan karena memiliki pengetahuan sebagai
Otogenik orang dalam tentang berbagai kebijakan public yang seharusnya dirahasiakan.

6 Korupsi Korupsi yang dilakukan dengan cara memberikan dukungan atau perlindungan.
Suportif
7 Korupsi Korupsi yang dilakukan dalam rangka mempertahankan diri dari pemerasan. Pihak yang dirugikan terpakasa
Defensive terlibat di dalamnya atau membuat pihak tertentu terjebak atau bahkan menjadi korban pembuatan korupsi.
Korupsi terjadi karena adanya “niat”

Niat korupsi yang terkait dengan


perilaku/karakter
Corruption by Design
Corruption by Need Corruption by Greed (UU, Kebijakan Negara, Izin-
(terpaksa karena kebutuhan) (memaksa karena Izin Pemerintah yang
keserakahan) dibisniskan)
1 2 3

Corruption
https://aclc.kpk.go.id/materi/berpikir-kritis-
terhadap-korupsi/infografis/teori-teori-
penyebab-korupsi
Teori “GONE” (Jack Bologne)
Faktor-faktor yang penyebab korupsi:

GREEDS OPPORTUNITIES
(KESEMPATAN)
(KESERAKAHAN)

NEEDS EXPOSURE
(PENGUNGKAPAN)
(KEBUTUHAN)

Ilustrasi GONE Theory terkait dengan penyebabkorupsi.


Teori “GONE” (Jack Bologne)
• Greed terkait keserakahan dan • Need atau kebutuhan adalah sikap
kerakusan para pelaku korupsi yang mental yang tidak pernah cukup,
secara potensial ada dalam diri penuh sikap konsumerisme, dan
setiap orang. selalu sarat kebutuhan yang tak
pernah usai.
• Opportunity atau kesempatan
terkait dengan sistem yang memberi • Exposes sebagai hal yang berkaitan
lubang terjadinya korupsi, yang dengan hukuman pada pelaku
berkaitan dengan keadaan korupsi yang rendah, hukuman yang
organisasi/instansi atau lingkungan tidak membuat jera pelaku maupun
masyarakat yang membuka orang lain, dan deterrence effect
kesempatan bagi seseorang untuk (efek gentar) yang minim.
melakukan kecurangan.

• Faktor Greed dan Need merupakan faktor yg berhubungan dg individu pelaku (faktor individual).
• Faktor Opportunity dan Exposure merupakan faktor yang berhubungan dg organisasi sebagai korban
(faktor generik/umum).

https://akuntansiterapan.com/2010/12/22/mengupas-seluk-beluk-fraud-dan-cara-mengatasinya/
Teori cost benefit model

• Teori Cost Benefit Model ini menyatakan


bahwa korupsi terjadi jika manfaat korupsi
yang didapat atau dirasakan lebih besar
dari biaya atau risikonya.

• Pada teori/analisis cost benefit, kalau


penerimaan lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan (perbandingan antara
penerimaan terhadap ongkos lebih besar
dari satu), maka kegiatan itu dianggap
positif. Artinya akan dilakukan.

• Kalau tidak, maka kegiatan atau proyek


tersebut tidak dilaksanakan.
Teori berdasarkan motivasi pelaku
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang
untuk berperilaku dalam cara tertentu atau
setidaknya mengembangkan kecenderungan untuk
berperilaku tertentu (Kast dan Rosenzweig, 1970).

Korupsi dilakukan karena ada motivasi:


• kebutuhan
• ada peluang
• ingin memperkaya diri sendiri
• menjatuhkan pemerintah
• menguasai suatu negara.
Teori willingness and opportunity

• Teori willingness and opportunity to


corrupt menyatakan bahwa korupsi terjadi jika
terdapat kesempatan/peluang (kelemahan sistem,
pengawasan kurang, dan sebagainya) dan
niat/keinginan (didorong karena
kebutuhan/keserakahan).

• Teori ini mengklaim bahwa pelaku korupsi akan


menjalankan misinya ketika terdapat peluang, salah
satu peluang tersebut merupakan kelemahan sistem
yang ada dalam instansi negeri maupun swasta
serta adanya sebuah niat karena dorongan
kebutuhan (keserakahan).
Teori triangle fraud (Donald R. Cressey)

• Opportunity atau kesempatan biasanya muncul sebagai akibat lemahnya


pengendalian internal di organisasi tersebut. Terbukanya kesempatan ini juga dapat
menggoda individu atau kelompok yang sebelumnya tidak memiliki motif untuk
melakukan fraud.

• Pressure atau motivasi pada sesorang atau individu akan membuat mereka
mencari kesempatan melakukan fraud, beberapa contoh pressure dapat timbul
karena masalah keuangan pribadi, sifat-sifat buruk seperti berjudi, narkoba,
berhutang berlebihan dan tenggat waktu dan target kerja yang tidak realistis.

• Rationalization (rasionalisasi) terjadi karena seseorang mencari pembenaran


atas aktifitasnya yang mengandung fraud. Pada umumnya par pelaku
fraud meyakini atau merasa bahwa tindakannya bukan merupakan suatu
kecurangan tetapi adalah suatu yang memang merupakan haknya, bahkan kadang
pelaku merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk organisasi. Dalam
beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi di mana pelaku tergoda untuk
melakukan fraud karena merasa rekan kerjanya juga melakukan hal yang sama
dan tidak menerima sanksi atas tindakan fraud tersebut.
Teori korupsi “CDMA” (Robert Klitgaard)

• Korupsi (corruption) terjadi karena faktor kekuasaan


(directionary) dan monopoli (monopoly) yang tidak dibarengi
dengan akuntabilitas (accountability).

• Coruption = Directionary + Monopoly - Accountability.


• Korupsi akan terjadi jika rumus:
C = D+M-A positif terjadi.

• Maksudnya, korupsi dapat terjadi jika ada monopoli


kekuasaan yang dipegang oleh seseorang, memiliki
kemerdekaan bertindak atau wewenang yang berlebihan,
didukung tidak adanya pertanggungjawaban yang jelas.
Perilaku Pelaku Fraud (kecurangan)/Korupsi
Beberapa perilaku seseorang yang menjadi perhatian karena dapat merupakan
indikasi adanya kecurangan, yaitu:

• Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti


biasanya, gaya hidup mewah, mobil atau pakaian mahal;
• Gaya hidup di atas rata-rata;
• Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja;
• Penjudi berat;
• Peminum berat;
• Sedang dililit utang;
• Temuan audit atas kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularities)
dianggap tidak material ketika ditemukan;
• Bekerja tenang, bekerja keras, bekerja melampaui jam kerja, sering bekerja
sendiri.
Korupsi dan peran pendidikan

Pendidikan selama ini dianggap:


- "kurang" diarahkan utk memanusiakan manusia secara - Output telah melahirkan manusia berkarakter oportunis,
utuh, hipokrit (munafik), hedonis (kenikmatan materi sbg tujuan
- lebih diorientasikan pada hal-hal yang bersifat hidup), tanpa memiliki kecerdasan hati, emosi, dan nurani.
materialistis, ekonomis, dan teknokratis - kasus-kasus yang merugikan negara, seperti korupsi
(cendekiawan), misalnya, justru melibatkan orang-orang berpendidikan
- mementingkan kecerdasan intelektual, akal, dan (secara formal berpendidikan tinggi).
penalaran, tanpa diimbangi dengan "kecerdasan hati
2
dan emosi".
Sumber: Makalah Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi Di Perguruan Tinggi , Oleh Yusrianto Kadir
Kita harus berperan

UPAYA PENCEGAHAN TINDAK PIDANA PERAN AKTIF


KORUPSI PERLU DILAKSANAKAN DI MAHASISWA
SEMUA SEKTOR TERMASUK SEKTOR POLTEKKES KEMENKES
PENDIDIKAN SEBAGAI CALON
TENAGA KESEHATAN
Sumber: Kapusdik SDMK BPPSDMK Kemenkes RI
Terima Kasih
Referensi (Utama)
Referensi (pendukung)
• Eko Handoyo. 2013. Pendidikan Antikorupsi. Yogyakarta. Penerbit Ombak

• Kapusdik. SDMK BPPSDMK Kemenkes RI. 2018. Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi di Poltekkes
Kemenkes Menuju Indonesia Sehat Tanpa Korupsi Jakarta. 12 Desember 2018

• Djoko Udjianto (Ketua Komisi X DPR RI). Pendidikan Antikorupsi dan Karakter Moral Untuk
Mewujudkan Generasi Indonesia Yang Bebas dari Korupsi

• Basaria Panjaitan (Wakil Ketua KPK). Membangun Generasi Berintegritas & Anti Korupsi.

• Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pendidikan
Anti-korupsi Untuk Perguruan Tinggi.

• Arum Sutrisni Putri. Korupsi: Pengertian, Penyebab dan Dampaknya.


https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/11/185540869/korupsi-pengertian-penyebab-
dan-dampaknya?page=all.
Penugasan: Pembuatan Soal (10/8/2022)
• Setiap mahasiswa ditugaskan membuat soal dari materi teori dan
presentasi/seminar.
• Setiap pertemuan (untuk pertemuan 4 dan 5) masing-masing dua soal/per
pertemuan/per mahasiswa → sehingga empat soal per mahasiswa.
• Tipe soal adalah vignette dengan lima pilihan (pilihan A s/d E). Vignette
(kasus) bisa berasal dari sumber laporan/berita, dll yang diambil dari
kumpulan tugas mahasiswa di link:
https://drive.google.com/drive/folders/1H8IrQlk-XGPh4e8N0v3UAhh-
bhbZuOrO

• Dikumpulkan di koordinator PJ, kemudian di-email ke


agusw.jogja@gmail.com dan atau di Link Google Drive.
• Pengumpulan paling lambat ….. (ditetapkan oleh Forum Kelas).
• Nama soft file: No absensi_Nama Mahasiswa_Tugas Soal PBAK
CONTOH SOAL VIGNETTE
Seorang mahasiswa semester akhir Prodi Sarjana Terapan Gizi dan
Dietetika Jurusan Gizi Polkesyo memberikan baju batik kepada dosen
penguji karya tulis ilmiah saat menjelang ujian. Harapan mahasiswa
tersebut agar mendapat kemudahan dan nilai yang baik dalam ujian.

Apa yang dilakukan mahasiswa pada kasus tersebut?


A. Suap
B. Gratifikasi
C. Tanda hormat
D. Kenang-kenangan
E. Ucapan terima kasih

ANSWER: B

Anda mungkin juga menyukai