Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

RSIA LOMBOK DUA DUA LONTAR SURABAYA


TAHUN 2022

Lombok dua dua lontar


Rumah Sakit Ibu dan Anak

Jln. Raya Lontar No.109 Surabaya


(031) 7526071 / 7522391
HALAMAN PENGESAHAN
PANDUAN PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI KE TAHUN
2022

No. Nama Jabatan Ttd Tanggal

1. Evi Permatasari Amd. Kep Penyusun 24


November
2022

2. Dewi Lukistasari, SKM Authorized Person 24


November
2022

3. dr. Daniel Widi Putra Direktur 24


November
2022

i
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat-Nya,
Panduan Komunikasi Efektif RSIA Lombok Dua Dua Lontar bisa kami susun. Keberhasilan
penyusunan Panduan Pemberian Informasi Dan Edukasi Efektif RSIA Lombok Dua Dua
Lontar ini antara lain ditentukan oleh tersedianya sumber daya yang mampu menjalankan
tugasnya sesuai dengan pedoman yang sudah berlaku.

Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua khususnya RSIA Lombok Dua Dua
Lontar Surabaya dalam memberikan pelayanan, amin.

Surabaya, 24 November 2022

Tim

ii
iii
DAFTAR ISI

HAL JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
PERATURAN DIREKTUR iii
DAFTAR ISI v
BAB I DEFINISI 1
BAB II RUANG LINGKUP 5
BAB III TATA LAKSANA 6
Proses Komunikasi Saat Memberikan Edukasi Kepada Pasien Dan 7
Keluarganya Berkaitan Dengan Kondisi Kesehatannya
BAB IV DOKUMENTASI 8
BAB V PENUTUP 9

iv
BAB I

DEFINISI

A. Definisi
Informasi adalah suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada
komunikan, yang berupa data, fakta, gagasan, konsep, kebijakan, aturan, standar,
norma, pedoman atau acuan yang diharapkan dapat diketahui, dipahami, diyakini, dan
diimplementasikan oleh komunikan.
Edukasi adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi, dengan tujuan untuk mengingat fakta atau
kondisi nyata, dengan cara member dorongan terhadap pengarahan diri, aktif
memberikan informasi-informasi atau ide baru ( Craven dan Hirnle, 1996 dalam
suliha, 2002).

B. Tujuan
 Sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.
 Memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah sakit.
Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur yang
ada.
 Agar pasien & keluarga berpartisipasi dalam keputusan perawatan dan proses
perawatan. Sehingga dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat.
 Pasien/keluarga memahami penjelasan yang diberikan, memahamipentingnya mengikuti
rejimen pengobatan yang telah ditetapkansehingga dapat meningkatkan motivasi
untuk berperan aktif dalammenjalani terapi obat.

C. Langkah Awal Assesmen Pasien Dan Keluarga


Assesmen merupakan proses pengumpulan menganalisis dan menginterpretasikan
data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan ini dilakukan
untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi individu dan lingkungannya
sebagai dasar untuk memahami individu dan untuk pengembangan program pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.

1
Pengkajian pasien merupakan langkah guna mengidentifikasi sejauh mana kebutuhan pasien
akan pelayanan kesehatan. Keputusan mengenai jenis pelayanan yang paling tepat untuk
pasien, bidang spesialisasi yang paling tepat, penggunaan pemeriksaan penunjang
diagnostik yang paling tepat,sampai penanganan perawatan, gizi, psikologis dan aspek lain dalam
penanganan pasien di rumah sakitmerupakan keputusan yang diambil berdasarkan pengkajian
(assessment).

Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan pengkajian/analisis


terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis penyebab masalah kesehatan yang
terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat factor - faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan.

Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:


1. Faktor pendukung (predisposing factors), mencakup:
Pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan, sosial
ekonomi, dsb.
2. Faktor pemungkin(enambling factors), mencakup:
Fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan
bergizi, dsb. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik,
puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dsb.
3. Faktor penguat (reinforcing factors), mencakup:
Sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU, LSM.

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :


1. Observasi
2. Wawancara
3. Angket/quesioner
4. Dokumentasi

Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain:


1. Pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu
2. Masalah lain yang kita lihat
3. Masalah yang dilihat oleh petugas lain
4. Jumlah orang yang mempunyai masalah ini

2
5. Kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah
6. Alasan yang ada bagi munculnya masalah tersebut
7. Penyebab lain dari masalah tersebut.

Tujuan pengkajian
1. Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan.
2. Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah.

Memahami masalah
1. Mengapa muncul masalah
2. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan
3. Jenis bantuan yang akan diberikan

Prioritas masalah

Disusun berdasarkan hirarki kebutuhan maslow:

Aktualisasi diri

Harga diri

Kasih sayang

Aman / nyaman

Biologis / Fisiologi

Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian


terhadap pasien dan keluarga meliputi :
1. Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya
2. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif

3
5. Kemauan pasien untuk menerima informasi

Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun
untuk belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.

4
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan pe,berian informasi dan edukasi ini diterapkan di lingkup RSIA Lombok
Dua-Dua Lontar Surabaya yang ditujukan kepada :

1. Pemberi pelayanan saat memberikan informasi tentang pelayanan, jam operasional,


dan proses untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit kepada masyarakat.
2. Antar shift klinis saat memberikan pelayanan pasien.
3. Petugas admisi saat memberikan informasi pelayanan kepada pasien dan keluarga.
4. Petugas PKRS saat memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
5. Semua karyawan saat berkomunikasi melalui telepon dan lisan.

5
BAB III

TATA LAKSANA

 Petugas yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang informasi
yang akan di sampaikan, memiliki rasa empati dan ketrampilan berkomunikasi
secara efektif.
 Pemberian informasi dan edukasi dilakukan melalui tatap muka dan berjalan secara
interaktif, dimana kegiatan ini bisa dilakukan pada saat pasien dirawat, akan pulang
atau ketika datang kembali untuk berobat
 Kondisi lingkungan perlu diperhatikan untuk membuat pasien/keluarga merasa
nyaman dan bebas, antara lain:
a. Dilakukan dalam ruang yang dapat menjamin privacy.
b. Ruangan cukup luas bagi pasien dan pendamping pasien untuk kenyamanan
mereka.
c. Penempatan meja, kursi atau barang – barang lain hendaknya tidak
menghambat komunikasi.
d. Suasana tenang, tidak bising dan tidak sering ada interupsi

 Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian


informasi dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga/pendamping pasien.
 Membina hubungan yang baik dengan pasien/keluarga agar tercipta rasa percaya
terhadap peran petugas dalam membantu mereka.
 Mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis pasien ( termasuk adanya
keterbatasan kemampuan fisik maupun mental dalam mematuhi rejimen pengobatan ).
 Mendapatkan data yang akurat tentang obat – obat yang digunakan pasien, termasuk obat
non resep.
 Mendapatkan informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan
tingkat ekonomi pasien/ keluarga
 Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga adalah yang berkaitan
dengan perawatan pasien :
a. Assesment pendidikan pasien dan keluarga

6
b. Pendidikan kesehatan pengobatan ; Penggunaan obat – obatan yang aman:
kemungkinan nama obat, kegunaan obat, aturan pakai, teknik penggunaan obat –
obat tertentu (contoh: obat tetes, inhaler), cara penyimpanan, berapa lama obat harus
digunakan dan kapan obat harus ditebus lagi, apa yang harus dilakukan terjadinya
efek samping yang akan dialami dan Bagaimana cara mencegah atau
meminimalkannya, meminta pasien/keluarga untuk melaporkan jika ada keluhan yang
dirasakan pasien selama menggunakan.
c. Pendidika kesehatan Manajemen nyeri
d. Pendidikan kesehatan diet
e. Pendidikan kesehatan penggunaan peralatan medis
f. Pendidikan kesehatan proses penyakit
g. Pendidikan kesehatan pre operasi (informed consent)

Proses komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien & keluarganya


berkaitan dengan kondisi kesehatannya

Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan
edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari RM):
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan marah)
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui tahap
asesmen pasien, di temukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti
materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Leaflet RSIA Lombok Dua-Dua Lontar Surabaya


B. Banner RSIA Lombok Dua-Dua Lontar Surabaya
C. Formulir Rekam Medis RSIA Lombok Dua-Dua Lontar Surabaya
1. Formulir Persetujuan atau Penolakan Tindakan Kedokteran
2. Formulir Informasi dan Edukasi Pasien dan Keluarga Terintegrasi
3. Ringkasan Pulang Pasien

8
BAB V

PENUTUP

Panduan Pemberian Informasi Dan Edukasi ini dibuat dan ditetapkan sebagai
pedoman bagi seluruh personil di RSIA Lombok Dua-Dua Lontar Surabaya dalam
memberikan informasi dan edukasi. Bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap
pedoman ini maka dapat dilakukan koreksi demi kemajuan pelayanan di RSIA Lombok Dua-
Dua Lontar Surabaya.

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai