KOMUNIKASI EFEKTIF
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Norhayati, Amd.Keb
(Komite Keselamatan Pasien RSU Cahaya
Medika)
Revisi
ii
Disusun oleh:
Anggota :
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
anugerah yang diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Panduan Identifikasi Pasien di
RSU Cahaya Medika ini dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan kerja bagi seluruh pihak yang terkait dalam
memberikan pelayanan kepada pasien RSU Cahaya Medika.
iv
DAFTAR ISI
A. Pengertian ............................................................................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................................................................... 2
v
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Komunikasi merupakan proses bicara dalam Bahasa inggris di akronimpak
sebagai TALK. TALK merupakan akronim dari T (talk to each other) yakni berbicara
satu dengan orang lainnya, A ( act together to care for our reseidents, patients and
families) secara bersama memberikan pelayanan antara petugas, rsiden, pasien dan
keluarga. L (listen to each other) yaitu satu dengan yang lain nya saling
mendengarkan dan K (know and understand each other) yakni tahu dan mengerti
satu dengan yang lainnya
Komunikasi melibatkan pembicaraan ( orang yang memberikan informasi ),
proses penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar (Zumbrum,2006)
Tibodeau (2003) menyampaikan enam hal untuk meningkatkan komunikasi efektif
yaitu:
1. Oesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah secara konstan dan bila terjadi
keterlambatan dalam penyampaian pesan menyebabkan informasi ketinggalan
zaman.
2. Pesan hendaknya disampaikan dengan lengkap sehingga pendengardapat
mengerti informasi yang ingin disampaikan
3. Informasi disampaikan dengan jelas
4. Informasi harus akurat dan inti permasalahan, tidak membingungkan pendengar
5. Pesan di verifikasi oleh penyampai berita.
1. Hambatan fisik, komunikasi melihat ruang dengan cara berteriak teriak, atau
komunikasi dengan lokasi antara pembicara dengan pendngar dengan jarak jauh
2. Hambatan persepsi, beda dalam menggunakan istilah kata
3. Hambatan emosi, perasaan tidak senang dalam berkomunikasi
4. Hambatan Bahasa, kata yang digunakan dalam berkomunikasi mengandung
Bahasa yang kuran dimengerti oleh pendengar
5. Hambatan budaya, budaya dapat menghambat komunikasi
vi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengutamakan upaya keselamatan serta meningkatkan mutu dan kualitas
keselamatan pasien di RSU CahayaMedika
2. Rujuan Khusus
a. meminimalkan terjadinya kesalahan dalam menerima perintah secara lisan
dan yang diberikan melalu telepon
b. menghundari kesalahan pelaporan nilai hasil kritis pemeriksaan laboratorium
vii
BAB II
RUANG LINGKUP
Standar akreditasi rumah sakit versi 2012, salah satu sasaran dari ke enam sasaran
keselamatan pasien adalah peningkat komunikasi efektif, dimana rumah sakit
mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antara para
pemberi pelayanan. Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh resipien/penerima, dan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien.
komunikasi dapat secara elektronik, lisan atau tertulis. Komunikasi yang paling
mudah mengalami kesalahan adalah pemerintah diberikan secara lisan dan yang diberikan
melakui telepon. Komunikasi lan yan mudah terjadi kesalahan adalah pelayanan pasien
untuk melaporkan hasil pemeriksaan segera / cito.
viii
BAB III
TATA LAKSANA
ix
d. Keadaan khusus antara dokter dengan perawat
e. Membantu kondultasi antara dokter denga dokter
f. Mendiskusikan dengan konsultan professional lain misalnya terapi respirasi,
fisitherapi
g. Komunikasi dengan mitra besari
h. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga
i. Meningkatkan perhatian
j. Serah terima dari petugas ambulans kepada staf rumah sakit
3. Unsur SBAr dan penjelasan
a. Situation (situasi)
Mengawali suatu komunikasi diperlukan pengenalan antara
penyampai berita dan penerima berita. Dalam hal ini identitas petugas dan
unit pelayanan kesehatan diinformasikan. Selain itu juga perlu disampaikan
kepada penerima informasi yang petugas ajak berkomunikasi
Dalam situasi ini petugas menjelaskan permasalahan yang dihadapinya
misalnya pasien mengalami demam tinggi serta kekhawatiran bila tidak
dilakukan tindakan. Dalam hal menginformasikan pasien sebutkan identitas
pasien.
b. Background ( basis masalah )
Berilah informasi riwwayat medis pasien, atau informasi yang
berkaitan dengan permasaalahan yang ditemukan. Untuk pasien perlu
dijelaskan atau digaris bawahi riwayat medis yang bermakna. Bila
permasalahan dibidang lain misalnya sampel sarah atau permasalahan obat
maka point penting dari permasalahan tersebut ditonjolkan.
c. Assessment ( assessment)
Penilaian terhadap masalah yang ditemukan terkait dengan apa yang
menjadi masalah pada pasien. Jelaskan pula tindakan yang sudah diberikan
kepada pasien unuk mengatasi permasalahan sambil menunggu rekomendasi
yang diterima petugas.
d. Recommendation (rekomendasi)
Jelaskan kepada petugas yang diberikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana cara
melaksanakan serta tentukan waktu pelaksanaannya serta tindakannya.
Terakhir rekomendasi yang diberikan, apakah sudah sesuai dengan harapan
pada akhir pembicaraan dengan klinik atau petugas tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Recording SBAR
Komunikasi efektif harus dicatat dengan akurat pada rekam medis
atau catatan pasien. Catatan tersebut pada lembar CPPT harus dapat dibaca
x
(legible), ditandatangani (signed), diberi tanggal (dated), dituliskan waktu
serta ditulis dengan tinta warna hitam.
2. Contoh SBAR
CONTOH SBAR PASIEN DALAM KEADAAN KRITIS
xi
b. Minimal intrupsi
c. Hindai penggunaan singkatan yang tifak dikenal
d. Gunakan teknik SBAR
3. Sesudah laporan atau operan, lakukan:
a. Cek ulang
b. Baca ulang dan konfirmasi baik lisan maupun tertulis
c. Catat waktu selesai laporan/operan
xii
BAB IV
DOKUMETASI
xiii
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. (2006). Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety).
Jakarta : Bakti Husada.
2. Permenkes RI No 1691 (2010) keselamatan pasien rumah sakit . Jakarta : Mentri
Kesehatan RI
3. Mentri komunikasi efektif. Dinkes
http://galericampuran.blogspot.com/2013/03/mentri-komunikasi-efektif.html
4. Joint commission accreditation of health organization. (2010). National patient safety
goals.
5. Rofii, muhamad. (2013) Komunikasi efektif dengan SBAR. Disampaikan dalam
pelatihan di RSUD Tugurejo Semarang tanggal 21 November 2013
xiv