012
TENTANG
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ALLAUDYA
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK
ALLAUDYA TENTANG PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Kesatu : Kebijakan yang dimaksud adalah sebagaimana dalam lampiran keputusan
ini;
Kedua : Pada saat Keputusan ini berlaku, Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu
Dan Anak Allaudya Nomor ........................................... tentang Panduan
Komunikasi Efektif
Ditetapkan di : Playen
Pada tanggal :
DIREKTUR RSIA ALLAUDYA,
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR RSIA ALLAUDYA
Nomor : .............................
Tanggal :
I. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi sudah menjadi sebagian besar kegiatan kita seharihari, mulai
antar teman/pribadi, kelompok, organisasi atau massa.Kegiatan komunikasi pada prinsipnya
adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi
dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke
pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan
tersebut.
Begitu pula dengan pelayanan rumah sakit, keberhasilan misi sebuah rumah sakit
sangat ditentukan oleh keluwesan berkomunikasi setiap petugas, perawat dan dokter.
Pelayanan rumah sakit selalu berhubungan dengan berbagai karakter dan perilaku pasien
sehingga hubungan antara pasien , dokter , perawat dan petugas rumah sakit dapat bersinergi.
Sehingga dapat mencapai visi dan misi rumah sakit.Dalam profesi kedokteran, komunikasi
dokter dengan pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter.
Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian 2 masalah
kesehatan pasien. Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya,
dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan
menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut.
Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa berada dalam posisi lebih rendah di
hadapan dokter sehingga takut bertanya dan bercerita atau mengungkapkan diri. Hasilnya,
pasien menerima saja apa yang dikatakan dokter. Paradigma inilah yang harus kita perbaiki.
Pasien dan dokter harus berada dalam kedudukan setara sehingga pasien tidak merasa rendah
diri dan malu untuk bisa menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.
Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan
tentang rencana tindakan selanjutnya. Kurtz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif
justru tidak memerlukan waktu yang lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan waktu
yang lebih sedikit karena petugas, perawat dasn dokter terampil mengenali kebutuhan pasien.
Atas dasar kebutuhan pasien, perawat dan dokter melakukan manajemen pengelolaan masalah
kesehatan bersama pasien. Untuk itu dirasakan perlunya memberikan pedoman komunikasi
efektif untuk petugas, perawat dan dokter di RSIA Allaudya untuk memudahkan
berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.
II. Definisi
Komunikasi merupakan proses bicara dalam bahasa inggris di akronimkan sebagai
TALK. TALK merupakan akronim dari T ( talk to each other ) yakni berbicara satu orang
dengan orang lainnya, A ( act together to car for our residents, patients and families) secara
bersama memberikan pelayanan antar petugas, residen, pasien dan keluarganya, L ( listen to
each other ) yakni satu dengan lainnya saling dengarkan dan K ( know and understand each
other ) yakni tau dan mengerti satu dengan lainnya.
Komunikasi melibatkan pembicara ( orang yang member informasi ), proses
penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar ( orang yang menerima informasi ).
Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah suatu proses dimana seorang
individu, menyampaikan pemikiran – pemikiran atau informasi ( verbal atau non
verbal )untuk mengubah tingkah laku orang lain / individu lain. Untuk itu harus ada
kesepahaman arti dalam proses penyampaian arti tersebut agar tercapai komunikasiyang
efektif.
Berdasarkan definisi diatas, kita simpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mengubah tingkah laku
orang lain / individu lain. Tujuan yang diharapkan dalam proses komunikasi yaitu perubahan
berupa penambahan pengetahuan, merubah pendapat, memperkuat pendapat, merubah sikap
dan perilaku komunikan atau dengan kata lain dikenal sebagai tiga tingkatan perubahan yaitu
kognitif, afektif dan behavioral.
Menurut Devito ( 1989 ), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan
oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera ( Effendy,
2003 ).
Bentuk komunikasi interpersonal di rumah sakit biasanya antara dokter, perawat,
ataupun paramedik dengan pasien dan keluarganya. Bentuk komunikasi interpersonal
seperti ini juga dikenal dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi semacam ini biasanya
berfokus pada pertukaran informasi mengenai kondisi kesehatan pasien.
III. Tujuan
Secara umum tujuan penyusunan panduan komunikasi efektif ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan dan pedoman bagi petugas, perawat dan dokter mengenai
cara berkomunikasi dengan pasien dan keluarganya.
2. Agar petugas, perawat dan dokter dapat melakukan komunikasi yang efektif dengan
pasien dan keluarganya.
3. Menghindarkan kesalahpahaman yang bisa menimbulkan dugaan malpraktik.
V. Kegiatan
1. Tata Laksana Identifikasi Komunikasi Dan Populasi
a. RSIA Allaudya melakukan identifikasi komunikasi dan populasi internal dan
eksternal yang menjadi pusat perhatian dalam pemberian informasi melalui analisa
data demografi kunjungan kunjungan Rawat Jalan maupun Rawat Inap.
b. Pengolahan data dan penentuan sasaran/target harus memberikan gambaran dalam
pemberian informasi yang tepat dan cepat.
c. Proses identifikasi terhadap komunitas dan populasi dilakukan oleh bagian Humas
dan Marketing RSIA Allaudya
2. Komunikasi Dengan Masyarakat
2.1 Identifikasi komunitas dan populasi berdasar data demografi seluruh pengunjung RS
yang telah dianalisi tentang : penyakit, jenis kelamin, umur, agama dan tempat
domisili dll yg terkait untuk :
a. Komunikasi lanjutan tentang informasi pelayanan, jam pelayanan dan proses
mendapatkan pelayanan;
b. Informasi tentang kualitas pelayanan, yang diberikan kepada publik dan kepada
sumber rujukan.
c. Bentuk dan Strategi komunikasi :
PKRS = Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit melalui individu maupun
kelompok pada :
1. Penyuluhan tentang rawat luka
2. Penyuluhan tentang rehabilitasi medik
3. Penyuluhan Gizi
4. Penyuluhan Farmasi
5. Penyuluhan KIA KB
Melalui leaflet, brosur, spanduk, poster.
2.2. Komunikasi dengan masyarakat menggunakan perantara media :
a. Nomor Telepon :
b. WhatsApp :
c. Instagram :
d. Website :
e. Email :
f. Media leaflet, banner, spanduk, poster oleh Unit PKRS dan Humas
PENGGUNAAN SBAR :
SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal, tertulis lewat menyusun
surat , dari berbagai keadaan perawatan pasien antara lain :
a. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
b. Komunikasi pada kasus urgent dan non urgent.
c. Komunikasi dengan pasien, perorangan atau lewat telepon
d. Keadaan khusus antara dokter dan perawat.
e. Membantu konsultasi antara dokter dengan dokter.
f. Mendiskusikan dengan konsultan professional lain misal terapi respirasi, fisioterapi.
g. Komunikai dengan mitra bestari.
h. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga.
i. Meningkatkan perhatian
j. Serah terima dari petugas ambulans kepada staf rumah sakit. Dalam menyebutkan kata
yang sulit saat komunikasi maka pemberi pesan harus mengeja hurufnya dengan
menggunakan Kode Alfabet International sebagai berikut :
5. Komunikasi Eksternal Rumah Sakit
a. Rumah Sakit Ibu dan Anak Allaudya menerapkan strategi komunikasi eksternal melalui
media dan layanan public
b. Melalui kesepakatan dalam bentuk kerjasama.
c. Pencapaian strategi di titik beratkan pada informasi dalam bentuk promosi yang berfokus
pada ketersediaan pelayanan kesehatan.
Tata cara komunikasi eksternal yang diterapkan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Allaudya :
a. Penerimaan tamu secara langsung
b. Bekerja sama dengan pihak ketiga dengan cara membuat Kesepakatan Kerjasama
( MOU )
c. Melakukan surat menyurat
d. Brosur, leaflet, spanduk, poster, standing banner, majalah, radio, surat kabar.
VI. Kesimpulan
Demikian panduan komunikasi efektif ini kami buat gar dapat digunakan sebagai acuan dalam
pemberian komunikasi efektif pasien dan keluarga di Rumah Sakit Ibu dan Anak Allaudya..
Ditetapkan di : Playen
Pada tanggal :
DIREKTUR RSIA ALLAUDYA,