Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek kerja lapangan yang kami lakukan di Puskesmas
Kemranjen 1 pada tanggal 29 Agustus – 23 September 2022 didapatkan data penyakit
berbasis lingkungan serta inspeksi dan intervensi sanitasi lingkungan. Dari uraian diatas
dapat kami simpulkan bahwa :

4.1.1. Penyakit Kulit (Scabies)


Jumlah penderita scabies di wilayah Puskesmas Kemranjen 1. Sebanyak
12 pasien dengan rentang usia 5 – 62 tahun, mayoritas pasien berjenis kelamin
perempuan sebanyak 9 kasus, dan laki laki sebanyak 3 kasus. Data diatas
diperoleh dari hasil konseling pada kegiatan klinik sanitasi Puskesmas
Kemranjen 1 pada periode Agustus – September 2022.

4.1.2. Penyakit TB Paru


Penderita TB Paru di wilayah Puskesmas Kemranjen 1 pada tahun 2022
sebanyak 2 kasus dengan pasien meninggal 1 orang. Diketahui kedua pasien
kasus TB Paru berasal dari desa Kecila. Data ini diperoleh berdasarkan hasil
kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas Kemranjen 1 dan laporan
kunjugan Rumah Sakit pada tahun 2022.

4.1.3. Penyakit DBD


Berdasarkan data yang didapatkan pada tahun 2022 tentang kasus DBD di
wilayah Puskesmas Kemranjen 1 diperoleh 27 kasus, mayoritas penderita
penyakit DBD berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 orang dengan presentase
63% sedangkan perempuan sebanyak 10 orang dengan presentase 37%. Dan
berdasarkan umur 0- 30 Tahun laki laki sebanyak 8 orang, perempuan 3, 31-
60 tahun laki-laki sebanyak 9, perempuan sebanyak 2 , 61-90 tahun laki-laki
sebanyak 2, perempuan sebanyak 3. Telah terjadi kasus kematian akibat DBD
sebanyak 2 orang dengan usia 7 tahun yang berasal dari Desa Sibalung serta
usia 19 tahun yang berasal dari Desa Kecila. Data ini diperoleh berdasarkan
hasil kunjungan pasien yang berobat ke Puskesmas Kemranjen 1 dan laporan
kunjugan Rumah Sakit pada tahun 2022.
4.2. Saran
4.2.1. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan perilaku hygiene dan sanitasi yang telah diterapkan

masyarakat.

b. Peningktan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) bagi seluruh


masyarakat untuk mengurangi faktor resiko terjadinya penularan penyakit
berbasis lingkungan.

c. Meningkatkan sarana dan prasarana sanitasi dilingkungan rumah untuk


mengurangi faktor resiko terjadinya penularan penyakit berbasis
lingkungan.

d. Menjaga, merawat, pemanfaatan sarana dan prasarana ssnitasi yang telah


diberikan oleh pemerintah atau instansi kesehatan melalui program
PAMSIMAS dan STBM.

4.2.2. Bagi Tenaga Kesehatan


a. Menambah frekuensi penyuluhan dan kunjungan ke rumah-rumah untuk

para penderita penyakit, khususnya yang berbasis lingkungan.

b. Kegiatan konseling penyakit berbasis lingkungan pada Puskesmas


pembantu (pustu) sebaiknya dipusatkan ke Puskesmas Kemranjen 1 agar
lebih efisien.

c. Meningkatkan kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Kemranjen 1 dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4.2.3. Bagi Pemerintah


a. Mengadakan penyuluhan kesehatan terpadu dan dilakukan terus menerus
kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan lingkungan.

b. Penggalakan program STBM dan PAMSIMAS di masyarakat.

c. Mengadakan program-program baru mengenai kesehatan lingkungan yang


dapat meningkatkan aspek kesehatan lingkungan di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai