MINIMAL OPERATIF INTERVENTION:

a review of technique to prevent and

cure caries lesion (ART, ITR, resin
infiltration)

Drg Yenni Hendriani Praptiwi

Dept of Dental Therapis POLKESBAN
MINIMAL INTERVENSION DENTISTRY
AIM → TEETH FOR LIFE

5 PILLARS :

MODIFICATION OF
PATIENT EDUCATION
ORAL FLORA

MINIMAL OPERATIVE REMINERALISATION

INTERVENTION OF EARLY LESSIONS

REPAIR BEFORE
REPLACEMENT
 LATAR BELAKANG MID

PERKEMBA
PERKEMBA
NGAN
NGAN ILMU
DENTAL
CARIOLOGY
MATERIAL

FLUOR DALAM
TERAPI LESI
CARIES

 CARIES DISEBABKAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTAN

 TERDAPAT MEKANISME DEMINERALISASI DAN
REMINERALISASI YANG TERUS MENERUS TERJADI
 BEHAVIOURAL DISEASE → ORAL HYGIENE BURUK/RENDAH
MINIMAL OPERATIVE INTERVENTION
❖ Mengambil jaringan karies sebersih mungkin
❖ Mempertahankan jaringan sehat sebanyak mungkin
❖ Preparasi yang sudah siap, bentuknya hampir sama dengan lesi asli
❖ Tidak perlu extention for prevention

YANG MENJADI BAHAN PERTIMBANGAN DALAM RESTORASI GIGI:

PEMILIHAN BAHAN TAMBAL
❖ Diagnosa yang tepat ukuran lesi karies , letak lesi di rongga mulut
: ICDAS
❖ Perilaku pelihara kesgilut
❖ Skill operator
❖ Kondisi Lingkungan Kerja
❖ Umur Pasien
❖ Cost
PROPERTIES BAHAN
 Amalgam; edge strength rendah sehingga
restorasi kavitas harus tebal, prinsip
preparasi extention for prevention sehingga
banyak jaringan sehat yang dibuang,
mengurangi kekuatan gigi
 Komposit: skill sensitif, waktu penambalan
lama, biaya lebih mahal
GLASS IONOMER

 adhesive,
 biomaterial atau biokompatibel,
 pulpa friendly,
 melepaskan fluor
 Mudah dimanipulasi

Kekurangannya
 Wear/keausan tinggi dan brittle sehingga wajib selalu
dilakukan RECALL satu tahun sekali
INTERIM THEURAPEUTIC RESTORATION
 Restorasi pada gigi yang dilakukan untuk mencegah
karies berkembang
 Interim Therapeutic Restorations are indicated for
infants, children, adolescents and children with
special health care needs when conventional
restorative care is not available or needs to be
deferred.
 Sementara Hingga Dapat Dilakukan Penambalan
Dengan Bahan Tambal Definitif Sesuai Kondisi
Giginya (Komposit Atau Indirect Restorasi)
 Perlu Kontrol Dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi
Yang Adekuat
 Bentuk Preparasi Sesuai Dengan Bentuk Kavita,
Pengeboran Lebih Cepat
 Ketahanan Sisa Jaringan Gigi Lebih Baik
 Jaringan Karies Yang Diambil Hanya Yang Inner
Caries/Infected Caries Sedang Yang Affected Bisa
Ditinggalkan
 Kl Sdh Dekat Pulpa Tidak Perlu Dibuang
 Diberi Calcyl Kemudian Dilakukan Penambalan Gi
ATRAUMATIC RESTORATIVE
TREATMENT

Seminar untuk perawat gigi

15 JUNI 2013
DRG YENNI HENDRIANI PRAPTIWI,MKM
Atraumatic Restorative Treatment
(ART) is a procedure based on
removing carious tooth
tissues using hand instruments alone
and restoring the cavity with an
adhesive restorative
material. At present the restorative
material is glass-ionomer. (Jo
Frencken et all, 1996)
 ART
 Prosedur Penambalan Untuk Daerah Yang
Terpencil, Akses Pelayan Kesehatan Gigi Sukar
Dijangkau, Pada Saat Baksos, Dimasa Pandemi
Covid 19
 Perawatan Art Terdiri Dari 2 Komponen Yaitu
a. Pencegahan Karies Melalui Penerapan Sealant
Art
b. Aplkasi Restoratif Art Pada Karies

Art Sesuai Dengan Konsep Minimal Intervention

Yaitu Perawatan Rongga Mulut Yang Modern →
Menekankan Pada Upaya Pencegahan Dan
Prinsip ART

The Two Main Principles Of Art Are:

 Membuang Jaringan Karies Hanya Dengan
Hands Instrument
 Penambalan Gigi Dilakukan Dengan Material
Yang Bersifat Adhesif → Gi.
MENGAPA MENGGUNAKAN HAND
INSTRUMENT?
 Mudah Dilakukan Pada Semua Kondisi Lingkungan
 The Use Of A Biological Approach, Which Requires
Minimal Cavity Preparation That Conserves Sound
Tooth Tissues
 Trauma Pada Gigi Minimal
 Biaya Rendah {Low Cost}
 The Limitation Of Pain That Reduces The Need For
Local Anaesthesia To A Minimum And Reduces
Psychological Trauma Patients,
 Kontrol Infeksi Silang Lebih Mudah Hand Instruments
Can Easily Be Cleaned And Sterilized After Every
Patient.
BAHAN YANG DIGUNAKAN ADALAH GLASS IONOMER HIGH
VISCOSITY
MAIN CHARACTERISTICS

 Berikatan secara kimia dengan email dan

dentin (ADHESIF)
 Melepaskan fluoride ke dalam jaringan gigi
dan oral environment
 Pulp friendly (tidak merangsang pulpa)
 Kekurangannya:
 brittle (rapuh) sehingga perbandingan
antara powder dan liquid harus tepat
 Tdk boleh overhang → mudah patah
Indikasi ART

 KARIES DENTIN
 DAPAT DICAPAI
 HAND INSTRUMEN
 KONTRA INDIKASI KARIES
 ADA ABSCESS) OR FISTULA (OPENING FROM ABSCESS TO THE ORAL
CAVITY)
 SUDAH ADA INFEKSI PULPA, PULPA TERBUKA
 PULPITIS IRREVERSIBLE
 KARIES TIDAK DAPAT DICAPAI/DIBUKA DENGAN HANDS
INSTRUMEN
CONDITIONING JARINGAN GIGI

 Conditioner Asam Poliakrilat 10%

 Harus Dilakukan Pada Kavita Sebelum Ditambal
Dengan Glass Ionomer Untuk:
1. Menghilangkan Smear Layer
2. Mengaktifkan Ion Ca++ Pada Jaringan Keras Gigi
3. Meningkatkan Tegangan Permukaan
4. Meningkatkan Kekuatan Ikatan Antara Glass
Ionomer Dengan Gigi
PERANAN AIR THD GI

 Air Berperan Penting Terhadap Kekuatan GI

 Tidak Boleh Terlalu Basah Atau Terlalu Kering
 Harus Dilakukan Initial Protection Pada Saat
Pengerasan Gi → Diolesi Cocoa Butter Atau Vaselin
EFFECT OF FLUORIDE RELEASE

 Kadar Fluoride Dalam Plak Meningkat

 Mempengaruhi Aktivitas Metabolisme Plak
 Jumlah Strept Mutans Menurun
 Menurunkan Perkembangan Karies
PENYEBAB KEGAGALAN TUMPATAN ART

 Kegagalan dalam memanipulasi

karakteristik fisika mekanik dari GI
 adanya karies sekunder di margin
tumpatan, keterampilan operator
 Pengadukan GI tidak tepat
MENGAPA BAHAN GIC TERLEPAS DARI KAVITA

 Terdapat sisa demineralisasi dentin yang

membusuk
 Pengadukan bubuk dan liquid yang tidak
tepat
 Tingkat kelembaban dan suhu pada saat
pengadukan
 Kavitas tidak terisi penuh oleh tumpatan
dengan cara kompress glass ionomer dg
tangan
➢ Kontaminasi air liur dan/darah selama
memasukkan glassionomer ke dalam
kavitas
➢ Tidak cukup atau tidak ada
conditioning pada kavitas gigi yang
dibershkan
➢ Tingkat kooperatif pasien
➢ Keterampilan operator
ALAT – ALAT ART
DEMO PENAMBALAN ART
RESIN INFILTRATION
Terima Kasih