Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN BEST PRACTICE

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS


OBSERVASI LANGSUNG PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh

PRAPTI JAZAROH, S.Pd.Si.,M.Pd

KEMENTERIAN AGAMA KOTA YOGYAKARTA

MTs NEGERI 1 YOGYAKARTA

MEI 2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN BESTPRACTICE

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS


OBSERVASI LANGSUNG PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

DISUSUN OLEH

PRAPTI JAZAROH

NIP 198009242009102001

Laporan Bestpractice ini disahkan

untuk digunakan sebagaimana mestinya

sesuai ketentuan yang berlaku

Yogyakarta, 10 Mei 2021


Kepala Madrasah

Drs. Muhammad Iriyadi

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Prapti Jazaroh


Tempat/Tanggal Lahir : Kulon Progo, 24 September 1980
NIP : 198009242009102001
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I/III-b
Jabatan : Guru Ahli Pertama
Tempat Tugas : MTsN 1 Yogyakarta
Alamat Tugas : Mendungan UH VII/566 Yogyakarta
Alamat Rumah : Nyemengan Rt 05, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul
Nomor Telepon : 081229791606

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Bestpractice dengan judul:

“Peningkatan Aktivitas Siswa Melalui Metode Pemberian Tugas Observasi Langsung


Pada Materi Pencemaran Lingkungan”

adalah asli karya saya dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya/pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 10 Mei 2021


Yang Membuat Pernyataan

Prapti Jazaroh
NIP 198009242009102001

iii
TANDA TERIMA KEPALA PERPUSTAKAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ruslina Tri Astuti, M.Pd
NIP : 197209082000122001
Jabatan : Kepala Perpustakaan MTs N 1 Yogyakarta

Menerangkan bahwa :
Nama : Prapti Jazaroh
NIP : 198009242009102001
Guru Mapel : IPA

Telah menyerahkan salinan bestpractice “Peningkatan Aktivitas Siswa Melalui Metode


Pemberian Tugas Observasi Langsung Pada Materi Pencemaran Lingkungan”
tersebut telah terdokumentasi di Perpustakaan MTs Negeri 1 Yogyakarta sejak tanggal 10
Mei 2021.

Yogyakarta, 10 Mei 2021


Yang Menerima, Yang Menyerahkan
Kepala Perpustakaan Penulis,

Ruslina Tri Astuti, M.Pd Prapti Jazaroh, M.Pd

iv
v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat iman,
islam dan rahmat sehat. Atas ijin Allah SWT pula penyusunan Laporan Bestpractice
“Peningkatan Aktivitas Siswa Melalui Metode Pemberian Tugas Observasi Langsung Pada
Materi Pencemaran Lingkungan” dapat tersusun guru sebagai upaya untuk memperbaiki
proses pembelajaran di kelas.

Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman terbaik guru dalam mengajar IPA.
Perawal dari masalah yang terjadi di kelas, berkaitan dengan siswa yang pasif di kelas saat
pelajaran IPA. Guru mengambil inisuatif untuk melakukan ujicobe berbagai model dan
metode dalam mengajar. Hingga akhirnya guru menemukan metode yang mampu mengatasi
masalah yang dihadapi untuk meningkatkan keativan siswa dalam pembelajaran IPA.
Laporan ini guru sampaikan kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Yogyakarta,
sebagai bentuk pertanggungjawaban atas tugas peningkatan profesionalisme guru dalam
mengajar.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
terlaksananya penyusunan laporan bestpractice. Kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi kebaikan kegiatan dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 10 Mei 2021

Penyusun

Prapti Jazaroh

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN …………………………………… i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ……………..……………. ii
SURAT KETERANGAN PERPUSTAKAAN ………………..….. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………..….….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………….………….….. v
DAFTAR TABEL ………………………..……………………….. vi
ABSTRAK ……………………………………………………….. vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………….………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………. 2
C. Tujuan ……………………………………………………… 2
D. Manfaat …………………………………………………….. 2
E. Strategi Pemecahan Masalah  ………………………………. 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Metode Pemberian Tugas ………………………………….. 4
B. Keaktivan Belajar …...……………………………………… 5
C. Pencemaran Lingkungan……………………………………. 6

BAB III PEMBAHASAN
A. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah …………..…… 7
B. Hasil yang Dicapai ………………………………………… 8
C. Kendala-Kendala yang Dihadapi ………………………….. 12
D. Faktor-Faktor Pendukung …………………………………. 12
E. Alternatif Pengembangan …………………….……………. 13

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. Kesimpulan ………………………………………………… 14
B. Saran ……… ……………………………………………….. 14

DAFTAR PUSTAKA  …………………………………………….. 15

vii
ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS SISWA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS


OBSERVASI LANGSUNG PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Prapti Jazaroh
MTsN 1 Yogyakarta
Email: praptijz@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa melalui penerapan
metode pemberian tugas observasi langsung pada materi pencemaran lingkungan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode pemberian tugas observasi langsung untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPA. Hasil penelitian: 1) Penerapan
metode pemberian tugas observasi langsung menggunakan langkah-langkah: pemberian tugas
siswa, siswa observasi langsung di lingkungan tempat tinggal sesuai tugas, siswa membuat
laporan, presentasi laporan di depan kelas, diskusi kelas; 2) Penerapan metode pemberian
tugas observasi langsung mampu meningkatkan keaktifan siswa berdasarkan 3 indikator yaitu
oral activity (presentasi tugas, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan), Mental
Activity (memberi sanggahan, menyampaikan ide baru), dan Motor Activity (membuat video,
demontrasi langsung).
Kata kunci: Pemberian tugas, observasi langsung, keaktifan siswa.

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar IPA di kelas VIIG
MTsN 1 Yogyakarta, salah satunya adalah rendahnya aktivitas belajar siswa di kelas.
Siswa cenderung pasif selama pembelajaran, siswa hanya menerima materi pelajaran
tanpa banyak melakukan aktivitas yang melibatkan lima panca indra. Sehingga
pengalaman belajar siswa rendah dan diakhir materi hasil tes siswa masih dibawah
kriteria ketuntasan hasil belajar.
Pada materi materi sebelumnya guru di kelas menggunakan media LCD yang
berbentuk power point, tetapi guru hanya menjelaskan pokok-pokok pembahasan materi
tanpa penjabaran yang mendalam serta latihan soal yang terbatas, hal ini menyebabkan
siswa kurang mendalami materi yang disampaikan. Rincian materi diberikan guru dalam
bentuk tugas, dengan tujuan siswa belajar secara mandiri di rumah. Pemberian tugas
mengerjakan soal diberikan supaya siswa tetap belajar di rumah ketika siswa banyak
diliburkan untuk ujian kelas IX.
Kurang tepatnya guru memilih metode pemberian tugas serta banyaknya hari
belajar di rumah terkait kegiatan siswa kelas IX ujian, mengakibatkan kurangnya minat
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Pemberian tugas guru yang berupa menjawab
soal, membuat kliping, membuat laporan kurang diminati siswa dan justru siswa merasa
terbebani. Dengan demikian pemberian tugas guru tidak menambah pengalaman belajar
siswa, hal ini berdampak pada hasil belajar yang masih rendah.
Materi IPA kelas VII semester 2 terdiri dari 6 KD, salah satunya adalah materi
pencemaran lingkungan dan pemanasan global yang tergabung dalam tema lingkungan.
Materi ini berupa deskripsi tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan. Siswa
cenderung menghafal materi dan pasif di kelas. Siswa kurang tertarik terhadap materi
lingkungan menganggap tidak butuh malas-malasan dalam pembelajaran di kelas. Tidak
jarang ada siswa yang ketiduran di kelas. Hal ini menyebabkan sikap siswa terhadap
materi IPA menjadi rendah.

Pembelajaran IPA menekankan pada penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan


ilmiah (scientific approach) dikenal dengan 5M yaitu, mengamati (observing), menanya
(questioning), menalar (associating), mencoba (experimenting), membentuk jejaring

1
(networking). Selain itu proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 menyentuh tiga
ranah yaitu sikap (tahu mengapa), pengetahuan (tahu apa) dan ketrampilan (tahu
bagaimana). Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan
untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan
pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari siswa yang meliputi aspek
kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan.
Implementasi Kurikulum 2013 diharapkan akan menghasilkan siswa yang

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Pembelajaran dalam kurikulum 2013

menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (konstekstual), yaitu berangkat dan

berfokus dari siswa untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan

potensinya masing-masing. Dalam pembelajaran IPA siswa adalah subjek belajar, dan

proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk aktivitas kerja

berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan (transfer of knowledge).

Hal ini sangat sejalan jika guru memberikan penugasan terkait materi untuk dikerjakan

siswa tanpa campur tangan guru.

Metode pemberian tugas merupakan metode yang memberikan keaktivan yang


lebih tinggi pada siswa jika dibandingkan dengan metode pemberian tugas yang lainnya.
Bentuk tugas yang dimaksud adalah observasi langsung di lingkungan sekitar tempat
tinggal siswa. Dengan mengerjakan tugas tersebut akan memupuk kreatifitas, inisiatif,
kemadirian, keaktifan siswa. sehingga minat siswa, rasa ingin tahu siswa terhadap materi
lingkungan meningkat, selain itu rasa bosan dan kejenuhan siswa terhadap materi
lingkungan akan teratasi. Semakin lengkap tugas yang dikerjakan siswa semakin banyak
aktivitas belajar siswa dan semakin banyak pengalaman belajar siswa. Metode pemberian
tugas juga merupakan salah satu bentuk tanggungjawab guru kepada siswa dalam
menyelesaikan materi pelajaran yang dirasa oleh guru kurang dalam mengalokasikan
waktu yang tersedia. Metode pemberian tugas observasi langsung pada materi lingkungan
diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa.
Guru yang inovatif mampu menginspirasi siswa untuk meningkatkan dan
mengembangkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Karakteristik siswa
yang beragam, gaya belajar yang berbeda-beda mengharuskan guru membuat
pembelajaran menjadi mudah dan menarik dengan menggunakan konteks kehidupan
2
nyata mereka, sehingga mereka tidak lagi menganggap materi lingkungan hidup itu
membosankan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu kiranya dilakukan penelitian bestpractice
yang berjudul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Pemberian Tugas Observasi Langsung Pada Mata Pelajaran IPA

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan metode pemberian tugas observasi langsung pada mata
pelajaran IPA?
2. Apakah penerapan metode pemberian tugas observasi langsung dapat meningkatkan
keaktifan siswa?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukan diatas maka penelitian


tindakan kelas ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui penerapan metode pemberian tugas observasi langsung pada mata
pelajaran IPA.
2. Meningkatkan keaktifan siswa menggunakan metode pemberian tugas observasi
langsung pada mata pelajaran IPA.

D. Manfaat Hasil Penelitian


Penelitian tindakan membawa manfaat baik manfaat teoritis mapun manfaat
praktis. Manfaat teoritis antara lain berguna untuk pengembangan ilmu dalam hal ini
strategi pembelajaran. Sedangkan manfaat praktis hasil penelitian ini berguna bagi:
1. Bagi siswa
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar
b. Mendidik dan melatih siswa menyampaikan fakta yang ditemukan
c. Meningkatkan kecakapan siswa dalam presentasi
d. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi lingkungan hidup.
2. Bagi Guru
a. Menemukan metode pembelajaran yang efektif dalam mengelola pembelajaran.
b. Membantu dalam pencapaian ketuntasan belajar siswa

3
c. Sebagai pijakan untuk menentukan metode yang sesuai dengan karakter siswa
pada materi tertentu
d. Meningkatkan kompetensi profesionalisme guru.
3. Bagi Sekolah
a. Peningkatan kinerja guru yang berimbas pada peningkatan kinerja sekolah.
b. Sumbangan bagi peningkatan proses pembelajaran di sekolah
c. Meningkatkan mutu prestasi sekolah
d. Meningkatkan mutu sekolah dengan menerapkan budaya penelitian oleh guru.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode Pemberian tugas Observasi Langsung
Menurut Rustaman (2003: 128) metode pemberian tugas dapat
mengembangkan kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak,
membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan
mengolah sendiri informasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh Nuryani bahwa salah satu
kelemahan metode ini adalah sulitnya mengawasi mengenai kemungkinan siswa tidak
bekerja secara mandiri.
Pendapat lain diutarakan oleh Slameto (2003:22) Metode pemberian tugas
adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar
siswa melakukan kegiatan belajar diluar proses pembelajaran. Tugas yang di berikan
oleh guru dapat memperdalam bahan pengajaran, dan dapat pula mengecek bahan
yang dipelajari. Tugas merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual
maupun kelompok.
Metode pemberian tugas observasi langsung adalah metode yang digunakan
guru dalam pemberian tugas diluar pembelajaran untuk mencari sejumlah informasi
dengan cara aktif melakukan observasi langsung di lingkungan tempat tinggal baik
individu maupun kelompok terkait tema yang sedang dibahas.

2. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat membawa
perubahan kearah yang lebih baik pada diri individu karena adanya interaksi antara
individu dengan individu dan individu dengan lingkungan. Rousseau dalam Sardiman
(2011) memberikan penjelasan bahwa dalam hal aktivitas belajar, segala pengetahuan
harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,
dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani
maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus aktif sendiri.
Selama proses belajar siswa dituntut untuk mendengarkan, memperhatikan dan
mencerna pelajaran yang diberikan guru, disamping itu sangat dimungkinkan para
siswa memberikan balikan berupa pertanyaan, gagasan pikiran, perasaan, dan

5
keinginannya. Suasana belajar yang aman, nyaman, dan kondusif akan mendorong
siswa untuk belajar seoptimal mungkin.
Salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar adalah proses pembelajaran
yang cenderung berpusat pada guru dan siswa yang lebih cenderung pasif. Siswa yang
pasif dalam pembelajaran akan membuat kemampuan berpikirnya tidak dapat
berkembang, juga kegiatan yang membatasi bahkan tidak memberikan ruang untuk
siswa aktif sehingga dalam pembelajaran akan membuat siswa tidak mempunyai
kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Menurut Rotten (2010) terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam
mengamati aktivitas belajar siswa yaitu sebagai berikut. (1) Antusiasme siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) Interaksi siswa dengan guru, (3) Interaksi siswa
dengan siswa lain, (4) Kerja sama kelompok, (5) Aktivitas siswa dalam diskusi
kelompok, (5) Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran, (6) Keterampilan
siswa dalam menggunakan alat peraga, (7) Partisipasi siswa dalam menyimpulkan
materi pembelajaran
Proses belajar di kelas diharapkan mampu mendorong terjadinya aktivitas atau
perbuatan yang melibatkan fisik dan mental siswa sehingga siswa terlihat aktif di
kelas. Siswa yang aktif secara fisik mendapatkan hasil belajar lebih banyak dari pada
siswa yang kurang aktif. Hal ini sejalan dengan Hamalik (2012:172) bahwa aktivitas
belajar bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa yang melakukan
aktivitas-aktivitas belajar prestasi belajar siswa akan meningkat. Lebih lanjut
Hamalik menyatakan bahwa aktivitas belajar yang dimaksud adala aktivitas jasmani
dan aktivitas mental.
Aktivitas belajar menurut Hamalik (2012:172) digolongkan menjadi delapan
kelompok yaitu:
a. Kegiatan visual (Visual Activities) meliputi membaca, memperhatikan, mencoba,
demonstrasi, mengamati, dan sebagainya.
b. Kegiatan Lisan (Oral Activities) meliputi mengatakan, merumuskan, menjawab,
bertanya, memberi saran, diskusi, menanggapi, mengemukakan pendapat,
presentasi, dan sebagainya.
c. Kegiatan mendengarkan (Listening Activities) mendengar, menerima, diskusi, dan
sebagainya.
d. Kegiatan menggambarkan (Drawing Activities) meliputi menggambar, membuat
grafik, membuat peta diagram, pola.
6
e. Kegiatan menulis (Writing Activities) meliputi menulis cerita, membuat
rangkuman, menulis laporan, dan sebagainya.
f. Kegiatan metric (Motor Activities) meliputi melakukan percobaan, membuat
model, bermain, dan sebagainya.
g. Kegiatan mental (Mental Activities) meliputi mengingat, menganggap,
memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan,
dan sebagainya.
h. Kegiatan emosional (Emotional Activities) meliputi menaruh minat, merasa
bosan, gembira, berani, sedih, tenang, gugup, dan sebagainya.
Berdasarkan dua pendapat di atas, yang dimaksud dengan aktivitas belajar
dalam penelitian ini adalah perbuatan-perbuatan siswa yang melibatkan fisik dan
mental. Diantara kegiatan siswa yang termasuk aktivitas belajar adalah oral activity
(presentasi tugas, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan), Mental Activity
(memberi sanggahan, menyampaikan ide baru), dan Motor Activity (membuat video,
demontrasi langsung).

3. Mata Pelajaran IPA Materi Pencemaran Lingkungan


Materi IPA kelas VII semester 2 terdiri dari 6 KD, salah satunya adalah materi
pencemaran lingkungan dan pemanasan global yang tergabung dalam tema
lingkungan. Lingkungan hidup pada materi pelajaran meliputi kerusakan lingkungan
dan bencana alam
Adapun cakupan materi meliputi:
a. Kerusakan lingkungan
b. Pencemaran lingkungan tanah, air dan udara
c. Pemanasan global
d. Penanggulangan sampah

Indikator penentuan bestpractices yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1)
Siswa melaksanakan tugas yang diberikan kelompok; (2) Siswa mempresentasikan hasil
tugasnya di depan kelas; (3) Siswa bertanya atas permasalahan yang belum diketahui; (4)
Siswa ikut serta dalam menjawab pertanyaan/permasalahan, dan (5) Siswa memberikan ide
baru atau pendapat yang berbeda; (6) Siswa mampu membuat laporan dalam berbagai
aplikasi konten video;
(7) Siswa mampu mempraktekan di kelas pembuatan suatu pruduk atau prosedur tertentu.

7
Dalam penerapannya tidak semua siswa mampu melakukan sesuai indikator tersebut, namun
dalam satu kelas seluruh indikator yang diharapkan dapat tercapai.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Strategi Pemecahan Masalah


MTsN 1 Yogyakarta merupakan madrasah negeri satu satunya di wilayah kota
Yogyakarta. MTsN 1 Yogyakarta memiliki 7 kelas pararel dengan pembagian kelas ABC
adalah kelas putra dan kelas DEFG adalah kelas putri. Fasilitas yang dimiliki madrasah
meliputi ruang laboratorium IPA, ruang laboratorium Komputer, laboratorium Boga, dan
mushola sebagai sarana ibadah. Kantin yang sehat dan sangat luas menjadi salah satu
tempat favorit siswa. Lapangan olah raga yang luas mampu menampung lapangan basket,
lapangan foli, dan beberapa sarana olah raga lainnya.
Masalah yang muncul dalam pembelajaran IPA adalah rendahnya hasil belajar dan
rendahnya keakifan siswa dalam belajar. Terutama untuk materi yang sifatnya deskripsi,
siswa merasa mudah namun hasil belajaranya tidak sesuai dengan harapan. Kelas VII
semester dua, terdiri dari 6 KD, dengan 3 KD meliputi materi bertema lingkungan. Dari
pengalaman pengajar pada tahun sebelumnya, pada materi pencemaran lingkungan siswa
merasa bosan mempelajarinya. Selanjutnya materi pemanasan global, siswa juga tidak
aktif dalam belajar. Karena itulah hasil belajar siswa juga mengalami penurunan.
Keadaan tersebut mendorong guru untuk mencoba memperbaiki proses
pembelajaran. Guru melihat bahwa siswa MTs Negeri 1 Yogyakarta rata-rata memiliki HP
yang selalu dibawa kemanapun berada. Alangkah bagusnya jika HP yang dimiliki dapat
mendukung kegiatan belajarnya. Guru yakin jika pembelajaran menggunakan HP dan
siswa melakukan sesuatu pasti menyenangkan dan dapat memacu motivasi belajar dan
siswa akan aktif melakukan proses belajar. Maka guru mengambil langkah penerapan
pemberian tugas berbasis observasi lingkungan.
Lembar Tugas diberikan kepada siswa setelah menerima penjelasan dari guru
tentang pokok konsep materinya. Siswa mengerjakan Lembar tugas tersebut dengan
observasi langsung pada objek yang dibahas. Kemudian laporan/hasil pekerjaan akan
dibawa ke sekolah dan dibahas melalui presentasi, diskusi dalam kelas. Hal ini mendorong
siswa untuk aktif mencari objek di sekitar tempat tinggal, mencari literatur terkait tema,
presentasi, bertanya, menjawab, menyanggah, menyampaikan ide baru dan
mendemontrasikan suatu karya.

9
B. Hasil Yang Dicapai
Beberapa aktifitas siswa yang dilaksanakan selama pembelajaran dengan metode observasi
langsung dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Pemberian tugas 1 yaitu observasi langsung pencemaran air, udara atau tanah di
lingkungan rumah masing-masing
2. Pemberian tugas 2 yaitu observasi langsung pengolahan limbah/sampah di lingkungan
rumah
3. Pemberian tugas 3 yaitu pembuatan produk 5R
4. Presentasi produk 5R, baik demontrasi maupun presentasi content video.

Adapun data prosentase keaktifan siswa yang diperoleh selama pemberian tugas adalah
sebagai berikut:

Gambar 1.
Grafik hasil peningkatan aktifitas siswa

Grafi k Peningkatan Akti vitas Siswa


100

90 88
83
80
80
70
70

60 55
Prosentase

50
50 45 45
40 38
33
30 25 25
20

10

0
Tugas 1 Tugas 2 Tugas 3 Tugas 4
Tugas ke

Keterangan:
1. Aktivitas belajar merupakan tingkah laku yang dilakukan siswa selama
pembelajaran IPA berlangsung meliputi tiga aktivitas yaitu oral activity, mental
activity dan motor activity. Angka yang tertera adalah prosentase siswa yang telah
melakukan aktivitas yang terukur di dalam kelas. Aktivitas siswa dari

10
pembelajaran dengan metode pemberian tugas dari tugas pertama hingga terahir
mengalami peningkatan.
2. Hasil belajar, merupakan nilai yang diperoleh siswa ketika mengerjakan tugas
berbasis soal baik di kelas maupun di rumah. Data pada grafik merupakan
prosentase siswa yang nilainya diatas KKM. Hasil belajar siswa dari
pembelajaran dengan metode pemberian tugas dari tugas pertama hingga terahir
mengalami peningkatan.
3. Tanggapan siswa, merupakan pengakuan siswa yang diperoleh melalui
wawancara guru dengan siswa tentang perasaan dan motivasi siswa terhadap
pembelajaran menggunakan metode pengamatan langsung. Angka yang tertera
merupakan prosentase siswa yang mengaku senang dan antusias belajar dengan
metode pemberian tugas observasi langsung. Tanggapan siswa dari pembelajaran
dengan metode pemberian tugas dari tugas pertama hingga terahir mengalami
peningkatan.

C. Pembahasan
Penerapan metode pemberian tugas observasi langsung ternyata mampu
meningkatkan kativitas belajar siswa di kelas. Terbukti dari jumlah siswa yang melakukan
aktivitas belajar meningkat hingga 80% siswa aktif. Disamping keaktifan yang meningkat
ternyata hasil belajar siswa juga meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang aktif
akan belajar lebih banyak disbanding siswa yang pasif sehingga hasil belajarnya akan
berbeda.
Guru menganggap proses pembelajaran dengan metode pemberian tugas observasi
langsung mampu meningkatkan keaktifan siswa. Berikut dilaporkan beberapa hal yang
terjadi dalam proses pemberian tugas observasi lagsung yang melibatkan siswa menjadi
aktif dalam belajar baik di kelas maupun ketika mengerjakan tugas di rumah. Aktivitas
yang dilakukan siswa selama pemberian tugas dengan observasi langsung adalah:
1. Pemanfaatan Handphone/androit/kamera, merupakan alat komunikasi siswa yang
digunakan untuk mengerjakan tugas dengan berbagai aplikasi yang ada seperti:
a. Camera foto, dalam melaksanakan tugas siswa perlu malakukan rekam gambar
untuk dokumentasi tempat-tempat tercemar, tempat pengolahan sampah, industri
rumah tangga dan lain-lain. Dokumen tersebut ditampilkan di depan kelas untuk
meningkatkan aktivitas siswa.

11
b. Rekam suara. Merupakan alat rekam yang digunakan siswa ketika melakukan
wawancara dengan orang lain seperti karyawan, pemilik, pelaku usaha yang
berkaitan dengan sampah. Dalam salah satu tugasnya siswa melakukan wawancara
terkait motivasi, cara kerja, hasil, dari pengalaman para pelaku usaha pengolahan
sampah mulai dari pengumpul sampai pengolah dan pemasarannya.
c. Rekam video. Merupakan alat rekam video yang diperlukan siswa untuk
mendokumentasikan situasi/kondisi/cara olah terkait dengan penelusuran tugasnya.
Siswa akan
d. Aplikasi perekaman dan editing video. Merupakan aplikasi dalam androit yang
diperlukan siswa untuk menyusun berbagai dokumentasi seperti tempat yang
tercemar, penyebab pencemaran tempat tersebut, dampak bagi warga sekitar, upaya
yang dilakukan warga, dirangkai dalam satu tayangan video yang menarik. Hal ini
membuat pelajaran semakin diminati siswa.

2. Mengunjungi tempat-tempat yang menjadi objek belajar siswa dalam melaksanakan


tugas diantaranya:
a. Bank sampah, siswa menemukan berbagai organisasi di masyarakat sekitar tempat
tinggal yang memiliki program Bank Sampah. Siswa membawa lembar tugas untuk
belajar bagaimana bank sampah beroperasi dan seberapa tingkat keberhasilannya
dalam mengolah sampah di masyarakat. Hasil dari observasi ini dalam bentuk
laporan baik tercetak maupun berupa konten video untuk dipresentasikan di kelas.
b. Pemulung sampah. Siswa menemui (jika ada) orang yang dikenal berprofesi sebagai
pemulung sampah untuk melakukan wawancara terkait aktivias dan hasil yang
diperoleh dari pekerjaan tersebut. Hasil dari wawancara akan menjadi pelengkap
laporannya.
c. Industry rumah tangga. Siswa minta ijin pada pelaku usaha rumahan seperti
penjahit kain perca, pengrajin kayu bekas, pembuat pot bunga kaleng, pendaurulang
kertas, dan lain-lain. Siswa melakukan wawancara, pengambilan dokumen,
mencoba/mempraktekan langsung apa yang mereka lakukan. Hasilya akan di
demostrasikan atau dipraktekan di depan kelas atau cukup dibuat laporan.
d. Kunjungan ke Instalasi Pengolahan Limlah (IPAL)
Beberapa kelompok mencoba ingin masuk ke area IPAL (Kawasan Pajangan
Bantul) untuk mengetahui lebih dekat limbah cair/padat diolah. Namun dalah hal
ini siswa hanya diijinkan wawancara dengan petugas dan hanya dijelaskan melalui
12
denah dan foto. Aktivitas ini membuktikan adanya motivasi yang besar dalam
belajar.

3. Presentasi di kelas
Presentasi dari laporan pelaksanaan tugas pertemuan sebelumnya merupakan
bagian penting dari pembelajaran ini. Siswa mempresentasikan hasil liputannya, hasil
wawancara, dan hasil percobaannya. Dari presentasi hasil pemberian tugas observasi
semua siswa memperhatikan dan menyimak dengan penuh rasa ingin tahu. Dari rasa
ingin tahu yang besar akan melahirkan motivasi, focus pada materi sehingga
memuncul pertanyaan dan akhirnya ada persoalan yang perlu dibahas dalam diskusi
kelas. Dalam kegiatan ini aktivitas yang terjadi meliputi oral activity dan mental
activity.

4. Diskusi
Diskusi merupakan metode yang paling menarik dalam pembelajaran ini karena
dalam diskusi terlihat adanya kenaikan aktivitas siswa, mulai dari bertanya, menjawab,
menyanggah pendapat teman, menyampaikan ide baru dan aktivitas verbal lainnya.
Aktivitas belajar yang terlihat dari kegiatan ini meliputi oral activity dan mental
activity.

5. Demontrasi
Demonstrasi dilaksanakan untuk memancing kemampuan belajar siswa pada level
mencipta. Pada materi IPA banyak produk yang bisa diciptakan anak. Demostrasi
dimaksudkan untuk mendapat pengakuan adanya hasil karya yang telah dikerjakan.
Siswa menunjukkan sebuah prosedur atau sebuah cara membuat sesuatu yang menarik.
Siswa lain akan menyimak dengan seksama, dengan demikian kelas akan kondusif.
Pada kegiatan ini aktivitas belajar siswa yang terekam meliputi oral activity, mental
activity dan motor activity.

D. Kendala yang Dihadapi


1. Waktu tatap muka yang terbatas, karena banyaknya jadwal libur disaat persiapan
ujian kelas IX
2. Beberapa siswa belum memiliki HP sendiri, masih meminjam milik orang tua.
3. Orang tua tidak mengijinkan siswa observasi ke lingkungan tercemar
13
E. Faktor Pendukung
1. Menjamurnya program Bank Sampah di Kota Yogyakarta memudahkan siswa
dalam belajar.
2. Banyaknya usaha kecil dibidang pengolahan limbah di Kota Yogyakarta sehingg
siswa mempunyai banyak pilihan untuk mengerjakan tugas.
3. Madrasah mendukung penggunaan HP sebagai sarana belajar termasuk fasilitas
wifi di lingkungan madrasah
4.

14
BAB IV
KESIMPULAN
A. Simpulan
Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapakan metode pemberian tugas observasi
langsung dapat disimpulkan bahwa metode ini terbukti dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada materi IPA khususnya materi lingkungan hidup. Adapun aktivitas yang
dilakukan siswa meliputi oral activity (presentasi tugas, mengajukan pertanyaan,
menjawab pertanyaan), Mental Activity (memberi sanggahan, menyampaikan ide baru),
dan Motor Activity (membuat video, demontrasi langsung). Terbukti 80% siswa menjadi
aktif dalam belajar di kelas setelah mendapatkan tugas berupa observasi langsung. Hasil
belajar siswa meningkat seiring kenaikan keaktifan siswa. Siswa memberikan tanggapan
positif terhadap pelajaran IPA (senang, ingin tahu lebih banyak, punya motivasi).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Pembelajaran IPA
Pembelajaran yang sesuai menggunakan hasil bestpractice ini adalah materi pelajaran
yang bersifat deskriptif seperti pada tema lingkungan hidup.
2. Terhadap Guru
a. Para guru dapat melanjutkan kegiatan serupa untuk meminimalkan permasalahan
belajar di dalam kelas.
b. Guru lebh fokus untuk mencari solusi dari persoalan/masalah belajar di kelas
dengan variasi metode pemberian tugas guna peningkatan mutu pembelajaran di
kelas.
c. Membudayakan kegiatan guru meneliti demi peningkatan mutu kompetensi diri
maupun mutu sekolah

3. Terhadap Kepala Madrasah


Kepala sekolah perlu memberi waktu dan memfasilitasi para guru untuk melakukan
penelitian dan menyampaikan hasil penelitiannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Cetakan keempat belas. Jakarta: Bumi
Aksara

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Rotten. EGG. 2012. Indikator dari Aktivitas Belajar. Tersedia dalam
http://swastyastu.wordpress.com/indikator/dari-aktivitas-belajar tanggal 10 Juni 2021

16

Anda mungkin juga menyukai