Anda di halaman 1dari 55

“Perkembangan

Seksualitas Remaja”
Jane Savitri

Pelatihan Guru BK SMP BPK PENABUR Jakarta


15 Februari 2022
Dunia sedang  Anak-anak yang memiliki latar belakang keluarga sbb: konflik
mengalami pernikahan orangtua, singgle parent, diasuh orangtua tiri, ketiadaan
krisis seksual figur ayah/ ibu atau keduanya

 Anak-anak yang pernah nonton gambar/ film / pemandangan nyata


yang mempertontonkan adegan bernuansa sensual

 Anak TK-SD yang berpelukan, berciuman, berpacaran …SMP-SMA?

 Anak yang mengalami pelecehan dan kekerasan seksual, free-sex

 Anak-anak yang bertanya tentang hal-hal/ perubahan fisik dan


psikologis yang berkaitan dengan seks, jender dan seksualitas (seperti
minat terhadap lawan jenis), bahkan yang tidak tahu menahu tentang
area ini

2
Apa tantangan
Dosa seksual!
terbesar dalam
generasi ini? Hasil penelitian Komnas Perlindungan Anak terhadap
pelajar SMP-SMA di beberapa kota di Indonesia:
 97% pernah nonton film porno
 93,7% pernah berciuman, petting dan oral seks
 62,7% pelajar SMP mengaku sudah tidak perawan lagi
 21.2% pelajar SMA pernah aborsi

▫ Pada komunitas Kristen-Katolik, 93% terlibat


pornografi (Wijaya, 2010)

3
Apa tantangan
Hasil penelitian oleh synovate research (Wijaya, 2010)
terbesar dalam
generasi ini? pada remaja usia 15-24 tahun:
• 16% remaja melakukan hubungan seksual ketika
berada di bangku SMP
• 44% remaja melakukan hubungan seksual ketika
berada di bangku SMA

Di mana melakukannya?
 40% di rumah orang tua
 26% di tempat kos
 26% di hotel
4
Sex Education
▫ Semakin anak mendapatkan pendidikan seks yang sehat dan berpusat
pada nilai-nilai Tuhan, mereka akan semakin jauh dari pergaulan bebas.
▫ Ev. Rahmiati - “Misi (pendidikan) kristen di dunia yang sensual” (Okt, 2011)

▫ Semakin guru BK memahami pengetahuan seputar seks, jender dan


seksualitas, maka guru akan semakin dapat menolong anak &
lingkungannya untuk mengembangkan seksualitasnya secara benar

5
“Perkembangan Seksualitas Remaja”

TUJUAN:

• Guru memahami perkembangan seksualitas


remaja

• Guru memiliki kemampuan dalam


menyampaikan materi pendidikan seksualitas
remaja pada peserta didik secara tepat

• Guru mampu menerapkan pengetahuan tentang


perkembangan seksualitas remaja dalam
menangani permasalahan peserta didik
6
PELATIHAN “Psikoedukasi Perkembangan
Seksualitas Remaja”
Susunan kegiatan:

SESI 1 “Perkembangan Seksualitas Remaja dan Tantangannya”

SESI 2 “Pendekatan Psikoedukasi untuk mencegah dan


Mengatasi Masalah Seksualitas Remaja”

SESI 3 “Penerapan Psikoedukasi oleh Guru dan Diskusi


Penanganan Permasalahan Seksualitas Peserta Didik”

7
SESI 1

“Perkembangan Seksualitas Remaja & Tantangannya”

TUJUAN:
 Guru menyadari pentingnya peran mereka dalam
memfasilitasi perkembangan seksualitas remaja
 Guru memahami isu-isu perkembangan seksualitas
remaja dan tantangan-tantangannya
 Guru termotivasi untuk mengembangkan identitas jender
yang sehat pada diri siswa

8
PENGERTIAN (menurut KBBI)

seks /séks/ n 1 jenis kelamin; 2 hal yang berhubungan dengan alat kelamin, seperti
sanggama: -- merupakan bagian hidup manusia; 3 berahi: -nya timbul ketika menonton
film percintaan

seksual/sek·su·al/ /séksual/ a 1 berkenaan dengan seks (jenis kelamin); 2 berkenaan


dengan perkara persetubuhan antara laki-laki dan perempuan

seksualitas/sek·su·a·li·tas/ /séksualitas/ n 1 ciri, sifat, atau peranan seks; 2 dorongan


seks; 3 kehidupan seks

sensual/sen·su·al/ /sénsual/ a berhubungan dengan kenikmatan yang bersifat naluri

gender adalah sifat perempuan dan laki-laki seperti norma, peran, hubungan antara
kelompok pria dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial. Gender dapat berbeda
antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya, serta dapat
berubah seiring waktu  Menurut World Health Organization (WHO)

9
Guru merupakan partner orang tua dalam mendidik anak

• Anak pertama kali belajar tentang seksualitas


dari rumah  lingkungan sosialisasi primer
• Figur ayah dan ibu sebagai figur identifikasi
seksual bagi seorang anak
• Guru-guru di sekolah berperan memantapkan
pengalaman anak di rumah melalui
pendidikan seks di sekolah  lingkungan
sosialisasi sekunder
• Apa yang anak pelajari dari orangtua?
• Apakah orangtua paham bagaimana
mengajarkan seksualitas yang sehat kepada
anak?
• Guru berperan penting!
10
Apa saja kasus-kasus seksualitas yang dihadapi
Guru BK di sekolah?

Siapa? Siswa kelas berapa? Jenis kasus?

 ……………………………………………………………………
 …………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………….
 ……………………………………………………………………
 …………………………………………………………………….
 …………………………………………………………………….

11
Tugas pendidik
Orang tua (dan guru) mempunyai tugas membentuk dan mencetak identitas
seksual anak (Anderson & Sabatelli, Family Interaction, 2003)

sesuai jenis kelamin bawaan anak: as a boy or girl

Tujuan untuk memfasilitasi perkembangan seksualitas


yang sehat pada anak
 untuk dapat berfungsi dengan baik sebagai laki-laki & perempuan
12
13

Gender Development, Gender Roles, and


Gender Identity
Perlu pemahaman mengenai konsep ini
“Sungguh ajaib Tuhan menciptakan


manusia, membawa potensi
perkembangan seksualitas tertentu”

14
Empat dimensi perkembangan

 Dimensi fisik “Maka Allah menciptakan manusia itu


 Dimensi psikis menurut gambar-Nya, menurut gambar
Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan
 Dimensi sosial perempuan diciptakan-Nya mereka.”
Kej 1:27
 Dimensi spiritual

“Dan Yesus bertambah besar dan bertambah hikmatNya dan


besarNya, dan makin dikasihi oleh Allah dan Manusia”
Luk 2:15

15
Perkembangan anak

▫ Kehidupan seorang anak dimulai dengan sebuah sel (1/20juta ons)

 Sel membentuk keseluruhan kode genetis (instruksi yang mengatur


pertumbuhan dari 1 sel menjadi manusia dengan bertrilyun-trilyun sel
sesuai kode asli); kode ini dibawa oleh gen, yaitu unit informasi herediter
(Johnson & Losos, 2010).

 Setiap sel mengandung kromosom yang terbuat dari DNA


(deoxiribonucleic acid)

 Kromosom XY (laki-laki) dan XX (perempuan)  dibawa oleh gen yang


berhubungan dengan jenis kelamin
16
Anak  Pubertas  Remaja
▫ Pubertas adalah
transformasi organik,
▫ Pubertas
fisik dan seksual
▫ Terdapat proses menimbulkan stres
secara bertahap
perkembangan pada remaja karena
menuju dewasa.
fisik-biologis yang ▫ adanya kadar
Transformasi ini
konsisten sejak hormon yang
menyebabkan
bayi hingga pra- berubah di dalam
berkembangnya
remaja berkaitan tubuh, proses
identitas fisik dan
dengan jenis penerimaan kondisi
kerangka relasi
kelamin tubuh yang berubah,
antara remaja dengan
perubahan
lingkungan.
ekspektasi orang di
▫ Pubertas merupakan
lingkungan sehingga
transformasi bio-
berpengaruh
psiko-sosial pada diri
terhadap relasinya,
remaja (Tosto,
dsb.
Salerno & Fici, 2014).
Pubertas dan Seksualitas Remaja

▫ Masa ini penuh konflik karena remaja perlu menyalurkan hasrat seksual
dengan sehat dan mencapai identitas seksual yang sehat pula.

▫ Identitas seksual adalah:


“Suatu dimensi yang melampaui seluruh proses pengambilan keputusan
dalam mengambil orientasi seksual dan persepsi maskulinitas atau
feminitas mereka sendiri” .
(Buzwell and Rosenthal, 1996)
REMAJA DAN
PERKEMBANGAN
SEKSUAL
Perkembangan ciri seks primer dan sekunder

Anak perempuan lebih cepat mengalami kematangan seksual


secara fisik-biologis daripada anak laki-laki

Apa yang menjadi ciri kematangan seksual anak perempuan?


▫ Pematangan sel telur/ ovum (hormon estrogen), menstruasi
▫ Pembesaran payudara dan pinggul, tumbuhnya rambut pada
area yang baru (ketiak dan pubis)

Apa yang menjadi ciri kematangan seksual anak laki-laki?


▫ Produksi sperma (hormon testosteron)
▫ Suara yang lebih berat, jakun yang membesar, dada lebih
bidang, lemak menjadi otot, tumbuh rambut pada area yang
baru (kumis/ jambang, kaki, ketiak, pubis)
20
Gender role
Gender role: perilaku yang dipandang tepat secara budaya
yang selayaknya ditampilkan oleh laki-laki dan perempuan,
seperti sikap, ciri kepribadian, emosi, postur dan bahasa
tubuh; meliputi pula perilaku sosial, seperti pilihan pekerjaan,
bagaimana berpakaian, potongan rambut, cara berbicara dan
berinteraksi dengan orang lain.

GIRLS ACT LIKE GIRLS, BOYS ACT LIKE BOYS

21
GIRLS ACT LIKE GIRLS, BOYS ACT LIKE BOYS
Sekelompok ciri-ciri ideal yang diharapkan masyarakat
yang dilekatkan dengan (anak) laki-laki & perempuan

Maskulinity Femininity
Strong Intuitive
Stable Loving
Aggressive Nurturing
Competitive Emotionally expressive
Self-reliant Gentle
Emotionally
undemonstrative

Gender stereotipe di masyarakat ini perlu kita sadari dalam


memberikan pendidikan seksual kepada siswa
22
Gender role

▫ Bagaimana orangtua/ guru memperlakukan anak laki-laki


dan anak perempuan? Warna, pakaian & asesoris, jenis
permainan, aktivitas yang dilakukan?
▫ Anak-anak suka bermain peran

23
Gender role

&

24
Childhood & adolescent sexuality
(Sexuality Now, Carroll, 2010, p.199)

Age Range Developmental Issues Questions children might ask Suggestion for Sexuality educators

3-5 tahun Rentang perhatian Apakah itu? (merujuk pada Pada level ini guru dapat fokus
yang pendek bagian tubuh yang spesifik) pada peran anggota keluarga,
Apa yang dilakukan ibu? Ayah? perkembangan self-image yang
Dari mana datangnya bayi? positif, dan memberi pengertian
bahwa segala ssuatu yang hidup
itu berkembang, lahir dan mati

6-8 tahun Rasa ingin tahu Di mana saya sebelum saya lahir? Guru dapat memberikan
tentang bagaimana Bagaimana ibu mendapatkan informasi tentang reproduksi
kerja tubuh seorang bayi? tanaman dan hewan, persamaan
Apakah saya berasal dari telur? & perbedaan jender,
pertumbuhan & perkembangan,
& self-esteem

25
Childhood & adolescent sexuality
(Sexuality Now, Carroll, 2010, p.199)

Age Range Developmental Issues Questions children might ask Suggestion for Sexuality educators

9-12 tahun Rasa ingin tahu Bagaimana sistem Guru dapat fokus pada topik-
tentang reproduksi bekerja? topik biologi, seperti sistem
pertumbuhan Mengapa beberapa anak endokrin, menstruasi,
tubuh, tertarik perempuan memiliki masturbasi & mimpi basah,
dengan lawan payudara yang lebih besar? sexual intercourse, birth
jenis & hal-hal Apakah anak laki-laki control, abortion, self-
reproduksi menstruasi? esteem, & interpersonal
Mengapa tidak semua relationship
perempuan mempunyai
anak?

26
Childhood & adolescent sexuality
(Sexuality Now, Carroll, 2010, p.199)

Age Range Developmental Issues Questions children might ask Suggestion for Sexuality
educators

12-14 tahun Pra-remaja Bagaimana membuat diri Guru dapat fokus untuk
memperhatikan atau tetap menarik? meningkatkan
bingung dengan Haruskah orangtua tahu jika pengetahuan tentang
perubahan fisik selama saya akan stabil, tenang? kontrasepsi, perilaku
pubertas, meliputi Mengapa beberapa orang seksual yang intim
perubahan bentuk homoseksual? (mengapa orang
tubuh, body control, Apakah anak perempuan melakukan hal itu),
kemampuan tidak pernah mimpi basah? pacaran, dan variasi
reproduksi, menstruasi, Mengapa orang menikah? perilaku seksual (LGBT)
perkembangan breast &
penis, dan perubahan
suara
27
Childhood & adolescent sexuality
(Sexuality Now, Carroll, 2010, p.199)

Age Range Developmental Issues Questions children might ask Suggestion for Sexuality educators

15-17 tahun Peningkatan rasa ingin Apa itu prostitusi? Guru dapat memberikan
tahu dalam topik Apa yang diinginkan remaja lebih banyak informasi
seksual, tentang perempuan ketika pacaran? tentang birth control,
relationship with Sejauh mana (batasan) aborsi, pacaran, perilaku
others, keluarga, pacaran? seksual sebelum menikah,
reproduksi dan pola Apakah OK melakukan komunikasi, pola
aktivitas seksual yang sexual intercourse sebelum pernikahan, mitos seksual,
bervariasi. Banyak menikah? keputusan moral, menjadi
remaja yang pacaran Mengapa sex dianggap orangtua, riset tentang
pada masa ini. sebagai kata kotor/ tabu? seksualitas, disfungsi
seksual, & sejarah
seksualitas.
28
Tantangan-Tantangan yang dihadapi Guru dan Remaja
 Konsep pacaran dan fenomena perilaku seksual melalui gadget pada anak
10-14 tahun

 Meniru
 Ingin tahu
rasanya

29
Tantangan-Tantangan yang dihadapi Guru dan Remaja

https://www.youtube.com/watch?v=mTuSlysLHC8
30
Compasiana.com

31
Tantangan-Tantangan yang dihadapi Guru dan Remaja

32
33
34
35
36
37
38
Dalam beberapa kasus,
anak & remaja sengaja /
tergoda mengakses
ePornografi karena
mereka sedang
mengalami masa
perubahan.

39
Perkembangan identitas seksual/ jender

▫ Secara psikologis, anak perlu mengembangkan dan memiliki


identitas jender yang sehat, yaitu sebuah kesadaran internal yang
dimiliki seseorang berkaitan dengan seksualitasnya, serta orientasi
seksual pada lawan jenis.

▫ Anak-anak secara alami tertarik/ ingin tahu tentang seks

▫ Anak-anak akan belajar dari lingkungan sosial dan mengembangkan


identitas jendernya sebagai anak laki-laki/ perempuan  remaja 
dewasa

▫ Orangtua dan guru berperan besar dalam menolong anak


menemukan dan mengembangkan identitas seksualnya sesuai
rancangan Tuhan.
40
IDENTITAS JENDER

Mengenal

Siapa Saya?
Apa tujuan hidup saya?
Apa panggilan saya?

41
Ego Identity (Teori Marcia)

IDENTITAS diperoleh melalui:


• Eksplorasi  Informasi
• Komitmen  Keterlibatan diri secara utuh, tanggung jawab

Variasi identitas:
• Eksplorasi rendah, komitmen rendah  KABUR (diffusion)
• Eksplorasi tinggi, komitmen rendah  GALAU (moratorium)
• Eksplorasi rendah, komitmen tinggi  IMITASI (foreclosure)
• Eksplorasi tinggi, komitmen tinggi  MANTAP (achievement)

42
Trust vs mistrust
Perkembangan psikososial Erikson Autonomy vs shame & doubt
Initiative vs guild
Identity vs role confussion
Intimacy vs isolation

 Fase ini adalah fase paling banyak menghabiskan tenaga bagi orang tua (dan guru)
karena pada saat ini krisis utama yang dihadapi adalah Identity vs Role Confusion
 remaja berusaha mencari jati diri dan memiliki emosi yang tidak stabil.
 Sosok yang berperan pada fase ini adalah kelompok dan model kepemimpinan,
sehingga di fase ini sang anak akan mudah terbawa emosi kelompok dan nekat
melakukan aksi berbahaya atas nama kelompok.
 Pada fase ini juga remaja memiliki hasrat seksual yang lebih aktif sehingga patut
diberikan pengertian yang baik mengenai hubungan seksual.
 Adanya keinginan untuk mencari identitas dan menjadi sosok yang berguna.
 Memiliki integritas seksual!

43
Guru perlu peka dengan kondisi anak didik
▫ Pengalaman anak dalam keluarga
Apakah ayah mengasihi ibu dan ibu menghormati ayah?
Bagaimana perlakuan ayah dan ibu terhadap anak?
Apakah ayah-ibu memberikan secure attachment terhadap
anak?
 Ayah dan ibu sebagai figur identifikasi bagi anak laki-laki dan
anak perempuan

44
Kondisi lain yang potensial mempengaruhi
identitas seksual anak

 Orangtua Yang Tidak Peduli


 Hilangnya Peran Ayah
 Anak Laki Yang Terlalu Dekat Dengan Ibu
 Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang Ayah
 Kurang Membekali Anak Dengan Landasan Agama dan Iman Yang
Kuat
 Terlalu Bebas Dalam Penggunaan Gadget Tidak Menyadari
Anak Terpapar Pornografi
 Pelecehan dan kekerasan seksual (verbal maupun non verbal)

45
PENCEGAHAN
KEKERASAN SEKSUAL
PADA REMAJA
Dampak
Kekerasan ▫ Masalah emosi.
Seksual ▫ Masalah Kesehatan fisik.
▫ Kurangnya motivasi untuk meraih kesuksesan hidup.
pada Remaja
(El-Gindy FK, Ragheb SG, ▫ Meningkatkan resiko melakukan perilaku kekerasan di
Alkhateeb R, 2018)
kemudian hari.
▫ Munculnya keinginan bunuh diri.
▫ Merasa tidak aman di sekolah.
▫ Mengalami masalah makan.
▫ Self-esteem yang rendah.
▫ Depresi.
▫ Kecanduan alcohol, rokok dan obat-obatan terlarang.
Cara Mencegah Kekerasan Seksual pada
Remaja

 Mengajarkan Pendidikan seksual dengan tepat sesuai usia


remaja.
 Membuka diskusi terbuka dengan remaja agar ia bisa bercerita
jika ada kejadian yang tidak diinginkan.
 Orangtua dan guru membantu memonitor lingkungan
pertemanan remaja.
 Orangtua dan guru mengajarkan remaja bagaimana cara
menggunakan gadget dengan tepat dan sehat.
 Memfasilitasi remaja melakukan kegiatan yang lebih produktif
seperti kegiatan olahraga, kesenian, organisasi, dsb.
Guru perlu  Mengobservasi sikap dan perilaku siswa, jika ada perubahan
peka dengan yang drastis
kondisi anak https://journal.uny.ac.id/index.php/paradigma/article/view/5916
didik  Bagaimana, kapan dan di mana perlu mendiskusikan isu
seksualitas dengan siswa.
 Setiap anak memiliki latarbelakang pengetahuan, pengalaman
dan kehidupan sosial yang unik (dalam keluarga, pertemanan,
lingkungan sosial lainnya)
Baca artikel:
Peran konselor
 Merancang kurikulum pendidikan seks yang terintegrasi
sekolah dalam (formal)
penanganan  Secara informal, guru dapat mencari tahu/ mengenal kebutuhan
kekerasan seksual
spesifik siswa terkait dengan perkembangan seksualitas anak.

51
Belajar topik-topik (Burns, 2008)
 Sentuhan yang pantas & tidak pantas
 Menghormati lawan jenis
 Pengaruh internet, film, musik
 Pakaian dan penampilan
 Cinta, emosi, kendali diri
 Tekanan teman sebaya
 Citra & keberhargaan diri
 Pacaran (yang sepadan), tujuan
pernikahan.
 Komunikasi dan asertivitas
 Menjaga kebersihan
 Pola makan & olah raga
 Relasi dengan orangtua

52
53
Sumber pustaka
▫ Anderson, S.A. & Sabatelli, R.M. (2011). Family Interaction: A Multigenerational
Developmental Perspective. USA: Pearson Education, Inc.
▫ Burns, J. (2008). Teaching Your Children healthy Sexuality. Minnesota: Bethany House
Publishers.
▫ Buzwell, S. & Rosenthal, D. (1996). Constructing a Sexual Self: Adolescents' Sexual Self-
Perceptions and Sexual Risk-Taking. Journal of Research on Adolescence, 6, 489-513.
▫ Carroll, J.L. (2016). Sexuality Now: Embracing Diversity. Fifth Edition. USA: Cengage
Learning
▫ El-Gindy FK, Ragheb SG, Alkhateeb R (2018) Health Educational Program Regarding
Prevention of Sexual Harassment among Young Female Adolescents . J Community Med
Health Educ 8: 630 DOI: 10.4172/2161-0711.1000630
▫ Stanton, L. & Jones, B.B. (2002). Menghadapi Fakta: Kebenaran Mengenai Seks dan Dirimu.
Terjemahan. Surabaya: Penerbit Momentum.
▫ Tosto, M., Salerno, A., & Fici, E. (2014). Emotional and Sexual Development in Adolescence:
From Puberty to the Formation of Emotional Bonds.
▫ Wijaya. A. (2010). Sexual Holiness. Surabaya: Kenza Publishing House
▫ https://www.nsvrc.org/sites/default/files/2014-01/saam_2014_overview-of-adolescent-
sexual-development.pdf
Break time!

55

Anda mungkin juga menyukai