Anda di halaman 1dari 5

PENYESUAIAN PEMBELAJARAN DENGAN KEBUTUHAN:

MENYELARASKAN KEBUTUHAN MURID


DENGAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Ridzal Kusdiyatmoko, S.Pd., M.Pd.

A. Konsep
Ketika kurikulum sedang dirancang, penting untuk memastikan bahwa memastikan
ketiga komponen kurikulum Anda selaras. Untuk menyelaraskan berbagai komponen
modul kurikulum, kita harus mendefinisikan keselarasan itu sendiri dengan jelas.
Penyelarasan adalah ketika ada konsistensi di seluruh program dengan hubungan yang
tepat antara evaluasi, tujuan kurikulum, dan tugas pembelajaran. Penting untuk
menyelaraskan tujuan pembelajaran dengan strategi instruksional dan penilaian untuk
memastikan bahwa setiap orang yang terlibat menyadari harapan tersebut. Baik guru dan
siswa harus memiliki pemahaman yang konsisten tentang apa yang akan diajarkan dan
bagaimana hal itu akan dievaluasi. Penyelarasan dalam pengajaran berasal dari gagasan
'perencanaan mundur', atau dimulai dengan tujuan akhir dan bekerja mundur dari sana.
Pertama, guru menguraikan tujuan pembelajaran untuk program dan kemudian
membuat penilaian berdasarkan tujuan pembelajaran. Keterampilan dan pengetahuan
didemonstrasikan di akhir dengan kriteria yang ditetapkan di awal. Baik siswa maupun
guru akan mengalami kesuksesan yang lebih besar dalam program ini jika mereka tahu
kemana tujuan mereka. Evaluasi digunakan dalam kurikulum untuk mengukur apakah
siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Guru bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa siswa memiliki pemahaman menyeluruh tentang materi yang diajarkan, yang dapat
diukur dengan evaluasi tersebut. Kriteria keberhasilan dan strategi pengajaran perlu
diselaraskan dengan penilaian tersebut agar guru dapat mengevaluasi pengetahuan siswa
secara akurat.

B. Karakteristik
Menggunakan konsep pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa untuk
lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Jadi siswa diarahkan untuk mengetahui
peranan pembelajaran yang diberikan bagi kehidupan manusia kedepanya, dengan
mengetahui pentingya hal tersebut akan mendorong siswa menjadi lebih tertarik. Konsep
ini membantu siswa untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat lebih mudah
menghafal dan memahami materi yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Selain itu, konsep pembelajaran kontekstual juga dapat membantu siswa
untuk lebih merasa terlibat dan tertarik dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Itulah pembahasan secara singkat mengenai, strategi
yang akan saya lakukan untuk menyelaraskan kebutuhan murid dengan tujuan
pembelajaran yang dapat diberikan kali ini

C. Implementasi
Untuk menyelaraskan kebutuhan murid dengan tujuan pembelajaran adalah kita
mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh murid terlebih dahulu. Ada beberapa strategi
yang dapat dilakukan untuk menyelaraskan kebutuhan murid, di antaranya dengan strategi
penyelidikan pembelajaran (inkuiri learning). Berikut ini adalah beberapa contoh cara-cara
yang dapat dilakukan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar murid yaitu
mengamati perilaku murid-murid mereka, dan mengidentifikasi pengetahuan awal yang
dimiliki oleh murid terkait dengan topik yang akan dipelajari. Pembelajaran
berdiferensiasi dapat dilakukan di kelas dengan menciptakan suatu pembelajaran kelas
yang beragam dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid, memberikan kesempatan
dalam memahami konten, memproses suatu ide, dan meningkatkan hasil setiap murid,
sehingga murid akan lebih efektif dalam belajar.
Strategi yang sebaiknya dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan kognitif
murid antara lain adalah: Memberikan kuisioner kepada siswa yang berisi dengan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran atau informasi yang
dibutuhkan. Seorang guru secara spesifik wajib melakukan identifikasi kebutuhan belajar
siswa sebelum melaksanakan kontrak pembelajaran, dengan tujuan agar dapat diketahui
harapan dan keinginan siswa terhadap materi atau bahan ajar yang akan diajarkan, metode
yang akan digunakan serta penilaian yang akan dilakukan. Pada implementasi proses
belajar mengajar di sekolah, bentuk penerapan teori kognitif adalah guru ketika
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi
mereka untuk saling berbicara serta diskusi dengan teman-temannya. 3 Cara apakah yang
dianjurkan untuk mengembangkan proses kognitif, yaitu kegiatan tersebut di antaranya
adalah: Bermain puzzle adalah cara yang sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan
kognitif.
Melakukan pemilahan latihan warna dan bentuk, bermain dengan benda-benda di sekitar,
bermain game, membaca, dan ajukan pertanyaan.
D. Distorsi
Keunggulan yang didapatkan dengan menggunakan kurikulum merdeka belajar
antara lain sebagai berikut. Materi yang disampaikan dan dipelajari menjadi lebih
sederhana, mendalam, dan berfokus pada materi yang esensial. Hal ini tentu membuat
peserta didik dapat belajar secara lebih dalam tanpa diburu-buru oleh waktu. Guru lebih
merdeka karena bisa mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta
didik. Sekolah memiliki hak dan wewenang dalam mengembangkan kurikulum sesuai
dengan satuan pendidikan dan peserta didik. Karena bersifat lebih relevan dan interaktif,
proses pembelajaran lebih memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif
dan dapat mengeksplorasi isu-isu aktual.
Sebagai bentuk nyata implementasi dari kurikulum merdeka belajar, salah satunya
adalah kegiatan presentasi yang bisa melatih rasa percaya diri dan kemampuan berbicara
di depan umum bagi siswa. Agar bisa menciptakan presentasi yang menarik dan
informatif, peserta didik mungkin memerlukan template power point gratis yang akan
membuat suasana presentasi semakin hidup dan interaktif. Selain itu tentu persiapan
memahami materi merupakan hal utama yang harus diperhatikan.

E. Daftar Pustaka
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kemdikbud. (2020). Buku panduan merdeka belajar – kampus merdeka. Direktorat

jenderal pendidikan tinggi kementerian pendidikan dan kebudayaan. Diakses dari artikel

internet http://dikti.kemdikbud.go.id/wpcontent/uploads/2020/04/Buku-Panduan-

Merdeka-Belajar-KampusMerdeka-2020

Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sardiman.2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajawali


Pers.

PROFIL PENULIS
Penulis lahir di Madiun tanggal 19 Mei 1985. Sekolah pertama di
TK Sejahtera 2 Kamal Bangkalan lulus tahun 1991 Sekolah
selanjutnya diselesaikan di SDN Banyuajuh 3 Kamal Bangkalan,
SMPN 1 Kamal Bangkalan, dan SMAN 1 Lawang Malang Tertarik
pada pendidikan sejak berkuliah di Universitas Negeri Surabaya
pada Prodi S1 Pendidikan Seni Drama, Tari, dan Musik dan
Foto
melanjutkan S2 di UMSIDA Prodi Magister Manajemen Pendidikan
Islam. Karier pertama pendidikan di Sidoarjo, bergabung di SMK
Muhammadiyah 2 Taman sejak tahun 2009 sebagai guru mata
pelajaran Seni Budaya. Kini mendapat tugas tambahan sebagai
Koordinator Unit Pelayanan Jasa (Teaching Factory). Karya yang
sudah dihasilkan antara lain menciptakan lagu Mars SMK
Muhammadiyah 2 Taman

Untuk memperluas komunikasi dan kolaborasi penulis dapat


dihubungi pada WA : 081252223334, Email : ridzalko@gmail.com,
Fb : Ridzal Kusdiyatmoko, Instgram : @ridzalkus
Gghg hgc ccfj uh ytre fvhbj vzx, chcj CJck cKj Chck cUHck Kuc Kch khc kc Uchb hcbU chg chbk hgcb
cbiu Gghg hgc ccfj uh ytre fvhbj vzx, chcj CJck cKj Chck cUHck Kuc Kch khc kc Uchb hcbU chg chbk

Anda mungkin juga menyukai