KERANGKA PROPOSAL
16080324003
FAKULTAS EKONOMI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lembar Kerja Peserta Didik merupakan bahan pembelajaran cetak yang yang
paling sederhana karena komponen isinya bukan pada materi ajar tetapi pada
pengembangan soal-soalnya serta latihan. LKPD sangat baik dipergunakan dalam rangka
strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKPD dipakai dalam
metode penemuan terbimbing, sedangkan dalam strategi ekspositorik LKPD dipakai untuk
memberikan latihan pengembangan. Selain itu LKPD sebagai penunjang untuk
meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar
(Dhari dan Haryono, 1988). Keberadaan LKPD memberi pengaruh yang cukup besar
dalam kegiatan pembelajaran sehingga penyusunan LKPD harus memenuhi berbagai
persyaratan misalnya didaktik, syarat konstuksi, dan syarat teknik (Rohaeti, 2014).
Penggunaan LKPD dalam kegiatan pembelajaran dapat mengubah pola pembelajaran
yaitu dari pola pengajaran teacher centered menjadi pola pembelajaran student centered.
Pola pengajaran yang berpusat pada guru terjadi interaksi satu arah sehingga guru
menerangkan, mendikte, sedangkan peserta didik mendengar, mencatat, dan mematuhi
semua perintah guru. Sebaliknya, pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik akan
terjadi interaksi antara siswa dengan guru dan antarsiswa. Hasil penelitian mengenai
LKPD terbukti efektif dalam peningkatan kegiatan pembelajaran diantaranya adalah
penelitian dan pengembangan dari Eka Dani Rahmawati (2013) yang menyimpulkan
bahwa penerapan LKPD berbasis PBL membuat rata-rata nilai peserta didik telah
melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penelitian yang serupa juga dilakukan
oleh Nagihan Yildirim, Sevil Kurt, dan Alipasa Ayas (2011) yang menyimpulkan bahwa
dengan penggunaan LKPD pada kelas eksperimen akan lebih cepat berhasil dari pada kelas
kontrol. LKPD yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi, teknis, dan didaktik.
Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat s yarat yang berkenaan dengan penggunaan
bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya
haruslah dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKPD yaitu peserta didik, sedangkan
syarat didaktif artinya bahwa LKPD tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif
(Trisna Ari Ayumika, 2012) Namun, LKPD yang ada di SMK Negeri 1 Lamongansaat ini
masih belum memenuhi persyaratan LKPD yang baik terutama pada pokok bahasan tahap
pencatatan akuntansi perusahaan jasa. Ditinjau dari segi materi, materi LKPD sangat
tergantung pada kompetensi dasar (KD) yang akan dicapai. Dalam silabus Administrasi
Transaksi SMK Negeri 1 Lamongan menyebutkan bahwa materi pembelajaran pada pokok
bahasan menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian dimulai dari membuat
membuat nota kwitansi hingga surat permmintaan penawaran. Sebagai tahap awal proses
pembelian sebelum masuk transaksi maka biasanya akan membutuhkan nota kwintasi dan
bukti lainnya. Dengan demikian peserta didik akan lebih mudah dalam menganalisis dari
bukti transaksi perusahaan. Namun yang terjadi, pembuatan dokumen transaksi pembelian
berasal dari uraian transaksi perusahaan sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam
menganalisis transaksi tersebut.
Dari segi didaktik, LKPD berisi sederetan soal-soal pilihan ganda dan soal uraian.
Soal pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami,
namun pilihan ganda mempunyai kelemahan yaitu peserta didik tidak mengembangkan
sendiri jawabannya, tetapi cenderung hanya memilih jawaban yang benar dan jika peserta
didik tidak mengetahui jawaban yang benar maka peserta didik akan menerka. Hal ini
menimbulkan kecenderungan peserta didik tidak belajar untuk memahami pelajaran, tetapi
menghafalkan soal dan jawabannya (Muslich, 2007). Berdasarkan observasi awal yang
dilakukan tabel didapatkan informasi bahwa dari rata-rata mid semester mata pelajaran
administrasi transksi kelas XI Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan,
masing-masing kelas masih rendah. Dugaan tersebut muncul karena berdasarkan data yang
didapat, lebih dari 50% siswa kelas XI Bisnis Daring Pemasaran belum mencapai KKM
yang ditargetkan oleh sekolah yaitu sebesar 78. Dari seluruh jumlah peserta didik kelas XI
Bisnis Daring Pemasaran yang berjumlah 30, persentase peserta didik yang tidak tuntas
sebesar 59,86%, dan peserta didik yang tuntas sebesar 40,14%. Kurang maksimalnya hasil
belajar peserta didik yang masih banyak belum mencapai nilai KKM menjadi
permasalahan dalam sekolah terutama guru yang mengampu mata pelajaran tersebut,
karena keberhasilan seorang guru dalam mengajar dapat dilihat dari hasil belajar. Selain
itu, penggunaan LKPD yang kurang mudah dipahami juga menjadi kendala dalam proses
pembelajaran terutama pada pokok bahasan tahap pencatatan akuntansi perusahaan jasa.
Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran seperti LKPD masih perlu dikembangkan lagi
karena dalam pokok bahasan menganalisis dan membuat dokumen transasksi pembelian
berasal dari sederetan transaksi yang terjadi di suatu perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diperoleh rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pengembangan LKPD administrasi transaksi berbasis PBL pada
materi menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian untuk siswa kelas XI
Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan ?
2. Bagaimana kelayakan pengembangan LKPD administrasi transaksi berbasis PBL pada
materi menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian untuk siswa kelas XI
Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan ?
3. Bagaimana respon siswa XI Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan
mengenai pengembangan LKPD administrasi transaksi berbasis PBL pada materi
menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui proses pengembangan LKPD administrasi transaksi berbasis PBL
pada materi menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian untuk siswa
kelas XI Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan
2. Untuk mengetahui kelayakan pengembangan LKPD administrasi transaksi berbasis
PBL pada materi menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian untuk
siswa kelas XI Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan
3. Untuk mengetahui respon siswa kelas XI Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1
Lamongan mengenai pengembangan LKPD administrasi pajak berbasis PBL pada
materi menganalisis dokumen transaksi penjualan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat produk pengembangan LKPD pembelajaran administrasi transaksi berbasis
PBL yang dharapkan yaitu sebagai berikut :
1. Membantu mengembangkan perangkat pembelajaran berupa LKPD di sekolah
khususnya pada siswa kelas XI Bisnis Daring Pemasaran
2. Membantu referensi pendidikan dalam kegiatan pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. LKPD
Lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan salah satu sarana untuk
membantu dan mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar sehingga akan
terbentuk interaksi yang efektif antara peserta didik dengan pendidik, sehingga dapat
meningkatkan aktifitas peserta didik dalam peningkatan prestasi belajar.
Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik (LKPD) merupakan
salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator
dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan
sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.
Lembar kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Peserta
Didik, yang selanjutnya disingkat LKPD. LKPD merupakan istilah yang tahun
sebelumnya disebut sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS). Namun setelah
diberlakukannya Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional istilah siswa
diganti menjadi peserta didik maka LKS berubah menjadi LKPD. LKPD itu sendiri
merupakan lembaran yang disiapkan oleh pendidik sebagai bahan belajar peserta didik
baik secara kelompok maupun secara individu.
Menurut Martawijaya (2014), LKPD adalah lembar kerja yang berisi langkah-
langkah dalam melaksanakan penyelidikan atau praktikum individu dan kelompok
sesuai materi yang dipelajari. Melalui LKPD, setiap peserta didik diharapkan dapat
melaksanakan penyelidikan sesuai dengan langkah-langkah dan memperoleh hasil
penyelidikan dengan benar.
Sejalan dengan itu, Johnson, Wardlow, & Franklin (1997) dalam jurnalnya
menyatakan bahwa lembar kerja yang ditunjang oleh kegiatan atau aktivitas tangan
dapat mengembankan sikap positif peserta didik terhadap materi yang dipelajari
peserta didik. Hal ini cukup beralasan, karena setiap pengalaman yang dilakukan akan
lebih tersimpan dalam memori seseorang apabila ia terlibat secara langsung dalam
kegiatan tersebut, bukan hanya aktivitas mental yang dibutuhkan tetapi juga aktivitas
fisik. Menurut Celikler (2010) dalam jurnalnya menyatakan bahwa lembar kerja
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran secara aktif dan
meningkatkan prestasi siswa.
Menurut Roehati (2009), LKPD merupakan salah satu sumber belajar yang
dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran. LKPD
yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi
kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi. LKPD juga merupakan media
pembelajaran, karena dapat digunakan secara bersama dengan sumber belajar atau
media pembelajaran yang lain. Hal senada diungkapkan oleh Damayanti (2013) bahwa
LKPD merupakan salah satu bahan ajar yang penting untuk tercapainya keberhasilan
dalam pembelajaran, termasuk fisika. LKPD yaitu materi ajar yang sudah dikemas
sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar
tersebut secara mandiri. Langkah-langkah aplikatif membuat LKPD, yaitu:
a. Melakukan analisis kurikulum
b. Menyusun peta kebutuhan lkpd
c. Menentukan judul-judul lkpd
d. Penulisan lkpd.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas mengenai LKPD, dalam tulisan
ini, LKPD yang dimaksud oleh peneliti adalah bahan ajar yang menuntun peserta didik
belajar secara kelompok melalui penyelidikan. LKPD yang dimaksud diuraikan
dengan prototype sebagai berikut. LKPD terdiri atas:
a. Identitas
b. Judul Penyelidikan
c. Kompetensi Inti (KI)
d. Kompetensi Dasar (KD)
e. Indicator
f. Rumusan Masalah
g. Hipotesis
h. Variable
i. Alat Dan Bahan
j. Langkah-Langkah Kegiatan
k. Hasil Pengamatan
l. Analisis Data
m. Kesimpulan
n. Penerapan (Soal Latihan, Kunci Jawaban, Dan Pedoman Pengskoran)
Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan
proses.
d. Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
melalui kegiatan belajar. Membantu peserta didik untuk menambah informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
Prinsip-prinsip LKPD diantaranya :
a. Tidak dinilai sebagai dasar perhitungan raport, tetapi hanya diberi penguat bagi
yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi peserta
didik yang mengalami kesulitan.
b. Mengandung permasalahan
c. Sebagai alat pengajaran
d. Mengecek tingkat pemahaman
e. Pengembangan dan penerapannya
f. Semua permasalahan sudah dijawab dengan benar setelah selesai pembelajaran
Kenyataan :
Masalah :
Dibutuhkan LKPD administrasi transaksi yang relevan sehingga mampu menarik
siswa untuk belajar dengan menggunakan LKPD yang menarik dan sumber belajar
yang jelas.
Solusi :
Pengembangan LKPD administrasi transaksi yang layak digunkan sebagai bahan
kegiatan untuk siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam mengembangkan LKPD administrasi
transaksi berbasis PBL pada kompetensi dasar menganalisi dokumen transaksi pembelian
ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).
B. Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian pegembangan LKPD
Administrasi Transaksi ini adalah model pengembangan menurut Thiagarajan, Semmel,
dan Semmel (dalam Trianto, 2013:189) yaitu 4-D. Model pengembangan ini terdiri dari
empat tahap yaitu Define (pendefinisian), Design (perancangan), Develop
(pengembangan), dan Disseminate (penyebaran). Subjek uji coba dalam pengembangan
LKPD ini terdiri atas :
1. Ahli materi selaku orang yang berkompeten dalam bidang transaksi yaitu dosen mata
kuliah praktik perniagaan, Fakultas Administrasi Transaksi, Universitas Negeri
Surabaya dan seorang guru mata pelajaran Administrasi transaksi di SMK Negeri 1
Lamongan
2. Ahli bahasa selaku orang yang berkompeten dalam bidang kebahasaan yaitu dosen
Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
3. Ahli grafis selaku orang yang berkompeten dalam bidang kegrafikaan yaitu dosen
Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
4. 21 siswa kelas XI Bisnis Daring Pemasaran SMK Negeri 1 Lamongan yang telah
memperoleh materi menganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian
C. Prosedur Penelitian
Sebelum melakukan uji coba pada produk yang berupa LKPD administrasi
transaskis pada kompetensi dasar meganalisis dan membuat dokumen transaksi pembelian
maka peneliti akan melakukan prosedur penelitian terlebih dahulu dan berikut adalah
prosedur yang dapat dilakukan sebelum uji coba :
Penjelasan alur diatas adalah:
1. Rancangan / rencana awal, sebelum mengadakan penelitian – penelitian menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rancangan tindakan, termasuk didalamnya
instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
diterapkannya metode pembelajaran model PBL.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak yang
dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan / rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan
membuat yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
D. Desain Uji Coba
Studi ini merupakan kegiatan pengembangan yang dilakukan secara individu. Kegiatan
yang dilaksakan yaitu mulai melakukan observasi lapangan, membuat LKPD berbasis
PBL dan menguji kelayakan produk dengan cara validasi oleh beberapa pakar.
Pelaksanaan uji kelayakan dilakukan dengan cara menyerahkan produk pengembangan
beserta sejumlah angket penilaian kepada validator untuk menilai layak atau tidaknya
produk pengembangan serta memberikan kritik dan saran perbaikan. Desain uji coba dapat
dilihat pada gambar berikut ini :
Penyampaian produk
(Siap diseminasi)
F. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif ini diperoleh dari hasil telaah LKPD berupa angket telaah ahli materi, ahli
bahasa, dan ahli grafis. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi oleh ahli materi, ahli
bahasa, ahli grafis, dan respon siswa yang kemudian dianalisis dengan teknik persentase.
G. Definisi Operasional
Istilah terkait judul dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai berikut:
1. LKPD berbasis PBL yaitu LKPD yang disusun dengan mengaitkan materi maupun
latihan soal-soal yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tinggi, dengan adanya
LKPD ini membantu siswa untuk memproses informasi yang ada dalam pemikiranya
dan menyususn pengetahuan mereka sendiri tentang dunia social dan sekitarnya.