Anda di halaman 1dari 5

Dewasa ini, tantangan zaman semakin menunjukkan kedigdayaannya di dalam peradaban manusia.

Salah satunya perang pasar dagang, menyebarnya wabah covid-19 ditambah bonus demografi yang
semakin meningkat di masa pandemi sehingga berbagai macam tantangan ini menjadi PR kita
bersama untuk mengklasifikasi serta mengeksekusi tantangan-tantangan tersebut agar terbentuk
kestabilan sumber daya manusia. Belum lagi dengan adanya isu-isu perpecahan, perselisihan baik
secara politik dalam negeri hingga geo politik yang terjadi saat pandemi. Sehingga pelajar sekarang
membutuhkan beberapa kompetensi.

Ada 3 kompetensi yang dibutuhkan para pelajar yaitu :

1. Knowladge, para pelajar pastinya membutuhkan pengetahuan yang sangat luas. Maka dari
itu, para pelajar membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi atau interaksi :
- Antara individu dengan tuhannya
- Antara individu dengan individu
- Antara kelompok dengan kelompok, dan
- Individu dengan kelompok.

Sehingga dengan interaksi tersebut dapat mencapai visi misi dan wawasan dari seseorang
kepada sasaran tersebut.

2. Skill/Experience, dimana pelajar harus menyertai budi pekerti. Karena budi pekerti
merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas
kepribadian seorang, disamping itu juga dengan kita mempunyai budi pekerti atau akhlakul
karimah, Kita dengan mudah dapat memilah-milih dalam segala hal, termasuk pengalaman
ataupun kemampuan.
3. Empaty, didalam kompetensi ketiga ini seseorang dapat mengolah empati dengan
menggunakan budaya, sehingga nantinya dapat menumbuhkan naluri kemanusiaan serta
membuat seseorang memahami dan menumbuhkan koneksi dengan budaya apapun secara
emosional serta tulus dalam berhubungan dengan siapapun dan dalam kondisi apapun,
sehingga memiliki kesadaran tentang hakikat diri sendiri sebagai manusia.

Dari situ, kita dapat simpulkan alur bahwa Bahasa – Knowledge – Rabbunnas – Intimacy
Budi – Skill Experience – Malikinnas – Commitment
Budaya-Empaty-Ilahinnas-Passsion

B3 Education hadir sebagai wadah untuk mengeksplorasi dunia dari segi ekonomi, politik, agama
dan lain sebagainya.

Adapun B3 Education yang meliputi Budi, Budaya dan Bahasa yang memiliki korelasi penting
dalam membentuk jiwa moderat dan toleran terhadap sesama. Rencana aksi ini, penulis telah
mengklasifikasikan sesuai dengan porsinya, di antara lain : Budi, yang mempelajari tentang etika
manusia di dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan tuntunan agama. Bahasa, penulis
mengidentifikasi peran bahasa dalam interaksi maupun komunikasi yang digunakan sebagai usaha
untuk mempengaruhi tingkah laku dan tindak-tanduk orang lain. Selain itu, bahasa berfungsi untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Jika fungsi ini berlaku dengan baik, maka semua
kegiatan sosial akan berlangsung dengan baik pula. Budaya, seperti yang kita ketahui didalam
budaya banyak sekali komponen-komponen. Ternyata budaya juga mempunyai pengaruh sangat
luas dan bahkan dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya juga dapat mempengaruhi
beberapa aspek diantaranya agama, politik, pakaian, bangunan tradisional, adat istiadat, dan juga
terhadap bahasa dalam keseharian.

Dalam konteks tersebut kita dapat simpulkan dari ketiga komponen program aksi B3 Education
ini budi pekerti seseorang serta bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari merupakan
salah satu pokok utama dari budaya.

Penulis merasa bahwa program aksi ini sangat berbeda dengan aksi diluar sana. Karena,didalam
penerapan moderasi beragama kita tidak hanya memberika materi-materi terhadap sasaran. Tetapi
dari program ini kita langsung terjun ke lapangan. Kita ambil contoh mengenai point pertama yaitu
budi.

Budi, dimana sasaran yang merupakan siswa-siswi dan khalayak umum. Setelah mereka
mempelajari mengenai budi pekerti, mereka langsung disugukan oleh kegiatan kegiatan bakti sosial
seperti, SGC (Sunan Giri Care) yang mana dalam kegiatan SGC ini siswa-siswi dengan warga desa
membangun kerja sama dalam penyemprotan disinfektan ke musholla-musholla yang ada diarea
sekita tempat tinggal penulis, pemberian sembako setiap 2 minggu sekali kepada masyarakat yang
kurang mampu. Selain SGC, ada juga kegiatan jum’at sedekah yang mana dana dari kegiatan
tersebut dimanfaatkan untuk program Qubah (Qurban Berkah), setelah itu,daging hasil qurban
tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar.

Bahasa, seperti yang penulis sempat katakana bahwa peran bahasa sebagai alat komunikasi control
sosial. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Karena
dalam berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Penulis
mengambil poin bahsa dalam program aksi B3 Education ini dilatarbelakangi oleh situasi wisata
yang ada dirempat tinggal penulis. Karena di tempat tinggal penulis merupakan tempat wisata yang
juga banyak mendatangkan banyak wisatawan asing, domestic maupun mancanegara. Kebanyakan
yang masuk kedaerah setempat yaiut warga dari mancanegara.

Sehingga disaat liburan tiba, sekolah si penulis biasanya didatangi oleh tamu luar negeri dan dari
situ siswa-siswi yang telah belajar mengenai bahasa asing mereka semua ditugaskan untuk menjadi
guide tour. Maka dari itu, bahasa sangat penting dalam menunjang keberhasilan program aksi B3
Education ini. Karena tanpa kita mengetahui atau mempelajari bahasa kita tidak akan bisa
menyampaikan beberapa maksud dan tujuan kita kepada orang lain.
Budaya, mengenai situasi budaya yang ada didesa penulis, situasi budaya masih sangat kental
dengan tradisi lokal seperti dibaan, manaqib, lailatussholawat, selamatan desa, dan lain-lain. Seperti
halnya kegiatan kemarin saat kita menyambut kedatangan tim mentor. Kita menyambut beliau
dengan budaya yang ada ditempat tinggal penulis berupa al-banjari. Selain itu, apabila sekolah kita
kedatangan oleh warga mancanegara kita tetap menyambut mereka dengan beberapa budaya-
budaya yang ada disekitar tempat tinggal penulis yang mana budaya tersebut kita kolaborasikan
sehingga menjadi 1 budaya yang terdiri dari beberapa unsur budaya.

Setelah pengenalan serta pembelajaran dari B3 Education ini kita melaksanakan kegiatan akhir berupa
“Jumus Katresnan Kabudoyo” yang menjadi gong atau target dari program aksi B3 education ini. Dalam
kegiatan tersebut penulis bekerjasama dengan beberapa tokoh-tokoh budayawan, tokoh agama, petua, serta
siswa-siswi madrasah yang ada di kabupaten pasuruan. Karena didalam kegiatan ini penulis dapat
menggaungkan moderasi beragama dalam budaya. Seperti yang kita ketahui, sebelum islam masuk budaya
lah yang lebih dulu masuk kedalam peradaban manusia. awal mula islam masuk yaitu dibawa oleh nabi
muhammad yang mana beliau menggunakan unsur budaya sebagai penyebaran agama islam. Dan methode
itu digunakan secara turun menurun oleh para waliyullah yaitu walisongo dalam menyebarkan ajaran agama.
Begitu pula dengan kita para Duta Harmoni yang berupaya untuk menyebarkan atau menggaungkan
moderasi beragama dengan cara kita masing-masing.

Target nyata yang dapat kita ambil dari program aksi B3 Education ini yaitu kita dapat mengetahui dan
mempraktikkan nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikatakan Oleh
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumus mengatakan, ”perlu adanya strategi kebudayaan dalam meperkuat
moderasi beragama”. Selain itu, beliau juga mengatakan bahwa “yang dimaksud strategi kebuyaan disini
yaitu upaya dalam menghidupkan kembali hati yang mati dan beku melalui pendekatan kebudayaan untuk
melembutkan hati dan meningkatkan kepekaan batin agar tumbuh kesadaran menjaga nilai kemanusiaan dan
melindungi harkat dan martabat manusia dalam beragama”.

Disatu sisi penulis telah berbicara dengan beberapa duta harmoni jawa timur untuk berkolaborasi dalam
menggaungkan moderasi beragama. Tetapi, banyak sekali kendala sehingga duta harmoni jawa timur tidak
dapat hadir dalam menggaungkan moderasi beragama ini.

Dan program aksi B3 Education ini tidak hanya menjadi event yang setelah berlangsung kemudian berhenti.
Tetapi B3 Education ini akan terus kita laksanakan sebagai upaya penyebaran moderasi beragama.
Dokumentasi Aksi B3 Education

SGC (Sunan Giri Care)


Kegiatan SGC (Sunan Giri Care) merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi dengan
warga desa sekitar yang membangun kerja sama
dalam penyemprotan disinfektan ke mushollah-
mushollah yang ada di desa sekitar

Jum’at Sedekah

Jum’at sedekah adalah kegiatan yang mana dana hasil dari


kegiatan ini dimanfaatkan untuk program QUBAH
(Qurban Berkah)

QUBAH (Qurban Berkah)

Kegiatan Qubah (Qurban Berkah) merupakan kegiatan


lanjutan dari program jum’at sedekah, setelah itu, daging
hasil qurban tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar

Salah satu bukti program yang mengarah pada salah satu


bahasa yang mana siswa-siswi yang telah mendapatkan
pengajaran mengenai bahasa (beasiswa) dimintai untuk
menjadi Guide Tour pada instansi Kaliandra Sejati

salah satu penerapan kearifan local yang ada ditempat


penulis berupa diba’an, manaqib, dan selamatan desa.
cara kita menyambut tamu salah satunya yaitu
dengan menggunakan tradisi local berupa al-banjari
karena itu merupakan salah satu wujud pelestarian
budaya setempat

Anda mungkin juga menyukai