Anda di halaman 1dari 74

GANGGUAN KESEIMBANGAN

CAIRAN – ELEKTROLIT,
DARAH, ASAM-BASA
Oleh: I Wayan Sukawana

06/01/2023 W. Sukawana 1
Pokok Bahasan
1. Edema
2. Dehidrasi
3. Shock
4. Gangguan Keseimbangan Elektrolit
5. Gangguan Peredaran Darah
6. Gangguan Keseimbangan Asam-Basa

06/01/2023 W. Sukawana 2
Struktur tubuh manusia
• rata-rata 18% protein
• 7% mineral
• 15% lemak
• 60% cairan
✓Terdiri dari air + Zat terlarut
✓Zat terlarut bermuatan listrik = elektrolit,
yg tdk bermuatan listrik = non elektrolit
✓Muatan listrik + = kation, muatan negatif
= anion
06/01/2023 W. Sukawana 3
Komposisi Cairan Tubuh
Membran sel dan dinding pemb
darah memisahkan posisi cairan
tubuh:
CIS = 40% BB
C Ints = 15% BB
C Intra Vaskular (plasma) = 5%

06/01/2023 W. Sukawana 4
Kation dan anion utama
Plasma (mEq) Intrasel

Kation
Natrium (Na+) 142 10
Kalium (K+) 4 160
Kalsium (Ca++) 5
Magnesium (Mg++) 3 35
An-ion
Klorida (Cl-) 103 2
Bikarbonat (HCO3-) 27 8
Fosfat (HPO4) 2 140
Sulfat (SO4) 1
Protein 16
Asam organik 5 55
06/01/2023 W. Sukawana 5
Plasma
• Mrp bagian cair dari darah.
• terdiri dari air (91,0%), Protein (8,0%), Mineral
seperti: NaCl, Bikarbonat dsb (0,9%) dan sisanya
berupa zat organik (glukosa, lemak, urea, dsb), gas,
hormon, enzim, antigen serta sel darah.
• jika dibiarkan diluar tubuh akan membeku kecuali jika
ditambahkan zat antikoagulan.
• Jika bekuan disingkirkan maka sisanya = serum.
• komposisi serum = plasma - fibrinogen & faktor
pembeku (II, V, dan VII)

06/01/2023 W. Sukawana 6
06/01/2023 W. Sukawana 7
Tekanan Osmotik dan Hidrostatik
• Tekanan osmotik = daya tarik air akibat
partikel yang larut didalamnya
• Tekanan hidrostatik = daya tekan cairan=
daya dorong

06/01/2023 W. Sukawana 8
06/01/2023 W. Sukawana 9
Mekanisme homeostasis
• melibatkan banyak organ dan mekanisme
terutama berkait dengan proses absorbsi,
sirkulasi, distribusi dan ekskresi.
• Melibatkan proses pergerakan cairan dari
satu kompartemen ke kompartemen
lainnya: osmosis, difusi, pengangkutan
aktif, penyaringan, pinosistosis dan
fagositosis.

06/01/2023 W. Sukawana 10
Faktor yang mempengaruhi
keseimbangan cairan
• Osmoreseptor (JG → Renin)
• Hormon: ADH (kelenjar pituitary posterior)
dan DH (kelenjar pituitary anterior),
Aldosteron (oleh kortex supra adrenal
• Pusat haus: hipotalamus, distimuli o/
peningkatan konsentrasi plasma &
penurunan Volume darah

06/01/2023 W. Sukawana 11
Gangguan keseimbangan
cairan tubuh

06/01/2023 W. Sukawana 12
1. Edema
• Mrp peningkatan volume cairan ekstravaskular
• Disertai dengan penimbunan cairan dalam sela-
sela jaringan dan rongga serosa. Spt:
hydrothorak, hydroperikardium, dan
hidroperitoneum (asites).
• Penimbunan cairan menyeluruh pada organ sub
kutis dan rongga tubuh lain = edema anasarka.
• Lebih nyata pada jaringan lunak atau jaringan
ikat yang renggang.

06/01/2023 W. Sukawana 13
Gambar edema dan asites

06/01/2023 W. Sukawana 14
Penyebab edema
• Retensi natrium
• Penurunan tekanan osmotik plasma
• Obstruksi limfatik
• Permeabilitas kapiler bertambah
• Tekanan daerah kapiler tinggi

06/01/2023 W. Sukawana 15
Retensi natrium
• Terjadi jika masukan natrium > dari luaran.
• Fisiologis: ginjal mengekskresi 150 meq Na+/ hr.
• Jika luaran menurun (ok: filtrasi glomerulus
menurun, gangguan jantung, skresi aldosteron
meningkat akibat penyakit hati atau sindroma
nefrotik) maka natrium akan tertahan.
•  Na+ mengakibatkan cairan hipertoni sehingga
air tertahan dan jumlah air ekstra sel meningkat
yang mengakibatkan edema

06/01/2023 W. Sukawana 16
 tekanan Osmotik Plasma
• Dipengaruhi oleh: natrium & protein
plasma
•  protein plasma normal 7-7,5 g/100 cc
• Protein merupakan bagian padat dalam
cairan intravaskular
• 60 % protein plasma merupakan albumin
• Albumin memiliki besar molekul yang
relatif kecil
06/01/2023 W. Sukawana 17
•   protein plasma (bocor atau kurang
intake) maka tekanan osmotik koloid
menurun, yg mengakibatkan proses
osmosa air dalam plasma ke cairan
interstitiil sehingga terjadi edema.
• Edema terjadi jika  albumin <2,5 mg/
100 cc
• Edema dapat terjadi jika  protein
jaringan  (akibat permeabilitas kapiler)
yang meningkat → menarik air ke
interstitiil.
06/01/2023 W. Sukawana 18
Obstruksi limfatik
• Saluran limfe spt vena kecil tetapi kaya katuf
• Saluran limfe dimulai dari jalinan kapiler halus
kemudian menjadi duktus torasikus
• Aliran limfe digerakan oleh kotraksi otot
• Berfungsi mengembalikan sebagian cairan dari
jaringan ke vaskular.
• Obstruksi ➔ cairan tertahan → edema
(limfadema).
• sering pd mastektomi radikal, infeksi filaria, dsb.

06/01/2023 W. Sukawana 19
Permeabilitas kapiler bertambah
• Endotel kapiler: membran semi permeabel
• Permeabilitas ditentukan o/ substansi semen
•  permeabilitas Ok/: infeksi berat, reaksi
anafilaktik, keracunan, anoksia, tekanan vena
yang meningkat, dsb ➔ maka protein plasma
keluar Vaskular → tekanan osmotik koloid
intravaskular  , tekanan osmotik interstitiil  →
sehingga air terosmosa keluar pembuluh darah
dan menimbulkan edema.

06/01/2023 W. Sukawana 20
Tekanan daerah kapiler yang tinggi

• Tek Kapiler: tergantung pada tonus arteriol dan


venula, kebebasan aliran darah dalam vena,
sikap tubuh dan tempratur
• Tekanan ini merupakan suatu daya untuk
memfiltrasi cairan keluar kapiler.
• Jika tekanan dalam venula lebih besar dari
tekanan osmotik maka akan terjadi edema.
• Penyebab: kongesti vena (obstruksi mekanik),
payah/ gagal jantung, obstruksi portal, dan
edema postural (seperti jika berdiri terus
menerus).
06/01/2023 W. Sukawana 21
2. Dehidrasi

06/01/2023 W. Sukawana 22
Pengertian
• Mrp suatu gangguan yang terjadi akibat
out put lebih besar daripada in take
sehingga jumlah air tubuh berkurang.
• Terjadi akibat: miskin air, miskin natrium,
atau miskin air disertai natrium
• Miskin air mengakibatkan dehidrasi primer

06/01/2023 W. Sukawana 23
Dehidrasi primer
• Penyebab: kurangnya intake, penyakit mental, koma
yang lama, pengeluaran berlebih (keringat)
• Pada tahap awal Na+&Cl- keluar bersama air tubuh
• selanjutnya terjadi peningkatan reabsorpsi Na+ >
pada ginjal sehinga cairan ekstrasel menjadi
hipertoni.
• Hipertoni cairan ekstra sel mengakibatkan difusi
cairan intrasel. Hal ini menimbulkan kompensasi rasa
haus dan pengeluaran ADH sehingga oliguria.
• Gejala khas: haus, mulut kering, air liur sedikit,
oliguria, sangat lemah, halusinasi, delirium
• Kematian: air hilang >15% dari total air tubuh
06/01/2023 W. Sukawana 24
Dehidrasi sekunder (miskin Na+)
• Akibat kehilangan banyak Na+ (muntah & diare
hebat).
•  Na+ mengakibatkan cairan intravaskular hipotoni,
sehigga memicu:
➢ Kompensasi dg hormon deuretik, dampaknya
banyak air dikeluarkan oleh ginjal.
➢ terjadi osmosa (cairan masuk kedalam sel),
mengakibatkan hipotoni cairan intra sel shg tidak
ada rasa haus.
• Gejala: nausea, muntah, kejang, sakit kepala, lesu
• Menurunnya volume darah, maka COP menurun →
tekanan darah turun, filtrasi glomerulus turun yang
mengakibatkan penimbunan nitrogen
06/01/2023 W. Sukawana 25
3. Shock
• Shock adalah suatu keadaan disparitas
(ketidak seimbangan) antara volume
darah dengan ruang vaskular.
• Terjadi sebagai akibat bertambahnya
ruang vaskular atau berkurangnya jumlah
volume darah.

06/01/2023 W. Sukawana 26
Shock primer
• Terjadi akibat bertambahnya ruang vaskular
sebagai akibat neurogen.
• Kejadian ini sering terjadi akibat kecelakaan,
rasa nyeri yang hebat, karena faktor emosi, dsb.
• Penderita nampak: sangat pucat, pingsan, nadi
kecil dan cepat, lemah, tekanan darah turun.
• Shock primer murni biasanya sebentar.

06/01/2023 W. Sukawana 27
Shock Sekunder
• terjadi akibat berkurangnya volume darah & toxin
• Terjadi beberapa saat stlh faktor penyebab muncul
• Tahap awal:  suplai darah keginjal memacu
pengeluaran adrenalin, maka terjadi vasokonstriksi
arteriole (vase kompensata).
• Jika tidak berhasil maka hati mengalami hipoksia,
dan tidak dapat mengaktifkan vasodepresor shg
pembuluh darah tidak memberikan reaksi terhadap
adrenalin (vase dekompensata). Shg pembuluh
darah tetap besar dan shock makin progresif dan
irreversibel.

06/01/2023 W. Sukawana 28
Gangguan Keseimbangan
Elektrolit

06/01/2023 W. Sukawana 29
Masalah Penyebab Tanda
Kekurangan natrium Minum air berlebih Cemas, takut, bingung
Umbah saluran cerna Kejang perut
Enema berulang Nadi cepat dan lemah
Infus dengan cairan bebas Piting edema atas sternum
elektrolit Kulit dingin dan lembab
Pemberian deuretik Hipotensi, Kejang
Air seni sedikit dan BJ rendah
Na plasma < 135 mEq.
Kelebihan natrium Masukan air tidak Selaput lendir kering,
memadai Rasa haus
Masukan NaCl berlebih Jaringan bengkak dan keras
Demam dengan nafas Kulit kemerahan
cepat Lidah kasap dan kering
Air seni sedikit dan BJ tinggi
Konvulsi, Demam
Na plasma > 147 mEq.

06/01/2023 W. Sukawana 30
Masalah Penyebab Tanda
Defisit Kalium Diare Nadi lemah
Penyakit usus Tekanan darah turun,
Luka bakar malaise
Pemberian deuretika Anoreksia
Alkalosis metabolik Otot lunak dan lemah
Gelombang U menyolok
K plasma < 4 mEq
Kelebihan kalium Ggn ginjal Nausea, Mudah
Infus K berlebih tersinggung
Asidosis metabolik Kelemahan otot, An-uria
Kolik usus,Diare,Nadi
iregular
Ventrikel fibrilation
K plasma >5,6 mEq

06/01/2023 W. Sukawana 31
Masalah Penyebab Tanda
Defisit kalsium Sariawan Kesemutan pada jari
Infus darah sitrat Kejang otot perut
Infeksi bawah kulit Tetany
Peritonitis, Diare Konvulsi
Koreksi asidosis >> Ca plasma < 4,5 mEq
Kekurangan Mg
Kelebihan kalsium Bedrest lama Otot rileks, Nyeri, Batu
Tumor kelenjar ginjal
parathyroid Mual dan muntah
Masukan vit D Penurunan kesadaran
berlebih Ca plasma >5,84 mEq

06/01/2023 W. Sukawana 32
Masalah Penyebab Tanda
Kekurangan Perdarahan kronis Depresi mental, Rasa
protein Luka bakar lelah
Masukan kurang Pucat, BB kurang
Daya lenting otot kurang
Edema,Hb/hematokrit
kurang
Kekurangan Mg Alkoholisme Disorientasi- halusinasi
Muntah-muntah Hipertensi, Tremor –
Diare tetani
Ggn penyerapan Refleks dalam dan
usus hiperaktif
GGK Konvulsi, Denyut nadi
cepat
Mg plasma < 1,4 mEq/L.
06/01/2023 W. Sukawana 33
Gangguan peredaran darah

06/01/2023 W. Sukawana 34
1. Hemoragi
• istilah untuk menunjukan keluarnya darah dari
susunan kardiovaskular.
• Istilah lain: hemorrhagia per diapedesin jika
keluarnya eritrosit dari pembuluh yang
nampaknya utuh.
• Perdarahan: pada kapiler, vena, arteri atau pada
jantung.
• Jika darah keluar dari tubuh = hemoragi
eksternal, jika masih dalam tubuh= perdarahan
internal.
Perdarahan bawah kulit

• Petechiae adalah perdarahan dibawah kulit


yang kecil-kecil sebagai akibat kebocoran
kapiler.
• Ecchymoses jika perdarahan dibawah kulit
berupa bercak-bercak.
• Purpura merupakan perdarahan bawah kulit
yang besarnya antara Petechiae dengan
Ecchymoses yang pada umumnya terjadi pada
penderita dengan penyakit tertentu.
06/01/2023 W. Sukawana 37
Perdarahan pada mukosa
• Hematoma: perdarahan setempat sudah membeku
• Apoplexia: penimbunan darah pd organ ttt (otak)
• Hemothorak : perdarahan pada rongga dada.
• Hemopericardium: perdarahan pd selaput jantung.
• Hemoperitoneum: perdarahan pada rongga perut.
• Hematocele: perdarahan dalam kantong (testes).
• Hemarthros: perdarahan pada rongga sendi.
• Menorrhagia: haid pada pertengahan siklus haid.
• Hematocolpos: penimbunan darah pada vagina.
• Hematometra: penimbunan darah dalam uterus.
• Hematosalpinx: penimbunan darah pd tuba fallopi.
Perdarahan setempat
• Epistaxis: perdarahan pada hidung.
• Hemoptysis: perdarahan pada paru-paru
dan saluran nafas yang dibatukkan.
• Hematemisis: perdarahan pada saluran
cerna yang dimuntahkan.
• Melena: perdarahan pada saluran cerna
yang diberakkan.
Penyebab perdarahan
• Kerusakan pembuluh darah
• Trauma
• Proses patologik
• Penyakit yang berhubungan dengan gangguan
pembekuanb darah.
• Kelainan pembuluh darah.
• Toxin (seperti racun ular, zat kimiawi, dsb) dapat
mengganggu permeabilitas endotel pembuluih
darah).
Akibat lokal perdarahan
• Tergantung pada area yang terkena.
• Perdarahan kecil-kecil bawah kulit tidak
mengakibatkan masalah yang serius.
• Perdarahan kecil pada medulla oblongata dapat
menimbulkan kematian.
• Perdarahan sub dura mengakibatkan
peningkatan tekanan intra kranial,
• Perdarahan pd rongga pleura mendesak paru-
paru,
• perdarahan pd rongga pericard akan
mengganggu pengisian jantung
Akibat sistemik
• Sangat tergantung pada cepat dan
banyaknya perdarahan.
• Perdarahan yang banyak dalam waktu
cepat menimbulkan sirkulasi kolaps dan
menyebabkan kematian.
2. Gangguan Aliran darah
1. Trombus
• Adalah benda yang tersusun atas unsur-unsur
darah yang terbentuk dalam pembuluh darah
(dimana jantung masih hidup).
• Trombus dapat terbentuk pada arteri, vena
(paling sering) dan jantung.
• Trombosis arteri sering ditemui pada arteri
tungkai bawah, a. Corronaria, a. Renalis, a.
Mesentrica.
06/01/2023 W. Sukawana 43
06/01/2023 W. Sukawana 44
Proses pembentukan tombus
• Tiga faktor; perubahan permukaan endotel, aliran
darah, dan perubahan konstitusi darah.
• Dinding pembuluh darah tidak rata/halus
mengakibatkan trombosit melekat. Kmd saling
melekat sehingga terbentuk massa yang menonjol
kedalam lumen.
• Lama kelamaan massa tsb dikelilingi leukosit,
eritrosit dan juga terbentuk benang-benang fibrin.

Akibat trombus
• sangat tergantung pada besar, jenis dan
tempat yang terkena.
➢Trombus pada vena mengakibatkan:
statis darah, bendungan masif, edema
dan kadang-kadang nekrotis.
➢Trombus dalam arteri mengakibatkan:
iskhemi, nekrosis, dan infark atau
gangren.
2. Embolus
• Embolus adalah benda asing yang tersangkut pada
suatu tempat dalam sirkulasi darah.
• Embolus dapat berupa zat padat, cairan atau gas.
• Sumber Embolus padat: trombus yg lepas (95%
penyebab emboli), sel tumor, bakteri dan jaringan.
• Embolus berbentuk cairan seperti lemak (lepas saat
farktur), atau cairan amnion.
• Embolus berbentuk gas dapat berupa udara, gas
nitrogen, dan carbon dioksida.
• Embolus dapat menimbukan gangguan bersifat
mendadak dan dapat mengancam kematian.

06/01/2023 W. Sukawana 47
3. Kelainan sel Darah
• gangguan yang terjadi pada salah satu
atau beberapa bagian darah sehingga
memengaruhi jumlah dan fungsinya

06/01/2023 W. Sukawana 48
06/01/2023 W. Sukawana 49
Anemia

• terjadi jika kadar sel darah merah, dan


warna darah (MCH) kurang atau Volume
sel darah (MCV) tidak normal
• Penyebab: perdarahan, kekurangan zat
Besi, Kekurangan Vitamin B12
• Gejala: pucat, mudah lelah, dan sering
sesak napas.

06/01/2023 W. Sukawana 50
06/01/2023 W. Sukawana 51
Polisitemia

• Merupakan kelainan darah akibat jumlah


sel darah merah terlalu banyak
• Penyebab: sumsum tulang memproduksi
terlalu banyak sel darah merah. Kondisi ini
dapat meningkatkan risiko penggumpalan
darah, stroke, hingga serangan jantung.

06/01/2023 W. Sukawana 52
Leukositosis
• jumlah sel darah putih terlalu banyak (>
9000 /µL darah).
• Leukositosis dapat disebabkan oleh
berbagai hal, seperti peradangan, infeksi,
alergi, hingga kanker darah.

06/01/2023 W. Sukawana 53
Leukopenia
• leukopenia apabila jumlah sel darah putih
kurang dari 4.000 /µL darah
• Penyebab: kekurangan vitamin B12, folat,
zinc, dan tembaga, Aplastik, kanker darah,
auto imun, kemoterafi, dsb.

06/01/2023 W. Sukawana 54
Trombositopenia
• jumlah trombosit kurang dari 150.000 sel
per mikroliter darah.
• Penyebab: demam berdarah, ITP, anemia
aplastik, dan leukemia; atau akibat efek
samping radioterapi dan kemoterapi.
• Gejala: Mimisan, Gusi berdarah,
Menstruasi yang lebih banyak dari
biasanya, BAB berdarah atau berwarna
hitam, Muntah darah, dsb.
06/01/2023 W. Sukawana 55
6. Ggn Keseimbangan Asam-
basa

06/01/2023 W. Sukawana 56
Konsep Asam-Basa

• Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat


lain (donor proton)
• Basa adalah zat yang dapat menerima ion H+ dari zat lain (akseptor
proton).
• Contoh:
➢ asam hidroklorida (HCl), membentuk ion Hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-)
➢ Asam karbonat (H2CO3), berionisasi membentuk ion H+ dan ion Bikarbonat (HCO3 - )
• Asam kuat adalah asam yang berdiosiasi dengan cepat untuk
melepaskan ion H+ dalam larutan, contohnya adalah HCl.
• Beberapa asam amino yang membangun protein dengan muatan akhir
negative merupakan basa, contoh Hb-
• Basa kuat adalah basa yg bereaksi secara cepat dan kuat dengan H+,
Contoh OH-

06/01/2023 W. Sukawana 57
• Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan
dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi
setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang
dikeluarkan oleh sel.
• Tubuh manusia mampu mempertahan
keseimbangan asam dan basa agar proses
metabolisme dan fungsi organ dapat berjalan
optimal.
• Keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia
diatur oleh dua sistem organ, yakni: paru dan ginjal.
➢ Paru berperan dalam pelepasan (eksresi CO2)
➢ Ginjal berperan dalam pelepasan asam.

06/01/2023 W. Sukawana 58
• Dua komponen asam-basa tubuh:
➢CO2 (karbondioksida) berperan sebagai
komponen asam. CO2 juga merupakan
komponen respiratorik. Kadar normal 35
– 45 mmHg.
➢HCO3- (bikarbonat) berperan sebagai
komponen basa dan disebut juga
sebagai komponen metabolik. Nilai
normalnya adalah 22 - 26 mEq/L
06/01/2023 W. Sukawana 59
• Gangguan keseimbangan asam basa
adalah kondisi ketika kadar asam dan
basa dalam darah tidak seimbang.
Kondisi ini dapat mengganggu kerja
berbagai organ.
• Kadar asam basa (pH) dalam darah
diukur dengan skala pH, dari 1-14.
• Kadar pH darah normal berkisar antara
7,35 sampai 7,45.
• Darah seseorang dinilai asam (Asidosis)
06/01/2023 W. Sukawana 60
Produksi dan ekskresi Asam-
Basa dlm Tubuh
• Glukoneogenesis dlm hati dari As.Amino
dg produk sisa: NH+ + HCO3-
• Metab As. Amino (S) di jaringan dengan
produk sisa H2SO4
as. Amino (P), sisa H2PO4
keduanya mrp asam kuat yg memberikan
Beban H+ ke CES = 50meq/L/hr.
• Membuang CO2 ke paru mrp proses
mengurangi beban H + di CES
06/01/2023 W. Sukawana 61
06/01/2023 W. Sukawana 62
06/01/2023 W. Sukawana 63
06/01/2023 W. Sukawana 64
06/01/2023 W. Sukawana 65
06/01/2023 W. Sukawana 66
Penilaian keseimbangan Asam-
Basa
• HCO3- : H2CO3 = 20 : 1
➢Perubahan fraksi basa mrp gangguan
metabolik,
➢perubahan pada fraksi asam mrp ggn
respiratorik.

06/01/2023 W. Sukawana 67
06/01/2023 W. Sukawana 68
Faktor yang Mempengaruhi
Keseimbangan Asam dan Basa
• Sistem buffer: fungsi menetralisir kelebihan
ion hydrogen (bersifat temporer dan tidak
melakukan eliminasi), macam:
➢ Bikarbonat
➢ Protein
➢ Hemoglobin
➢ Fosfat
• Paru-paru: dibawah kendali medula otak
untuk mengendalikan karbondioksida
• Ginjal
06/01/2023 W. Sukawana 69
Gangguan Keseimbangan
Asam Basa
1. Asidosis Respiratorik: keasaman darah yang
berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam
darah sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk
atau pernafasan yang lambat (akibat ggn saraf atau
otot dada).
➢ Gejala: sakit kepala, rasa mengantuk, berlanjut
menjadi stupor bahkan koma.
➢ Stupor dan koma dapat terjadi dalam beberapa saat
jika pernafasan buruk atau setelah beberapa jam
jika pernafasan tidak terlalu terganggu.
➢ Ginjal beusaha mengkompensasi menahan
bikarbonat.
➢ Penanganan: meningkatkan fungsi dari paru-paru.
06/01/2023 W. Sukawana 70
2. Asidosis Metabolik
• adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai
dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
• usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dengan
pernafasan yang lebih dalam dan lebih cepat. Ginjal juga
berupaya meningkatkan ekskresi asam. Jika mekanisme
tersebut berlebihan, justru akan menghasilkan terlalu banyak
asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan
keadaan koma.
• Penyebab: Kelebihan produksi asam, Kurangnya cadangan
dapar/ buper, kurangnya ekskresi asam.
• Gejala: mual, muntah, kelelahan, pernafasan menjadi lebih
dalam atau lebih cepat, penurunan tekanan darah, syok,
koma dan kematian.
• Penanganan: mengatasi penyebab dan pemberian
bikarbonat.

06/01/2023 W. Sukawana 71
3. Alkalosis Respiratorik
• suatu keadaan dimana darah menjadi basa
karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida
dalam darah menjadi rendah.
• Peyebab: Pernafasan yang cepat dan dalam
(hiperventilasi) sehingga terlalu banyaknya jumlah
karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah.
• Tanda/ gejala: rasa cemas, rasa gatal disekitar
bibir dan wajah, Jika makin memburuk: kejang otot
dan penurunan kesadaran.
• Penanganan: perbaikan ventilasi, bronkodilator
untuk spasme bronkhus

06/01/2023 W. Sukawana 72
4. Alkalosis Metabolik
• keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena
tingginya kadar bikarbonat
• Penyebab: tubuh kehilangan terlalu banyak asam,
contoh: kehilangan asam lambung berlebih akibat
muntah berkepanjangan atau bila asam lambung
disedot dengan selang lambung
• Tanda/ gelaja: iritabilitas (mudah tersinggung), otot
berkedut dan kejang otot. Bila terjadi alkalosis yang
berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan
spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).
• Penanganan: pemberian cairan dan elektrolit (natrium
dan kalium), pada kasus yang berat diberikan
amonium klorida secara intravena.

06/01/2023 W. Sukawana 73
06/01/2023 W. Sukawana 74

Anda mungkin juga menyukai