Anda di halaman 1dari 39

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENGISIAN REGISTRASI RAWAT INAP


No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 053/RSKIAANNISA/YANMED 085/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin


STANDAR
PROSEDUR Tanggal Revisi :
OPERASIONAL
05 Februari 2016
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu cara yang digunakan untuk melengkapi pencatatan pasien pada buku
register rawat inap.

Tujuan 1.Pencatatan lengkap dan benar.


2.Memudahkan untuk merekap data sesuai kebutuhan.
Kebijakan 1.Buku register di isi lengkap dan benar selambat-lambatnya 1 x 24 jam.
2.Buku register tersebut tetap disimpan di instalasi dalam kurun waktu 5
tahun terakhir.
Persiapan Buku register rawat inap.

Prosedur 1. Kolom tanggal dan bulan


Di isi tanggal dan bulan pasien datang berkunjung
2. Urut
Tulis nomor unit penulis
3. Dokumen medik
Tulis nama DM 6 angka terakhir (no depan nol tidak perlu ditulis)
4. Nama
Tulis nama pasien sesuai KTP
5. Alamat
Tulis alamat lengkap sesuai KTP
6. Umur pasien
Di isi umur pada kolom laki-laki jika pasien laki-laki, dan umur di kolom
perempuan jika pasien perempuan (sesuai KTP dan dikonfirmasikan
dengan kenyataan)
7. Tanggal masuk rumah sakit
Tulis tanggal awal masuk RS, jam, ruangan dan nama kamar.
8. Pemeriksaan kebidanan
Diisi lengkap GPA
9. Penolong
Tulis lengkap penolong kelahiran (dokter, bidan, perawat)
10. Diagnosa
Di tulis lengkap diagnosis kerja terakhir pasien.
Unit Terkait Pelaksana; semua tenaga medis, keperawtaan dan kebidanan.

Pengawasan terhadap pelaksanaan SPO ini; Bagian Pelayanan Medis, Bidang


Keperawatan dan Satuan Pengawas Internal
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT
KHUSUS IBU DAN 054/RSKIAANNISA/YANMED 086/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin


STANDAR
PROSEDUR Tanggal Revisi :
OPERASIONAL
05 Februari 2016
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pasien yang pulang atas permintaan sendiri atau permintaan keluarga pasien
sendiri, oleh dokter yang merawat belum di izinkan pulang.

Tujuan Agar pasien yang pulang atas permintaan sendiri di berlakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Kebijakan Adanya kebijakan / ketentuan tentang pasien pulang atas permintaan sendiri.

Prosedur 1. Periksa catatan medic pasien


2. Beri salam dan perkenalan diri
3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur pasien pulang
atas permintaan sendiri
4. Beri kesempatan pasien / keluarga pasien untuk bertanya
5. Jelaskan cara pengisian blangko pasien pulang atas permintaan sendiri
6. Persilahkan pasien / keluarga pasien untuk menandatangani blangko atau
CM pasien pada kolomnya yang telah disediakan dan tulis nama
7. Lepaskan alat – alat medis yang terpasang pada pasien
8. Persilahkan keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi
9. Jelaskan dan berikan sisa obat pasien
10. Berikan hasil laboratorium dan roentgen
11. Antar pasien sampai depan pintu rumah sakit dengan kursi roda /
brancard.
12. Ucapakan selamat jalan dan terima kasih kepada pasien
13. Cuci tangan
14. Lakukan pendokumentasian
Unit Terkait Pelaksana; Tenaga medis (keperawtaan dan kebidanan)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMINDAHKAN PASIEN DARI IGD/POLIKLINIK KE UNIT
RAWAT INAP

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN 055/RSKIAANNISA/YANMED 087/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memindahkan pasien dari IGD / Poliklinik keruangan untuk mendapatkan


perawatan lanjutan

Tujuan 1. Pasien mendapat ruangan / kamar sesuai dengan indikasi hak dan
permintaan pasien / keluarga
2. Untuk perawatan di ruang perawat
Kebijakan 1. Ada pernyataan tertulis masuk rumah sakit (MRS) / rawat inap
2. Terdaftar diloket rekam medis
3. Pasien wajib mendapat penjelasan tentang ruangan yang di tuju dan pola
tarif
4. Pasien di antar oleh petugas perawat
Prosedur 1. Petugas rekam medis
- Menyiapkan CM dan mengisi identitas secara lengkap berdasarkan
surat MRS
- Menanyakan kepada keluarga pasien tentang ruangan yang dicari
- Registrasi
- Menyerahkan CM kepada keluarga untuk di bawa ke IGD / poliklinik

2. Perawat IGD / Poliklinik

- Menerima dan meneliti kelengkapan identitas pada CM sesuai apa

fungsi masing – masing (perawat,dokter)

- Registrasi

- Menghubungi konfirmasi tempat yang dituju

- Memberikan penjelasan kepada pasien / keluarga tentang ruangan

- Mengantar pasien ke ruangan oleh perawat

- Serah terima pasien dengan perawat ruangan

Unit Terkait Pelaksana; Tenaga medis (keperawtaan dan kebidanan)


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PELAYANAN ADMINISTRASI & PEMBAYARAN PASIEN
RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN 056/RSKIAANNISA/YANMED 088/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR 05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu system dalam pengelolaan administrasi melalui pelayanan dokter


spesialis dan pelayanan keperawatan serta administrasi pembayaran pasien
rawat jalan / poliklinik

Tujuan 1. Agar pasien mendapat pelayanan yang cepat dan tepat serta mencegah
adanya tumpang tindah pelayanan keperawatan
2. Untuk memberikan kepuasan kepada pasien
3. Agar tercapai efisiensi dan efektifitas waktu, biaya, tenaga bagi pasien /
petugas.
Kebijakan 1. Waktu pelayanan poliklinik jam 10.00 wita, 17.00 wita dan 19.00 wita.
2. Setiap pasien berobat supaya mendapat pelayanan dokter spesialis
3. Setiap berobat supaya mengisi formulir identitas rangkap 2 ( dua)
4. Untuk pasien lama menyerahkan kartu KIB ( Kartu Identitas Berobat ) dan
mengisi formulir identitas rangkap 2 ( dua )
5. Pasien selanjutnya menunggu di poliklinik masing – masing sesuai kasus
masing – masing
6. Ada penjelasan prosedur tindakan / program perawatan lanjutan bila di
perlukan
7. Pada pasien yang tidak dapat berjalan sendiri di jemput oleh petugas
penyelanggara atas pemberitahuan dari petugas informasi
8. Pasien konsul kebagian lain bila diperlukan di antar oleh petugas
9. Panggilan kepada pasien harus sopan dengan menyebutkan bapak / ibu
sesuai umur dan kelamin kecuali anak – anak.
Prosedur 1. Resepsionis mencari dan atau mengisi identitas pasien di buku rekam
medik.
2. Resepsion mengarahkan pasien/keluarga ke poliklinik yang di tuju
3. Asisten dokter menerima status pasien yang di bawa oleh petugas
resepsionis.
4. Perawat melakukan anamnesa kepada pasien dan meregestrasi serta
mengarahkan pasien menunggu untuk diperiksa oleh dokter sesuai
antrian.
5. Dokter memeriksa pasien dan memberikan program terapi, bila di lakukan
tindakan diagnostik perawat melaporkan kepetugas billing untuk di input.
6. Petugas billing memberikan print out biaya tindakan dan pengarahan
untuk mengurus biaya pengobatan tindakan di kasir pada masing –
masing poliklinik
7. Setelah biaya administrasi pengobatan / tindakan selesai dan ada bukti
pembayaran
8. Petugas resepsionis mengambil seluruh status pasien di masing – masing
poliklinik setelah semua praktek selesai.
Unit Terkait - Instalasi Rekam Medik
- Administrasi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBAYARAN PASIEN RAWAT INAP KELUAR RUMAH
SAKIT

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN 057/RSKIAANNISA/YANMED 089/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR 05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Menyiapkan rekapitulasi pembayaran pasien keluar rumah sakit yang sudah di
ijinkan pulang, pulang atas kemaun sendiri atau karena meninggal.

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas pelayanan pasien Keluar RS


2. Memudahkan administrasi pembayaran pasien Keluar
Kebijakan 1. Ada bukti tertulis pasien boleh pulang, pulang atas kemauan sendiri,
maupun meninggal
2. Ada rincian pembayaran dari petugas ruangan
3. Klarifikasi input tindakan medis maupu penggunaan obat di unit terkait,di
lakukan oleh petugas loket keuangan atau lewat telepon langsung
kebagian yang di inginkan
4. Persiapan kelengkapan administrasi pembayaran di lakukan oleh petugas
ruangan
Prosedur 1. Perawat/bidan menginformasikan kepada pasien, keluarganya bahwa
sudah di ijinkan pulang oleh dokter setelah ada bukti tertulis dan
memberiakn penjelasan tentang prosedur pembayaran pasien
pulang/meninggal
2. Petugas billing maupun perawat/ bidan di ruangan melakukan verifikasi
data – data kegiatan pelayanan maupun penggunaan obat/alat oleh
pasien sebelum menyerahkan datra rincian pembayaran pada keluarga
pasien
3. Petugas biling menyerahkan data rincian pembayaran kelengkapan
formulir /kartu yang di perlukan penyelasaian administrasi
4. Perawat atau bidan menjelaskan kepada keluarga pasien yang meninggal
untuk menyelesaikan administrasi keuangan di loket pembayaran terlebih
dahulu sebelum jenazah di bawa pulang
5. Petugas biling maupun perawat/bidan di ruangan menerima bukti
pelunasan maupun kartu penagguhan setelah pasien/ keluarganya
menyelesaikan administrasi pembayaran
6. Petugas biling menyerahkan data rincian pembayaran serta kelengkapan
formulir/ kartu yang di perlukan untuk penyelesaian administrasi
pembayaran
7. Perawat/bidan menjelaskan kepada keluarga pasien yang meniNggal
untuk menyelesaikan administrasi keuangan di loket pembayaran terlebih
dahulu sebelum jenazah di bawa pulang
8. Petugas biling maupun perawat/bidan di ruangan menerima bukti
pelunasan maupun kartu penangguhan setelah pasien/keluarganya
menyelesaikan administrasi
Unit Terkait Divisi keuangan dan divisi administrasi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENANGANAN SAMPAH DI UNIT-UNIT RUANGAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 058/RSKIAANNISA/YANMED 090/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Cara membuang sampah, baik sampah medis maupun umum dari unit – unit
pelayanan ke TPA / Incenerator

Tujuan 1. Menjaga kebersihan


2. Mencegah infeksi
3. Menghindari kecelakaan
Kebijakan 1. Adanya pemeliharaan tempat sampah yaitu sampah medis dan non medis
2. Adanya tempat sampah khusus untuk tempat sampah medis tajam
3. Ada tenaga khusus (CS) yang menangani sampah
4. Ada denah jalur pengiriman sampah dan tas pengumpulan sampah
5. Sampah umum di buang ke TPA, sampah medis di buang ke TPS
sebelum dibakar di incinerator
6. Sebelum pukul 07.00 wita, sampah sudah harus di kirim ke TPA/ke TPS
sebelum dibkar di Incenerator
Prosedur 1. Tas Plastik dua warna
-Kuning untuk sampah medis
-Hitam untuk sampah umum

2. Tempat sampah medis

3. Tempat sampah medis tajam

4. Tempat sampah non medis

Unit Terkait 1. Menyiapkan tempat sampah yaitu: tempat sampah berisi plastik warna
hitam/putih
2. Petugas ruangan mengumpulkan sampah di pos pengumpulan sampah
masing – masing dalam plastik tertutup sebelum pukul 07.00 wita.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PASIEN PULANG SEMBUH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 059/RSKIAANNISA/YANMED 091/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Keadaan pasien yang secara medis sudah dinyatakan sembuh / tidak perlu
perawatan di rumah sakit oleh dokter yang merawat.

Tujuan 1. Mencegah infeksi silang

2. Memberikan rasa nyaman kepada pasien / keluarga.

Kebijakan Instruksi tertulis dari dokter dan persiapan pasien pulang dilakukan oleh
perawat.

Persiapan 1. Periksa catatan medis pasien


2. Beri salam dan perkenalan diri
3. Beritahu pasien / keluarga bahwa pasien sudah di nyatakan sembuh oleh
dokter dan di perbolehkan pulang
4. Beri kesempatan kepada pasien / keluarga untuk bertanya
5. Cek obat – obatan
6. Cek bon obat dan alkes pasien
7. Catat kwitansi pembayaran pasien pada buku register
8. Beri tahu keluarga pasien agar menyelesaikan administrasi
9. Serahkan obat pasien dan hasil pemeriksaan penunjang pasien
10. Lengkapi resume pasien pulang pada catatan medic pasien
11. Serahkan kartu control pasien dan jelaskan
12. Siapkan pasien
13. Antar pasien kalau perlu pakai kursi roda / brancard sampai di depan pintu
gerbang Rumah sakit
14. Bereskan alat – alat
15. Cuci tangan dengan antis
Unit Terkait Ruang Rawat Inap
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
INFORMED CONCENT
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 060/RSKIAANNISA/YANMED 092/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Persetujuan tindakan medic informed consent adalah persetujuan yang


diberikan oleh pasien/keluarganya atas dasar penjelasan tindakan medis yang
dilakukan terhadap pasien.

Tujuan 1. Terselenggaranya pelayanan tindakan medis secara aman


2. Pasien dapat mengetahui, memahami tindakan dengan haknya tanpa ada
intervensi dari manapun.
Kebijakan Tindakan medis harus menggunakan informed consent sesuai dengan protap

Persiapan 1. Dokter menjelaskan selengkap lengkapnya tentang rencana tindakan


medis, manfaat serta resiko yang dapat timbul dari tindakan medis tersebut
2. Memberikan hak bertanya kepada pasien atau keluarga
3. Menyetujui tindakan medis dengan menandatangani blanko persetujuan
medis
Unit Terkait Dokter
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENYIAPKAN PASIEN KONSUL
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 061/RSKIAANNISA/YANMED 093/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan kebagian lain yang diperlukan oleh
dokter yang merawat/menanganinya, baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan.

Tujuan 1. Efektifitas pelayanan pasien yang melakukan konsul.

2. Untuk mendapatkan gambaran dalam menentukan diagnosa perawatan

tindakan dan terapi atau asuhan keperawatan.

Kebijakan 1. Ada permintaan tertulis konsul dari dokter yang merawat menangani
pasien.
2. Semua pasien rawat inap di berlakukan bed konsul, kecuali bila di perlukan
alat – alat tertentu yang tidak memungkinkan dibawa keruangan rawat inap.
3. Konsul rawat jalan dilakukan setiap hari pada jam kerja poliklinik.
4. Konsul rawat inap dan konsul emergensi dilakukan dengan mehubungi via
telpon ke dokter konsultan yang bersangkutan setiap saat.
5. Jawaban konsul sudah ada pada hari yang sama.
Persiapan 1. Perawat/bidan meneliti kelengkapan status dan surat.
2. Perawat/bidan menjelaskan pada pasien / keluarga tujuan konsul.
3. Perawat/bidan menghubungi dokter konsultan, untuk pasien rawat jalan bila
diperlukan pasien di antar ketempat konsul.
4. Perawat/bidan mendampingi pasien saat konsultasi langsung.
5. Perawat/bidan membaca dan melaporkan hasil konsul kepada dokter yang
merawat.
Unit Terkait Semua SMF
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
REKUITMEN DAN SELEKSI TENAGA KEPERAWATAN
BARU

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN 062/RSKIAANNISA/YANMED 094/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR 05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Penerimaan tenaga keperawatan baru melalui sistem seleksi Rumah Sakit
Khusus Ibu dan Anak Annisa.

Tujuan Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan

Tujuan Khusus 1. Mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan
kompetensi dan kualitas yang di butuhkan.
2. Tersedia SDM keperawatan untuk memenuhi kebutuhan tenaga di
pelayanan keperawatan.
Persiapan 1. Memiliki latar belakang pendidikan keperawatan sebagai berikut:
a. Sarjana keperawatan + Ners
b. Sarjana keperawatn
c. Diploma 4 keperawatan/kebidanan
d. Diploma 3 keperawatan/kebidanan/anesthesia
2. Memiliki sertifikat pelatihan dan keperawatan sebagai berikut:
a. Pelatihan penanganan Gawat Darurat (PPGD)
b. Pelatihan Resusitasi Neonatus (PRN)
c. Sertifikat lain untuk penempatan di unit – unit khusus lainnya
Prosedur Kepala Bagian Tata Usaha:

1. Menginformasikan adanya tenaga–tenaga baru di RSKIA Annisa termasuk


formasi keperawatan.
2. Menetapkan nama–nama calon karyawan di RSKIA Annisa.
Seksi Keperawatan:

1. Mengajukan usul ketenagaan tiap Tahun kepada bidang tata usaha


sebagai bahan untuk penerimaan pegawai baru.
2. Mengajukan usul kebutuhan tenaga keperawatn sesuai dengan formasi
yang ada.
Panitia Penerima:

1. Menginformasikan kepada masyarakat rencana rekuritmen tenaga baru di


RSKIA Annisa.
2. Menerima surat lamaran calon pegawai baru.
3. Melakukan seleksi calon pegawai baru dengan ketentuan yang ditetapkan.
Unit Terkait Bagian Tata Usaha
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PROMOSI JENJANG KARIER
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 063/RSKIAANNISA/YANMED 095/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pengembangan karier tenaga keperawatan dalam lingkup fungsional


keperawatan.

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas tenaga keperawatan.


2. Pengembangan pelayanan keperawatan.
3. Pengembangan karier tenaga keperawatan.
Tujuan Khusus 1. Pedoman pengelolaan SDM RSKIA Annisa No….. Tahun….
2. Pengembangan karier melalui tahap sebagai berikut:
- Pelaksanaan keperawatan
- Perawat primer
- Pengamat
- Kepala ruangan /rawat jalan
3. Penetapan pengawas, kepala ruangan dengan SK Direktur RSKIA Annisa.
4. Penunjukan perawat primer, pengawas keperawatan oleh kepala ruangan.
Persiapan Ketentuan Pomosi:

Perawat Primer

1. Pendidikan minimal Diplom 3 Keperawatn Kebidanan


2. Dinilai memiliki motivasi, dedikasi dan prestasi kerja serta kemampuan
memimpin baik oleh atasan langsung dan seksi keperawatan
3. Sehat fisik dan mental
Pengawas keperawatan

1. Menjadi perawat primer.


2. Pendidikan minimal Diploma 3 Keperawatan/Kebidanan
3. Dinilai memiliki motivasi, dedikasi dan prestasi kerja serta kemampuan
memimpin baik oleh atasan langsung dan seksi keperawatn
4. Sehat fisik dan mental
Kepala Ruangan/poliklinik

1. Menjadi perawat pengawas keperawatan


2. Pendidikan minimal Diploma 3 Keperawatn/Kebidanan
3. Dinilai memiliki motivasi, dedikasi dan prestasi kerja serta kemampuan
memimpin baik oleh atasan langsung dan seksi keperawatan.
4. Sehat fisik dan mental
Prosedur 1. Kepala ruangan mengajukan staf yang memiliki kinerja yang sudah dinilai
sesuai ketentuan / kebijakan
2. Mengkaji dan melanjutkan usulan kepala ruangan kepada seksi
keperawatan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PROMOSI JENJANG KARIER
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 063/RSKIAANNISA/YANMED 095/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Prosedur 3. Seksi keperawatan menilai kembali dan mempertimbangkan usulan


promosi tersebut
4. Seksi keperawatan memanggil staf yang akan dipromosikan untuk
menjelaskan maksud promosi tersebut
5. Membuat SK Direktur kepada staf yang di promosikan sesuai dengan
jenjang karier yang di tentukan
Unit Terkait Kepala Ruangan dan Bagian Tata Usaha
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENDIDIKAN DAN MANAJEMEN PELATIHAN
KEPERAWATAN

RUMAH SAKIT No. Dokumen No. Revisi No. Halaman


KHUSUS IBU DAN 064/RSKIAANNISA/YANMED 096/RSKIAANNISA/YANMED 1
ANAK ANNISA /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
BANJARMASIN
Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

Tanggal Revisi :
STANDAR
PROSEDUR 05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Mengikuti pendidikan lanjutan keperawatan maupun pelatihan teknis dan


manajemen keperawatan di dalam atau di luar RSKIA Annisa.

Tujuan 1. Meningkatkan kualitas tenaga keperawatan


2. Pengembangan pelayanan kesehatan
Kebijakan 1. Adanya data staf yang akan melanjutkan pendidikan/mengikuti pelatihan
keperawatan yang di perlukan RSKIA Annisa di seksi keperawatan.
2. Memiliki masa kerja lebih dari 3 tahun di RSKIA Annisa.
3. Umur maksimal 40 tahun.
4. Mendapatkan rekomendasi dari atasan langsung maupun jajaran seksi
keperawatan.
5. Memiliki dedikasi, motivasi dan prestasi kerja baik yang di nilai atasan
langsung maupun seksi keperawatan.
6. Mengikuti pendidikan/pelatihan setelah 3 tahun dari pelatihan
sebelumnya.
7. Sehat fisik dan mental.
8. Bertempat tugas di unit keperawatan yang di maksud dalam rencana
pendidikan maupun pelatihan.
9. Tidak pindah dari RSKIA Annisa setelah dari pendidikan/pelatihan minimal
3 tahun setelah lulus.
Prosedur Tenaga keperawatan

1. Mendaftar untuk melanjutkan pendidikan/ mengikuti pelatihan


keperawatan yang di perlukan RSKIA Annisa di bidang
keperawatan/kebidanan.
2. Untuk melanjutkan pendidikan tenaga yang bersangkutan menentukan
institusi pendidikan yang di maksud sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Bidang keperawatan

1. Menentukan perawat/bidan yang akan melanjutkan pendidikan sesuai


dengan perencanaan pengembangan keperawatan.
2. Melakukan evaluasi untuk memastikan persiapan terkait melanjutkan
pendidikan maupun mengikuti pelatihan keperawatan.
3. Melakukan evaluasi kepada tenaga terkait setelah mengikuti
pendidikan/pelatihan keperawatan.
4. Melakukan koordinasi dengan bagian pendidikan dan pelatihan untuk
pelaksanaan diklat keperawatan.
Unit Terkait Diklat
Bagian Tata Usaha

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MUTASI DAN ROTASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 065/RSKIAANNISA/YANMED 097/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Mutasi:

Pengalihan tempat tugas baik bagi tenaga keperawatan dari unit/jajaran


keperawatan ke luar jajaran keperawatan di lingkungan RSKIA Annisa.

Rotasi :

Pengalihan tempat tugas bagi tenaga keperawatan dari satu ruangan ke


ruangan, atau dari satu unit keperawatan keruang unit keperawatan lainnya
dalam lingkungan RSKIA Annisa.

Tujuan 1. Pengembangan kualitas tenaga keperawatan


2. Penempatan tenaga keperawatan sesuai dengan keahliannya
3. Pembinaan etika profesi keperawatan
4. Mencegah kejenuhan kerja di satu unit keperawatan
Kebijakan 1. Pedoman pengelolaan SDM RSKIA Annisa No…. Tahun 20….
2. Rotasi dilakukan dalam jangka waktu 2- 4 tahun
3. Rotasi didalam satu unit instalasi dilakukan oleh kepala ruangan dan
diinformasikan ke seksi keperawatan.
4. Rotasi antar instalasi dilakukan oleh kepala seksi keperawatan dan di SK
kan oleh Direktur RSKIA Annisa.
5. Mutasi diusulkan oleh kepala seksi keperawatan dan di SK kan oleh
Direktur RSKIA Annisa.
6. Mutasi dilakukan bila tenaga keperawatan yang terkait tidak
memungkinkan lagi untuk bekerja di unit keperawatan setelah dilakukan
evaluasi dan pembinaan.
7. Mutasi dan rotasi dilakukan berdasarkan usulan kepala seksi keperawatan
untuk pengembangan keperawatan.
8. Rotasi dilakukan dengan menggunakan surat pengantar yang
ditandatangani oleh Direktur RSKIA Annisa.
Prosedur Seksi keperawatan :

1. Menyusun program rotasi berdasarkan masukan kepala ruangan setiap


tahun.
2. Melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap perawat/bidan yang akan
mutasi/rotasi.
3. Menginformasikan kepala ruangan terkait pengalihan tenaga keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MUTASI DAN ROTASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 065/RSKIAANNISA/YANMED 097/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Kepala Ruangan :

1. Membuat usulan rencana rotasi tiap tahun.


2. Melakukan evaluasi dan pembinaan terhadap staf dan jajarannya
sehubungan dengan pelaksanaan rotsi dan mutasi.
Tujuan Kepala Ruangan
Kabag Tata Usaha
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
CUTI DAN IZIN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 066/RSKIAANNISA/YANMED 098/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Hak libur keperawatan baik berupa cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit, cuti
hamil/melahirkan maupun pemberian izin karena alasan penting dan
ketentuan ketidak hadiran tanpa keterangan.

Tujuan Mengatur waktu libur tenaga keperawatan baik sakit maupun sebagai hak libur
sebagai staf RSKIA Annisa.

Kebijakan 1. Pedoman pengelolaan SDM RSKIA Annisa No…. Tahun 20…


2. Perawat/bidan terkait di wajibkan mengajukan surat permohonan cuti
kepada atasan langsung atau sesuai dengan ketentuan berlaku.
Cuti Tahunan:

1. Di ambil dalam tahun yang bersangkutan.


2. Perawat/bidan mendapat hak cuti tahunan 12 hari kerja.
Cuti Sakit:

1. Dengan surat keterangan dokter


2. Bila sakit berlangsung lama /opname, surat sakit di perpanjang setiap 2
minggu.
3. Sakit dengan surat pribadi atau informasi sakit lewat telpon selanjutnya
disampaikan dengan surat keterangan dokter.
Cuti Hamil/ Melahirkan :

1. Lamanya 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum melahirkan dan 2 bulan setelah


melahirkan.
2. Bila pengambilan cuti di luar ketentuan di atas maka perawat/bidan yang
bersangkutan diwajibkan membuat surat permohanan.
Cuti Besar :

1. Cuti besar di ajukan setelah masa kerja 5 tahun berturut-turut sebagai Staf
karyawan RSKIAAnnisa.
2. Pengajuan cuti dibuat pada awal tahun.
3. Pemberian cuti diatas seizin pimpinan yang disesuaikan dengan situasi
ketenagaan yang ada.
4. Bila pada tahun bersangkutan cuti di ambil, maka perawat/bidan yang
bersangkutan tidak mendapat cuti tahunan.
5. Tunjangan jabatan dan tunjangan fungsional dibayarkan selama
menjalankan cuti besar atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Izin dengan alasan penting

Diberikan 3 hari untuk perawat/bidan yang menikah, kematian dalam lingkup


model C, orang tua dan mertua.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


CUTI DAN IZIN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 066/RSKIAANNISA/YANMED 098/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Tidak masuk kerja tanpa alasan :

Lebih 3 hari di laporkan oleh kepala ruangan ke kepala seksi keperawatan dan
di teruskan ke Direktur RSKIA Annisa.

Prosedur 1. Cuti sakit diberikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku/kebijakan


kepala ruangan dan meneruskan ke kasi keperawatan.
2. Cuti tahunan di atur oleh kepala ruangan dan permonan cuti staf
disesuaikan dengan kondisi situasi ruangan.
3. Cuti besar dan cuti hamil/bersalin di ajukan ke seksi keperawatan dan di
teruskan ke Direktur RSKIA Annisa, dan di konfirmasikan ke kepala
ruangan untuk di carikan tenaga pengganti.
Unit Terkait Bagian Tata Usaha
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
ABSENSI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 067/RSKIAANNISA/YANMED 099/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu kebijakan menandatangani daftar hadir bagi setiap karyawan, baik pada
saat datang ataupun saat mau pulang.

Tujuan 1. Menegakkan disiplin staf keperawatan


2. Menetapkan jam kerja staf keperawatan
3. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Kebijakan Edaran Direktur tentang disiplin pegawai di RSKIA ANNISA.

Prosedur 1. Untuk dinas pagi, absensi datang jam 08.00 dan absensi pulang jam
14.00 wita
2. Untuk dinas siang,absensi datang jam 14.00 dan absensi pulang jam
21.00 wita
3. Untuk dinas malam , absensi datang jam 21.00 dan absensi pulang jam
08.00 wita.
4. Absensi di cek oleh kepala ruangan dan Tim supervisor.
5. Bila 3 kali absensi tidak ada mendapat teguran dari kepala ruangan
secara lisan.
6. Bila lebih 3 kali diberikan teguran tertulis dan diteruskan ke seksi
keperawatan untuk ditindak lanjuti.
Unit Terkait Seluruh staf keperawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENYUSUNAN JADWAL DINAS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 068/RSKIAANNISA/YANMED 100/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tata cara penyusunan jadwal dinas tenaga keperawatan selama 24 jam.

Tujuan 1. Agar terlaksananya pelayanankeperawatan selama 24 jam secara efektif


dan efisien.
2. Perawat mengetahui hak dan kewajibannya.
3. Dapat diketahui distribusi tenaga keperawatan di masing – masing unit
keperawatan
4. Memudahkan meminta pertanggungjawaban kesalahan prosedur
pelayanan sesuai dengan pedoman mengatasi kesenjangan tenaga
keperawatan.
Kebijakan 1. Jadwal dinas disusun oleh kepala ruangan setiap bulan pada minggu ke
tiga (3).
2. Peraturan dinas di buat rangkap lima (5), satu (1) untuk untuk seksi
kepaerawatan dan empat untuk bagian keuangan.
3. Pemberian libur perbulan: setelah dinas malam diberikan lepas dinas dan
di tambah libur bila tenaga perawat mencukupi.
4. Ketentuan rotasi dinas :
a. Pagi, pukul : 08.00 s.d 14.00 wita
b. Siang, pukul : 14.00 s.d 21.00 wita
c. Malam, pukul : 21.00 s.d 08.00 wita
Persiapan Formulir jadwal dinas

Prosedur 1. Kepala ruangan membuat jadwal dinas bulan berikutnya maksimal pada
tanggal 25 bulan yang bersangkutan, dengan memperhatikan hak libur
tenaga keperawatan sesuai kebutuhan tenaga keperawatan.
2. Setelah jadwal dinas selesai di buat disetorkan ke seksi keperawatan dan
bagian keuangan.
3. Seksi keperawatan menerima jadwal dinas dari masing-masing ruangan
selanjutnya mengevaluasi distribusi tenaga secara keseluruhan.
4. Administrasi ruangan memperbanyak jadwal dinas yang telah di
tandatangani kepala ruangan dan menyetorkannya.
5. Bila dalam satu bulan yang bersangkutan terdapat banyak libur, maka
libur didistribusikan kepada tenaga keperawatan secara merata sesuai
kebijakan RSKIA Annisa oleh kepala ruangan/unit.
Unit Terkait Seksi keperawatan
Kepala Ruangan
Bagian Keuangan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


METODE PENUGASAN PRIMER
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 069/RSKIAANNISA/YANMED 101/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Sistem penugasan tenaga keperawatan pada pasien, seorang perawat primer
mengelola sekelompok pasien 4 – 6, dalam pelaksanaanya perawat primer
oleh perawat lainnya.

Tujuan 1. Menigkatkan kualitas pelayanan keperawatan


2. Memberikan pelayanansecara komprehensif kepada pasien
Kebijakan Penentuan jumlah perawat primer untuk kepala ruangan tergantung jumlah
pasien dan lay out ruanagan

Persiapan 1. Tiap perawat primer (PP) melakukan perawatan sekelompok pasien dari
pasien masuk sampai Keluar RSKIA Annisa di bantu perawat.
2. Perawat primer dalam melakukan tugasnya bekerja shift atau tugas.
3. Pada saat tidak sedang bertugas, pasien – pasien yang bertanggung jawab
perawat primer.
Unit Terkait Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAWAT PENGGANTI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 070/RSKIAANNISA/YANMED 102/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Tenaga perawat bertugas menggantikan tenaga keperawatan yang


berhalangan hadir karena suatu hal yang di anggap penting.

Tujuan 1. Pelayanan perawatan tetap terlaksananya dengan baik.


2. Tugas dan kewajiban terlaksana dengan baik.
Kebijakan Petugas yang berhalangan hadir agar melaporkan kepada kepala ruangan
agar bisa di carikan petugas pengganti demi lancarnya pelayayn keperawatan.

Persiapan Formulir pelimpahan tugas :

1. Tenaga keperawatan yang berhalangan hadir memberikan penugasan


kepada perawat pengganti dengan meminta persetujuan terlebih dahulu.
2. Mengisi formulir pelimpahan tugas yang tersedia dan di tandatangani oleh
kepala ruangan.
3. Perawat pengganti menerima pelimpahan tugas dari petugas yang
digantinya.
4. Perawat pengganti melaksanakan tugas-tugas yang dilimpahkan.
5. Perawat pengganti membuat laporan tentang masalah/kegiatan yang
selama sebagai pengganti.
6. Kualifikasi tentang pengganti :
a. Bila kepala seksi keperawatan berhalangan hadir, tugas dan
kewajibannya dilimpahkan kepada salah satu sub seksi keperawatan
dengan kriteria;
1) Mempunyai pangkat golongan yang paling tinggi dari sub seksi yang
ada.
2) Masa kerja lebih lama.
3) Pendidikan lebih tinggi.
4) Mampu menjalankan tugas sebagai kepala seksi keperawatan.
b. Bila sub seksi keperawatan berhalangan hadir, tugasnya dilimpahkan
kepada sub seksi keperawatan yang lain dengan kriteria:
1) Mempunyai pangkat golongan yang paling tinggi sub seksi yang
ada.
2) Masa kerja lebih lama.
3) Pendidikan lebih tinggi.
4) Mampu menjalankan tugas rangkap.
c. Bila kepala ruangan berhalangan hadir maka dilimpahkan kepada wakil
kepala ruangan.
d. Bila ketua tim/perawat primer berhalangan hadir, tugasnya dilimpahkan
kepada tenaga keperawatan lain dengan kualifikasi yang sama dengan
tim/perawat primer.
e. Bila perawat pelaksanan berhalangan hadir, maka tugas dilimpahkan
kepada tenaga keperawatan dengan kualifikasi yang sama.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PERAWAT PENGGANTI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 070/RSKIAANNISA/YANMED 102/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
OPERASIONAL 05 Februari 2016
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Unit Terkait Kasi keperawatan


Kepala Ruangan
Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 071/RSKIAANNISA/YANMED 103/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Suatu cara digunakan untuk menilai ketidaksesuaian, kinerja.

Tujuan 1. Agar dapat menilai kerja secara objektif.


2. Meningkatkan mutu kerja perawat/bidan.
3. Sebagai dasar pembinaan staf.
4. Sebagai system seleksi.
Kebijakan Setiap penyimpangan harus dilaporkan ke kepala seksi keperawatan

Persiapan 1. Anexdotal Note


2. Ruangan khusus
1. Identifikasi penyebab penyimpangan
a. Umum : penyimpangan oleh karena prosedur tidak jelas dan
keterbatasan alat.
b. Khusus : oleh karena kelalaian pegawai (kurang pengetahuan dalam
menjabarkan peralatan dan kelalaian)
2. Identifikasi tingkat penyimpangan.
a. Ringan :
1) Kelalaian terhadap status tidak lebih dari 3 kali.
2) Tidak menyebabkan kerugian material
3) Psikologi bagi pasien, rumah sakit, signifikasi.
b. Sedang :
1) Penyimpangan dari satu standar lebih dari tiga kali dan kurang dari
lima kali.
2) Menyebabkan kerugian material, dan psikologis pasien dan rumah
sakit.
3) Mendapat komplain langsung dari pasien dan keluarga baik lisan
maupun tertulis, tapi tidak berdampak pada masyarakat luas dan
instansi.
c. Berat :
1) Penyimpangan terhadap satu kali berakibat merugikan langsung
pasien dan rumah sakit sangat terkait dengan opini masyarakat
yang berdampak buruk, terhadap komplin langsung dari pasien,
keluarga, instansi dan profesi.
a) Tunjangan profesi dan fungsional
b) Bila yang bersangkutan tenaga honorer dikeluarkan.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


PENGELOLAAN DAN PENYIMPANAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 071/RSKIAANNISA/YANMED 103/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

3. Mengelola penyimpangan
a. Penyimpangan umum :
1) Buatan standar; amprah alat.
2) Modifikasi peralatan yang tidak mengurangi makna dan estetika.
3) Sosialisasi SPO (Standar Prosedur Operasional).
b. Penyimpangan khusus :
1) Ringan :
a) Beri teguran lisan maksimal 3 kali
b) Lakukan pembinaan khusus yang terkait dengan kesalahan
yang di buat.
c) Mengadakan kesepakatan waktu, evaluasi selama 1 minggu.
d) Mengadakan evaluasi
e) Bila evalusi tidak menunjukan perubahan terhadap masukan
dalam penyimpangan tingkat sedang.
2) Sedang :
a) Beri teguran tertulis pada anexdutal note.
b) Beri pembinaan khusus terhadap kesalahan maksimal dua kali.
c) Melaporkan secara tertulis ke kepala seksi keperawatan.
d) Menyepakati waktu evaluasi selama satu bulan.
e) Melakukan evaluasi.
f) Bila dalam evaluasi tidak ada perubahan dikategorikan berat.
3) Berat :
a) Teguran tertulis dari kepala keperawatan diketahui kepala
bidang pelayanan ditembuskan ke direktur RSKIA Annisa.
b) Melakukan pembinaan dengan menghadapkan yang
bersangkutan langsung dengan staf direksi.
c) Memberi sangsi
d) Penundaan kenaikan berkala selama 1 tahun.
e) Jasa pelayanan tidak diberikan selama 1 tahun.
Melakukan evaluasi bila selama dua Tahun tidak ada perbaikan beri sanksi
berupa alih profesi dan penyetopan tunjangan profesi dan fungsional.

Unit Terkait Staf Keperawatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR TEKANAN DARAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 072/RSKIAANNISA/YANMED 104/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri.

Tujuan 1. Untuk mengetahui pekerjaan jantung.


2. Untuk menegakkan diagnosa.
3. Untuk membantu pemberian terapi dan untuk mengetahui kelainan dengan
segera.
Kebijakan Dilakukan pada penderita baru pada semua penderita rawat inap, baik
penderita gawat maupun yang sakit ringan, serta pada penderita pre – op.

Prosedur A. PERSIAPAN

- Tensimeter (tensimeter air raksa atau dengan manometer).


- Stetoskop.
B. PELAKSANAAN

- Pasien diberi tahu.


- Penderita di baringkan ( bias dengan duduk ) lalu lengan baju di buka
atau di gulung.
- Manset tensimeter dipasangkan pada lengan atas dengan pipa
karetnya berada pada sisi luar lengan. Manzet dipasangkan tidak terlalu
kencang atau tidak terlalu kendor.
- Denyut arteri broncihialis diraba untuk menentukan letak stetoskop.
- Skrup balon karet di tutup, pengunci air raksa di buka kemudian balon
dipompa sampai denyut arteri tak terdengar, lalu kunci pompa balon
dibuka pelan-pelan. Sehingga air raksa turun,sambil memperhatikan
turunya air raksa dengan bunyi denyutan pertama dan terakhir.
- Hasilnya di catat.
Unit Terkait Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENGUKURAN DENYUT NADI DAN PERNAFASAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 073/RSKIAANNISA/YANMED 105/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Pengukuran denyut nadi dilakukan pada tempat : pergelangan tangan, lipatan
siku, leher, punggung kaki, lipatan paha dan ubun – ubun pada bayi.

Pengukuran denyut nadi dengan cara menekan daerah – daerah tersebut


dengan menggunakan 3 jari ; telunjuk, tengah dan jari manis.

Tujuan 1. Mengetahui denyut nadi dan pernafasan untuk menegakkan diagnosa.


2. Menentukan langkah-langkah perawatan.
Kebijakan 1. Dilakukan pada setiap pasien yang dirawat.
2. Dilakukan setiap hari dan dilakukan bersama-sama pada saat pengukuran.
Prosedur A. PERSIAPAN

- Arloji tangan dengan petunjuk detik


- Catatan nadi dan pernafasan.
B. PELAKSANAAN

1. Pengukuran denyut nadi


- Pasien diberi tahu.
- Menghitung denyut nadi dengan cara meraba arteri – arteri yang
dimaksud kemudian menghitung denyut nadi selama satu menit.
- Observasi frekuensi, irama dan voleme.
- Mencatat hasilnya.
Unit Terkait Perawat
Pasien
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR SUHU BADAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 074/RSKIAANNISA/YANMED 106/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Mengukur suhu badan dengan menggunakan alat Termometer suhu yang
dilakukan pada ketiak, mulut atau anus.

Tujuan Mengetahui suhu badan untuk menegakkan diagnose atau menentukan


langkah-langkah perawatan.

Kebijakan 1. Dilakukan pada penderita yang dirawat di ruang inap.


2. Dilakukan pada setiap hari dan sewaktu – waktu di perlukan.
Prosedur PENGUKURAN PADA KETIAK (AXILA)

1. Baju pasien di buka bila perlu.


2. Ketiak dikeringkan
3. Termometer diperiksa terlebih dahulu, air raksa harus tepat pada angka
nol.
4. Termometer dijepitkan dengan reservoir tepat ditengah ketiak dan lengan
pasien dilipatkan kedada.
5. Setelah kurang lebih 5 – 10 menit thermometer diangkat dan di baca,
hasilnya di catat.
6. Termometer dibersihkan dengan cara di celupkan ke dalam larutan
sabun, dilap dengan potongan kertas, kemudian dimasukkan ke dalam
larutan desinfektan dan bersihkan dengan air bersih lalu keringkan.
7. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol dan diletakkan pada
tempatnya.
PENGUKURAN PADA MULUT ( ORAL )

1. Pasien disuruh membuka mulut.


2. Thermometer di cek dulu kemudian diletakkan di bawah lidah mulut di
kantupkan.
3. Setelah kurang lebih 5 – 10 menit thermometer di angkat dan di baca,
hasilnya dicatat.
4. Thermometer dibersihkan dengan alcohol dan larutan desinfektan.
5. Air raksa di turunkan lagi.
PENGUKURAN PADA PELAPASAN ( ANUS)
1. Pasien diberi tahu kemudian dimiringkan ke salah satu sisi.
2. Ujung thermometer pada reservoir di beri vaselin dan dimasukkan pada
anus, thermometer tetap di pegang.
3. Setelah 5 menit thermometer dikeluarkan dan di lap dengan alcohol / tisu
kemudian di baca hasilnya dan di catat.
4. Thermometer dibersihkan dengan alcohol atau larutan disenfektan
kemudian keringkan.
5. Air raksa diturunkan lagi.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MENGUKUR SUHU BADAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 074/RSKIAANNISA/YANMED 106/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Unit Terkait Perawat


Pasien
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERIKAN OKSIGEN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 075/RSKIAANNISA/YANMED 107/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memasukan oksigen ke dalam paru-paru pasien melalui saluran pernafasan


dengan menggunakan alat khusus (selang oksigen ).

Tujuan Membantu pasien dalam proses penyembuhan dalam hal membantu


pernafasan.

Kebijakan Diberikan pada pasien:

- Pasien sesak nafas.


- Pasien dengan trauma paru.
- Selama tindakan pembiusan.
- Pasien yang menunjukan shock, cianosis apnea.
- Dalam keadaan gawat.
Prosedur 1. Mengatur posisi pasien.
2. Membawa tabung oksigen ke dekat pasien.
3. Membuka kran tabung oksigen dan membuka manometer.
4. Mengatur kebutuhan oksigen sesuai perintah dokter.
5. Memperhatikan reaksi pasien.
Unit Terkait Perawat
Pasien
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN CAIRAN INFUS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 076/RSKIAANNISA/YANMED 108/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memasukkan cairan atau obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infuset.

Tujuan Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.

Kebijakan 1. Diberikan pada pasien dalam keadaan hipovolemik.

- Kekurangan darah.
- Kekurangan cairan.
2. Pada pasien gangguan kesadaran.

3. Pada pasien shock.

Prosedur 1. Alat dan peralatan disiapkan.


2. Perawat mencari vena yang akan di tusuk, vena yang cukup besar, tidak
berbelok, belok dan tidak dekat pada bagian yang mudah bergerak.
3. Dibendung disebelah prosimal vena tadi dengan vita pembendung.
4. Kulit didesenfiktan dengan kapas alkohol.
5. Vena yang ditususk dengan abbucate, setelah kena hubungan abucatte
dengan ujung selang infuset.
6. Aliran cairan dengan membuka klem infuset.
7. Tutup tempat jarum infuset tadi dengan kasa steril, lalu diplester.
8. Bila perlu difiksasi dengan spalk.
9. Atur kecepatan tetesan infuse sesuai dengan program dokter.
10. Awasi udara dalam selang infuse.
11. Alat – alt dibereskan
12. Cuci tangan
Unit Terkait Perawat
Pasien
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PERAWATAN INFUS
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 077/RSKIAANNISA/YANMED 109/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Proses melakukan perawatan di area pemasangan infuse

Tujuan 1. Menurunkan resiko infeksi


2. Mempertahankan kepatenan infuse dan selang infuse
Kebijakan Pada pasien yang terpasang infuse selama 24 jam.

Prosedur 1. Persiapan alat, baki berisi ; kasa steril, transparan dressing,cairan


desinfektan, kapas alcohol, plester, sarung tangan bersih, label kecil untuk
penanggalan
2. Persiapan lingkungan : jaga privasi klien
3. Persiapan pasien ; jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan,
berikan posisi senyaman mungkin.
4. Langkah – langkah pelaksanaan ;
a) Cuci tangan,
b) Pakai sarung tangan bersih,
c) Ambil plester dan kasa yang melekat dilokasi penusukan. Biarkan
plester yang mempiksasi bagian tubuh kateter abbocath
d) Observasi adanya pembengkakan , kemerahan atau rasa nyeri di
daerah penusukan.
e) Bersihkan dengan cairan desinfektan area penususkan dengan gerakan
sirkular dari arah dalam kearah luar
f) Pasang kasa atau transparan dressing di atas lokasi penusukan
g) Fiksasi kembali di atas kasa dengan plester
h) Pasang label yang berisi tanggal dan waktu dilakukannya perawatan
infuse
i) Rapikan alat dan klien
j) Lepaskan sarung tangan
k) Cuci tangan
5. Dokumentasi hasil kegiatan
Unit Terkait Pasien
Perawat
Dokter
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
TRANFUSI DARAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 078/RSKIAANNISA/YANMED 110/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memasukan darah sesuai dengan kebutuhan pasien ke dalam tubuh pasien
melalui intravena.

Tujuan Melaksanakan tindakan pengobatan dan pemenuhan kebutuhan pasien akan


darah sesuai dengan program pengobatan.

Kebijakan Dilakukan pada pasien anemia dan pada pasien dengan pendarahan banyak.

Prosedur PEMASANGAN INFUS SET :

1. Pasien di beri tahu bahwa perlu dipasangkan blood set untuk keperluan
transfusi darah.
2. Dipilih vena yang besar tidak berbelok-belok dan tidak pada persandian.
3. Vena disebelah proksimal di bending dengan pit pembendung.
4. Desinfektan daerah yang akan ditusuk jarum abiccate, kemudian jarum
abuccate tusukkan pada vena tersebut.
5. Tempat masuk jarum di tutup dengan kassa steril dan di fiksasi pada 3
tempat: kepala jarum, sambungan plastic dan pipa plastic tranfusi.
6. Pemberian obat anti alergi pendahulu sebelum dilakukan transfuse
dilakukan menurut advis dokter (avil, kalmetason, lasix ).
7. Pada dasarnya pemasangan tranfusi set seperti pemasangan infuse set.

PEMASANGAN BOTOL DARAH.

1. Catat terlebih dahulu vital sign penderita.


2. Sebelum dan sesudah transfuse cairan yang dipakai NaCL 0,9 %.
3. Monitor vital sign penderita.
4. Pengawasan akan timbulnya reaksi transfusi.
- panas, dingin, menggigil.
- sesak nafas.
- urtikaria sampai shock.
- urin output
5. Kontrol HB setelah habis transfusi ± 6 jam setelah transfuse.
Unit Terkait Pasien
Perawat
Dokter
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMASANGAN KATETER
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 079/RSKIAANNISA/YANMED 111/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Membantu penderita dalam kebutuhan BAK yaitu dengan cara memasang
selang kateter pada alat kelamin penderita tersebut.

Tujuan Mengosongkan kandung kemih pada pasien.

Kebijakan Dilaksanakan pada pasien:

- Penderita yang tidak bisa kencing.


- Penderita shock.
- Penderita yang akan di operasi.
Prosedur 1. Alat didekatkan, pasien diberi tahu.
2. Celana penderita di lepas, diganti sarung.
3. Menutup pintu dan korden penyekat.
4. Petugas cuci tangan.
5. Memakai handskun.
6. Kateter dibuka, sambungkan kateter dengan selang urin back.
7. Ujung kateter di beri jelly.
8. Memasukan kateter kedalam lubang saluran kemih pelan-pelan.
9. Setelah urine keluar, kateter dikunci dengan spuit yang berisi cairan 10cc
tersebut disuntikan/ di masukkan pada percabangan sambungan kateter
tersebut, tarik sampai ada tahanan.
10. Penderita dirapikan dan alat – alat dibereskan.
Unit Terkait Pasien
Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERIKAN OBAT MELALUI MULUT
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 080/RSKIAANNISA/YANMED 112/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memberikan obat yang diminum pasien sesuai dengan instruksi dokter.

Tujuan 1. Membantu pasien dalam proses penyembuhan dalam minum obat.


2. Menerangkan langkah penerapan pelaksanaan tindakan perawatan dalam
pemberian obat.
Kebijakan Diberikan pada pasien yang mendapatkan terapi dari dokter.

Prosedur 1. Obat di berikan secara langsung kepada pasien dan ditunggu sampai obat
tertelan habis, bila perlu pasien di bantu
2. Setiap pemberian obat harus di catat.
3. Perhatikan / observasi pasien setelah minum obat.
Unit Terkait Pasien
Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERIKAN OBAT SECARA PARENTERAL
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 081/RSKIAANNISA/YANMED 113/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memasukkan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh pasien melalui


penyuntikan.

Tujuan Mencegah penyakit dengan jalan memberikan kekebalan / imunisasi.

Mempercepat reaksi obat dalam tubuh.

Melaksanakan uji coba obat.

Kebijakan 1. Pada pasien yang tidak bias minum obat.


2. Pada pasien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat.
3. Pada pasien dengan penyakit tertentu yang harus mendapatkan obat
dengan cara suntik.
Prosedur 1. Memperhatikan prinsip aspetik.
2. Membaca etika obat.
3. Membaca dosis obat sesuai dengan program dokter.
4. Memasukan obat ke dalam spuit lalu udara di dalam spuit di keluarkan.
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan darah yang akan di suntik.
7. Mendesinfektan kulit yang akan ditusuk.
Unit Terkait Pasien
Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
KUMBAH LAMBUNG
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 082/RSKIAANNISA/YANMED 114/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Mencuci lambung dengan cara memasukan air atau cairan tertentu dan
kemudian mengeluarkan melalui selang.

Tujuan Membersihkan dan mengeluarkan racun dari lambung.

Kebijakan 1. Pasien yang keracunan makanan atau obat – obatan.


2. Persiapan operasi lambung.
3. Persiapan pemeriksaan lambung.
4. Pasien yang haematemesis atau perdarahan lambung.
Prosedur 1. Persiapkan alat yang di butuhkan.
2. Pasien di beri tahu tentang prosedur yang akan di lakukan dan informed
concent
3. Perlak dan alasnya di pasang di atas dada.
4. Bengkok diletakkan di daerah dagu.
5. Ember diletakkan di dekat tempat tidur.
6. Selang di ukur dan ditekan sesuai batas ukuran.
7. Pasien di minta untuk menelan lalu menarik nafas panjang.
8. Selang dimasukkan secara perlahan – lahan.
9. Periksa apakah selang betul – betul masuk lambung dengan cara
memasukan cairan ke dalam lambung ± 50 cc.
10. Setelah selang masuk, pasien di atur posisi miring tanpa bantal atau
kepala lebih rendah.
11. Corong di pasang atau cairan dimasukkan ke dalam spuit kemudian.
Dimasukkan ke dalam selang lalu dikeluarkan kembali dan di tampung
dalam ember.
12. Setelah pengumbahan selasai pasien dirapikan.
13. Peralatan dibersihkan dan dibereskan kemudian dikembalikan pada
tempatnya.
Unit Terkait Pasien
Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN SUNTIKAN INTRA MUSKULAR
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 083/RSKIAANNISA/YANMED 115/RSKIAANNISA/YANMED 1
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memasukkan obat melalui suntikan ke dalam jaringan otot dilakukan pada
pangkal lengan, otot paha, paha bagian luar, atau pada bagian bokong.

Tujuan Untuk memasukkan obat ke dalam tubuh pasien guna mendapatkan reaksi
obat dengan cepat.

Kebijakan Obat-obat yang haus dimasukkan lewat intramuscular.

Prosedur 1. Tentukan daerah yang akan disuntik, lalu permukaan kulit pada daerah
tersebut didesinfektan dengan kapas beralkohol.
2. Jarum ditusukan tegak lurus dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spuit ditarik sedikit, bila tak ada darah Keluar, obat dimasukkan.
Secara perlahan-lahan, setelah obat dimasukkan jarum dicabut dan bekas
tusukan ditekan dengan kapas beralkohol.
4. Perhatikan reaksi yang terjadi setelah pemberian.
5. Perhatikan reaksi yang terjadi setelah pemberian obat.
Unit Terkait Pasien
Perawat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN OBAT SUBKUTAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 084/RSKIAANNISA/YANMED 116/RSKIAANNISA/YANMED 1/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Pengertian Memmberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dilakukan pada
lengan atas daerah luar, kaki bagian atas, dan daerah sekitar pusat.

Tujuan Agar obat dapat menyebar dan diserap secara perlahan-lahan (contoh:
Vaksin, uji tuberculin).

Kebijakan Melakukan injeksi dengan tepat agar tidak terjadi reaksi alergi.

Perhatian 1. Jangan menginjeksi pada tempat dimana ada bekas jaringan yang terluka
atau tempat dimana terjadi edema. 
2. Sebelum memberi obat,tanyakan riwayat pemberian obat sebelumnya,
apakah pernah alergi dengan obat tertentu. 
3. Bila pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat tertentu, tulis nama
obat pada catatan alergi obat.
Prosedur 1. Lakukan verifikasi program terapi ( benar pasien, obat, dosis, waktu,
tempat injeksi ) 
2. Siapkan Alat :
- Spuit 1 cc dengan jarum 24G
- Kapas, alkohol spray 70%
- Kupet injeksi
- Perlak
- Obat yang dibutuhkan
- Bengkok
- Sarung tangan bersih
- Catatan pemberian obat injeksi
- Alat tulis  Cuci tangan. 
3. Beri salam dan jelaskan tindakan yang akan dikerjakan pada pasien /
keluarga. 
4. Pakai sarung tangan bersih. 
5. Masukkan obat ke dalam spuit sesuai program dokter. 
6. Perhatikan prinsip 8 benar 1W (8B1W). 
7. Tentukan daerah yang akan diinjeksi dan lakukan desinfeksi dengan
kapas alkohol. 
8. Masukkan jarum dengan posisi 90° bila memakai jarum kecil (panjangnya
1 cm), atau dibawah 45° bila memakai jarum yang lebih panjang. 
9. Lakukan aspirasi dan pastikan jarum tidak masuk ke pembuluh darah. 
10. Masukkan obat dengan perlahan-lahan. 
11. Observasi kondisi/reaksi pasien. 
12. Cabut jarum dan desinfeksi kulit dengan alkohol. 
13. Rapikan pasien dan alat-alat. 
14. Buka sarung tangan. 
15. Cuci tangan. 
16. Dokumentasikan pada catatan pemberian obat injeksi.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMBERIAN OBAT SUBKUTAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman
RUMAH SAKIT 084/RSKIAANNISA/YANMED 116/RSKIAANNISA/YANMED 2/2
KHUSUS IBU DAN /SPO/XI/2015 /SPO/II/2016
ANAK ANNISA
BANJARMASIN Tanggal Terbit : Ditetapkan,

1 November 2015 Direktur RSKIA Annisa Banjarmasin

STANDAR Tanggal Revisi :


PROSEDUR
05 Februari 2016
OPERASIONAL
drg. Nolista Indah Rasyid, Sp. Ort

Unit Terkait Pasien, Perawat

Anda mungkin juga menyukai