Anda di halaman 1dari 3

KEMBALI HADIR !

ISU POLITIK IDENTITAS DI DEPAN ISTANA, BEGINILAH KATA ROCKY


GERUNG

Kejadian absurd kembali terjadi di negeri kita. Pada kali ini kejadian tersebut berada di
depan Istana Merdeka pada Selasa (25/10/2022) oleh seorang perempuan bercadar yang
menondongkan pistol berjenis FN kepada polisi dan paspampres yang bertugas di depan
istana.

Pengamat politik Rocky Gerung dalam kanal Youtubenya Rocky Gerung Official berjudul
“Teroris Absurd Di Depan Istana, Mau Framing Apa?” menyebut aksi seorang perempuan
sendirian di depan istana sebagai hal yang paling absurd.
“Ya, kita semangat untuk analisis hal-hal yang absurd sebetulnya. Soal 0%, soal macem-
macem tuh. Orang Jawa harus jadi Presiden. Dan juga Erick Thohir pastikan itu. Ya macam-
macamlah. Yang lebih absurd itu penangkapan seorang perempuan yang kita ngga tau itu
apa sebetulnya dia di depan Istana itu, mau ngapain. Nunggu Gojek atau apa itu,” ucap
Rocky Gerung dalam dialognya dengan Jurnalis Senior FNN Hersubeno Arief, Rabu
(26/10/2022).

“Ini menarik bukan karena peristiwa sebenarnya, mengapa ada kejadian absurd semacam
itu? Jujur ini membingungkan”

“Kalau ini mau diframing teroris, masa ada teroris yang dateng sendirian ke depan istana.
Dan senjatanya pun engga jelas. Apalagi penjelasan dari Pak Moeldoko itu ngga ada peluru
tajam di dalam pistolnya itu. Jadi ya, ini apakah mengacungkan pistol, menodong atau
menunjukkan pistol itu kan dua hal yang berbeda itu.” Ucap Hersubeno menanggapi
pernyataan awal Rocky Gerung

“Kalau Pak Moeldoko yang bereaksi pertama, saya ingat juga Pak Moeldoko seminggu lalu
mengatakan akan ada kekerasan, akan ada teror, akan ada ancaman ini, bersamaan dengan
politik identitas waktu itu,” Kata Rocky Gerung
“Dan ternyata datanya salang bung Rocky, karena ternyata menurut BNPT kan, kan Pak
Moeldoko mengutip BNPT, tapi ternyata data BNPTnya salah karena sekarang ini menurun
ancaman terhadap radikalisme itu begitu,” Ucap Hersubeno memotong perkataan bung
Rocky yang belum selesai itu.

Pengamat politik Rocky Gerung melanjutkan dialognya bahwa kalau kita mau lihat ilmu
framing, ya mesti dibuktikan bahwa ada potensi itu maka datanglah seorang perempuan ke
Istana sendirian dengan suasana lenggang kangkung.
“Ini wacana Istana untuk menutupi hal yang sudah diucapkan namun ternyata salah atau
memang ada upaya baru buat berita yang sebetulnya juga sulit diverifikasikan.” Lanjut
Rocky Gerung
“Ini mungkin yang disebut agak absurd karna orang. Seorang perempuan datang disitu, pas
di depan pintu Istana, itu artinya cctv mati dong semua dari awal. Kan ini logikanya
begitukan, ya mungkin aja kan dia melintas disitu segala macam. Ini ngga mungkin ada
seorang perempuan diwilayah itu bahkan terlihat setengah itu tidak terpantau CCTV.” Ujar
Rocky Gerung

Menurutnya hal ini adalah sinyal bahwa, siapa yang mau klaim hal ini, tiba-tiba polisi lalu
lintas menangkap perempuan itu, ini artinya penjaga Istana lalai, malah justru yang
menyadari perempuan itu membawa pistol ialah polisi lalu lintas. Seperti itu logikanya.

“Tapi ya kita percaya aja. Bahwa itu sudah diterangkan oleh Paspampres, oleh Komandan
Paspampres. Bahwa tidak ada upaya untuk menerobos ke Istana.” Kata Rocky Gerung

Rocky Gerung memberikan pernyataan lanjutan bahwa kekacauan-kekacauan yang absurd


seperti ini akan menjadi berita. Jika menurut netizen ini adalah pengalihan itu, maka
menurut Rocky Gerung ini adalah pengalihan isu untuk semua isu yang tidak bisa dialihkan
lagi.

“Tetapi yang lebih berbahaya adalah daya tahan bangsa ini yang terpecah karena tadi sinyal
politik identitas muncul lagi itu justru yang membahayakan. Jadi hal-hal yang sifatnya
primordial dieksploitasi terus, pakai cadar, pakai segala macam, pakai jilbab, terus seorang
perempuan lagi. Itu standar operasi intelijen sebetulnya itu seorang perempuan nanti
dianggap ya itu serukan atau sakit jiwa segala macem.” Kata Rocky Gerung menanggapi isu
yang teralihkan itu
Rocky Gerung berpesan terhadap kejadian viral ini bahwa terkait kejadian politik identitas,
kita harus pastikan faktanya. Jangan mudah tersulut oleh isu-isu politik identitas.

Anda mungkin juga menyukai