Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. W DENGAN HDR SITUASIONAL

DI SUSUN OLEH

TRI AMALIYA HASAN

NIM : C01419126

KELAS : C KEPERAWATAN 2019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2021
I. Data Umum
1. Identitas klien
Nama : Ny. W
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
2. Status Kesehatan Saat Ini
Saat di kaji klien mengatakan kondisi saat ini membuat klien merasa malu
karena menjadi tidak produktif dan merasa khawatir akan masa depannya kelak,
klien dan keluarga juga menganggap penyakit TB adalah sebuah aib.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Klien mengatakan sekitar 6 minggu sebelum masuk RS klien perenah
berobat ke puskesmas akibat sering men-batuk,klien sempat diberi
obat anti Tubercolosis atau OAT dan sejak mengonsumsi obat-obat
tersebut kondisi kesehatanya menjadi semakin memburuk karena
mengalami mual muntah berat.

PEMERIKSAAN FISIK
TTV
TD : 100/70 mmHg
NADI : 100 x/mnt
RESPIRASI : 22 x/mnt
TINGGI BADAN: 155 Cm
BERAT BADAN : 50 Kg

II. Analisis Kasus


1. Pengobatan OAT pada Ny. W
Klien di rawat di RSU karena mengalami masalah kesehatan setalah
mengkonsumsi OAT yang di perolehnya dari puskesmas. Saat itu setelah
mengkonsumsi OAT selama beberapa minggu klien merasakan keluhan mual
muntah yang semakin berat sehingga kondisi kesehatannya semakin memburuk.
2. Harga diri rendah situasional pada klien
Pada pengkajian pertama kali dengan klien, klien mengalami masalah harga
diri rendah situasional. Masalah harga diri rendah situasional disebabkan oleh
berbagai faktor. Selain disebabkan oleh kondisi sakit yang di alaminya, masalah
HDR situasional juga merasa khawatie akan masa depannya kelak. Ny W juga
mengatakan bahwa Ia merasa malu dan menjadi tidak produktif dan khawatir
akan masa depannya.
Kondisi lain yang memuat klien HDR situasional adalah menganggap
penyakit TB ini adalah sebuah aib dan memalukan bagi keluarga. Stigma-stigma
kasus ini membuat Ny. W ni semakin tertekan bagi kondisi psikologis klien
dimana klien merasa malu, dan khawatir pada masa depannya kelak.
3. Ansietas pada klien
Penyebab kecemasan pada Ny. W adalah kekhawatiran klien terhadap
penyakit ini adalah Ia akan takut, di hina, dan tidak akan di terima di lingkungan
kampusnya. Hal ini dikarenakan keluarga dan sekitarnya memiliki stigma-stigma
negatif tentang penyakit TB.
III. Kebutuhan dasar yang mengalami gangguan
Kategori : Psikologis
Sub Kategori : Integritas Ego
Harga diri redah situasional berhubungan dengan perubahan pada citra tubuh
di tandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan malu mengatakan pada orang lain mengenai
penyakitnya sekarang, karena dia berpikir akan di jauhi banyak
orang dan dia mengatakan bahwa penyakit ini adalah aib baginya
dan keluarga.
DO :
- Kontak mata kurang
- Lesu dan tidak bergairah
Kategori : Psikologis
Sub Kategori : Integritas Ego
Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi di tandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan merasa khawatir akan masa depannya kelak
DO :
- Tampak gelisah
- Tampak tegang
- Muka tampak pucat

IV. Pohon Masalah

Ny. W mengalami masalah pada konsep dirinya, masalah ini di mulai dari
terjadinya perubahan perannya, dimana ia mearasa khawatir akan masa depannya
kelak karena menderita penyakit ini. Kondisi ini membuat klien merasa malu dan
menjadi tidak produktif, selain itu klien merasa bahwa penyakit ini merupakan aib
bagi diri dan kelurganya, karena stigma pemahaman negatif tentang penyakit TB di
lingkunganya masih menjadi penyakit yang memalukan. Dan kondisi-kondisi ini
yang memperberat HDR situasional klien.

Hasil analisis terhadap data-data yang di peroleh dari kasus dari klien Ny. W
terdapat beberapa masalah keperawatan psikososial berdasarkan prioritas masalah
yaitu :

1. Harga diri rendah (HDR) situasional


2. ansietas

Kecemasan akibat

Harga diri rendah situasional care problem

Perubahan peran sosial sebab


V. Rencana Keperawatan

No. Standar Diagnosis Rencana Keperawatan


Keperawatan
Indonesia (SDKI) Standar Luaran Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesi
(SLKI) (SIKI)
1. Kategori : setelah dilakukan 1. Bina hubungan saling
Fisiologis tindakan keperawatan percaya dengan
Sub Kategori : selama 1x24 jam, mengungkapkan
Integritas Ego diharapkan harga diri prinsip komunikasi
Harga diri rendah rendah situasional terapeutik.
situasional membaik dengan kriteria - Sapa klien dengan
hasil : ramah baik verbal
- Perasaan malu maupun nonverbal
menurun - Perkenalkan diri
dengan sopan
- nama lengkap klien
dan nama panggilan
yangdisukai klien
- Jelaskan tujuan
pertemuan
- Tunjukan sikap
empati dan
menerima klien apa
adanya
2. Bantu
klienmengidentifikas
isituasi penyebab
harga diri rendah
- Berikesempatanpada
klienuntukmengungk
apkanperasaannya
- Bantu
klienmengungkapkan
perasaanpenyebab
harga diri rendah.
- Klien menyadari
akibat harga diri
rendah
3. Tekankan bahwa
kegiatan melakukan
kemampuan positif
berguna untuk
menumbuhkan harga diri
positif
4. Diskusikan masalah
yang di rasakan saat
merawat pasien
5. Bantu keluarga
mengenal harga diri
rendah situasional pasien

2. Kategori : Setelah dilakukan 1. Monitor tanda-tanda


Psikologis tindakan keperawatan ansietas (verbal dan non
Sub Kategori : selama 1x24 jam verbal)
Integritas Ego diharapkan ansietas 2. Ciptakan suasana
Ansietas dapat teratasi dengan terapeutik untuk
kriteria hasil : menumbuhkan
- Verbalisasi kepercayaan
khawatir akibat 3. Dengarkan dengan
kondisi yang di penuh perhatian
hadapi menurun 4. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
5. Latih teknik relaksasi
6. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas,jika
perlu

VI. Evaluasi

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Harga diri 1. Membina S:
rendah
hubungan saling - Klien mengatakan malu
situasional
percaya dengan karena tidak menjadi
mengungkapkan produktif dan khawatir
prinsip terhadap masa depannya
komunikasi kelak.
terapeutik. - Klien mengatakan bahwa
2. Membantuklienme penyakit ini merupakan
ngidentifikasis aib bagi keluarga.
ituasi penyebab O:
harga diri - Klien mau berkontak
rendah mata
3. Menekankan - Klien sudah mau
bahwa kegiatan bercerita
melakukan A :
kemampuan - Masalah teratasi
P:
positif berguna - Pertahankan intervensi
untuk
menumbuhkan
harga diri positif
4. Mendiskusikan
masalah yang di
rasakan saat
merawat pasien
5. Bantu keluarga
mengenal harga
diri rendah
situasional pasien
SP1 PASIEN TB PARU DENGAN DIAGNOSA HDR SITUASIONAL

Orientasi (Salam Terapeutik) :

Fase Orientasi
a) Salam terapeutik : “Assalamu’alaikum bu, perkenalkan nama saya ....., biasa di
panggil ..., saya adalah mahasiswa UMGo yang bertugas merawat ibu pada siang
ini. Nama ibu siapa? Suka dipanggil apa?”
b) Jelaskan tujuan sekaligus Kontrak waktu dan meminta persetujuan : “saya ke
sini untuk berbincang-bincang mengenai apa yang ibu rasakan dan in sha Allah
saya bisa memberi cara mengatasinya. Kira-kira perbincangan ini memakan
waktu sekitar 20 menit, Apa ibu bisa?’’

Fase Kerja :

Bagaimana kondisi ibu sekarang? Apa yang ibu rasakan? Adakah hal yang ibu
fikirkan terkait kondisi yang ibu hadapi sekarang? (Jadi ibu merasa cemas, merasa malu
dengan kondisi/penyakit ibu sekarang dan merasa dijauhkan oleh orang-orang disekitar ya)

Baiklah bu, hal-hal yang ibu rasakan sekarang ini merupakan tanda dan gejala dari
suatu keadaan yang dinamakan harga diri rendah. Saya akan membantu ibu untuk mengatasi
harga diri rendah ini karena ini akan mempengaruhi kehidupan sosial ibu nantinya. Baik bu,
menurut ibu apa saja hal-hal positif yang biasa ibu lakukan sebelumnya?

Kebetulan saya seorang mahasiswa :

1. Saya senang mengikuti lomba-lomba


2. Saya sering ikut serta dalam kegiatan masyarakat
3. Saya juga sering ikut kerja bakti di desa maupun di kampus

Wahbagus sekali kegiatan-kegiatannya ibu, baik kemampuan positif yang bisa ibu
lakukan sementara disini yakni shalat atau mengaji secara rutin bersama keluarga misalnya.
Hal itu ini bisa mengeratkan hubungan ibu bersama anggota-anggota keluarga lainnya agar
ibu tidak akan merasa malu lagi dengan kondisinya, dan mengaji atau berzikir bisa
menenangkan diri ibu. Aspek-aspek positif yang ibu lakukan In Syaa Allah bisa
mengembalikkan percaya diri ibu, dan tidak akan merasa minder lagi dengan kondisi ibu. Ibu
jangan selau berfikiran negatif mengenai kondisi ibu sendiri, cobalah untuk berfikir positif
misalnya “saya pasti sembuh jika mengikuti pengobatan rutin”, atau fikirkan hal-hal yang
menyenangkan yang ibu ingin lakukan nanti setelah sembuh, dengan siapa ibu melakukan
hal-hal menyenangkan tersebut. Terus fikirkan sisi baik dari kehidupan yang sudah mampu
ibu lewati selama ini, ingatlah semua yang berjalan baik akhir-akhir ini. Ibu jangan merasa
malu lagi yaa, karena penyakit TB ini bukanlah suatu aib seperti yang ibu fikirkan. Walaupun
dalam jangka waktu yang lama tetapi penyakit TB ini akan bisa disembuhkan jika ibu tetap
rutin melakukan pengobatan. Ibu juga jangan lupa menutup mulut jika sedang batuk atau
selalu memakai masker jika akan keluar rumah agar penyakit ibu ini tidak akan menular.
Dengan begitu in sha Allah ibu tidak akan dijauhi orang-orang sekitar ibu karena mampu
mengontrol penularan penyakit ibu.

Untuk keluarga apa ada kendala dalam merawat pasien?

Baik bu/pak, HDR in adalah .........( Jelaskan ttg HDR,pnyebab,tanda dan gejala,akibat)

Jadi peran bapak ibu sebagai keluarga sangat dibutuhkan untuk mendukung atau
memotivasi pasien ini agar tidak merasa minder dengan penyakitnya. Bapak ibu hanya perlu
melakukan pencegahan seperti yang dijelaskan oleh perawat agar tidak tertular. Hanya itu
saja tidak perlu sampai menjauhi karena itu akan mempengaruhi psikologisnya.

Terminasi :

Allhamdulillah tidak terasa sudah 20 menit kita berbincang-bincang ya bu, bagaimana


perasaan ibu setelah berbincang-bincang ini? Semoga ini bermanfaat untuk ibu ya...

Ibu jangan lupa melakukan terus kegiatan positif tadi ya bu, keluarga juga mohon
bantuannya.

Besok in sha Allah kita akan bertemu lagi untuk mengoptimalkan aspek positif ibu ya.
Terima kasih untuk waktunya hari ini bu, saya pamit dulu

Anda mungkin juga menyukai