Anda di halaman 1dari 9

Penerapan Teori Akuntansi Pada Bisnis Menengah Dan Home Industry di Area Pedesaan:

Matching Principle Theory

Proposal Paper

Disusun oleh:

Flowrensya / 2201780266

Jessica Stevanie H / 2201765574

Shianne Nathania / 2201767831

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BINUS UNIVERSITY

2020
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................................................1
1.2 Pertanyaan Penelitian................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
2.1. Bisnis Menengah dan Industri Kreatif (Rumahan) sebagai Bentuk Usaha Populer di Wilayah
Pedesaan Indonesia...............................................................................................................................3
2.2. Matching Principle Theory dan UKM di Wilayah Pedesaan Indonesia.....................................3
BAB III.......................................................................................................................................................5
3.1 Metode Penelitian............................................................................................................................5
3.2 Tahap-tahap Wawancara................................................................................................................5
3.3 Data sampling..................................................................................................................................6
REFERENCES......................................................................................................................................7

i
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Pada Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 menyatakan bahwa pemerintah melakukan
pembinaan dan pengawasan desa dengan cara memberikan pedoman dan standar pelaksanaan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Agar pelaksanaan keuangan desa dapat terlaksana maka
diwujudkan dengan adanya Laporan Keuangan Pemerintahan Desa. Laporan Keuangan ini harus
berlandaskan Standar Akuntansi Pemerintahan Desa (SAPDesa). Hal ini menunjukkan bahwa
akuntansi juga diterapkan di area pedesaan dengan menggunakan SAPDesa yang berlaku.

Dalam suatu pedesaan, seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan kreatifitas
manusia serta tuntutan hidup yang semakin meningkat, tentu bermunculan industry-industri kecil
di desa-desa. Home industry memiliki potensi untuk dikembangkan demi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa. Terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh industri kecil,
yaitu: 1) Penyedia lapangan kerja, 2) Penyedia barang-barang murah untuk dikonsumsi rakyat, 3)
Efisiensi dan fleksibelitasnya terbukti menjadi kekuatan yang mampu membuatnya tetap
bertahan hidup, dan 4) Industri kecil sebagai sumber penghasil wirausahawan baru menurut
Rustani (1996). Dalam usaha home industri, ditemukan beberapa kelemahan menurut Thoha
(2000) yaitu pengembangan industry masih menggunakan pendekatan parsial, terutama dari
aspek permodalan atau pelatihan teknis. Sedangkan kebanyakan riset seperti Nugroho (2018) dan
Pradiani (2017), lebih membahas home industry dan bisnis menengah yang terfokus pada sistem
penjualan, digital marketing, dan laba rugi dalam menjalankan usahanya, sedangkan cara mereka
melaporkan laporan keuangan mereka tidak atau belum dibahas secara terstruktur. Maka dari itu,
kami selaku peneliti riset, ingin melakukan penelitian ini karena kami ingin membahas dan
mempelajari lebih lanjut relevansi dan sudut pandang home industry dan pebisnis menengah di
pedesaan terhadap teori-teori dasar akuntansi yang terfokus pada matching-principle theory
dalam proses pembukuan performa dan keuangan badan usaha.

1
Matching principle theory adalah teori prinsip bahwa perusahaan mengakui pengeluaran
pada saat yang sama dengan pendapatan agar pelaporan dapat akurat dan menghindari adanya
salah saji pendapatan periode tersebut. Pendapatan dan pengeluaran dicocokkan dengan laporan
laba rugi dalam periode waktu tertentu (annually, quarterly, monthly). Investor biasanya ingin
melihat laporan laba rugi yang baik dan dinormalisasi (pendapatan dan pengeluaran dicatat
bersama,). Dengan mencocokkan keduanya, investor mendapatkan pemahaman yang lebih baik
tentang ekonomi bisnis yang sebenarnya. Akan tetapi, perlu menjadi perhatian bahwa penting
untuk melihat hubungan laporan arus kas dengan laporan laba rugi.

1.2 Pertanyaan Penelitian


1. Apa relevansi dan tingkat kepentingan teori akuntansi terutama matching principle
theory dalam operasional bisnis menengah dan home (creative) industry di pedesaan
Indonesia?
2. Apa factor-faktor yang menyebabkan perbedaan sudut pandang dan perspektif
terhadap teori-teori dasar akuntansi terutama Matching principle theory di dalam
populasi badan usaha di wilayah pedesaan di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian


- Mengetahui relevansi dan tingkat kepentingan teori akuntansi terutama matching
principle theory dalam operasional bisnis menengah dan home industry di pedesaan
Indonesia.
- Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan sudut pandang dan perspektif
terhadap teori-teori dasar akuntansi terutama Matching principle theory di dalam
populasi badan usaha di wilayah pedesaan di Indonesia

2
BAB II
Kajian Literatur

2.1. Bisnis Menengah dan Industri Kreatif (Rumahan) sebagai Bentuk Usaha Populer di
Wilayah Pedesaan Indonesia
Pada faktanya, Indonesia sebagai sebuah negara yang memiliki kepadatan penduduk terbanyak
ketiga di seluruh dunia pastinya terdiri pula atas beragam macam bentuk usaha dan industri demi
menopang ekonomi nasional. Mulai dari perusahaan jawatan, perusahaan umum, perseroan,
hingga firma dan persekutuan komanditer. Namun, diluar itu semua, terdapat satu macam bentuk
(atau golongan skala) perusahaan yang sangat popular dan dominan diantara masyarakat negeri
berkembang ini, yaitu Bisnis Menengah dan Industri Kreatif (Rumahan) yang biasa disebut
dengan Usaha Kecil dan Menengah (Small- and Medium-sized Enterprises). Menurut teori
yang dikembangkan oleh Anderson (1982) tentang perkembangan suatu negara dan tahap tahap
industrialisasi nasional, Purnomo (2016) dan Sulistyastuti (2004) menjelaskan dan menekankan
bahwa berdasarkan riset dan studi kasus nya, di Indonesia—yang pada saat ini sedang
menggencarkan program industrialisasi di berbagai daerah—sangat siknifikan efek dari industry
kecil dan rumah tangga dalam menopang perekonomian domestic; yaitu sebesar 50% hingga
75%. Selain itu, data menunjukkan bahwa UKM mendominasi ‘pasar’ di daerah pedesaan
Indonesia karena popularitasnya di kalangan masyarakat menengah. Badan Pusat Statistik (2019)
menyajikan data pasar terkini yang mengemfasis bahwa Perusahaan Kecil dan Mikro berjumlah
sekitar 3.7juta (atau 3,668,873) dan Perusahaan Besar/IBS berjumlah sekitar 34ribu (atau
33,577) pada separuh decade terakhir. Jumlah tersebut menghasilkan rasio 1:109 antara
perusahaan berskala besar dengan UKM. Maka dari itu, sangat dapat terlihat jelas pentingnya
bagi peneliti untuk juga fokus terhadap ‘big-picture’ oleh bisnis-bisnis menengah dan rumahan
ini tanpa mengurangi relevansinya—jika disbandingkan dengan perusahaan mature—yang sering
terjadi di kalangan penelitian akademis kontemporer.

2.2. Matching Principle Theory dan UKM di Wilayah Pedesaan Indonesia


Seperti yang telah dijelaskan oleh Hidayat & Asmara (2017) dan Purnomo (2016) pada hasil
risetnya yang menunjukkan bahwa bisnis kreatif (dan/atau industry rumahan) dan menengah
adalah ‘pillar’ perekonomian Indonesia. Begitu juga pentingnya pengaplikasian teori akuntansi—

3
terutama Matching Principle Theory—pada badan usaha tersebut, tidak hanya dalam pelaporan
keadaan finansial dan keuangan melainkan juga dalam hal kapasitas/kemampuan entitas tersebut
untuk mengukur performa operasional (finansial dan non-finansial), untuk mendapatkan
wawasan modal dari badan-badan keuangan seperti bank dan koperasi, untuk mengetahui
indikasi likuiditas dari entitas itu sendiri, dan untuk memvisionir serta merencanakan rancangan
masa depan untuk bisnis kompetitifnya (Dechow, 1994 dan Geier, 1998). Matching Principle
Theory ini lebih merekomendasikan tata cara akuntansi accrual disbanding akuntansi yang
berbasis cash. Namun, penelitian-penelitian kontemporer lebih terfokus pada cara serta proses
UKM dalam memulai bisnisnya, mengoperasionalkannya, hingga system penjualannya
menggunakan Digital Marketing (yang sedang terpopulerkan oleh berkembang pesatnya
teknologi komunikasi jarak jauh). Seperti halnya Nugroho (2018) dan Pradiani (2017) yang
dalam penelitiannya relative terpaku pada satu titik yaitu system pemasaran menggunakan
teknologi digital dan social media yang dilakukan oleh bisnis menengah dan rumahan (UKM).
Hal ini bisa disebut dengan fenomena ‘tunneled-vision’ dimana para peneliti mengesampingkan
kepengtingan dari Matching Principle Theory dan memperlakukan pengaplikasiannya sebagai
black-box. Dikarenakan krusialnya dan pengabaian akan hal tersebut, kami sebagai peneliti di
bidang akuntansi merasakan kebutuhan yang sangat speisifik akan hal ini untuk dipelajari dan
didalami lebih lanjut oleh penelitian yang kami ajukan ini.

4
BAB III
Metodologi Penelitian

3.1 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Sumber data sekunder didapat
melalui studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data sekunder dengan mempelajari buku-buku
atau bahan-bahan tertulis yang ada hubungannya dengan topik yang akan diteliti, termasuk data-
data tertulis lainnya.

Pada metode kualitatif, peneliti menggunakan analisis diskursus karena mengingat tidak
dapat melakukan banyak pergerakan di saat pandemic. Dalam menggunakan analisis diskursus
ini kita mempelajari suatu event/fenomena. Karena menggunakan metode kualitatif, kita
memakai metode interview.

3.2 Tahap-tahap Wawancara

Tahapan persiapan penelitian (wawancara):

1. Penelitian akan dilakukan dengan melakukan wawancara dengan durasi 40 menit – 1 jam.

2. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di wawancara :

-Dimulai dengan pertanyaan biografi (nama, umur, domisili, dll)

- 5 pertanyaan pokok terdiri dari :

1. Menurut anda apa pengertian dari akuntansi?


2. Menurut anda apakah pengertian teori akuntansi seperti Matching Principle Theory?
Jika narasumber mengerti ke pertanyaan nomor 3 dan jika tidak mengerti dilanjutkan
pertanyaan nomor 4.
3. Menurut anda seberapa penting Matching Principle Theory itu di bisnis in general dan
secara spesifik usahanya?
4. Menurut anda, adakah pentingnya dan relevansinya pengaplikasian teori akuntansi dalam
pelaporan keuangan dan pengukuran performa perusahaan?

5
5. Menurut anda, factor-faktor apa saja yang berpengaruh atas keputusan anda untuk
menganggap pengaplikasian Matching Principle Theory tersebut penting/tidak penting
dalam usaha anda?

Tahap Pelaksanaan Penelitian :

Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek penelitian mengenai waktu dan tempat

untuk melakukan wawancara. Peneliti akan meminta ijin terlebih dahulu untuk melakukan
perekaman interview. Jika diperbolehkan, peneliti akan menjamin kerahasiaan dan anonym
identitas narasumber jika berkenan. Selanjutnya peneliti melakukan

analisis data sesuai metode analisis. Setelah itu peneliti membuat kesimpulan dan saran.

3.3 Data sampling

Sample yang diambil terdiri dari 15-20 pemilik usaha rumahan dan menengah (UKM) di
pedesaan Indonesia, terutama di Pulau Jawa karena kepadatan mayoritas penduduk Indonesia
yang berada di Pulau Jawa dan keberagaman bidang bisnis UKM yang tersedia, menjadikan hasil
riset dan sampling valid dan relevant.

6
REFERENCES

Nugroho, A. (2018). Pelatihan Dan Penerapan Strategi Pemasaran Melalui Media Sosial Pada
Home Industri "Sania Kue" Di Desa Sidowangi Kecamatan Kajoran Kabupaten
Magelang. Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat 2018.

Pradiani, T. (2018). Pengaruh Sistem Pemasaran Digital Marketing Terhadap Peningkatan


Volume Penjualan Hasil Industri Rumahan. Jurnal Ilmiah Bisnis Dan Ekonomi
Asia, 11(2), 46-53. https://doi.org/10.32812/jibeka.v11i2.45

Purnomo, Rochmat Aldy (2016). Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia. Ziyad Visi


Media, Surakarta.319-8

A.Geirer, Deborah (1998). The Myth of the Matching Principle as a Tax Value. American
Journal of Tax Policy. 15-17

Dechow, P. M. (1994). Accounting earnings and cash flows as measures of firm performance.
Journal of Accounting and Economics 18 (1994) 3-42. https://doi.org/10.1016/0165-
4101(94)90016-7

https://corporatefinanceinstitute.com/resources/knowledge/accounting/matching-principle/

https://www.bps.go.id/site/resultTab

Anda mungkin juga menyukai