Anda di halaman 1dari 58

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR, PERAN DAN KEDUDUKAN PNS

JUDUL RANCANGAN AKTUALISASI:

“Optimalisasi Penerapan Inisiasi M enyusui Dini (IM D)


Pada Ibu Post Partum M elalui Lembar Komitmen Di Ruang Bersalin
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan”

Oleh :
MARCE TASIK SALAMBA, AM.KEB
BIDAN TERAMPIL
NDH : 20

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN XVIII


PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN BEKERJA SAMA
DENGAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2021
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jalan Chairil Anwar No. 8 A Puuwatu Tlp. 3124061 Fax. 3125905

LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR, PERAN, DAN KEDUDUKAN ASN

“Optimalisasi Penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) Pada Ibu Post Partum
Melalui Lembar Komitmen Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan”

OLEH:
Marce Tasik Salamba, AM.Keb
Bidan Terampil
NDH: 20

TELAH DISETUJUI UNTUK DISEMINARKAN


PADA TANGGAL 3 MARET 2021
DI BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI
SULAWESI TENGGARA

COACH MENTOR

Ir. Hj. Ikah Atikah, MP. HASDA, S.ST


NIP : 19640507 199203 2 008 NIP : 19760118 200701 2 011
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena

atas limpahan kasih dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan rancangan laporan aktualisasi ini, guna untuk memenuhi persyaratan

dalam menyelesaikan pelatihan dasar sebagai CPNS tahun 2021 di Provinsi Sulawesi

Tenggara di lingkup Pemerintahan Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya rancangan laporan aktualisasi ini, tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan serta motivasi

kepada penulis. Sehubungan dengan hal ini, maka penulis menyampaikan

penghargaan yang tulus dan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tuaku (Ayah Mathius Marampa Salamba, B. Ac dan Ibu Damaris

Bara’ Tasik), Suami tercinta (Marthyanto Lada, S. Farm, Apt), Anakku tersayang

(Danuta Parviz Lada), dan semua kakak-kakakku (Ronius Darma Salamba, S.Pi,

Juun Tasik Salamba, A.Md dan Guspy Salamba, SKM) yang tidak henti-hentinya

memberikan doa, dukungan, motivasi serta kasih sayang yang begitu besar kepada

penulis, semoga kasih Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai kita semua dan

semoga penulis bisa memberikan yang terbaik untuk kalian.

2. Bapak Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi

Tenggara (Syahruddin Nurdin, S.E)

3. Bapak Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan (Ir. H. Amrullah, MT).

4. Bapak Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kabupaten Konawe Kepulauan (Umar, S.Pd).


5. Ibu Pembimbing atau Coach (Ir. Hj. Ikah Atikah, MP).

6. Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan (dr.

Rudi Utomo).

7. Ibu Kepala Ruangan kamar bersalin RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan

sekaligus sebagai mentor (Hasda, SST).

8. Dan semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan serta dukungannya.

Penulis menyadari bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih jauh dari

kesempurnaan baik isi, bahasa maupun materi yang ada di dalamnya. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam

penyempurnaan laporan rancangan aktualisasi ini.

Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan rancangan

aktualisasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kendari, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. III
KATA PENGANTAR....................................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1


1.2. TUJUAN ............................................................................................................... 5
1.3. MANFAAT............................................................................................................ 5
1.4. RUANG LINGKUP .............................................................................................. 5
1.5. WAKTU DAN TEMPAT...................................................................................... 6

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN


KEDUDUKAN PERAN ASN DAN PENETAPAN ISU

2.1. GAMBARAN UMUM ORGANISASI ..................................................................... 6

2.1.1. Kedudukan Organisasi ....................................................................................... 7

2.1.2. Visi dan Misi Organisasi ..................................................................................... 7

2.1.3. Struktur Organisasi ............................................................................................. 9

2.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ............................................................... 10

2.1.5. Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Terampil........................................................ 11

2.1.6. Data-data Sumber Daya Manusia .................................................................... 13

2.1.7. Identifikasi dan Penetapan Isu .......................................................................... 15

2.1.8. Analisis Isu............................................................................................................ 16

2.2. KONSEPSI NILAI DASAR, KEDUDUKAN DAN PERAN ASN ....................... 18

2.2.1. Akuntabilitas ......................................................................................................... 18

2.2.2. Nasionalisme ........................................................................................................ 19

vi
2.2.3. Etika Publik........................................................................................................... 22

2.2.4. Komitmen Mutu .................................................................................................... 24

2.2.5. Anti Korupsi .......................................................................................................... 26

2.2.6. Manajemen ASN ................................................................................................. 26

2.2.7. Whole Of Government......................................................................................... 27

2.2.8. Pelayanan Publik................................................................................................. 29

BAB III RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

3.1. GAGASAN KREATIF ............................................................................................. 32

3.2. DESKRIPSI/PENJELASAN KEGIATAN ............................................................. 33

3.3. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................................... 48

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

vii
DAFTAR TABEL

Gambarl 1 Struktur Organisasi RSUD Kab. Konawe Kepulauan .......................... 9


Tabel 1 Data Sumber Daya Manusia ......................................................................... 11
Tabel 2 Identifikasi Isu ................................................................................................... 15
Tabel 3 Teknik APKL ..................................................................................................... 16
Tabel 4 Deskripsi Kegiatan........................................................................................... 33
Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan....................................................................... 48

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aparatur sipil negara adalah profesi bagi Pegawai negeri Sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja bekerja pada instansi
pemerintah yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas pada suatu jabatan pemerintahan atau tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan perundang-undangan. Ketentuan dan
kewajiban Aparatur Sipil Negara telah diatur dalam UU nomor 5 tahun
2014 dimana seorang Aparatur Sipil Negara untuk bertingkah laku sesuai
nilai dasar, etika profesi, berjiwa integritas, kreatif, inovatif, peduli dan
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktek KKN (Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme) sehingga diharapkan mampu menyelenggarakan
pelayanan publik yang bertanggung jawab, berkualitas dan bermanfaat
bagi masyarakat.
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang penting di
lingkungan masyarakat, terlebih pada tugasnya dalam memberikan
pelayanan. Berbagai regulasi dan kebijakan ASN telah di tetapkan untuk
mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya secara efektif dan
efisien untuk dapat membentuk ASN yang profesional. Bersinggungan
dengan hal tersebut, maka dilaksanaknanlah pembinaan melalui
pendidikan dan pelatihan dasar bagi seorang CPNS.
Pelatihan dasar CPNS adalah pelatihan terintegrasi yang
mengedepankan penguatan nilai-nilai ANEKA diantaranya yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Dalam pembentukan karakter kepribadian seseorang ASN atau
dengan kata lain pelatihan dasar ini bertujuan membangun integritas
moral, kejujuran, wawasan kebangsaan, semangat nasionalisme,

1
karakter kepribadian yang unggul serta meningkatkan profesionalisme
dan kompetensi bidang dengan landasan hukum Peraturan Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Pelatihan Dasar CPNS.
Nilai-nilai konsepsi dasar (ANEKA) tersebut diharapkan dapat
terpatriotisme dalam jiwa setiap ASN agar tidak sekedar menjadi teori
idealis berisi kalimat-kalimat normatif, maka diperlukan proses
pembiasaan dalam sebuah agenda habituasi yang bersifat intrinsik.
Selanjutnya, nilai-nilai dasar ini perlu diaktualisasikan dalam kehidupan
serta pelaksanaan tugas dan fungsi seorang ASN terutama dalam
menyelesaikan isu-isu aktual sehingga mampu memberi dampak
ekstrinsik di lingkungan kerja.
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan masyarakat yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat. Bidan merupakan salah satu
sumber daya yang mempunyai peran penting di rumah sakit. Bidan
bertugas memberikan asuhan kebidanan. Tugas bidan sangat penting
karena menyangkut keselamatan ibu dan bayi yaitu pada saat membantu
persalinan. Bidan harus mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) sebagai acuan standar yang harus
digunakan dalam memberikan pelayanan obstetri dan neonatal (Depkes
RI, 2007).
Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan obstetri dan
neonatal, khususnya bidan harus mampu dan terampil memberikan
pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Bidan bertanggung
jawab untuk memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman,
menangani situasi kegawadaruratan tertentu untuk mengoptimalkan
kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir

2
Pemberian ASI secara dini tidak terlepas dari peran tenaga
kesehatan khususnya dokter dan bidan. Namun, di Indonesia masih
banyak tenaga kesehatan maupun pelayanan kesehatan (termasuk
Rumah Sakit) yang belum mendukung pemberian ASI secara dini dengan
alasan keadaan ibu masih lemah, masih banyak darah dan lendir yang
harus dibersihkan, takut bayi terkena hipotermi, bahkan ada yang
mengatakan Inisiasi Menyusu Dini dengan membiarkan bayi merangkak
sendiri mencari puting susu ibu adalah hal primitif yang melecehkan
bangsa Indonesia (padahal IMD juga dilakukan di negara maju). Banyak
rumah sakit dan bidan yang langsung memberikan susu formula begitu
bayi lahir jika ASI belum keluar (Soegiarto, 2008).
Di Indonesia pelaksanaan IMD disosialisasikan pada saat Pekan
ASI se-Dunia tahun 2007. Pada kesempatan tersebut ibu Presiden
Republik Indonesia menghimbau agar para ibu memberi kesempatan
pada bayinya untuk menyusu dalam satu jam pertama setelah
melahirkan. Oleh karena itu, Ibu Negara juga menghimbau semua
petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk para dokter
dan bidan untuk membantu ibu-ibu melaksanakan IMD segera setelah
melahirkan (Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat,
2007). IMD menjadi begitu penting untuk dilakukan karena Di sejak tahun
2008 dalam Asuhan Persalinan Normal (APN), IMD tersebut merupakan
langkah terakhir yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan yang
membantu persalinan (Depkes, 2008).
IMD akhir-akhir ini banyak digaungkan The United Nations
Children’s Fund (UNICEF). Pemerintah Indonesia telah mencanangkan
IMD sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian ASI. IMD
merupakan bagian dari manajemen laktasi yang relatif baru dan harus
disosialisasikan secara benar ke masyarakat (Siregar, 2004)..

3
Walaupun pemerintah mendukung kebijakan WHO dan UNICEF
yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan life
saving, tetapi dalam penerapannya IMD itu sendiri belum terlaksana
dengan sempurna di beberapa rumah sakit, baik itu rumah bersalin
umum, maupun di klinik praktek bidan, sehingga penerapannya masih
perlu di kembangkan untuk memaksimalkan pelaksanaan inisiasi
menyusu dini.
Faktor-faktor yang mempengaruhi program IMD yaitu pengetahuan
ibu, dukungan sosial, sosio kultural, kepercayaan dan salah satunya
peran bidan. Peran bidan sendiri secara nyata dilapangan dalam
pelaksanaan IMD belum secara optimal, didukung dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nur Hidayatul pada tahun 2012 didapatkan hasil
bahwa 72,72% pemberian IMD dilakukan tidak tepat. Hal ini dikarenakan
bidan yang dikunjungi oleh ibu hamil tidak pernah membahas IMD dan
informasi kesehatan terbaru. Kurangnya peran bidan dalam memberikan
pendidikan dan penyuluhan tentang IMD menjadikan ibu hamil kurang
informasi, yang menyebabkan pemberian IMD yang tidak terlaksana
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada bidan yang
dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan,
IMD belum sepenuhnya juga dilakukan, hal ini dikarenakan kondisi yang
ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan
seperti proses persalinan patologi, keadaan ibu yang lemah, faktor bayi
yang mengalami masalah saat persalinan, faktor sosial budaya,
kurangnya informasi tentang pentingnya IMD dan kurangnya peranan
petugas kesehatan sehingga pelaksanaan IMD pun belum optimal. Dari
kondisi tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul dalam rancangan
aktualisasi yaitu “ Optimalisasi penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
pada ibu post partum di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun 2021”.

4
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas
sebagai bidan terampil pada di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan
b. Tujuan Khusus
Terwujudnya optimalisasi penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan.
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
1. Dapat mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA didalam pekerjaan
sebagai ASN, sehingga dapat terbentuknya keperibadian dan
pencapaian kinerja yang lebih baik.
2. Dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan tugas dan fungsi
profesi.
b. Bagi Unit Kerja
Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai fasilitas kesehatan yang mampu melaksanakan
asuhan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
c. Bagi Petugas dan Masyarakat
1. Meningkatkan kepatuhan bidan dalam menerapkan asuhan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD).
2. Masyarakat mendapatkan pelayanan yang komprehensif.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi meliputi upaya
meningkatkan penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan , melalui kegiatan

5
sosialisasi dan membuat komitmen bagi para bidan dengan menerapkan
nilai-nilai dasar ASN yaitu nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi serta nilai Pelayanan Publik, Manjemen
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Whole of Government (WoG).

1.5 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi di mulai dari tanggal 5 Maret
– 2 April 2021, yang akan dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan di Ruang Bersalin.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN KONSEPI NILAI-NILAI DASAR,


KEDUDUKAN DAN PERAN ASN

2.1 Gambaran Umum Organisasi


2.1.1 Kedudukan Organisasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan terletak di
ibu Kota Konawe Kepulauan tepatnya di Desa Pasir Putih, Kecamatan
Wawonii Barat yang mempunyai luas lahan : 80.000 m²dan luas bangunan
3.511 m². RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan terletak pada garis bujur -
4.024602 dan garis lintang 122.990724.
Berdasarkan Surat Dinas Penanaman Modal, PTSP, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi kabupaten Konawe Kepulauan nomor 503/DPM-
PTSP,NAKERTRANS-III/2017 tanggal 2 maret 2017, tentang Izin
Operasional Rumah Sakit Kabupaten Konawe Kepulauan, memberikan izin
operasional Rumah Sakit Umum Daerah kabupaten Konawe Kepulauan
Type D untuk untuk menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan, dimana tugas pokok dan fungsi lembaga
teknis Rumah Sakit Umum Daerah Konawe Kepulauan yang merupakan
unsur pendukung dari tugas pemerintahan dimana Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan dipimpin oleh direktur yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris daerah dan secara teknis operasional memperoleh pembinaan
dari dinas kesehatan.
2.1.2 Visi dan Misi Organisasi
Dari berbagai harapan stakeholders terhadap rumah sakit, maupun
harapan rumah sakit kepada stakeholders,RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan menerjemahkannya ke dalam penetapan visi, misi, dan strategi
rumah sakit.
Visi merupakan gambaran masa depan rumah sakit yang hendak diraih
yang bersifat realistis, nyata, menarik, dan menantang. Dengan penetapan

7
visi, diharapkan seluruh komponen rumah sakit memiliki pandangan jauh ke
depan ke arah mana rumah sakit akan dibawa sesuai dengan harapan
stakeholders. Berdasarkan berbagai kajian dan pertimbangan atas semua
aspek yang mempengaruhi rumah sakit,RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan menetapkan rumusan visi sebagai berikut:
“MENJADI RUMAH SAKIT YANG BERKUALITAS DAN MENJADI
KEPERCAYAAN PUBLIK DI KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN”
Misi adalah pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang
ingin dicapai oleh rumah sakit, sehingga membawa rumah sakit kepada
suatu fokus untuk menggalang sumber daya yang ada guna melaksanakan
aktivitas utama rumah sakit.
Berdasarkan Visi tersebut di atas, Misi yang ingin dicapai Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan adalah:
a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan.
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan yang
bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
c. Menyediakan Sumber Daya Manusia Kesehatan yang berkompetensi dan
profesional dibidangnya.
d. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang aman dan
mutakhir.
e. Mewujudkan tata kelola rumah sakit yang profesional, integritas, beretika
dan akuntabel.
Dalam upaya menggapai misi tersebut, RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai bagian dari elemen institusi pemerintah daerah
dihadapkan pada dua responsibilitas yang harus diemban, yaitu peran
sebagai satuan kerja yang tidak bertujuan mencari keuntungan dan peran
untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat. Untuk dapat menjalankan peran tersebut, sangat diperlukan
proses tata kelola (governance) yang simetris sehingga tujuan tersebut dapat
dicapai secara seimbang.

8
2.1.3 Struktur Organisasi

Peraturan Bupati Kabupaten Konawe Kepulauan Nomor 3.A Tahun


2017 tentang pembentukan, kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi serta tata kerja rumah sakit umum daerah kelas D Kabupaten Konawe
Kepulauan menjelaskan bahwa Rumah Sakit dipimpin oleh seorang Direktur
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah. Adapun susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
Konawe Kepulauan yaitu :
a. Direktur;
b. Sub Bagian Tata Usaha, terdiri dari: Humas yang membawahi Tim PKRS
dan Case manager
c. Sub Bagian Perencanaan;
d. Seksi Pelayanan Medis;
e. Seksi Pelayanan Keperawatan, terdiri dari:
1) Instalasi Gawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
3) Instalasi Rawat Inap
f. Seksi Penunjang Medis, terdiri dari:
1) Instalasi Rekam Medis
2) Instalasi Farmasi
3) Instalasi Gizi
4) Unit Laboratorium
5) Unit CSSD
6) Unit Loundry
7) IPSRS

9
Adapun Bagan struktur organisasi RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan sebagai berikut :

Gambar 1 Struktur Organisasi RSUD Konawe Kepulauan

2.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi


Melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil
guna dengan mengutamakan penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan
melaksanakan upaya rujukan, Sejalan dengan tuntutan kualitas pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan sangat berperan
penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Konawe
Kepulauan. Pada umumnya selain itu Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan merupakan institusi kesehatan dibawah
Departemen Kesehatan RI yang turut berperan aktif dalam mensukseskan
program peningkatan derajat kesehatan masyarakat indonesia dalam
pemenuhan kebutuhan dasar secara substansial dengan memberikan
perlindungan dan pelayanan kesehatan yang prima.

10
Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe Kepulauan :
1) Menyelenggarakan pelayanan medik;
2) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik;
3) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan;
5) Menyelenggarakan pendidikan dan latihan;
6) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, dan
7) Menyelenggarakan administrasi/ketatausahaan dan keuangan.
2.1.5 Tugas Pokok dan Fungsi Bidan Terampil
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 Tentang
Jabatan Fungsional Bidan, uraian kegiatan tugas jabatan fungsional Bidan
kategori keterampilan sesuai jenjang jabatan, ditetapkan dalam butir
kegiatan sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2) Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan
kebidanan;
3) Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4) Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5) Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6) Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene;
7) Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus
fisiologis;
8) Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9) Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai
dengan kebutuhan;
10) Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11) Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12) Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13) Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14) Melakukan pengkajian pada ibu nifas;

11
15) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke
tiga pasca persalinan (KF 1);
16) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan
(KF 2)
17) Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan
(KF 3);
18) Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;
19) Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21) Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR);
22) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23) Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24) Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada
individu/keluarga sesuai kebutuhan;
25) Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26) Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah
kerja Puskesmas melalui kunjungan rumah;
27) Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28) Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD);
29) Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan;
30) Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada
anak sekolah

12
2.1.6 Data-Data Sumberdaya

Tabel 1 : Daftar Ketenagaan RSUD Konawe Kepulauan

berdasarkan Pendidikan Tahun 2020

HONOR/
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN PNS JUMLAH
KONTRAK
I Tenaga Medis

1 Dokter Umum + Interensif 3 4 7


2 Dokter Spesialis Bedah - - -

3 Dokter Spesialis Penyakit - - -


Dalam
4 Dokter Spesialis Kes. Anak - - -
5 Dokter Spesialis Obgyn - - -
6 Dokter Spes THT - - -
7 Dokter Spes Anastesi - - -
7 Dokter Gigi 1 - 1

Sub Total 4 4 8
II Tenaga Keperawatan

1 Perawat Profesional (Ners) 23 9 32


2 Sarjana Keperawatan - 2 2
3 Perawat Vokasi (D3/D4) 4 23 27

4 Perawat Kesehatan Gigi


6 2 8
(AMKG)
5 Bidan (D3/D4) 6 19 25
6 Fisioterapis - 1 1

Sub Total 39 56 95
III Tenaga Kefarmasian

1 Apoteker 4 1 5

13
2 S1 Farmasi 1 1 2
3 D3 Farmasi - 5 5
Sub Total 5 7 12
IV Tenaga Kesehatan
Masyarakat

1 S2 Kesehatan Masyarakat - - -
2 S1 Kesehatan Masyarakat 9 2 11
Sub Total 11 2 11

V Tenaga Gizi

1 S1 Gizi - - -
2 D3 Gizi 4 2 6
3 Tenaga Gizi lainnya - - -
Sub Total 4 2 6
VII Tenaga Penunjang Medis

1 Radiografer 2 - 2
2 Elektromedis 1 - 1
3 Analis Kesehatan 5 1 6
4 Sanitarian 3 1 4
5 Perekam Medis 4 - 4

Sub Total 15 2 17
IX Sarjana Muda / Sarjana Non Kesehatan

1 S1 Komputer - 1 1
2 D1 Komputer - - -
3 D3 Lainnya - - -

Sub Total - 1 3
X SLTA / SLTP / SD

1 SMA Sederajat 1 16 17

14
2 SLTP Sederajat - 6 6
Sub Total 1 22 23

JUMLAH TOTAL 79 96 175


Sumber : Data Primer per Januari Tahun 2020

2.1.7 Identifikasi dan Penetapan Isu


Berdasarkan identifikasi yang penulis lakukan selama bekerja di RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan beberapa isu yang penulis temukan terkait
tupoksi sebagai pelayan publik adalah :
Tabel 2 : Identifikasi Isu Berdasarkan Tugas Dan Fungsi Bidan Terampil

No Pelaksanaan Tugas Isu Teridentifikasi Deskripsi Keterkaitan


atau Fungsi Pegawai Dengan Agenda III
Yang Belum Optimal

1. Melakukan tindakan Kurangnya bidan Manajemen ASN: Pihak


kepatuhan
rekanan belum profesional
pencegahan infeksi untuk melakukan 6 langkah cuci
tangan yang baik dan benar Pelayanan Publik:
sebelum dan sesudah Pelayanan yang diberikan
melakukan tindakan di Ruang pihak rekanan kurang
Bersalin RSUD Kabupaten responsif.
Konawe Kepulauan
2. Melakukan tindakan Kurangnya kepatuhan bidan Manajemen ASN: Pihak
rekanan belum profesional
pencegahan infeksi dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai Pelayanan Publik:
Standar Operasional Prosedur Pelayanan yang diberikan
(SOP) saat menolong pihak rekanan kurang
persalinan di Ruang Bersalin responsif.
RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan
3. Melakukan fasilitasi Belum Optimalnya penerapan Manajemen ASN: Pihak
rekanan belum profesional
Inisiasi Menyusui Dini Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

15
(IMD) pada persalinan pada ibu post partum di Ruang Pelayanan Publik:
normal Bersalin RSUD Kabupaten Pelayanan yang diberikan
Konawe Kepulauan pihak rekanan kurang
responsif.

2.1.8 Analisis Isu


Analisis isu menggunakan Analisa tapisan metode APKL, sebagaimana
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3 : Analisis Isu Metode APKL
Kriteria Skor
ISU TERIDENTIFIKASI Total Ranking
NO A P KK LL
1. Kurangnya kepatuhan bidan
untuk melakukan 6 langkah cuci
tangan yang baik dan benar
sebelum dan sesudah 3 3 3 2 11 III
melakukan tindakan di Ruang
Bersalin RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan
2. Kurangnya kepatuhan bidan
dalam penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) sesuai
Standar Operasional Prosedur
3 4 3 2 12 II
(SOP) saat menolong
persalinan di Ruang Bersalin
RSUD Kabupaten Konawe
Kepulauan
3. Belum Optimalnya penerapan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
pada ibu post partum di Ruang 5 4 4 5 18 I
Bersalin RSUD Kabupaten
Konawe Kepulauan.

16
Sumber data : hasil analisis (2021)

Skala Keterangan
5 Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
4 Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan

3 Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)


2 Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)

Berdasarkan scoring dari Skala Likert pada analisis isu metode APKL di
atas didapatkan hasil isu prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah
mengenai “ Belum Optimalnya penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada
ibu post partum”.
Analisis isu menggunakan Mind Mapping (Peta Permasalahan)

Kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
pentingnya
IMD

Belum Optimalnya
Penerapan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
Gencarnya pada ibu post partum Kurangnya
promosi susu di Ruang Bersalin RSUD dukungan
formula keluarga
Kab. Konawe

Kepulauan

Kurangnya
dukungan
dari Nakes

17
2.2 Konsepsi Nilai Dasar, Kedudukan Peran ASN
2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Amanah seorang ASN adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-
nilai publik tersebut meliputi :
 Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
 kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok dan pribadi;
 Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
 Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;
 Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,
yaitu :
 Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
lingkungannya;
 Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi;
 Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam
menjunjung tinggi nilai-nilai, norma-norma luhur dan keyakinan;
 Tanggung Jawab : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja, tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban;

18
 Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal,
baik menyangkut benda atau orang;
 Kepercayaan: Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan,
dimana kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas;
 Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan kapasitas;
 Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan, serta ;
 Konsistensi: adalah sebuah usaha untuk terus menerus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa
yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Ada lima nilai-nilai dasar dari pancasila yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
 Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
 Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab;
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
 Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

19
 Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
Yang Maha Esa;
 Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
dan
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa;
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.;
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia;
 Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira;
 Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain;
 Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
 Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
 Berani membela kebenaran dan keadilan,
 Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia.
 Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain
3) Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
 Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan;
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.;
20
 Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa;
 Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia;
 Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social;
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika, dan
 Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa
4) Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan
 Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama;
 Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
 Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama;
 Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan;
 Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah;
 Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
 Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan; Musyawarah dilakukan dengan
akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur;
 Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama, dan
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan
5) Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
21
 Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan;
 Mengembangkan sikap adil terhadap sesame;
 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
 Menghormati hak orang lain;
 Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri;
 Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain;
 Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah;
 Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum.;
 Suka bekerja keras.;
 Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
 Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan social.
2.2.3 Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2) Sisi dimensi reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3) Modalitas Etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
a) Kode etik Aparatur Sipil Negara
Kode Etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Adapun Kode Etik

22
Profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku
Aparatur Sipil Negara yakni sebagai berikut:
 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
 Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
 Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
b) Sumber-sumber Kode Etik bagi Aparatur Sipil Negara

23
Berikut ini adalah sebagian dari sumber-sumber kode etik yang telah
berkembang dalam sistem administrasi publik sejak kemerdekaan, yaitu:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang Sumpah


Jabatan Pegawai Negeri Sipil dan Anggota Angkatan Perang
2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji
Pegawai Negeri Sipil
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan
Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS.
6) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN).
2.2.4 Komitmen Mutu
Goetsch and Davis (2006: 5) berpendapat bahwa belum ada definisi
mutu yang dapat diterima secara universal, namun mereka telah
merumuskan pengertian mutu sebagai berikut: “Quality is a dynamic state
associated with products, services, people, processes, and environments
that meets or exceeds expectation.” Menurut definisi yang dirumuskan
Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan
dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen atau pengguna.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan(customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur pencapaian hasil kerja. Mutu juga dapat
dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa
sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors).

24
Ada 3 (tiga) aspek yang terdapat dalam komitmen mutu, yaitu
efektifitas, efisien, dan inovasi.
1) Efektifitas
Richard L. Daft (Tita Maria Kanita 2010: 8) mendefinisikan efektivitas
sebagai berikut: Efektifitas organisasi berarti sejauh mana organisasi
dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil mencapai apapun
yang coba dikerjakannya. Efektivitas organisasi berarti memberikan
barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan.
Merujuk dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik
utama yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektifitas
adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya,
waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
2) Efisien
Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita (2010: 8) mendefinisikan
efisiensi sebagai Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai
tujuan organisasional. Efisiensi organisasi ditentukan oleh berapa
banyak bahan baku, uang, dan manusia yang dibutuhkan untuk
menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung sebagai
jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau
jasa.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi diukur dari
ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan, sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya

25
pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur.
Sebagaimana pendapat Richard L. Daft dalam Tita Maria Kanita
(2011: 56) bahwa, ‘Inovasi barang dan jasa adalah cara utama di mana
suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar,
teknologi, dan persaingan.
Munculnya ide/gagasan baru, kreativitas, dan inovasi dilator belakangi
oleh semangat belajar yang tidak pernah pudar, yang dijalani dalam
proses pembelajaran secara berkelanjutan.
Demikian juga di lingkungan lembaga pemerintahan, aparatur dapat
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitasnya, untuk melahirkan
terobosan-terobosan baru dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi
layanan, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang -
undangan.
2.2.5 Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin, yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan.
Dalam UU No.31 Tahun 1999, pengertian korupsi, yaitu: “Setiap orang
yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk melakukan perbuatan
dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi
yang mengakibatkan kerugian keuangan negara atau perekonomian
negara.”
Dari pengertian korupsi yang dipaparkan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian korupsi merupakan suatu tindakan yang
sangat tidak terpuji yang dapat merugikan suatu bangsa dan Negara, seperti
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan lain sebagainya untuk
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi, yang mengakibatkan
kerugian keuangan pada negara.
2.2.6 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas

26
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
 Kepastian hukum;
 Profesionalitas;
 Proporsionalitas;
 Keterpaduan;
 Delegasi;
2.2.7 Whole of Government (WoG)
Whole of Goverment (WoG) adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas, guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen, program dan pelayanan publik. Di dalam Whole of Government
terdapat bebrapa nilai indikator, yaitu koordinasi, integrasi, kolaborasi,
partisipasi, komunikasi, kerjasama, kemitraan, kepentingan bersama dan
berkesinambungan.
Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan, baik
dari sisi penataan institusi formal maupun informal.
a. Penguatan koordinasi antar lembaga, penguatan koordinasi dapat
dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Dalam prakteknya, span of control atau
rentang kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai
mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah koordinasi. Dengan jumlah
lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih mudah;
b. Membentuk lembaga koordinasi khusus, pembentukan lembaga terpisah
dan permanen yang bertugas dalam mengkoordinasikan sektor atau
kementerian adalah salah satu cara melakukan WoG. Lembaga

27
koordinasi ini biasanya diberikan status kelembagaan setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang
dikoordinasikannya;
c. Membentuk gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan
koordinasi yang dilakukan di luar struktur formal, yang sidatnya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah satu cara
agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut
sementara dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses
koordinasi tadi,dan
d. Koalisi sosial, ini merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus
dalam koordinasi ini. Di Australia dalam masa pemerintahan Howard
melakukan hal ini dengan mendorong inisiatif koalisi sosial antar aktor
pemerintah, bisnis dan kelompok masyarakat. Koalisi sosial ini mendorong
adanya penyamaan nilai dan persepsi tentang suatu hal, sehingga pada
akhirnya akan terjadi koordinasi alamiah.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran
praktek antara lain adalah: kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya
organisasi, serta kepemimpinan.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dlakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. enis pelayanan publik
yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan WoG adalah Pelayanan
yang Bersifat Adminisitratif, Pelayanan Jasa, Pelayanan Barang, Pelayanan
Regulatif.
Adapun berdasarkan polanya, pelayanan publik dapat dibedakan juga
dalam 5 (lima) macam pola pelayanan yang masing- masing diuaraikan
sebagaimana berikut ini:
 Pola Pelayanan Teknis Fungsional
 Pola Pelayanan Satu Atap
 Pola Pelayanan Satu Pintu
 Pola Pelayan Terpusat

28
 Pola Pelayanan Elektronik
2.2.8 Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah
segala bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah
di pusat dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:

a. Partisipatif
Partisipatif dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan
masyarakat pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
b. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
c. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait
denganbentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan,
mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan.
d. Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
e. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu

29
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan
untuk memenuhi mandat konstitusi.
f. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujua n
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya
yang murah.
g. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan
dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan
layanan tersebut.
h. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat luas melalui media publik.
i. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan
bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Hal-hal fundamental dalam pelayanan publik, antara lain: Pelayanan
publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi, Pelayanan
publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga Negara,
Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa yang akan datang, Pelayanan
publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi sebagai proteksi

30
bagi warga negara. Bentuk-bentuk patologi birokrasi antara lain:
Penggelembungan Organisasi, Duplikasi Tugas dan Fungsi, Red Tape,
Konflik Kewenangan, Korupsi Kolusi dan Nepotisme, dan Enggan Berubah.
Budaya birokrasi yang melayani masyarakat dapat dioperasionalisasikan
dengan cara: memiliki kode etik untuk mengatur hal-hal apa saja yang secara
etis boleh dan tidak boleh dilakukan, menjadikan prinsip melayani sebagai
suatu kebanggaan, memiliki code of conduct atau SOP yang jelas dalam
memberikan pelayanan, memiliki etika profesionalisme sebagai seorang
birokrat. Prinsip-pinsip pelayanan prima antara lain: Responsif terhadap
pelanggan/memahami pelanggan, Membangun visi dan misi pelayanan,
Menetapkan standar pelayanan dan ukuran kinerja pelayanan, Pemberian
pelatihan dan pengembangan pegawai terkait bagaimana memberikan
pelayanan yang baik, Memberikan apresiasi kepada pegawai. Tujuh Sikap
pelayanan, antara lain: Passionate, Progressive, Proactive, Promt, Patience,
Proporsional, Puctional.
Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya
memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa
yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etiket pelayanan yang perlu
diperhatikan oleh ASN terhadap pengguna jasa pada umumnya adalah
sebagai berikut: Sikap/ perilaku, Ekspresi wajah, Penampilan, Cara
berpakaian, Cara berbicara, Cara mendengarkan, Cara bertanya. Beberapa
etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh ASN antara lain: Politeness,
Respectful, Attentive, Cooperatif, Tolerance, Informality, Self Control.

31
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
3.1. Gagasan Kreatif

a. Unit Kerja : RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan


b. Isu Yang Diangkat : Belum Optimalnya penerapan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) pada ibu post partum di Ruang Bersalin
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan.
c. Gagasan Pemecahan Isu : Belum Optimalnya penerapan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) pada ibu post partum di Ruang Bersalin
RSUD Kabupaten Konawe Kepulauan, yaitu :
1. Melakukan sosialisasi rancangan aktualisasi
2. Membuat banner
3. Membuat poster
4. Melakukan rapat koordinasi membangun
komitmen bagi para bidan di ruang bersalin
5. Evaluasi
d. Tujuan Pemecahan Isu : Terwujudnya optimalisasi penerapan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) pada ibu post partum di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Konawe
Kepulauan.

32
3.2. Deskripsi/ Penjelasan Kegiatan
Tabel 4 : Rancangan Aktualisasi

Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Output / Hasil Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Sosialisasi a. Bertemu dengan Mendapatkan surat a. Akuntabilitas: Terlaksananya kegiatan
rancangan pimpinan rumah persetujuan dari Kegiatan yang akan konsultasi dengan
aktualisasi. sakit dan pimpinan rumah sakit dilaporkan kepada pimpinan pimpinan merupakan
berkonsultasi merupakan bagian dari perwujudan dari misi ke-
dalam tanggung jawab bawahan 5 yaitu “Mewujudkan
melaksanakan kepada pimpinan. tata kelola rumah sakit
kegiatan. b. Nasionalisme: yang profesional,
Akan berkonsultasi dengan integritas, beretika dan
pimpinan terkait pelaksanaan akuntabel”
kegiatan dengan cara
musyawarah dan mencapai
mufakat bersama
c. Etika Publik:
Menghadap pimpinan rumah
sakit sebelum melakukan
kegiatan akan berperilaku
sopan dan berpenampilan
rapih dan tutur kata yang
santun.
d. Komitmen Mutu:
Akan menggunakan waktu
dengan efisien dalam
bertemu dengan pimpinan
rumah sakit

33
e. Anti korupsi:
Menghadap dan
berkonsultasi dengan
pimpinan rumah sakit akan
bersikap jujur, berani dan
terbuka.

b. Mencatat Masukan/arahan dari a. Akuntabilitas:


masukan/ arahan pimpinan rumah sakit Akan mencatat masukan
pimpinan rumah tercatat /arahan, pimpinan
sakit memberikan masukan/arahan
menandakan keduanya
bekerja sesuai tupoksi dan
terjadi kejelasan antara
pimpinan dan staf
b. Nasionalisme:
Akan mencatat masukan
tersebut menggunakan
kalimat yang sesuai bahasa
yang bernar dan baku
c. Etika Publik:
Catatan yang ditulis akan
menggunakan kata yang
sopan
d. Komitmen mutu:
Mencatat semua masukan /
arahan secara efektif dan
seefesien mungkin
e. Anti korupsi:
Apapun yang akan dicatat,
semuanya dicatat secara jujur
tanpa

34
menambahkan/mengurangi
arahan dari atasan.

c. Melakukan - Adanya petunjuk, a. Akuntabilitas:


koordinasi dan usulan dan saran Akan membangun
sosialisasi kegiatan kepercayaan terhadap
kepada mentor - Adanya bahan mentor dan teman sejawat
(kepala ruangan sosialisasi berupa dalam pelaksanaan
kamar bersalin) power point aktualisasi serta merupakan
dan rekan bidan - Daftar hadir bagian dalam kejelasan target
b. Nasionalisme:
Akan bekerjasama dan
membangun rasa
kekeluargaan bersama
mentor dan teman sejawat
c. Etika Publik:
Akan bersikap sopan dan
jujur saat berkoordinasi dan
memberikan sosialisasi
d. Komitmen mutu:
Akan membuat mentor dan
teman sejawat lebih responsif
terhadap kegiatan aktualisasi
yang dilakukan
e. Anti korupsi:
Akan menunjukkan sikap
jujur, peduli dan bertanggung
jawab terhadap kegiatan
yang dilakukan

35
Analisis Dampak
a. Perkiraan Hambatan : Direktur sangat sibuk, jarang ditempat
b. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun
c. Alternatif Solusi : Meminta izin serta berkonsultasi dengan Kepala Tata Usaha

Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:


d. Whole Of Government : melakukan konsultasi dengan pimpinan serta koordinasi dengan mentor (kepala ruangan kamar bersalin)
tentang kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan
e. Manajemen ASN : Sosialisasi disampaikan dengan penuh keterbukaan tanpa ada yang ditutup-tutupi

Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Output / Hasil Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat a. Mencari referensi Tersedianya design a. Akuntabilitas: Terlaksananya
banner gambar banner dan Kegiatannya yaitu akan kegiatan membuat
dokumentasi mencari design gambar banner banner merupakan
merupakan bagian dari perwujudan dari misi
kejelasan target. ke-4 yaitu
b. Nasionalisme: “Menyediakan
Akan mencari referensi peralatan, fasilitas dan
gambar banner merupakan sarana prasarana yang
bagian untuk kepentingan aman dan mutakhir”
bersama
c. Etika Publik:
Akan mencari design gambar
banner yang sopan untuk
dilihat masyarakat
d. Komitmen Mutu:
Akan mencari design gambar
banner yang menarik (inovatif)

36
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan design gambar banner
yang di buat

b. Mencetak banner Banner telah tercetak a. Akuntabilitas:


di percetakan dan dokumentasi Kegiatannya yaitu akan
kegiatan mencetak gambar yang
merupakan bagian dari
kejelasan target.
b. Nasionalisme:
Akan mencetak banner
merupakan bagian dari rela
berkorban

c. Etika Publik:
Banner yang telah dicetak
akan memberikan informasi
yang jujur bagi masyarakat.
d. Komitmen mutu:
Banner yang dicetak akan
berdampak pada efektifitas
informasi
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan banner yang di buat

c. Menyediakan Dokumentasi banner a. Akuntabilitas:


banner di tempat yang telah terpajang Akan memajang banner di
strategis tempat strategis merupakan
kejelasan target

37
b. Nasionalisme:
Akan memajang banner yang
bersifat informative bertujuan
untuk kepentingan bersama

c. Etika Publik:
Banner yang telah terpajang
akan memberikan informasi
dengan jujur
d. Komitmen mutu:
Banner yang dipajang akan
berdampak pada efektifitas
informasi
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan banner yang dipajang
Analisis Dampak
a. Perkiraan Hambatan : Jarak percetakan yang jauh
b. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun
c. Alternatif Solusi : Membuat design dan mencetak banner lebih awal

Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:


d. Whole Of Government: Mencetak banner dengan bekerjasama dengan percetakan
e. Manajemen ASN : Menunjukkan prinsip ASN bekerja dengan profesional

38
Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap
No Kegiatan Output / Hasil Nilai
Kegiatan Pelatihan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Membuat a. Mencari referensi Tersedianya design a. Akuntabilitas: Terlaksananya
poster gambar poster dan Kegiatannya yaitu akan kegiatan membuat
dokumentasi mencari design gambar poster poster merupakan
merupakan bagian dari perwujudan dari misi
kejelasan target. ke-4 yaitu
b. Nasionalisme: “Menyediakan
Akan mencari referensi peralatan, fasilitas dan
gambar poster merupakan sarana prasarana yang
bagian untuk kepentingan aman dan mutakhir”
bersama
c. Etika Publik:
Akan mencari design gambar
poster yang sopan untuk dilihat
masyarakat
d. Komitmen Mutu:
Akan mencari design gambar
poster yang menarik (inovatif)
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan design gambar poster
yang di buat

b. Mencetak poster Poster telah tercetak a. Akuntabilitas:


di percetakan dan dokumentasi Kegiatannya yaitu akan
kegiatan mencetak gambar yang
merupakan bagian dari
kejelasan target.

39
b. Nasionalisme:
Akan mencetak poster
merupakan bagian dari rela
berkorban
c. Etika Publik:
Poster yang telah dicetak akan
memberikan informasi yang
jujur bagi masyarakat.
d. Komitmen mutu:
Poster yang dicetak akan
berdampak pada efektifitas
informasi
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan poster yang di buat

c. Menyediakan Dokumentasi poster a. Akuntabilitas:


poster ditempat yang telah terpajang Akan memajang poster di
strategis tempat strategis merupakan
kejelasan target
b. Nasionalisme:
Akan memajang poster yang
bersifat informatif bertujuan
untuk kepentingan bersama
c. Etika Publik:
Poster yang telah terpajang
akan memberikan informasi
dengan jujur
d. Komitmen mutu:
Poster yang dipajang akan
berdampak pada efektifitas
informasi

40
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan banner yang dipajang

Analisis Dampak
a. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan jadwal yang telah disusun
b. Perkiraan Hambatan : Jarak percetakan yang jauh
c. Alternatif Solusi : Membuat design dan mencetak banner lebih awal

Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:


a. Whole Of Government: Mencetak posterr dengan bekerjasama dengan percetakan
b. Manajemen ASN : Menunjukkan prinsip ASN bekerja dengan profesional

Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Output / Hasil Terhadap Visi Misi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Melakukan a. Melakukan Mendapatkan a. Akuntabilitas: Kegiatan ini
koordinasi dukungan dari kepala Akan berkoordinasi dengan mendukung
rapat
dengan kepala ruang kebidanan kepala ruang kebidanan terwujudnya misi
koordinasi ruang kebidanan sebagai bentuk tanggung rumah sakit yang ke-
jawab untuk keseriusan 1 yaitu “Mewujudkan
membangun
melaksanakan kegiatan pelayanan yang
komitmen b. Nasionalisme: berkualitas dan
Melakukan koordinasi akan terakreditasi dengan
bagi para
menumbuhkan kerjasama mengutamakan
bidan di ruang dengan kepala ruang keselamatan pasien
kebidanan. serta kepuasan
bersalin
pelanggan”.

41
c. Etika Publik:
Akan menggunakan bahasa
yang sopan saat
meelakukan koordinasi
e. Komitmen Mutu:
Akan menerapkan sikap
berorientasi mutu dalam
melakukan koordinasi
f. Anti korupsi:
Akan menerapkan sikap
mandiri, kerja keras dalam
melakukan koordinasi

b. Merancang Tersediannya format a. Akuntabilitas:


format lembar komitmen Kegiatannya yaitu akan
komitmen mencari design format
komitmen merupakan
bagian dari kejelasan target.
b. Nasionalisme:
Akan mencari referensi
format komitmen
merupakan bagian untuk
kepentingan bersama
c. Etika Publik:
Akan mencari design format
komitmen yang sopan
d. Komitmen Mutu:
Akan mencari format
komitmen yang berorientasi
mutu

42
e. Anti korupsi:
Akan bekerja keras, jujur
dan bertanggung jawab
merancang format
komitmen

c. Membuat lembar Lembar komitmen a. Akuntabilitas:


komitmen bagi sudah dicetak dan di Kegiatannya yaitu akan
para bidan dokumentasikan mencetak format komitmen
yang sudah disepakati
merupakan bagian dari
kejelasan target.
b. Nasionalisme:
Akan bekerjasama untuk
mencetak lembar komitmen
c. Etika Publik:
Akan membuat format
komitmen dengan cermat
d. Komitmen mutu:
Format komitmen yang akan
dibuat berorientasi mutu
pada pelayanan di ruang
bersalin
e. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan kegiatan yang
dilakukan

43
d. Melakukan Dokumentasi a. Akuntabilitas:
penandatangana penandatanganan Akan konsisten dengan
n lembar lembar komitmen komitmen yang sudah
komitmen ditandatangani
b. Nasionalisme:
Akan menghormati
keputusan yang telah di
sepakati
c. Etika Publik:
Akan bertanggung jawab
dan berintegritas tinggi
dalam pelaksanaan
penandatanganan lembar
komitmen
d. Komitmen mutu:
Akan menghasilkan
komitmen yang berorientasi
mutu
e. Anti korupsi:
Akan bekerja keras dan
bertanggung jawab dalam
pelaksanaan
penandatanganan lembar
komitmen

Analisis Dampak
a. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak terbangunnya komitmen untuk mendukung tercapainya kegiatan aktualisasi
b. Perkiraan Hambatan : Sebagian besar petugas kesehatan (bidan) tidak mendukung kegiatan tersebut
c. Alternatif Solusi : Melakukan pendekatan secara personal kepada bidan untuk mendukung kegiatan tersebut

44
Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:
d. Pelayanan Publik: Membangun prinsip sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan prima dan komprehensif sesuai tugas
dan fungsi profesi bagi masyarakat
e. Manajemen ASN : Menunjukkan prinsip ASN bekerja dengan professional dan berintegritas tinggi

Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Output / Hasil Terhadap Visi Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Melakukan a. Melakukan Telah dilakukan a. Akuntabilitas: Kegiatan ini
pengamatan pengamatan dan Akan melakukan pengamatan mendukung
evaluasi
terhadap bidan dokumentasi dengan tanggung jawab terwujudnya misi
saat melakukan pengamatan b. Nasionalisme: rumah sakit yang
pertolongan Akan melakukan pengamatan ke-1 yaitu
persalinan dengan jujur “Mewujudkan
c. Etika Publik: pelayanan yang
Akan ramah dan penuh sopan berkualitas dan
santun saat melakukan terakreditasi
pengamatan dengan
d. Komitmen Mutu: mengutamakan
Akan menerapkan sikap yang keselamatan
responsif saat melakukan pasien serta
pengamatan kepuasan
e. Anti korupsi: pelanggan”.
Akan melakukan pengamatan
secara mandiri

b. Membuat laporan Tersediannya laporan a. Akuntabilitas:


evaluasi evaluasi Akan bertanggung jawab dan
transparan dalam membuat
laporan evaluasi

45
b. Nasionalisme:
Akan jujur dalam memberikan
informasi pada pembuatan
laporan evaluasi
c. Etika Publik:
Akan cermat dalam pembuatan
laporan evaluasi
d. Komitmen Mutu:
Akan membuat laporan evaluasi
yang efektif.
d. Anti korupsi:
Akan bertanggung jawab
dengan laporan yang di buat

c. Menyampaikan Terlaksananya a. Akuntabilitas:


laporan evaluasi penyampaian hasil Kegiatannya yaitu akan
pada mentor evaluasi melaporkan hasil evaluasi
secara transparan.
b. Nasionalisme:
Akan jujur dan santun saat
menyampaikan laporan evaluasi
c. Etika Publik:
Akan jujur, ramah dan sopan
saat menyampaikan laporan
evaluasi
d. Komitmen mutu:
Akan berorientasi pada mutu
saat melaporkan evaluasi pada
mentor
e. Anti korupsi:

46
Akan jujur dan bertanggung
jawab saat menyampaikan
laporan evaluasi

Analisis Dampak
a. Perkiraan Hambatan : Tidak bisanya dilakukan evaluasi oleh karena tidak adanya ibu bersalin saat kegiatan aktualisasi
b. Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak dapat mengetahui keberhasilan proses aktualisasi yang dilakukan
c. Alternatif Solusi : Melakukan pendekatan secara personal kepada bidan klinik untuk mendukung kegiatan tersebut

Penjelasan Keterkaitan dengan Agenda III:


a. Pelayanan Publik: Membangun prinsip sebagai ASN untuk memberikan laporan hasil evaluasi yang transparan
b. Manajemen ASN : Menunjukkan nilai dasar keterbukaan dalam pelaksanaan kegiatan dengan membuat pelaporan

47
3.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan Rencana Aktualisasi


Nama Peserta : Marce Tasik Salamba, AM.Keb
Unit Kerja : RSUD Kab. Konawe Kepulauan
Waktu Pelaksaan : 5 Maret 2021 s/d 2 April 2021

PELAKSANAAN KEGIATAN
NO JENIS KEGIATAN MARET APRIL
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2
Sosialisasi rancangan
1.
aktualisasi.

2. Menyediakan banner

3. Menyediakan poster

Melakukan rapat koordinasi


4. membangun komitmen bagi
para bidan di ruang bersalin

5. Melakukan evaluasi

48
BAB IV

PENUTUP

Pelatihan dasar CPNS bertujuan untuk membentuk karakter dasar PNS dalam
bekerja sehingga dapat menjadi pelayan publik yang professional sesuai dengan disiplin
ilmunya. Peningkatan pelayanan dibidang kesehatan memang sangat dipengaruhi oleh
sumber daya manusia yang ada di dalamnya untuk bisa menerapkan tugas dan fungsi
sesuai dengan kode etik profesi.. Salah satu permasalahan yang terjadi di RSUD
Kabupaten Konawe Kepulauan dan menjadi isu prioritas adalah kurang optimalnya
penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Konawe Kepulauan. Untuk mengoptimalkan penerapan IMD upaya-upaya
yang dapat dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi, membuat komitmen bagi
nakes yang berperan untuk memfasilitasi asuhan tersebut. Dalam pelaksanannya PNS
di harapkan untuk senantiasa menerapkan prinsip-prinsip dasar ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi).

49
DAFTAR PUSTAKA

Kabupaten Konawe Kepualauan. Peraturan Bupati Nomor 3A Tahun 2017 tentang


tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D di Kabupaten Konawe
Kepualauan.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan


Golongan II. Jakarta

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN, Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negera (ASN). Jakarta.

http://repository.ub.ac.id/3967/1/Retnosari%2C%20Pungky.pdf (Hubungan Peran Bidan


dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas
Mulyorejo Kota Malang)

Anda mungkin juga menyukai