SKRIPSI
Oleh:
SKRIPSI
Oleh:
i
PERSEMBAHAN
Dengan Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT, saya persembahkan karya
tulis ilmiah ini kepada :
1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai Rama Abdul Aziz (alm.) dan Ibu
Fauziah Rachman serta adik Aris Zainul Aziz dan Salman Al Farisy Aziz
yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk do’a, moril, maupun
materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi hingga mendapat gelar
Sarjana Pertanian.
2. Aba Suhartono dan Ummi Marhama selaku calon mertua dan Lu’lu’ul
Ummaniyah selaku tunangan yang telah memberikan motivasi untuk
segera menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing penyusunan tugas akhir dan memberikan ilmunya
sehingga penyusunan tugas akhir ini berjalan dengan baik.
4. Bapak Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Suci
Ristiyana, S.T.P., M.Sc. selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan
saran dan evaluasi demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh pihak di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Sumenep yang telah menyediakan tempat untuk penelitian ini.
6. Seluruh guru, dosen, pegawai dan karyawan Fakultas Pertanian
Universitas Jember, khususnya di Program Studi Agroteknologi yang telah
memberikan ilmu, pengalaman dan fasilitas selama saya berproses di
bangku pendidikan.
7. Almamater Fakultas Pertanian Universitas Jember.
ii
MOTTO
Hidup itu naik turun maka nikmati saja prosesnya, pungut hikmahnya, saat naik
rendah hatilah, saat turun tabahlah, sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.”
(Habib Husein Ja’far Al-Hadar)
“Objek yang terus bergerak, dia akan terus bergerak dan objek yang diam, dia
akan terus diam, kecuali dia dapat dorongan dia tau-tau bergerak.”
(Hukum Newton)
iii
PERNYATAAN
iv
SKRIPSI
Oleh :
Choirul Akbar Aziz
NIM 171510501021
Pembimbing
v
PENGESAHAN
Mengesahkan,
Dekan
vi
RINGKASAN
vii
SUMMARY
The production of mustard greens that still uses simple technology and the
conversion of agricultural land to other land causes the potential yield to be less
than optimal. One technology to overcome this problem is to apply a hydroponic
system to mustard plants. The application of hydroponic technology is inseparable
from the selection of planting media and the age of transplanting which can affect
plant growth. The purpose of the experiment was to determine the effect of
various planting media and the age of transplanting on the growth and yield of
pakcoy mustard plants in the hydroponic wick system.
The research was carried out at the Green House of the Food and
Agriculture Security Office of Sumenep Regency from August 2022 to October
2022. The experimental design used was a factorial Completely Randomized
Design. The factor used is the treatment of planting media with 3 levels and the
second factor is the age of transplanting with 3 levels. The data obtained were
then analyzed by ANOVA and if there was a treatment effect, the analysis was
continued by using the Duncan Multiple Range Test (DMRT) at a 95%
confidence level.
Based on the results of the study, it was shown that there was an effect of
the combination of planting media and the age of transplanting on the growth and
yield of pakcoy mustard plants in the hydroponic wick system. The interaction
effect was found in the variables of plant height, number of leaves, plant fresh
weight, fresh weight of crown, plant growth rate, plant dry weight, shoot dry
weight, root dry weight, and root crown ratio; the effect of a single factor on plant
height, number of leaves, plant fresh weight, crown fresh weight, root fresh
weight, plant growth rate, plant dry weight, shoot dry weight, root dry weight
were influenced by both factors, while the root length variable was only affected
by the age of transplanting. The combination of treatment between planting media
and transplanting age was best found in rockwool planting media and
transplanting age 5 days after sowing. The single factor effect of the best planting
medium was on rockwool planting media treatment, while the best effect on
transplanting age was on the treatment of transplanting age 10 days after sowing.
viii
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Berbagai
Media Tanam dan Usia Pindah Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Pakcoy pada Hidroponik Sistem Wick”. Skripsi ini diajukan
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penyusunan Karya Ilmiah Tertulis (Skripsi) ini tidak terlepas dari adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
atas semua dukungan dan bantuan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Soetriono, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
2. Bapak Drs. Yagus Wijayanto, MA., Ph.D. selaku Koordinator Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Bapak Ir. Marga Mandala selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang
telah membimbing dan memotivasi selama menjadi mahasiswa.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing penyusunan tugas akhir dan memberikan ilmunya
sehingga penyusunan tugas akhir ini berjalan dengan baik.
5. Bapak Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Suci
Ristiyana, S.T.P., M.Sc. selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan
saran dan evaluasi demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah
memberikan ilmu serta pengalaman selama menjadi mahasiswa
7. Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep yang telah
menyediakan tempat untuk penelitian ini.
8. Kedua orang tua yang sangat saya cintai Rama Abdul Aziz (alm.) dan Ibu
Fauziah Rachman serta adik Aris Zainul Aziz dan Salman Al Farisy Aziz
yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk do’a, moril, maupun
materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi hingga mendapat gelar
Sarjana Pertanian.
ix
9. Aba Suhartono dan Ummi Marhama selaku calon mertua dan Lu’lu’ul
Ummaniyah selaku tunangan yang telah memberikan motivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman di grup Keluarga 180 Bahagia yang meluangkan waktu dan
tenaganya dalam memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga besar Duo Ketapang, keluarga besar F-SIAP (Forum Studi Islam
Mahasiswa Pertanian) Fakultas Pertanian dan UKM Mustika (Muslim Taklim
& Khidmah) Universitas Jember sebagai tempat saya untuk berproses.
12. Seluruh teman-teman Agroteknologi 2017 yang saling mendukung dalam
berjuang bersama menempuh studi di Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya dan menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan maaf dan berterima kasih jika
nantinya ada kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan
penulisan selanjutnya. Demikian yang dapat penulis tuliskan, semoga tulisan ini
memberikan sedikit banyak informasi dan ilmu yang bermanfaat dan
mendapatkan ridho Allah SWT. Aamiin.
x
DAFTAR ISI
xi
3.3.2 Variabel Pengamatan ........................................................................ 14
3.4 Analisis Data ............................................................................................ 16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17
4.1 Hasil ......................................................................................................... 17
4.1.1 Tinggi Tanaman ................................................................................. 18
4.1.2 Jumlah Daun ...................................................................................... 19
4.1.3 Jumlah Klorofil Daun ......................................................................... 19
4.1.4 Berat Segar Tanaman ......................................................................... 21
4.1.5 Berat Segar Tajuk............................................................................... 22
4.1.6 Berat Segar Akar ................................................................................ 23
4.1.7 Panjang Akar ..................................................................................... 24
4.1.8 Lebar Daun ........................................................................................ 26
4.1.9 Laju Pertumbuhan Tanaman ............................................................... 27
4.1.10 Berat Kering Tanaman ..................................................................... 28
4.1.11 Berat Kering Tajuk ........................................................................... 28
4.1.12 Berat Kering Akar ............................................................................ 30
4.1.13 Rasio Tajuk Akar ............................................................................. 30
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 31
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 38
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 38
5.2 Saran ........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 44
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
dan Hasil Tanaman Sawi Pakcoy pada Sistem Hidroponik” untuk mengetahui
media tanam yang tepat untuk pertumbuhan tanaman sawi pakcoy dan usia pindah
tanam yang tepat bagi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy sehingga dapat
menghasilkan produksi sawi pakcoy yang tinggi.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui:
a. Mengetahui kombinasi antara media tanam dan usia pindah tanam yang
menghasilkan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick.
b. Mengetahui media tanam terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick,
c. Mengetahui terdapat usia pindah tanam yang terbaik terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick,
1.4 Manfaat
Hasil penelitian pengaruh berbagai media tanam dan usia pindah tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem
wick diharapkan memiliki manfaat antara lain:
a. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan perbandingan, rujukan dan sumber
pengetahuan untuk melakukan penelitian lanjutan.
4
5
6
2.2 Hidroponik
Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, akan
tetapi menggunakan substrat sebagai media tanam atau menggunakan larutan
mineral bernutrisi. Hidroponik terbagi menjadi dua jenis yaitu hidroponik substrat
dan hidroponik non substrat. Hidroponik substrat yaitu tidak menggunakan media
air, akan tetapi menggunakan media padat sebagai pengganti tanah. Hidroponik
non substrat yaitu hanya menggunakan media padat sebagai penopang tumbuhan
yang dialiri larutan nutrisi pada akar tanaman secara terus-menerus (Hakim dkk,
2020).
7
dari kain flanel ataupun sumbu obor. Sistem wick tidak terjadi sirkulasi larutan,
akan tetapi hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas dari larutan nutrisi ke media
tanam (Haryoyudanto, 2018).
tanam pada tanaman pakcoy memberikan tinggi tanaman yang lebih baik daripada
arang sekam dan cocopeat. Tinggi tanaman pada media rockwool 12,67 cm,
sedangkan pada arang sekam 7,38 cm dan cocopeat 8,71 cm. Selain itu rockwool
juga memberikan bobot berat basah lebih baik daripada arang sekam dan
cocopeat. Berat basah per tanaman dengan media rockwool : arang sekam :
cocopeat yaitu 70,19 gr : 43,73 gr : 30,76 gram. Hal ini diduga karena rockwool
dapat menyerap dan meneruskan air dengan baik sehingga unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat tercukupi secara optimal.
Serbuk gergaji kayu memiliki dampak positif bagi lingkungan karena
digunakan sebagai media tanam yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena unsur hara yang dimilikinya. Serbuk gergaji
kayu memiliki tekstur yang tidak terlalu padat sehingga akar mudah berkembang.
Serbuk gergaji kayu memiliki kelebihan yaitu memiliki kandungan hara yang
baik, mudah diatur dalam pembentukannya dan memiliki aerasi yang baik
(Rahayu, 2020). Pada penelitian (Suryani, 2016) tinggi tanaman selama 30 hari
setelah tanam pada tanaman sawi memberikan tinggi tanaman lebih rendah dari
pasir dan lebih baik daripada arang sekam. Tinggi tanaman sawi pada pada arang
sekam 25,15; pada serbuk gergaji 26,85 cm, sedangkan pada pasir 49,54 cm.
Berat berangkasan basah bagian bawah tanaman sawi setelah 30 hari setelah
tanam dengan media serbuk gergaji memiliki nilai yang lebih rendah daripada
arang sekam dan pasir. Berat berangkasan bawah serbuk gergaji : arang sekam :
pasir yaitu 7,46 gram : 10,17 gram : 43,78 gram. Hal ini diduga bahwa media
harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar pertumbuhan perkembangan
tanaman baik. Media tanam harus memiliki drainase yang baik agar akar tanaman
dapat leluasa bernafas dan optimal dalam menyerap unsur hara.
Irawan dan Kafiar (2015) menjelaskan bahwa cocopeat memiliki
karakteristik yaitu kemampuannya yang sangat kuat dalam mengikat dan
menyimpan air. Serbuk sabut kelapa atau yang biasa disebut cocopeat ini
tergolong ke dalam media yang memiliki kapasitas yang cukup tinggi untuk
menahan air. Media cocopeat memiliki pori mikro yang mampu menghambat
gerakan air lebih besar sehingga menyebabkan ketersediaan air lebih tinggi.
Menurut Nurifah dan Fajarfika (2020) cocopeat memiliki karakteristik daya serap
10
larutan nutrisi yang tinggi, dapat menyimpan larutan nutrisi di dalam pori-porinya,
terdapat unsur hara yang dibutuhkan tanaman, dapat mempercepat tumbuhnya
akar sehingga sangat cocok untuk pembibitan. Kandungan yang terdapat di dalam
cocopeat terdiri dari unsur hara mikro yaitu seng (Zn) yang berperan dalam
pelebaran daun dan percepatan tumbuhnya akar, tembaga (Cu) yang berperan
dalam terbentuknya akar dan transpor elektron pada proses fotosintesis tanaman.
Umar dkk (2016) menyatakan cocopeat sebelum digunakan harus disterilkan
terlebih dahulu. Cara untuk mensterilkan yaitu dengan cara direndam dan dicuci
dengan air. Fungsi dari pensterilan yaitu untuk menghilangkan jamur dan
penyakit, menghilangkan zat tanin (zat anti gizi), kadar asam dan kadar klor yang
tinggi. Pada penelitian (Simarta, 2021) di tanaman sawi menggunakan media
rockwool, sekam bakar, cocopeat, hydroton dan ampas teh memiliki tinggi
tanaman yang berbeda saat panen. Pada media rockwool memiliki tinggi tanaman
35 cm; sekam bakar 41,4 cm; cocopeat 28,3 cm; hydroton 22 cm; dan ampas teh
17;3 cm. Pada panjang daun sawi setelah panen dari berbagai media yaitu
rockwool 20,2 cm; 14,3 cm; 11,9 cm; hydroton 10,2 cm; dan ampas teh 6,5 cm.
dengan lingkungan maupun stres fisiologis akibat adanya kerusakan organ pada
masa vegetatif tanaman. Fase vegetatif tanaman terjadi pada perkembangan daun
akar dan batang baru, pada fase ini terjadi proses perpanjangan sel, pembelahan
sel dan tahap pertama dari diferensiasi sel (Murtiawan dkk, 2018).
Berdasarkan penelitian (Setyoaji dan Setiawan, 2021) pada tanaman sawi
di usia pindah tanam 0 hari setelah semai memberikan tinggi tanaman yang lebih
baik daripada 5 hari setelah semai dan 10 hari setelah semai selama 30 hari setelah
tanam. Pertumbuhan tanaman pada 0 hari setelah semai dan 5 hari setelah semai
memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan 10 hari setelah semai. Hal
ini dikarenakan bibit yang berusia 0 HSS dan 5 HSS mendapatkan waktu yang
lebih lama daripada 10 HSS untuk menyuplai nutrisi bagi pertumbuhan tanaman
pada masa vegetatif. Pada jumlah daun 0 HSS dan 5 HSS memiliki jumlah daun
yang lebih banyak daripada 10 HSS. Hal ini berkaitan dengan tinggi tanaman
dimana batang tanaman terdiri dari ruas yang merentang di antara buku-buku
batang yang merupakan tempat untuk melekatnya daun.
2.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kajian pustaka maka
dapat dihipotesiskan bahwa:
a. Terdapat pengaruh terbaik dari interaksi antara media tanam dan usia pindah
tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada hidroponik
sistem wick.
b. Terdapat pengaruh terbaik dari jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem wick.
c. Terdapat pengaruh terbaik dari usia pindah tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem wick.
BAB 3. METODE PENELITIAN
12
13
Denah percobaan di Green House dari perlakuan media tanam (M), usia
pindah tanam (T) dan ulangan (U) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Penataan dan Ulangan dalam percobaan
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1T1U3 M1T2U3 M3T3U3
M3T1U2 M2T2U2 M2T3U2
M2T1U2 M3T2U1 M1T3U1
M2T1U1 M1T2U2 M3T3U1
M3T1U3 M2T2U1 M2T3U1
M1T1U2 M3T2U3 M1T3U3
M3T1U1 M1T2U1 M3T3U2
M2T1U3 M2T2U3 M2T3U3
M1T1U1 M3T2U2 M1T3U2
persemaian benih sawi pakcoy. Benih yang telah disemai pada berbagai media
tanam diletakkan di tempat gelap selama 12 jam untuk mempercepat dormansi
benih dan setelah itu diletakkan pada tempat yang terkena sinar matahari agar
terhindar dari etiolasi.
Pembuatan nutrisi AB Mix dilakukan dengan cara melarutkan stok A ke
dalam botol yang telah diberi label A menjadi 5 liter dan melarutkan stok B ke
dalam botol yang telah diberi label B. Larutan A dan larutan B diaduk dan
dikocok hingga benar-benar larut. Larutan siap pakai dibuat dengan cara
melarutkan larutan A dan B ke gabus yang telah berisi air dengan dosis sama
hingga mencapai 1200 ppm menggunakan TDS meter. Larutan nutrisi kemudian
diukur pHnya dan diberi asam nitrat ketika pHnya di atas 6,0 – 6,5.
Pindah tanam dilakukan pada saat tanaman berusia 5 hari setelah semai, 10
hari setelah semai dan 15 hari setelah semai pada seluruh media tanam.
Pemindahan bibit sawi pakcoy dilakukan dengan cara memasukkan bibit ke dalam
netpot yang telah diberi kain flanel di bawahnya dan diletakkan di lubang instalasi
hidroponik. Pemeliharaan dilakukan dengan pengontrolan larutan nutrisi dengan
cara mengecek volume air, kondisi ppm dengan TDS meter, mengecek pH larutan
nutrisi dengan pH meter, pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan
menyiram air ke daun yang terserang hama tungau merah dan melakukan
pengukuran yang sesuai dengan variabel pengamatan.
Pemanenan tanaman pakcoy dilakukan pada saat tanaman sawi pakcoy
berumur 42 hari setelah semai. Ciri pakcoy siap panen yaitu bentuk daunnya oval
melebar dan membentuk sendok yang mengarah ke bawah (Sumantri, 2020).
Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil tanaman beserta media tanamnya
dari netpot dan kemudian diukur berdasarkan variabel pengamatan.
HSS dan 42 HSS. Pengukuran dimulai dari pangkal batang sampai ujung daun
tertinggi.
2. Jumlah Daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada 7 HSS, 14 HSS, 21 HSS, 28
HSS, 35 HSS, dan 42 HSS. Jumlah daun dihitung dari banyaknya jumlah daun
yang tumbuh pada setiap tanaman.
3. Lebar daun
Lebar daun diukur menggunakan penggaris (cm). Pengukuran dilakukan
pada bagian terluar daun terlebar pada saat panen.
4. Jumlah klorofil daun
Jumlah klorofil daun diukur menggunakan alat klorofil meter SPAD
dengan cara menempelkan daun tanaman pada alat klorofil meter SPAD.
5. Berat segar tanaman
Pengukuran menggunakan timbangan digital dengan satuan gram (g).
Berat segar tanaman dilakukan dengan menimbang seluruh bagian tanaman
dari setiap perlakuan saat setelah panen.
6. Berat segar tajuk
Pengukuran menggunakan timbangan digital dengan satuan gram. Berat
segar tajuk dilakukan dengan menimbang seluruh bagian tajuk tanaman dari
setiap perlakuan.
7. Berat segar akar
Perhitungan berat segar akar dihitung dengan selisih antara berat segar
tanaman dikurangi dengan berat segar tajuk.
8. Panjang akar
Panjang akar diukur menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan pada
bagian ujung hingga ujung akar.
9. Laju pertumbuhan
Laju pertumbuhan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
tinggi tanaman panen (cm) − tinggi tanaman sebelum pindah tanam(cm)
selang waktu
16
4.1 Hasil
Respon pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy terhadap perlakuan
media tanam dan usia pindah tanam memperoleh hasil yang cukup baik menurut
pengamatan yang dilakukan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan analisis ragam (Uji F) kepada seluruh variabel pengamatan yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Rangkuman nilai F-hitung variabel pengamatan
Nilai F-Hitung
Variabel Pengamatan Media Tanam Usia Pindah Tanam Interaksi
(M) (T) MxT
Tinggi tanaman 8,36 ** 6,63 ** 3,47 *
Jumlah daun 4,76 * 8,62 ** 5,99 **
Jumlah klorofil daun 1,93 ns 2,19 ns 0,50 ns
Berat segar tanaman 7,64 ** 10,88 ** 4,19 *
Berat segar tajuk 7,25 ** 11,17 ** 4,27 *
Berat segar akar 12,49 ** 7,36 ** 2,28 ns
Panjang akar 0,26 ns 3,59 * 0,71 ns
Lebar daun 2,52 ns 1,42 ns 1,75 ns
Laju pertumbuhan 5,79 * 13,87 ** 4,32 *
Berat kering tanaman 9,01 ** 15,37 ** 5,77 **
Berat kering tajuk 8,73 ** 14,00 ** 6,03 **
Berat kering akar 7,73 ** 9,49 ** 4,10 **
Rasio tajuk akar 0,53 ns 1,20 ns 5,81 **
Keterangan: ns : Berbeda tidak nyata (*) : Berbeda nyata (**) : Berbeda sangat nyata
17
18
Perlakuan usia pindah tanam menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar tanaman, berat segar
tajuk, berat segar akar, laju pertumbuhan tanaman, berat kering tanaman, berat
kering tajuk, dan berat kering akar, sedangkan menunjukkan berbeda nyata
terhadap panjang akar dan menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah
klorofil daun, lebar daun dan rasio tajuk akar. Perlakuan interaksi media tanam
dan usia pindah tanam menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap jumlah daun,
berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar dan rasio tajuk akar,
sedangkan menunjukkan berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman, berat
segar tanaman, berat segar tajuk, dan laju pertumbuhan tanaman serta
menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun, berat segar akar,
panjang akar, dan lebar daun.
Tabel 4.2 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap tinggi
tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 24,00 A 23,23 A 18,97 A
a ab b
M2 (serbuk gergaji kayu) 15,35 B 18,87 B 18,08 A
a a a
M3 (cocopeat) 22,52 A 22,43 AB 15,62 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
50.00
43,13
45.00
39,25 38,01
40.00
Jumlah Klorofil Daun
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
M1 (Rockwool) M2 (Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu)
Gambar 4.1 Pengaruh media tanam terhadap jumlah klorofil daun tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick
50.00
45.00 41,59 41,94
40.00 36,85
Jumlah Klorofil Daun
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.2 Pengaruh usia pindah tanam terhadap jumlah klorofil daun tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick
Tabel 4.4 Pengaruh interaksi media tanam dan usia media tanam terhadap berat
segar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 189,83 A 189,33 A 54,00 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 44,17 B 86,17 B 80,67 A
a a a
M3 (cocopeat) 163,50 A 158,83 AB 47,00 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
berbeda nyata dan tidak nyata pada T3. Perlakuan usia pindah tanam
menunjukkan berbeda tidak nyata antar perlakuan M1 dan M3, sedangkan pada
M2 menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata.
6.00
5.00
3,5 b
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
M1 (Rockwool) (M2) Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu
Gambar 4.3 Pengaruh media tanam terhadap berat segar akar tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick; Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
kepercayaan 95%
hari setelah semai memberikan respon berat segar akar terendah yaitu 4,06 gram.
Usia pindah tanam 10 hari setelah semai (T2) dapat dijadikan rekomendasi
terhadap peningkatan variabel berat segar akar tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick. Hasil uji lanjut juga menunjukkan bahwa usia pindah
tanam 15 hari setelah semai berbeda nyata terhadap usia pindah tanam 5 hari
setelah semai (T1) dan usia pindah tanam 10 hari setelah semai (T2). Usia pindah
tanam 5 hari setelah semai (T1) berbeda tidak nyata terhadap usia pindah tanam
10 hari setelah semai (T2). Hasil pengaruh usia pindah tanam terhadap variabel
berat segar akar disajikan pada gambar 4.4 berikut.
8
6,78 a
7 5,94 a
Berat Segar Akar (g)
6
5 4,06 b
4
3
2
1
0
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.4 Pengaruh usia pindah tanam terhadap berat segar akar tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick; Angka yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf kepercayaan 95%
30.00 26,08
24,65 24,07
25.00
15.00
10.00
5.00
0.00
M1 (Rockwool) (M2) Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu
Gambar 4.5 Pengaruh media tanam terhadap panjang akar tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick
35
29,34 a
30
23,45 ab
Panjang Akar (cm)
25 22,01 b
20
15
10
0
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.6 Pengaruh usia pindah tanam terhadap panjang akar tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick; Angka yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf kepercayaan 95%
26
7.00
Lebar Daun (cm)
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
M1 (Rockwool) (M2) Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu
Gambar 4.7 Pengaruh media tanam terhadap lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick
10.00
8,74
8,49
9.00
7,53
8.00
7.00
Lebar Daun (cm)
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.8 Pengaruh usia pindah tanam terhadap lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick
Tabel 4.6 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap laju
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 0,54 A 0,50 A 0,38 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,35 B 0,42 A 0,38 A
a a a
M3 (cocopeat) 0,51 A 0,47 A 0,28 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
T2, namun menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata antar perlakuan T3.
Perlakuan usia pindah tanam menunjukkan bahwa antar perlakuan M1 maupun
M3 berbeda tidak nyata, sedangkan pada M2 berbeda nyata dan tidak nyata antar
rerata perlakuan.
4.2 Pembahasan
Percobaan budidaya tanaman sawi pakcoy dilakukan selama 42 hari untuk
mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy. Terdapat 2 faktor yang
diberikan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy yaitu
macam media tanam dan usia pindah tanam. Kedua faktor sangat menentukan
terhadap pertumbuhan dan hasil dikarenakan media tanam berperan penting dalam
menahan air dan nutrisi sehingga tanaman memiliki kesempatan untuk menyerap
air dan nutrisi lebih banyak dan usia pindah tanam berperan penting dalam proses
adaptasi tanaman terkait pembelahan dan diferensiasi sel tanaman (Ekaputra dkk.,
2016).
Hasil pengamatan yang dilakukan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi pakcoy yaitu selama 42 HSS (Hari Setelah Semai). Ciri-ciri tanaman sawi
pakcoy siap panen yaitu daun berwarna hijau tua dan memiliki jumlah daun
minimal 7 – 8 helai (Safitri, 2019). Pengaplikasian media tanam dan usia pindah
tanam yang berbeda bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil terbaik
32
Hasil analisis data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah klorofil
daun pada setiap interaksi perlakuan maupun faktor tunggal perlakuan berbeda
tidak nyata. Pada perlakuan media tanam rockwool memberikan jumlah klorofil
daun cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 43,13 dan pada perlakuan media tanam
cocopeat (M3) memberikan jumlah klorofil daun cenderung lebih rendah yaitu
38,01. Perlakuan usia pindah tanam 15 hari setelah semai (T3) memberikan
jumlah klorofil daun cenderung lebih tinggi yaitu 41,94 dan usia pindah tanam 10
hari setelah semai (T2) memberikan jumlah klorofil daun cenderung lebih rendah
yaitu 36,85. Jumlah klorofil daun yang berbeda tidak nyata disebabkan oleh
nutrisi yang telah tercukupi untuk pertumbuhan tanaman sawi. Unsur-unsur
pembentuk klorofil yaitu N, P, K, S dan Mg yang tersedia dan dapat diserap oleh
tanaman (Setyoaji dan Setiawan, 2021).
Berdasarkan penelitian Fau (2020) menjelaskan bahwa berat segar
tanaman sangat ditentukan oleh kandungan air, unsur hara, jaringan tanaman, dan
hasil dari proses metabolisme tanaman. Interaksi antara media tanam dan usia
pindah tanam berbeda nyata terhadap berat segar tanaman sawi pakcoy. Perlakuan
interaksi antara media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M1T1) memberikan berat segar tanaman tertinggi sebesar 189,83 gram dan
disusul oleh Perlakuan interaksi antara media tanam rockwool dan usia pindah
tanam 10 hari setelah semai (M1T2). Berat segar tanaman sangat dipengaruhi
dengan berat segar tajuk dan berat segar akar. Berat segar tanaman juga
dipengaruhi oleh jumlah daun (tajuk) dikarenakan pada daun tempat terjadinya
fotosintesis dan banyak mengandung air sehingga dapat menambah berat segar
tanaman (Wahyuni dkk, 2022). Berat segar tajuk tanaman berbeda nyata terhadap
interaksi perlakuan media tanam dan usia pindah tanam menghasilkan berat segar
tajuk tertinggi sebesar 181,33 gram pada interaksi media tanam rockwool dan usia
pindah tanam 10 hari setelah semai (M1T2).
Interaksi media tanam dan usia pindah tanam berbeda tidak nyata, akan
tetapi pada faktor tunggal media tanam ataupun usia pindah tanam berbeda sangat
nyata terhadap berat segar akar. Berat segar akar tertinggi terdapat pada perlakuan
media tanam rockwool (M1) memberikan rata-rata berat segar akar tertinggi
sebesar 6,78 gram dan pada perlakuan media tanam serbuk gergaji kayu
34
memberikan berat segar akar terendah yaitu 3,50 gram. Perlakuan usia pindah
tanam 10 hari setelah semai (T2) memberikan berat segar akar tertinggi dengan
nilai rata-rata 6,78 gram dan usia pindah tanam 15 hari setelah semai (T3)
memberikan berat segar akar terendah yaitu 4,06 gram. Berat segar akar
merupakan cerminan tanaman dalam menyerap larutan nutrisi. Pertumbuhan akar
sangat dipengaruhi oleh aerasi, suhu larutan, ketersedian air dan unsur hara
(Mahendra, 2020).
Pertumbuhan akar pada sistem hidroponik cenderung ke arah samping
dikarenakan dalam proses penyerapan air dan nutrisi telah dibantu perantara
sumbu. Akar nantinya menyerap air dan unsur hara yang terdapat dalam sumbu
tersebut (Sudrajat, 2020). Variabel panjang akar berbeda tidak nyata terhadap
interaksi antara media tanam dan usia pindah tanam dan juga faktor tunggal media
tanam, akan tetapi berbeda nyata terhadap usia pindah tanam. Faktor tunggal
media tanam menunjukkan media tanam rockwool (M1) memberikan nilai rata-
rata panjang akar cenderung lebih tinggi sebesar 26,08 cm dan cenderung lebih
rendah pada perlakuan media tanam cocopeat (M3) dengan nilai rata-rata panjang
akar 24,07 cm. Pada faktor tunggal usia pindah tanam yang menghasilkan panjang
akar tertinggi terdapat pada perlakuan usia pindah tanam 15 hari setelah semai
(T3) dengan nilai rata-rata 29,34 cm daripada perlakuan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai dan 10 hari setelah semai. Hal ini berbeda dengan penelitian
Misromi dan Suryanto (2020) yang menyatakan usia pindah tanam yang terlalu
tua dapat menyebabkan kerusakan akar pada saat pindah tanam sehingga
membutuhkan waktu untuk pemulihan akar pada proses pertumbuhan tanaman.
Pada variabel lebar daun berbeda tidak nyata pada interaksi media tanam
dan usia pindah tanam maupun faktor tunggal media tanam atau usia pindah
tanam. Faktor tunggal media tanam menunjukkan media tanam rockwool (M1)
memberikan nilai rata-rata lebar daun cenderung lebih tinggi yaitu 8,88 cm dan
cenderung lebih rendah pada media tanam serbuk gergaji kayu (M2) dengan lebar
daun 7,28 cm. Faktor tunggal usia pindah tanam memberikan nilai rata-rata lebar
daun cenderung lebih tinggi sebesar 8,74 cm pada perlakuan usia pindah tanam 10
hari setelah semai (T2) dan lebar daun terendah pada perlakuan usia pindah tanam
15 hari setelah semai (T3) dengan nilai rata-rata lebar daun 7,53 cm. Lebar daun
35
pindah tanam lebih awal membuat tanaman memperoleh kecukupan nutrisi lebih
awal dan berlangsung lebih lama. Unsur hara yang tercukupi dan berlangsung
lebih lama mendukung pertumbuhan tanaman pada masa vegetatifnya sehingga
pembelahan dan pemanjangan sel oleh tanaman dapat berjalan optimal (Setyoaji
dan Setiawan, 2021).
Yudhistira dkk (2014) menjelaskan bahwa berat kering tajuk sangat
dipengaruhi oleh jumlah daun karena memungkinkan untuk terjadinya lebih
banyak fotosintesis yang menghasilkan fotosintat semakin banyak. Fotosintat
sebagai energi untuk membentuk dan menjaga kualitas daun. Interaksi antara
media tanam dan usia pindah tanam berbeda sangat nyata terhadap berat kering
tajuk. Interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M1T1) memberikan berat kering tajuk tertinggi sebesar 5,80 gram. Pada Tabel
4.1 menunjukkan perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah tanam
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap berat kering akar. Perlakuan
interaksi tertinggi sebesar 1,57 gram pada perlakuan media tanam rockwool dan
usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1). Berat kering akar merupakan
akumulasi biomassa dari akar selama proses pertumbuhan tanaman. Berat kering
akar erat kaitannya dengan penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Akar yang tumbuh dan berkembang dengan baik sangat menunjang pertumbuhan
bagian tanaman lainnya (Susilo, 2019).
Valdhini dan Aini (2017) menjelaskan bahwa rasio tajuk akar merupakan
pertumbuhan suatu tanaman yang diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman
lainnya dimana berat tajuk akan meningkat apabila berat akar juga meningkat
sehingga akan berpengaruh ke tajuk akar. Analisis ragam rasio tajuk akar pada
Tabel 4.1 menunjukkan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap interaksi media
tanam dan usia pindah tanam, namun pada perlakuan media tanam atau usia
pindah tanam memiliki pengaruh berbeda tidak nyata. Pada perlakuan interaksi
memberikan nilai tertinggi sebesar 4,95 pada perlakuan media tanam cocopeat
dengan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M3T1).
Pertumbuhan tanaman sawi terendah yaitu terdapat pada perlakuan media
tanam serbuk gergaji kayu. Hal ini diduga karena volume dari serbuk gergaji kayu
terlalu padat sehingga pertumbuhan akar menjadi terhambat dan juga adanya
37
kandungan tanin yang menyebabkan tanaman sawi pakcoy tidak dapat tumbuh
maksimal. Langgeng (2019) menyatakan bahwa serbuk gergaji kayu terdapat
kandungan tanin yang menghambat kerja enzim dan bersifat anutrisi bagi
pertumbuhan tanaman
Organisme pengganggu tanaman yang menyerang tanaman sawi pakcoy
yaitu hama tungau merah. Hama tungau merah ditemukan di bawah daun sawi
pakcoy. Tanda terserang hama tungau merah yaitu terdapat jaring seperti jaring
laba-laba pada daun sawi pakcoy. Keberadaan hama tungau merah dapat merusak
sel-sel mesofil dan mengisap isi sel termasuk klorofil daun. Daun yang terserang
tungau merah menyebabkan laju fotosintesis menjadi rendah, klorofil menjadi
rendah, dan proses transpirasi meningkat. Luka akibat serangan tungau merah
sangat kecil, akan tetapi apabila terlalu banyak menyebabkan proses fotosintesis
berkurang (Pramudianto dan Sari, 2016).
Larutan nutrisi mengalami kenaikan dan penurunan kepekatan nutrisi
(ppm) dan derajat keasaman (pH) pada siang hari. Hal ini diduga pada siang hari
terdapat penguapan sehingga tanaman sangat membutuhkan banyak nutrisi dan
kondisi larutan nutrisi menjadi panas serta kurang meratanya campuran larutan
nutrisi pada saat pengadukan. Kepekatan nutrisi yang kurang dari 1200 ppm
ditambahkan larutan AB Mix hingga mencapai batas yang ditentukan dan yang
melebihi 1200 ppm ditambahkan air. Derajat keasaman yang melebihi rentang
6,0–6,5 diberi larutan asam nitrat hingga mencapai batas yang ditentukan, dan
apabila kurang dari 6,0-6,5 diberi penambahan air. Berdasarkan penelitian
Istiqomah dkk (2020) menjelaskan bahwa kepekatan nutrisi pada siang hari
mengalami penurunan dan kondisi pH dalam kondisi basa. Hal ini dikarenakan
tanaman paling banyak melakukan penguapan sehingga sangat memerlukan
nutrisi dan pH yang terdapat pada air di tandon instalasi hidroponik. Kepekatan
nutrisi yang kurang dari batas yang ditentukan dilakukan penambahan larutan AB
mix dan apabila melebihi batas maka diberi penambahan air. Derajat keasaman
(pH) yang melebihi batas diberikan penambahan pH down dan yang kurang dari
batas diberi penambahan pH up.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengaruh berbagai media tanam dan usia pindah tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil sawi pakcoy secara hidroponik sistem wick dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah tanam terbaik terdapat pada
perlakuan interaksi antara media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai.
2. Perlakuan media tanam terbaik terdapat pada perlakuan media tanam rockwool.
3. Perlakuan usia pindah tanam terbaik terdapat pada perlakuan usia pindah tanam
10 hari setelah semai.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah kepadatan dari
media tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick sehingga diperlukan penimbangan media
tanam terlebih dahulu.
38
DAFTAR PUSTAKA
Abror, M dan J. M. Arrohman. 2019. Perlakuan Macam Media Tanam dan Jarak
Tanam yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Sawi Pakchoi (Brassica rapa
L.) dengan Metode Hidroponik Sistem Wick. 7(1): 37-43
39
40
Irawan, A. dan Y. Kafiar. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan Arang Sekam Padi
sebagai Media Tanam Bibit Cempaka Wasian (Elmerrilia ovalis). Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(4): 805-808
Maharani, I. 2021. Pengaruh Aplikasi Nutrisi Alami dan Media Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Skripsi.
Medan: Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Maharani, I. 2022. Pengaruh Aplikasi Nutrisi Alami dan Media Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 2 (2): 1-11
Misromi dan A. Suryanto. 2020. Pengaruh Umur Bibit dan Tata Letak Tanaman
terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Jurnal
Produksi Tanaman. 8(1): 66-74
Murtiawan, D., S. Heddy dan A. Nugrogo. 2018. Kajian Perbedaan Jarak Tanam
dan Umur Bibit (Transplanting) pada Tanaman Pak Choy (Brassica rapa
L. var. chinensis). Jurnal Produksi Tanaman. 6(2): 264-272
Pramudianto dan K. P. Sari. 2016. Tungau Merah (Tetranycus urticae Koch) pada
Tanaman Ubi Kayu dan Cara Pengendaliannya. Buletin Palawija. 14 (1):
36-48
Rahayu, D. 2020. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi pada Media
Tanam Tanah, Pasir dan Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). Skripsi. Surabaya: Program Studi
Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Safitri, D. A. 2019. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica rapa chinensis) dengan Perlakuan Pupuk Organik dan Pupuk
Anorganik. Laporan Tugas Akhir Mahasiswa. Surakarta: Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret
Sudrajat, I. 2020. Uji Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Organik Cair
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa)
pada Sistem Budidaya Rakit Apung. Skripsi. Medan: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi
43
Sukajat, N. K. 2020. Pengaruh Kombinasi Serbuk Sabut Kelapa dan Arang Sekam
terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa subsp.
Chinensis) pada Sistem Hidroponik DFT (Deep Flow Technique).
Skripsi.Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel
Suryani, L. 2016. Pengaruh Media dan Interval Waktu Pemberian Hara terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara
Hidroponik Sistem Substrat. Skripsi. Aceh Barat: Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar
Wahyuni, T., N. Ariska, D. Junita dan M. Jalil. 2022. Pengaruh Umur Pindah
Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi pada Sistem
Hidroponik NFT. J. Floratek. 17(1): 54-61
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
Lampiran 3. Data Analisis ANOVA dan DMRT pada taraf kepercayaan 95%
1. Tinggi Tanaman
Tabel 1.1 Data Penelitian Tinggi Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 24,35 24,45 23,2 72,00 24,00
M2T1 18,5 12,2 15,35 46,05 15,35
M3T1 21,9 19,55 26,1 67,55 22,52
M1T2 25,3 21,55 22,85 69,70 23,23
M2T2 21,2 17,45 17,95 56,60 18,87
M3T2 22,5 23,9 20,9 67,30 22,43
M1T3 21,15 15,95 19,8 56,90 18,97
M2T3 16,8 17,7 19,75 54,25 18,08
M3T3 14,2 13,15 19,5 46,85 15,62
Grand Total 537,20 59,69
Tabel 2 arah tinggi tanaman (cm) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 24,00 A 23,23 A 18,97 A
a ab b
M2 (serbuk gergaji kayu) 15,35 B 18,87 B 18,08 A
a a a
M3 (cocopeat) 22,52 A 22,43 AB 15,62 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
52
2. Jumlah Daun
Tabel 2.1 Data Penelitian Jumlah Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 30 26 21 77,00 25,67
M2T1 19 9 15 43,00 14,33
M3T1 22 27 27 76,00 25,33
M1T2 28 26 25 79,00 26,33
M2T2 24 15 21 60,00 20,00
M3T2 27 26 23 76,00 25,33
M1T3 18 15 16 49,00 16,33
M2T3 24 20 18 62,00 20,67
M3T3 15 14 18 47,00 15,67
Grand Total 569,00 63,22
Tabel 2 arah jumlah daun (helai) akibat kombinasi media tanam dan usia
pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 25,67 A 26,33 A 16,33 A
a a b
M2 (serbuk gergaji 14,33 B 20,00 B 20,67 A
kayu) b ab a
M3 (cocopeat) 25,33 A 25,33 AB 15,67 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
kepercayaan 95%. Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan
media tanam). Huruf non kapital dibaca horizontal (membandingkan
usia pindah tanam).
55
Tabel 2 arah berat segar tanaman (g) akibat kombinasi media tanam dan usia
pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 189,83 A 189,33 A 54,00 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 44,17 B 86,17 B 80,67 A
a a a
M3 (cocopeat) 163,50 A 158,83 AB 47,00 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
59
Tabel 2 arah berat segar tajuk (g) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 171,83 A 181,33 A 49,67 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 41,17 B 82,33 B 77,00 A
a a a
M3 (cocopeat) 156,67 A 150,33 AB 42,83 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
62
7. Panjang Akar
Tabel 7.1 Data Penelitian Panjang Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 18,1 19,45 25,25 62,80 20,93
M2T1 19,95 21,6 19,15 60,70 20,23
M3T1 12,65 28,85 33,1 74,60 24,87
M1T2 35,2 21,2 24,25 80,65 26,88
M2T2 30,5 18,05 22 70,55 23,52
M3T2 21,45 20,45 17,95 59,85 19,95
M1T3 36,95 24,6 29,75 91,30 30,43
M2T3 22,6 39,2 28,8 90,60 30,20
M3T3 26,4 27,35 28,45 82,20 27,40
Grand Total 673,25 74,81
8. Lebar Daun
Tabel 8.1 Data Penelitian Lebar Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 10,2 10,7 8,8 29,60 9,87
M2T1 8,4 5,1 6,0 19,40 6,47
M3T1 8,6 8,6 10,3 27,40 9,13
M1T2 11,0 9,3 5,8 26,06 8,69
M2T2 9,1 6,3 7,4 22,70 7,57
M3T2 10,2 11,8 8,0 29,90 9,97
M1T3 9,4 7,2 7,7 24,25 8,08
M2T3 6,9 8,0 8,6 23,45 7,82
M3T3 5,8 5,4 8,9 20,05 6,68
Grand Total 222,81 24,76
Tabel 2 arah laju pertumbuhan tanaman (cm/hari) akibat kombinasi media tanam
dan usia pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 0,54 A 0,50 A 0,38 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,35 B 0,42 A 0,38 A
a a a
M3 (cocopeat) 0,51 A 0,47 A 0,28 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
70
Tabel 2 arah berat kering tanaman (g) akibat kombinasi media tanam dan usia
pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 7,37 A 6,12 A 1,81 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,54 B 3,61 B 2,42 A
a a a
M3 (cocopeat) 6,60 A 4,40 AB 1,74 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
73
Tabel 2 arah berat kering tajuk (g) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 5,80 A 4,77 A 1,32 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,06 B 2,86 A 1,83 A
a a a
M3 (cocopeat) 5,49 A 3,29 A 1,58 A
a bc c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
76
Tabel 2 arah berat kering akar (g) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 1,57 A 1,35 A 0,49 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,48 C 0,74 B 0,59 A
a a a
M3 (cocopeat) 1,11 B 1,11 AB 0,46 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
79
Tabel 2 arah rasio tajuk akar akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 3,60 A 3,63 A 2,84 A
a a a
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,87 B 3,72 A 3,52 A
b a a
M3 (cocopeat) 4,95 A 2,92 A 2,38 A
a bc c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).