Anda di halaman 1dari 97

PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM DAN USIA PINDAH

TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMAN SAWI PAKCOY PADA
HIDROPONIK SISTEM WICK

SKRIPSI

Oleh:

CHOIRUL AKBAR AZIZ


NIM. 171510501021

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM DAN USIA PINDAH
TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN SAWI PAKCOY PADA
HIDROPONIK SISTEM WICK

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan


Program Sarjana pada Program Studi Agroteknologi (S1)
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Oleh:

CHOIRUL AKBAR AZIZ


NIM. 171510501021

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022

i
PERSEMBAHAN

Dengan Puji Syukur atas Kehadirat Allah SWT, saya persembahkan karya
tulis ilmiah ini kepada :
1. Kedua orang tua yang sangat saya cintai Rama Abdul Aziz (alm.) dan Ibu
Fauziah Rachman serta adik Aris Zainul Aziz dan Salman Al Farisy Aziz
yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk do’a, moril, maupun
materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi hingga mendapat gelar
Sarjana Pertanian.
2. Aba Suhartono dan Ummi Marhama selaku calon mertua dan Lu’lu’ul
Ummaniyah selaku tunangan yang telah memberikan motivasi untuk
segera menyelesaikan skripsi.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing penyusunan tugas akhir dan memberikan ilmunya
sehingga penyusunan tugas akhir ini berjalan dengan baik.
4. Bapak Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Suci
Ristiyana, S.T.P., M.Sc. selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan
saran dan evaluasi demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh pihak di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten
Sumenep yang telah menyediakan tempat untuk penelitian ini.
6. Seluruh guru, dosen, pegawai dan karyawan Fakultas Pertanian
Universitas Jember, khususnya di Program Studi Agroteknologi yang telah
memberikan ilmu, pengalaman dan fasilitas selama saya berproses di
bangku pendidikan.
7. Almamater Fakultas Pertanian Universitas Jember.

ii
MOTTO

“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya”


(Q.S. Al-Baqarah 286)

Hidup itu naik turun maka nikmati saja prosesnya, pungut hikmahnya, saat naik
rendah hatilah, saat turun tabahlah, sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.”
(Habib Husein Ja’far Al-Hadar)

“Objek yang terus bergerak, dia akan terus bergerak dan objek yang diam, dia
akan terus diam, kecuali dia dapat dorongan dia tau-tau bergerak.”
(Hukum Newton)

“Target dan niat sungguh-sungguh dapat menyelesaikan tugas apapun.”


(Choirul Akbar Aziz)

iii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Choirul Akbar Aziz
NIM : 171510501021
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Berbagai Media Tanam dan Usia Pindah Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pakcoy pada Hidroponik Sistem
Wick” adalah benar-benar karya saya sendiri, kecuali kutipan yang sudah
disebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi manapun, dan bukan
karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya
sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa ada
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 9 Desember 2022


Yang menyatakan

Choirul Akbar Aziz


NIM. 171510501021

iv
SKRIPSI

PENGARUH BERBAGAI MEDIA TANAM DAN USIA PINDAH


TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN SAWI PAKCOY PADA
HIDROPONIK SISTEM WICK

Oleh :
Choirul Akbar Aziz
NIM 171510501021

Pembimbing

Dosen Pembimbing Skripsi: Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S


NIP. 196003171983032001

v
PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengaruh Berbagai Media Tanam dan Usia Pindah


Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pakcoy pada
Hidroponik Sistem Wick” telah diuji dan disahkan pada :
Hari : Jum’at
Tanggal : 2 Desember 2022
Tempat : Ruang Kopi 4.1 Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing Skripsi

Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S


NIP. 196003171983032001

Dosen Penguji Utama Dosen Penguji Anggota

Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si Suci Ristiyana, S.T.P., M.Sc


NIP. 196907212000121002 NIP. 198801212019032011

Mengesahkan,

Dekan

Prof. Dr. Ir. Soetriono, M.P.


NIP. 196403041989021001

vi
RINGKASAN

Pengaruh Berbagai Media Tanam dan Usia Pindah Tanam terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pakcoy pada Hidroponik Sistem
Wick; Choirul Akbar Aziz; 171510501021; 2022; Program Studi Agroteknologi;
Fakultas Pertanian; Universitas Jember.

Produksi sawi yang masih menggunakan teknologi sederhana dan adanya


alih fungsi lahan pertanian ke lainnya menyebabkan potensi hasilnya kurang
maksimal. Salah satu teknologi untuk mengatasi masalah tersebut yaitu bisa
menerapkan sistem hidroponik pada tanaman sawi. Penerapan teknologi
hidroponik tidak terlepas dari pemilihan media tanam dan usia pindah tanam yang
mampu mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tujuan percobaan untuk
mengetahui pengaruh berbagai media tanam dan usia pindah tanam terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick.
Penelitian dilaksanakan di Green House Dinas Ketahanan Pangan dan
Pertanian Kabupaten Sumenep pada bulan Agustus 2022 sampai Bulan Oktober
2022. Rancangan percobaan yang digunakan yakni Rancangan Acak Lengkap
faktorial. Faktor yang digunakan yaitu perlakuan media tanam dengan 3 taraf dan
faktor kedua yaitu usia pindah tanam dengan 3 taraf. Data yang diperoleh
selanjutnya dianalisis dengan ANOVA dan apabila terdapat pengaruh perlakuan,
analisis dilanjutkan dengan menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT)
pada taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dari
kombinasi media tanam dan usia pindah tanam terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick. Pengaruh interaksi terdapat
pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar tajuk,
laju pertumbuhan tanaman, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat kering
akar, dan rasio tajuk akar; pengaruh faktor tunggal pada variabel tinggi tanaman,
jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar tajuk, berat segar akar, laju
pertumbuhan tanaman, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar
dipengaruhi oleh kedua faktor, sedangkan pada variabel panjang akar hanya
dipengaruhi oleh faktor usia pindah tanam. Kombinasi perlakuan antara media
tanam dan usia pindah tanam terbaik terdapat pada perlakuan media tanam
rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai. Pengaruh faktor tunggal
media tanam terbaik pada perlakuan media tanam rockwool, sedangkan pada
pengaruh usia pindah tanam terbaik pada perlakuan usia pindah tanam 10 hari
setelah semai.

Kata kunci: Hidroponik, Media Tanam, Usia Pindah Tanam

vii
SUMMARY

Effect of Various Planting Media and Age of Transplanting on Growth and


Yield of Pakcoy Mustard Plants in Hydroponic Wick System; Choirul Akbar
Aziz; 171510501021; 2022; Agrotechnology Study Program; Faculty of
Agriculture; University of Jember.

The production of mustard greens that still uses simple technology and the
conversion of agricultural land to other land causes the potential yield to be less
than optimal. One technology to overcome this problem is to apply a hydroponic
system to mustard plants. The application of hydroponic technology is inseparable
from the selection of planting media and the age of transplanting which can affect
plant growth. The purpose of the experiment was to determine the effect of
various planting media and the age of transplanting on the growth and yield of
pakcoy mustard plants in the hydroponic wick system.
The research was carried out at the Green House of the Food and
Agriculture Security Office of Sumenep Regency from August 2022 to October
2022. The experimental design used was a factorial Completely Randomized
Design. The factor used is the treatment of planting media with 3 levels and the
second factor is the age of transplanting with 3 levels. The data obtained were
then analyzed by ANOVA and if there was a treatment effect, the analysis was
continued by using the Duncan Multiple Range Test (DMRT) at a 95%
confidence level.
Based on the results of the study, it was shown that there was an effect of
the combination of planting media and the age of transplanting on the growth and
yield of pakcoy mustard plants in the hydroponic wick system. The interaction
effect was found in the variables of plant height, number of leaves, plant fresh
weight, fresh weight of crown, plant growth rate, plant dry weight, shoot dry
weight, root dry weight, and root crown ratio; the effect of a single factor on plant
height, number of leaves, plant fresh weight, crown fresh weight, root fresh
weight, plant growth rate, plant dry weight, shoot dry weight, root dry weight
were influenced by both factors, while the root length variable was only affected
by the age of transplanting. The combination of treatment between planting media
and transplanting age was best found in rockwool planting media and
transplanting age 5 days after sowing. The single factor effect of the best planting
medium was on rockwool planting media treatment, while the best effect on
transplanting age was on the treatment of transplanting age 10 days after sowing.

Keywords: Hydroponics, Planting Media, Age of Transplanting

viii
PRAKATA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Berbagai
Media Tanam dan Usia Pindah Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Sawi Pakcoy pada Hidroponik Sistem Wick”. Skripsi ini diajukan
guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana pada
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penyusunan Karya Ilmiah Tertulis (Skripsi) ini tidak terlepas dari adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih
atas semua dukungan dan bantuan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Soetriono, M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Jember.
2. Bapak Drs. Yagus Wijayanto, MA., Ph.D. selaku Koordinator Program Studi
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember.
3. Bapak Ir. Marga Mandala selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) yang
telah membimbing dan memotivasi selama menjadi mahasiswa.
4. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Hartatik, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah membimbing penyusunan tugas akhir dan memberikan ilmunya
sehingga penyusunan tugas akhir ini berjalan dengan baik.
5. Bapak Dr. Ir. Sholeh Avivi, M.Si selaku Dosen Penguji 1 dan Ibu Suci
Ristiyana, S.T.P., M.Sc. selaku Dosen Penguji 2 yang telah memberikan
saran dan evaluasi demi kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah
memberikan ilmu serta pengalaman selama menjadi mahasiswa
7. Pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep yang telah
menyediakan tempat untuk penelitian ini.
8. Kedua orang tua yang sangat saya cintai Rama Abdul Aziz (alm.) dan Ibu
Fauziah Rachman serta adik Aris Zainul Aziz dan Salman Al Farisy Aziz
yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk do’a, moril, maupun
materil sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi hingga mendapat gelar
Sarjana Pertanian.

ix
9. Aba Suhartono dan Ummi Marhama selaku calon mertua dan Lu’lu’ul
Ummaniyah selaku tunangan yang telah memberikan motivasi untuk segera
menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman di grup Keluarga 180 Bahagia yang meluangkan waktu dan
tenaganya dalam memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Keluarga besar Duo Ketapang, keluarga besar F-SIAP (Forum Studi Islam
Mahasiswa Pertanian) Fakultas Pertanian dan UKM Mustika (Muslim Taklim
& Khidmah) Universitas Jember sebagai tempat saya untuk berproses.
12. Seluruh teman-teman Agroteknologi 2017 yang saling mendukung dalam
berjuang bersama menempuh studi di Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan tanggung jawab dengan
sebaik-baiknya dan menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan maaf dan berterima kasih jika
nantinya ada kritik dan saran yang membangun sehingga dapat menyempurnakan
penulisan selanjutnya. Demikian yang dapat penulis tuliskan, semoga tulisan ini
memberikan sedikit banyak informasi dan ilmu yang bermanfaat dan
mendapatkan ridho Allah SWT. Aamiin.

Jember, 9 Desember 2022


Penulis

Choirul Akbar Aziz


NIM. 171510501021

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


PERSEMBAHAN .............................................................................................. ii
MOTTO ............................................................................................................ iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
HALAMAN PEMBIMBING ............................................................................. v
PENGESAHAN................................................................................................. vi
RINGKASAN ................................................................................................... vii
SUMMARY ..................................................................................................... viii
PRAKATA ........................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
2.1 Tanaman Sawi Pakcoy ................................................................................ 5
2.2 Hidroponik ................................................................................................. 6
2.3 Media Tanam ............................................................................................. 8
2.4 Usia Pindah Tanam ................................................................................... 10
2.5 Hipotesis .................................................................................................. 11
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 12
3.1 Waktu dan Tempat Percobaan .................................................................. 12
3.2 Persiapan Percobaan ................................................................................. 12
3.3 Pelaksanaan Percobaan ............................................................................. 12
3.3.1 Rancangan Percobaan ........................................................................ 12
3.3.2 Prosedur Percobaan ............................................................................ 13

xi
3.3.2 Variabel Pengamatan ........................................................................ 14
3.4 Analisis Data ............................................................................................ 16
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17
4.1 Hasil ......................................................................................................... 17
4.1.1 Tinggi Tanaman ................................................................................. 18
4.1.2 Jumlah Daun ...................................................................................... 19
4.1.3 Jumlah Klorofil Daun ......................................................................... 19
4.1.4 Berat Segar Tanaman ......................................................................... 21
4.1.5 Berat Segar Tajuk............................................................................... 22
4.1.6 Berat Segar Akar ................................................................................ 23
4.1.7 Panjang Akar ..................................................................................... 24
4.1.8 Lebar Daun ........................................................................................ 26
4.1.9 Laju Pertumbuhan Tanaman ............................................................... 27
4.1.10 Berat Kering Tanaman ..................................................................... 28
4.1.11 Berat Kering Tajuk ........................................................................... 28
4.1.12 Berat Kering Akar ............................................................................ 30
4.1.13 Rasio Tajuk Akar ............................................................................. 30
4.2 Pembahasan .............................................................................................. 31
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 38
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 38
5.2 Saran ........................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 44

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Instalasi Hidroponik Sistem Wick ................................................... 13


Gambar 4.1 Pengaruh media tanam terhadap jumlah klorofil daun tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick ............................................... 20
Gambar 4.2 Pengaruh usia pindah tanam terhadap jumlah klorofil daun tanaman
sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ....................................... 21
Gambar 4.3 Pengaruh media tanam terhadap berat segar akar tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick ............................................... 23
Gambar 4.4 Pengaruh usia pindah tanam terhadap berat segar akar tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick ............................................... 24
Gambar 4.5 Pengaruh media tanam terhadap panjang akar tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick ........................................................... 25
Gambar 4.6 Pengaruh usia pindah tanam terhadap panjang akar tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick ............................................... 25
Gambar 4.7 Pengaruh media tanam terhadap lebar daun tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick ........................................................... 26
Gambar 4.8 Pengaruh usia pindah tanam terhadap lebar daun tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick ............................................... 27

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penataan dan Ulangan dalam percobaan ......................................... 13


Tabel 4.1 Rangkuman nilai F-hitung variabel pengamatan ............................. 17
Tabel 4.2 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap
tinggi tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ............... 19
Tabel 4.3 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap
jumlah daun sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ................... 19
Tabel 4.4 Pengaruh interaksi media tanam dan usia media tanam terhadap berat
segar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ................ 22
Tabel 4.5 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
segar tajuk sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ..................... 22
Tabel 4.6 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap laju
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick .... 28
Tabel 4.7 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
kering tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick .............. 28
Tabel 4.8 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
kering tajuk sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick.................... 29
Tabel 4.9 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
kering akar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ....... 30
Tabel 4.10 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap rasio
tajuk akar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick ......... 31

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi ............................................................................................. 44


Lampiran 2. Rangkuman Nilai F-Hitung Seluruh Variabel Pengamatan ......................... 48
Lampiran 3. Data Analisis ANOVA dan DMRT pada taraf kepercayaan 95%................ 49

xv
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman sawi merupakan salah satu komoditas sayuran yang berasal dari
benua Asia, khususnya Tiongkok dan menyebar ke Indonesia pada abad ke-17
melalui jalur perdagangan. Tanaman sawi merupakan sayuran yang dimanfaatkan
daunnya. Tanaman sawi mengandung fosfor, zat besi, lemak, protein, serat,
vitamin A, kalium, natrium, dan karbohidrat. Kandungan gizi tersebut bermanfaat
untuk mencegah kanker, menurunkan resiko penyakit jantung, menurunkan
kolesterol, dan meringankan gangguan pernafasan (Munthe dkk, 2018).
Produksi sawi di Indonesia pada tahun 2017 sekitar 627.598 ton dengan
luas panen 61.133 hektar dan jumlah produktivitas mencapai 10,27 ton/hektar.
Produksi sawi pada tahun 2018 mencapai 635.982 ton dengan luas panen 61.047
hektar dan jumlah produktivitas 10,42 ton/hektar. Pada tahun 2019 produksi sawi
652.723 ton dengan luas panen 60.871 hektar dan jumlah produktivitas 10,72
ton/hektar (Badan Pusat Statistik, 2020). Jumlah produktivitas tanaman sawi di
Indonesia rata-rata per tahunnya hanya berkisar 10 ton/hektar dan tergolong
kurang maksimal. Hal ini dikarenakan potensi hasil untuk sawi dapat mencapai 40
ton/hektar (Anjeliza, 2013)
Produktivitas tanaman sawi yang rendah dikarenakan beberapa alasan,
seperti teknologi yang dilakukan pada proses budidaya masih sederhana ataupun
adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Perkembangan
industri yang semakin pesat menyebabkan lahan untuk budidaya sawi semakin
berkurang, khususnya di daerah perkotaan. Salah satu hal untuk mengatasi
masalah tersebut, dapat menggunakan budidaya tanaman sawi dengan sistem
hidroponik. Hidroponik merupakan sistem budidaya tanaman yang dapat
dilakukan di area perkotaan dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Sistem
hidroponik menggunakan bahan yang bersifat substrat dan non substrat yang
dicampur dengan larutan nutrisi. Sistem hidroponik memiliki keunggulan yaitu
memiliki produktivitas yang lebih tinggi, sistem perawatan cukup mudah, hama
lebih mudah dikendalikan, efisien dalam penggunaan pupuk serta sedikit dalam
penggunaan tenaga kerja (Roidah, 2014).

1
2

Teknik hidroponik substrat merupakan teknik hidroponik yang tidak


menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat yang dapat
menyerap/menyediakan air, nutrisi, oksigen dan sedikit kandungan bahan organik.
Media substrat diantaranya pasir, arang sekam, kerikil, perlite, dan vermikulit.
Contoh teknik hidroponik substrat yaitu teknik statis, irigasi tetes, run to waste
dan pasang surut. Teknik hidroponik non substrat merupakan teknik hidroponik
dengan meletakkan akar tanaman pada aliran air tipis yang mengandung nutrisi
dan bersirkulasi. Contoh hidroponik non substrat yaitu wick, aeroponik, deep
water culture dan Nutrient Film Technique (Halim, 2017).
Budidaya hidroponik tidak selamanya mengalami keberhasilan terus
menerus, ada kalanya mengalami ketidakberhasilan yang disebabkan dari
pemilihan media tanam. Media tanam merupakan tempat melekatnya akar dan
tumbuhnya tanaman. Kesalahan dalam memilih media tanam menyebabkan
tanaman tidak tumbuh secara maksimal dan dapat menyebabkan kematian pada
tanaman. Pemilihan media tanam yang bersifat menyimpan air lebih sedikit
menyebabkan tanaman cepat mati karena media tanam yang cepat kering. Media
tanam yang baik yaitu mampu menyimpan atau menyediakan air dan nutrisi
dalam jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemilihan media tanam dapat
ditentukan dengan beberapa syarat yaitu memiliki sirkulasi dan ketersedian udara
yang baik, mampu mengikat air dan menyuplai nutrisi serta mampu mengontrol
kelebihan air (Mariana, 2017).
Ketidakberhasilan budidaya secara hidroponik lainnya yaitu kurang
tepatnya waktu usia pindah tanam dari media semai ke pendewasaan. Usia pindah
tanam yang lebih muda sangat beresiko karena tanaman masih lemah dan sistem
perakarannya masih belum kuat. Usia pindah tanam yang lebih tua dapat
menurunkan produksi dikarenakan tanaman tidak memiliki waktu yang cukup
untuk menyelesaikan masa vegetatifnya sehingga tanaman cepat memasuki masa
generatif dan lebih cepat menua. Ketidaktepatan dalam menentukan usia pindah
tanam menyebabkan pertumbuhan dan hasil tanaman kurang maksimal (Jalil dkk,
2015).
Berdasarkan gagasan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian
“Pengaruh Berbagai Media Tanam dan Usia Pindah Tanam terhadap Pertumbuhan
3

dan Hasil Tanaman Sawi Pakcoy pada Sistem Hidroponik” untuk mengetahui
media tanam yang tepat untuk pertumbuhan tanaman sawi pakcoy dan usia pindah
tanam yang tepat bagi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy sehingga dapat
menghasilkan produksi sawi pakcoy yang tinggi.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu:
a. Apakah terdapat kombinasi antara media tanam dan usia pindah tanam yang
menghasilkan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick?
b. Apakah terdapat media tanam terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick?
c. Apakah terdapat usia pindah tanam yang terbaik terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan
penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mengetahui:
a. Mengetahui kombinasi antara media tanam dan usia pindah tanam yang
menghasilkan respon terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick.
b. Mengetahui media tanam terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick,
c. Mengetahui terdapat usia pindah tanam yang terbaik terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick,

1.4 Manfaat
Hasil penelitian pengaruh berbagai media tanam dan usia pindah tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem
wick diharapkan memiliki manfaat antara lain:
a. Bagi peneliti, dapat dijadikan bahan perbandingan, rujukan dan sumber
pengetahuan untuk melakukan penelitian lanjutan.
4

b. Bagi petani, dapat memberikan informasi mengenai pemilihan media tanam


dan usia pindah tanam yang tepat guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick.
c. Bagi masyarakat, dapat dijadikan referensi dalam budidaya tanaman sawi
pakcoy khususnya di daerah perkotaan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Sawi Pakcoy


Sawi pakcoy merupakan tanaman semusim yang hanya dapat dipanen satu
kali dan dapat ditanam sepanjang tahun. Usia panen pada sawi pakcoy berkisar di
antara 30 – 45 hari. Daerah penanaman yang cocok untuk sawi pakcoy yaitu yang
memiliki ketinggian 5 – 1200 meter di atas permukaan air laut. Namun sawi
pakcoy biasanya ditanam pada daerah yang memiliki ketinggian 100 – 500 meter
di atas permukaan laut (Pasaribu, 2019). Tanaman sawi pakcoy dapat tumbuh
pada tempat yang berhawa dingin maupun berhawa panas sehingga sangat cocok
di dataran tinggi maupun dataran rendah. Hasil pertumbuhan tanaman pakcoy
lebih baik di dataran tinggi. Derajat keasaman (pH) yang optimal terhadap
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yaitu antara pH 6 sampai pH 7. Keberhasilan
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy sangat ditentukan oleh unsur hara makro dan
mikro yang cukup tinggi. Salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman
sawi pakcoy adalah unsur nitrogen, karena unsur nitrogen merupakan unsur hara
pembentuk protein, asam nukleat, dan klorofil yang berguna dalam proses
fotosintesis (Hasibuan, 2017). Varietas sawi pakcoy yang dibudidayakan di
dataran rendah yaitu varietas Nauli F1. Pemilihan varietas tersebut dikarenakan
tahan terhadap serangan ulat dan penyakit busuk basah (Herianto, 2021).
Marzuki dkk (2021) mengemukakan tanaman sawi pakcoy memiliki
klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Family : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L.
Tanaman sawi pakcoy memiliki akar serabut yang tumbuh dan menyebar
ke semua arah dan tidak memiliki akar tunggang. Perakarannya sangat dangkal
yaitu berkisar di kedalaman 5 cm. Akar tanaman berfungsi untuk menyerap air

5
6

maupun nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan untuk memperkuat berdirinya


tanaman. Perakaran tanaman sawi dan tumbuh dan berkembang dengan baik pada
tempat yang memiliki unsur hara tercukupi (Utomo dan Qomariah, 2021).
Sawi pakcoy memiliki batang yang beruas-ruas dan sangat pendek
sehingga hampir tidak terlihat. Batang sawi pakcoy tergolong ke dalam jenis
batang semu dikarenakan terdapat pelepah daun yang saling berhimpitan, saling
melekat dan tersusun rapat secara teratur. Batang berwarna hijau atau keputih-
putihan. Fungsi dari batang ini sebagai alat pembentuk dan penopang daun. Daun
sawi pakcoy memiliki warna hijau tua dan mengkilap, bertangkai, berbentuk oval,
tidak membentuk kepala atau klop, tumbuh agak tegak atau setengah mendatar,
melekat pada batang yang tertekan dan tersusun secara spiral yang rapat. Tangkai
daunnya memiliki warna putih atau hijau tua, gemuk dan berdaging dan memiliki
tinggi 15 – 30 cm (Prasetio, 2018).
Bunga sawi pakcoy memiliki warna kuning pucat yang tersusun dalam
tangkai bunga yang tumbuh tinggi dan memiliki banyak cabang. Tipe kuntumnya
terdiri dari empat helai kelopak, empat helai mahkota bunga, empat helai benang
sari dan satu buah putik berongga dua (Aida, 2020).
Tanaman sawi pakcoy memiliki buah bertipe polong yaitu memiliki
bentuk yang memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2 – 8 butir.
Bijinya berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitaman,
permukaannya licin mengkilap dan sedikit keras (Ramlawati, 2016).

2.2 Hidroponik
Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah, akan
tetapi menggunakan substrat sebagai media tanam atau menggunakan larutan
mineral bernutrisi. Hidroponik terbagi menjadi dua jenis yaitu hidroponik substrat
dan hidroponik non substrat. Hidroponik substrat yaitu tidak menggunakan media
air, akan tetapi menggunakan media padat sebagai pengganti tanah. Hidroponik
non substrat yaitu hanya menggunakan media padat sebagai penopang tumbuhan
yang dialiri larutan nutrisi pada akar tanaman secara terus-menerus (Hakim dkk,
2020).
7

Sistem budidaya hidroponik menggunakan larutan AB mix. Larutan AB


mix berisi larutan makro dan mikro. Larutan AB Mix terpisah dalam dua stok
yaitu stok A dan stok B. Stok A terdiri atas unsur N, P, K, Mg, S dan Ca,
sedangkan stok B terdiri atas unsur Bo, Mn, Fe, Mo, Na, Cu, Zn, Co, Si, dan Cl.
Stok A dan stok B harus terpisah dikarenakan apabila dilarutkan ke dalam air,
tidak terjadi endapan. Hal ini karena Ca jika bertemu dengan fosfat dan sulfat
dalam keadaan pekat akan menjadi kalsium fosfat dan kalsium sulfat dan akan
terjadi endapan (Panisah, 2020).
Kebutuhan nutrisi pada setiap jenis tanaman sangat berbeda-beda karena
berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Pemberian
konsentrasi nutrisi yang tepat dapat membuat pertumbuhan dan perkembangan
tanaman menjadi optimal. Konsentrasi nutrisi yang terlalu rendah menyebabkan
tanaman kekurangan nutrisi dan bila kelebihan konsentrasi nutrisi menyebabkan
toksisitas. Gejala tanaman yang kekurangan atau kelebihan konsentrasi nutrisi
yaitu seperti kelayuan dan pertumbuhan yang kurang baik (Andriyani, 2019).
Unsur-unsur nutrisi yang terserap oleh akar tanaman berbentuk kation dan anion.
Kation dan anion saling tertukar pada sel-sel di akar tanaman. Pertukaran tersebut
terjadi pada konsentrasi tertentu dikarenakan setiap akar tanaman memiliki daya
serap yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap tanaman memiliki
daya serap konsentrasi nutrisi yang berbeda-beda (Aini dan Azizah, 2018).
Hidroponik sistem wick merupakan sistem hidroponik yang paling
sederhana daripada sistem hidroponik lainnya. Pada hidroponik sistem wick tidak
menggunakan pompa, akan tetapi menggunakan sumbu untuk menyuplai air dan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman dengan prinsip kapilaritas. Sistem wick
tergolong sederhana dikarenakan tidak menggunakan alat yang perlu diawasi
secara berkala, yang terpenting adalah larutan air dan nutrisi masih tersedia di
dalam bak penampungan. Tanaman yang dibudidayakan dalam sistem wick
umumnya tanaman yang berjangka pendek dan tanaman berukuran kecil.
Hidroponik sistem wick terdiri dari media, sumbu dan larutan nutrisi. Hal yang
penting dari keberhasilan sistem wick salah satunya adalah sumbu. Sumbu harus
memiliki daya kapilaritas yang baik yang bertujuan untuk menyerap air dan
nutrisi agar dapat diserap oleh akar tanaman. Sumbu yang biasa digunakan yaitu
8

dari kain flanel ataupun sumbu obor. Sistem wick tidak terjadi sirkulasi larutan,
akan tetapi hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas dari larutan nutrisi ke media
tanam (Haryoyudanto, 2018).

2.3 Media Tanam


Bui dkk (2015) menyatakan media tanam merupakan media yang
digunakan sebagai tempat melekatnya akar atau bakal akar tanaman. Ciri-ciri
media tanam yang baik yaitu terbebas dari hama dan penyakit, memiliki drainase
yang baik, tidak terdapat gulma dan memiliki sifat porous agar akar tanaman
dapat tumbuh dan berkembang. Pemilihan media tanam perlu diperhatikan
dikarenakan dari setiap jenis media tanam tersebut dapat memberikan pengaruh
yang berbeda bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Augustien dan
Suhardjono, 2016).
Rockwool terbuat dari beberapa campuran bahan batu kapur, batu bara,
dan batu basalt yang diproses dalam suhu tinggi yang kemudian membentuk
serat-serat. Tujuan dari suhu tinggi agar steril dari hama, gulma maupun
mikroorganisme patogen. Struktur rockwool memudahkan air untuk terlepas
dengan baik sehingga memberikan rasio udara dan air yang optimal untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kapasitas serap dari rockwool dalam
menyerap larutan nutrisi yaitu lebih dari 98% (Warjoto dkk, 2020). Rockwool
merupakan media tanam bersifat anorganik dengan komponen media berbentuk
granula yang mempunyai kapasitas memegang air yang tinggi karena dapat
menyerap dan meneruskan air dengan baik. Rockwool memiliki persentase semai
yang sangat baik karena dapat mencegah kegagalan akibat dari bakteri dan
cendawan penyebab layu fusarium (Nurifah dan Fajarfika, 2020). Kelebihan dari
rockwool yaitu tidak mengandung patogen, mampu menampung air 14 kali
kapasitas tanah, dapat mengoptimalkan peran pupuk, dapat meminimalkan
penggunaan desinfektan dan ramah lingkungan. Kekurangan pada rockwool yaitu
adanya angin yang dapat menerbangkan rockwool, memiliki massa jenis yang
ringan, dan memiliki pH yang tinggi sehingga memerlukan perlakuan khusus
sebelum digunakan sebagai media tanam (Khomsah dan Chusnah, 2021). Pada
penelitian (Maharani, 2021) penggunaan media tanam rockwool 3 minggu setelah
9

tanam pada tanaman pakcoy memberikan tinggi tanaman yang lebih baik daripada
arang sekam dan cocopeat. Tinggi tanaman pada media rockwool 12,67 cm,
sedangkan pada arang sekam 7,38 cm dan cocopeat 8,71 cm. Selain itu rockwool
juga memberikan bobot berat basah lebih baik daripada arang sekam dan
cocopeat. Berat basah per tanaman dengan media rockwool : arang sekam :
cocopeat yaitu 70,19 gr : 43,73 gr : 30,76 gram. Hal ini diduga karena rockwool
dapat menyerap dan meneruskan air dengan baik sehingga unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman dapat tercukupi secara optimal.
Serbuk gergaji kayu memiliki dampak positif bagi lingkungan karena
digunakan sebagai media tanam yang sangat berperan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman karena unsur hara yang dimilikinya. Serbuk gergaji
kayu memiliki tekstur yang tidak terlalu padat sehingga akar mudah berkembang.
Serbuk gergaji kayu memiliki kelebihan yaitu memiliki kandungan hara yang
baik, mudah diatur dalam pembentukannya dan memiliki aerasi yang baik
(Rahayu, 2020). Pada penelitian (Suryani, 2016) tinggi tanaman selama 30 hari
setelah tanam pada tanaman sawi memberikan tinggi tanaman lebih rendah dari
pasir dan lebih baik daripada arang sekam. Tinggi tanaman sawi pada pada arang
sekam 25,15; pada serbuk gergaji 26,85 cm, sedangkan pada pasir 49,54 cm.
Berat berangkasan basah bagian bawah tanaman sawi setelah 30 hari setelah
tanam dengan media serbuk gergaji memiliki nilai yang lebih rendah daripada
arang sekam dan pasir. Berat berangkasan bawah serbuk gergaji : arang sekam :
pasir yaitu 7,46 gram : 10,17 gram : 43,78 gram. Hal ini diduga bahwa media
harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar pertumbuhan perkembangan
tanaman baik. Media tanam harus memiliki drainase yang baik agar akar tanaman
dapat leluasa bernafas dan optimal dalam menyerap unsur hara.
Irawan dan Kafiar (2015) menjelaskan bahwa cocopeat memiliki
karakteristik yaitu kemampuannya yang sangat kuat dalam mengikat dan
menyimpan air. Serbuk sabut kelapa atau yang biasa disebut cocopeat ini
tergolong ke dalam media yang memiliki kapasitas yang cukup tinggi untuk
menahan air. Media cocopeat memiliki pori mikro yang mampu menghambat
gerakan air lebih besar sehingga menyebabkan ketersediaan air lebih tinggi.
Menurut Nurifah dan Fajarfika (2020) cocopeat memiliki karakteristik daya serap
10

larutan nutrisi yang tinggi, dapat menyimpan larutan nutrisi di dalam pori-porinya,
terdapat unsur hara yang dibutuhkan tanaman, dapat mempercepat tumbuhnya
akar sehingga sangat cocok untuk pembibitan. Kandungan yang terdapat di dalam
cocopeat terdiri dari unsur hara mikro yaitu seng (Zn) yang berperan dalam
pelebaran daun dan percepatan tumbuhnya akar, tembaga (Cu) yang berperan
dalam terbentuknya akar dan transpor elektron pada proses fotosintesis tanaman.
Umar dkk (2016) menyatakan cocopeat sebelum digunakan harus disterilkan
terlebih dahulu. Cara untuk mensterilkan yaitu dengan cara direndam dan dicuci
dengan air. Fungsi dari pensterilan yaitu untuk menghilangkan jamur dan
penyakit, menghilangkan zat tanin (zat anti gizi), kadar asam dan kadar klor yang
tinggi. Pada penelitian (Simarta, 2021) di tanaman sawi menggunakan media
rockwool, sekam bakar, cocopeat, hydroton dan ampas teh memiliki tinggi
tanaman yang berbeda saat panen. Pada media rockwool memiliki tinggi tanaman
35 cm; sekam bakar 41,4 cm; cocopeat 28,3 cm; hydroton 22 cm; dan ampas teh
17;3 cm. Pada panjang daun sawi setelah panen dari berbagai media yaitu
rockwool 20,2 cm; 14,3 cm; 11,9 cm; hydroton 10,2 cm; dan ampas teh 6,5 cm.

2.4 Usia Pindah Tanam


Tanaman yang diperbanyak melalui benih dan dilakukan persemaian
membutuhkan pindah tanam pada stadia yang tepat. Usia pindah tanam sangat
ditentukan oleh kultivar dan jenis tanaman, teknik budidaya dan kondisi
lingkungan tempat tanaman dipindah. Usia pindah tanam dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman. Proses pindah tanam yang lebih
muda dapat mempercepat adaptasi tanaman yang lebih baik ke lingkungan dari
pada pindah tanam yang terlambat. Pindah tanam yang terlambat menyebabkan
tanaman tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelesaikan pertumbuhan
vegetatif, tanaman lebih cepat menua dan cepat memasuki fase generatif (Misromi
dan Suryanto, 2020).
Hasil produksi tanaman yang dimanfaatkan daunnya lebih baik dipindah
pada usia muda agar pertumbuhan pada fase vegetatif lebih dominan sehingga
tanaman tersebut difokuskan pada pembentukan daunnya. Usia tanam yang lebih
tua mengakibatkan bibit mengalami kerusakan dikarenakan proses dari adaptasi
11

dengan lingkungan maupun stres fisiologis akibat adanya kerusakan organ pada
masa vegetatif tanaman. Fase vegetatif tanaman terjadi pada perkembangan daun
akar dan batang baru, pada fase ini terjadi proses perpanjangan sel, pembelahan
sel dan tahap pertama dari diferensiasi sel (Murtiawan dkk, 2018).
Berdasarkan penelitian (Setyoaji dan Setiawan, 2021) pada tanaman sawi
di usia pindah tanam 0 hari setelah semai memberikan tinggi tanaman yang lebih
baik daripada 5 hari setelah semai dan 10 hari setelah semai selama 30 hari setelah
tanam. Pertumbuhan tanaman pada 0 hari setelah semai dan 5 hari setelah semai
memiliki pertumbuhan yang sangat cepat dibandingkan 10 hari setelah semai. Hal
ini dikarenakan bibit yang berusia 0 HSS dan 5 HSS mendapatkan waktu yang
lebih lama daripada 10 HSS untuk menyuplai nutrisi bagi pertumbuhan tanaman
pada masa vegetatif. Pada jumlah daun 0 HSS dan 5 HSS memiliki jumlah daun
yang lebih banyak daripada 10 HSS. Hal ini berkaitan dengan tinggi tanaman
dimana batang tanaman terdiri dari ruas yang merentang di antara buku-buku
batang yang merupakan tempat untuk melekatnya daun.

2.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan kajian pustaka maka
dapat dihipotesiskan bahwa:
a. Terdapat pengaruh terbaik dari interaksi antara media tanam dan usia pindah
tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy pada hidroponik
sistem wick.
b. Terdapat pengaruh terbaik dari jenis media tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem wick.
c. Terdapat pengaruh terbaik dari usia pindah tanam terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy pada hidroponik sistem wick.
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Percobaan


Percobaan tentang “Pengaruh Berbagai Media Tanam Dan Usia Pindah
Tanam Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy Pada Sistem Hidroponik”
dilaksanakan bulan Agustus 2022 – bulan Oktober 2022 di Green House Dinas
Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep.

3.2 Persiapan Percobaan


Alat yang digunakan dalam percobaan adalah TDS meter, pH meter,
gabus, plastik, dirigen 5 liter, gelas ukur, timbangan digital, nampan, tray semai,
penggaris, kawat, kompor, oven, klorofil meter SPAD, pisau, alat tulis dan tabel
pengamatan. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: benih pakcoy
Nauli F1, amplop kertas, larutan nutrisi AB mix, air, kain flanel, fungisida, larutan
asam nitrat, netpot, rockwool, serbuk gergaji kayu, cocopeat.

3.3 Pelaksanaan Percobaan


3.3.1 Rancangan Percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah
media tanam dengan 3 taraf dan faktor kedua adalah usia pindah tanam dengan 3
taraf. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh total 27 satuan
percobaan dengan masing-masing satuan percobaan terdiri dari 4 tanaman. Total
keseluruhan tanaman dalam penelitian berjumlah 108 tanaman. Faktor perlakuan
yang dilakukan dalam percobaan terdiri dari:
1. Faktor media tanam (M):
a. M1 = Rockwool
b. M2 = Serbuk gergaji kayu
c. M3 = Cocopeat
2. Faktor usia pindah tanam (T):
a. T1 = 5 hari setelah semai
b. T2 = 10 hari setelah semai
c. T3 = 15 hari setelah semai

12
13

Denah percobaan di Green House dari perlakuan media tanam (M), usia
pindah tanam (T) dan ulangan (U) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Penataan dan Ulangan dalam percobaan
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1T1U3 M1T2U3 M3T3U3
M3T1U2 M2T2U2 M2T3U2
M2T1U2 M3T2U1 M1T3U1
M2T1U1 M1T2U2 M3T3U1
M3T1U3 M2T2U1 M2T3U1
M1T1U2 M3T2U3 M1T3U3
M3T1U1 M1T2U1 M3T3U2
M2T1U3 M2T2U3 M2T3U3
M1T1U1 M3T2U2 M1T3U2

3.3.2 Prosedur Percobaan


Pembuatan instalasi hidroponik sistem wick dilakukan dengan cara
melapisi bagian bawah gabus buah menggunakan plastik agar larutan nutrisi tidak
bocor dan pada bagian atas gabus buah dilubangi menggunakan kawat panas
dengan diameter 5 cm untuk meletakkan netpot dengan jarak 20 cm x 20 cm.

Gambar 3.1 Instalasi Hidroponik Sistem Wick


Penyemaian dilakukan dengan cara menyiapkan media tanam untuk
tempat persemaian. Media tanam rockwool dipotong dengan ukuran sisinya
sebesar 2,5 cm dan dibasahi menggunakan air. Pada bagian atas rockwool
dilubangi penyemaian benih sawi pakcoy. Membuat larutan fungisida dengan
memasukkan serbuk antracol 1 gram dilarutkan pada 1 liter air. Pada media tanam
serbuk gergaji kayu direndam dalam larutan fungisida selama 30 menit, lalu
dicuci menggunakan air. Media tanam serbuk gergaji kayu dipadatkan ke dalam
tray semai dan dilubangi bagian atasnya untuk tempat semai benih sawi pakcoy.
Pada media tanam cocopeat dilakukan pencucian terlebih dahulu dan kemudian
dipadatkan pada tray semai. Bagian atas media tanam cocopeat dilubangi untuk
14

persemaian benih sawi pakcoy. Benih yang telah disemai pada berbagai media
tanam diletakkan di tempat gelap selama 12 jam untuk mempercepat dormansi
benih dan setelah itu diletakkan pada tempat yang terkena sinar matahari agar
terhindar dari etiolasi.
Pembuatan nutrisi AB Mix dilakukan dengan cara melarutkan stok A ke
dalam botol yang telah diberi label A menjadi 5 liter dan melarutkan stok B ke
dalam botol yang telah diberi label B. Larutan A dan larutan B diaduk dan
dikocok hingga benar-benar larut. Larutan siap pakai dibuat dengan cara
melarutkan larutan A dan B ke gabus yang telah berisi air dengan dosis sama
hingga mencapai 1200 ppm menggunakan TDS meter. Larutan nutrisi kemudian
diukur pHnya dan diberi asam nitrat ketika pHnya di atas 6,0 – 6,5.
Pindah tanam dilakukan pada saat tanaman berusia 5 hari setelah semai, 10
hari setelah semai dan 15 hari setelah semai pada seluruh media tanam.
Pemindahan bibit sawi pakcoy dilakukan dengan cara memasukkan bibit ke dalam
netpot yang telah diberi kain flanel di bawahnya dan diletakkan di lubang instalasi
hidroponik. Pemeliharaan dilakukan dengan pengontrolan larutan nutrisi dengan
cara mengecek volume air, kondisi ppm dengan TDS meter, mengecek pH larutan
nutrisi dengan pH meter, pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan
menyiram air ke daun yang terserang hama tungau merah dan melakukan
pengukuran yang sesuai dengan variabel pengamatan.
Pemanenan tanaman pakcoy dilakukan pada saat tanaman sawi pakcoy
berumur 42 hari setelah semai. Ciri pakcoy siap panen yaitu bentuk daunnya oval
melebar dan membentuk sendok yang mengarah ke bawah (Sumantri, 2020).
Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil tanaman beserta media tanamnya
dari netpot dan kemudian diukur berdasarkan variabel pengamatan.

3.3.2 Variabel Pengamatan


Pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy dapat dilihat dari beberapa
variabel pengamatan diantaranya sebagai berikut:
1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur menggunakan penggaris (cm). Pengukuran tinggi
tanaman dilakukan pada 5 HSS, 7 HSS, 14 HSS, 15 HSS, 21 HSS, 28 HSS, 35
15

HSS dan 42 HSS. Pengukuran dimulai dari pangkal batang sampai ujung daun
tertinggi.
2. Jumlah Daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada 7 HSS, 14 HSS, 21 HSS, 28
HSS, 35 HSS, dan 42 HSS. Jumlah daun dihitung dari banyaknya jumlah daun
yang tumbuh pada setiap tanaman.
3. Lebar daun
Lebar daun diukur menggunakan penggaris (cm). Pengukuran dilakukan
pada bagian terluar daun terlebar pada saat panen.
4. Jumlah klorofil daun
Jumlah klorofil daun diukur menggunakan alat klorofil meter SPAD
dengan cara menempelkan daun tanaman pada alat klorofil meter SPAD.
5. Berat segar tanaman
Pengukuran menggunakan timbangan digital dengan satuan gram (g).
Berat segar tanaman dilakukan dengan menimbang seluruh bagian tanaman
dari setiap perlakuan saat setelah panen.
6. Berat segar tajuk
Pengukuran menggunakan timbangan digital dengan satuan gram. Berat
segar tajuk dilakukan dengan menimbang seluruh bagian tajuk tanaman dari
setiap perlakuan.
7. Berat segar akar
Perhitungan berat segar akar dihitung dengan selisih antara berat segar
tanaman dikurangi dengan berat segar tajuk.
8. Panjang akar
Panjang akar diukur menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan pada
bagian ujung hingga ujung akar.
9. Laju pertumbuhan
Laju pertumbuhan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
tinggi tanaman panen (cm) − tinggi tanaman sebelum pindah tanam(cm)
selang waktu
16

10. Berat kering tanaman


Berat kering tanaman dilakukan dengan mengeringkan bagian akar dan
tajuk tanaman yang telah dicacah dengan oven selama 2 x 24 jam pada suhu
85o C. Pengukuran dilakukan dengan cara menimbang bagian akar dan tajuk
tanaman menggunakan timbangan digital
11. Berat kering tajuk
Pengukuran berat kering tajuk dilakukan dengan menimbang bagian tajuk
tanaman yang telah kering menggunakan timbangan digital.
12. Berat kering akar
Pengukuran berat kering akar dilakukan dengan mengurangi berat kering
tanaman dengan berat kering tajuk.
13. Rasio tajuk akar
Pengukuran rasio tajuk akar dengan cara membagi berat kering tajuk
tanaman dengan berat kering akar tanaman.

3.4 Analisis Data


Data selanjutnya akan dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of
Varians) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Data yang dimunculkan apabila
menunjukkan pengaruh nyata (F hitung > F tabel) maka data akan dilakukan uji
lanjutan menggunakan DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf
kepercayaan 95%
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Respon pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy terhadap perlakuan
media tanam dan usia pindah tanam memperoleh hasil yang cukup baik menurut
pengamatan yang dilakukan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis
menggunakan analisis ragam (Uji F) kepada seluruh variabel pengamatan yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Rangkuman nilai F-hitung variabel pengamatan
Nilai F-Hitung
Variabel Pengamatan Media Tanam Usia Pindah Tanam Interaksi
(M) (T) MxT
Tinggi tanaman 8,36 ** 6,63 ** 3,47 *
Jumlah daun 4,76 * 8,62 ** 5,99 **
Jumlah klorofil daun 1,93 ns 2,19 ns 0,50 ns
Berat segar tanaman 7,64 ** 10,88 ** 4,19 *
Berat segar tajuk 7,25 ** 11,17 ** 4,27 *
Berat segar akar 12,49 ** 7,36 ** 2,28 ns
Panjang akar 0,26 ns 3,59 * 0,71 ns
Lebar daun 2,52 ns 1,42 ns 1,75 ns
Laju pertumbuhan 5,79 * 13,87 ** 4,32 *
Berat kering tanaman 9,01 ** 15,37 ** 5,77 **
Berat kering tajuk 8,73 ** 14,00 ** 6,03 **
Berat kering akar 7,73 ** 9,49 ** 4,10 **
Rasio tajuk akar 0,53 ns 1,20 ns 5,81 **
Keterangan: ns : Berbeda tidak nyata (*) : Berbeda nyata (**) : Berbeda sangat nyata

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perlakuan interaksi media


tanam menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, berat segar
tanaman, berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering tanaman, berat kering
tajuk, dan berat kering akar, sedangkan menunjukkan berbeda nyata terhadap
jumlah daun dan laju pertumbuhan tanaman serta menunjukkan berbeda tidak
nyata terhadap jumlah klorofil daun, panjang akar, lebar daun dan rasio tajuk akar.

17
18

Perlakuan usia pindah tanam menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap tinggi
tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman, berat segar tanaman, berat segar
tajuk, berat segar akar, laju pertumbuhan tanaman, berat kering tanaman, berat
kering tajuk, dan berat kering akar, sedangkan menunjukkan berbeda nyata
terhadap panjang akar dan menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah
klorofil daun, lebar daun dan rasio tajuk akar. Perlakuan interaksi media tanam
dan usia pindah tanam menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap jumlah daun,
berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar dan rasio tajuk akar,
sedangkan menunjukkan berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman, berat
segar tanaman, berat segar tajuk, dan laju pertumbuhan tanaman serta
menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun, berat segar akar,
panjang akar, dan lebar daun.

4.1.1 Tinggi Tanaman


Hasil analisis ragam perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah
tanam menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Hasil
analisis ragam pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa interaksi media tanam dan usia
pindah tanam memberikan tinggi tanaman tertinggi pada perlakuan interaksi
media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1)
dengan rata-rata tinggi tanaman 24 cm dan terendah pada perlakuan interaksi
media tanam serbuk gergaji kayu dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M2T1) dengan rata-rata tinggi tanaman 15,35 cm. Perlakuan interaksi media
tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) dapat
dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan tinggi tanaman sawi pakcoy.
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa antar perlakuan media tanam
menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada T1 dan T2, sedangkan pada T3
menunjukkan pengaruh berbeda nyata dan berbeda tidak nyata. Perlakuan usia
pindah tanam menunjukkan berbeda tidak nyata antar perlakuan pada M1 dan M3,
sedangkan pada M2 menunjukkan adanya saling berbeda nyata dan tidak nyata
antar rerata perlakuan tinggi tanaman. Hasil uji jarak berganda Duncan pada taraf
kepercayaan 95% terkait hubungan interaksi media tanam dan usia pindah tanam
disajikan dalam tabel berikut.
19

Tabel 4.2 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap tinggi
tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 24,00 A 23,23 A 18,97 A
a ab b
M2 (serbuk gergaji kayu) 15,35 B 18,87 B 18,08 A
a a a
M3 (cocopeat) 22,52 A 22,43 AB 15,62 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

4.1.2 Jumlah Daun


Hasil analisis ragam pada perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah
tanam menunjukkan hasil berbeda sangat nyata terhadap variabel jumlah daun
sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick. Perlakuan interaksi media tanam
rockwool dan usia pindah tanam 10 hari setelah semai (M1T2) memberikan
jumlah daun tertinggi dengan nilai rata-rata 26,33 helai daun. Hasil rata-rata
jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan interaksi antara media tanam
serbuk gergaji kayu dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M2T1) dengan
nilai rata-rata 14,33 helai daun. Perlakuan interaksi media tanam rockwool dan
usia pindah tanam 10 hari setelah semai (M1T2) dapat dijadikan rekomendasi
untuk memacu pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Rata-rata faktor
interaksi antara media tanam dan usia pindah tanam terhadap jumlah daun
disajikan pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap jumlah
daun sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 25,67 A 26,33 A 16,33 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 14,33 B 20,00 B 20,67 A
b ab a
M3 (cocopeat) 25,33 A 25,33 AB 15,67 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
20

Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT pada taraf kepercayaan 95%


menunjukkan perlakuan media tanam berbeda nyata dan tidak nyata pada T1 dan
T3, namun pada T2 berbeda tidak nyata antar rerata perlakuan. Pada perlakuan
usia pindah tanam menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata pada M1 dan M3,
sedangkan pada M2 berbeda nyata dan tidak nyata.

4.1.3 Jumlah Klorofil Daun


Berdasarkan hasil uji ANOVA (sidik ragam) menunjukkan perlakuan
media tanam dan usia pindah tanam memiliki interaksi berbeda tidak nyata
terhadap variabel jumlah klorofil daun. Pada perlakuan media tanam
menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun. Berdasarkan
hasil nilai rata-rata jumlah klorofil daun menunjukkan bahwa taraf M1 (rockwool)
menghasilkan rata-rata jumlah klorofil daun cenderung lebih tinggi yaitu 43,13;
sedangkan hasil cenderung lebih rendah didapatkan pada taraf M3 (cocopeat)
yaitu 38,01. Penggunaan rockwool direkomendasikan untuk memacu jumlah
klorofil daun.

50.00
43,13
45.00
39,25 38,01
40.00
Jumlah Klorofil Daun

35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
M1 (Rockwool) M2 (Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu)
Gambar 4.1 Pengaruh media tanam terhadap jumlah klorofil daun tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick

Berdasarkan hasil analisis ragam ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan


usia pindah tanam berbeda tidak nyata terhadap jumlah klorofil daun. Hasil nilai
21

rata-rata menunjukkan taraf T3 (5 hari setelah semai) menghasilkan rata-rata


jumlah klorofil daun cenderung lebih tinggi yaitu 41,94; sedangkan hasil
cenderung lebih rendah didapatkan pada taraf T2 (10 hari setelah semai) yaitu
36,85. Penggunaan usia pindah tanam 15 hari setelah semai direkomendasikan
untuk memacu jumlah klorofil daun.

50.00
45.00 41,59 41,94

40.00 36,85
Jumlah Klorofil Daun

35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.2 Pengaruh usia pindah tanam terhadap jumlah klorofil daun tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick

4.1.4 Berat Segar Tanaman


Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan interaksi antara media tanam
dan usia pindah tanam menghasilkan nilai berbeda nyata terhadap berat segar
tanaman. Perlakuan interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai (M1T1) menunjukkan berat segar tanaman tertinggi sebesar 189,83
gram, sedangkan perlakuan interaksi media tanam serbuk gergaji kayu dan usia
pindah tanam 5 hari setelah semai menunjukkan nilai berat segar tanaman
terendah yaitu 44,17 gram. Perlakuan interaksi media tanam rockwool dan usia
pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) direkomendasikan untuk meningkatkan
berat segar tanaman. Berdasarkan hasil uji lanjut berganda pada taraf kepercayaan
95% menunjukkan bahwa perlakuan media tanam memberikan pengaruh berbeda
tidak nyata antar perlakuan T1 dan T2, namun memberikan pengaruh berbeda
nyata dan tidak nyata antar perlakuan T3. Perlakuan usia pindah menunjukkan
berbeda tidak nyata pada perlakuan M1 dan M3, sedangkan pada M2
menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata terhadap rerata perlakuan.
22

Tabel 4.4 Pengaruh interaksi media tanam dan usia media tanam terhadap berat
segar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 189,83 A 189,33 A 54,00 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 44,17 B 86,17 B 80,67 A
a a a
M3 (cocopeat) 163,50 A 158,83 AB 47,00 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

4.1.5 Berat Segar Tajuk


Berdasarkan hasil sidik ragam (ANOVA) menunjukkan perlakuan
interaksi media tanam dan usia pindah tanam berbeda nyata terhadap berat segar
tajuk. Hasil nilai rata-rata menunjukkan berat segar tajuk tertinggi terdapat pada
perlakuan interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 10 hari setelah
semai (M1T2) sebesar 181,33 gram dan menunjukkan berat segar tajuk terendah
pada perlakuan interaksi media tanam serbuk gergaji kayu dan usia pindah tanam
5 hari setelah semai (M2T1) dengan nilai 41,17 gram. Perlakuan interaksi media
tanam rockwool dan usia pindah tanam 10 hari setelah semai dapat dijadikan
rekomendasi untuk meningkatkan berat segar tajuk tanaman sawi pakcoy. Hasil
nilai rata-rata berat segar tajuk terhadap faktor interaksi disajikan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
segar tajuk sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 171,83 A 181,33 A 49,67 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 41,17 B 82,33 B 77,00 A
a a a
M3 (cocopeat) 156,67 A 150,33 AB 42,83 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

Hasil uji lanjut DMRT pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan


perlakuan media tanam berbeda tidak nyata antar perlakuan T1 dan T2, namun
23

berbeda nyata dan tidak nyata pada T3. Perlakuan usia pindah tanam
menunjukkan berbeda tidak nyata antar perlakuan M1 dan M3, sedangkan pada
M2 menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata.

4.1.6 Berat Segar Akar


Hasil analisis ragam menunjukkan perlakuan interaksi media tanam dan
usia pindah tanam berbeda tidak nyata terhadap variabel berat segar akar. Pada
perlakuan tunggal media tanam menunjukkan berbeda sangat nyata terhadap
variabel berat segar akar. Media tanam rockwool (M1) memberikan nilai rata-rata
berat segar akar tertinggi yaitu 6,78 gram dan media tanam serbuk gergaji kayu
(M2) memberikan nilai rata-rata berat segar akar terendah yaitu 3,5 gram. Hasil
uji lanjut jarak berganda Duncan 95% menunjukkan media tanam serbuk gergaji
kayu berbeda nyata dengan media tanam rockwool (M1) dan media tanam
cocopeat (M3). Media tanam rockwool (M1) berbeda tidak nyata dengan media
tanam cocopeat (M3). Media tanam rockwool dapat dijadikan rekomendasi untuk
meningkatkan berat segar akar pada tanaman sawi pakcoy. Hasil pengaruh media
tanam terhadap variabel berat segar akar ditampilkan pada gambar 4.3 berikut.

8.00 6,78 a 6,5 a


7.00
Berat Segar Akar (g)

6.00
5.00
3,5 b
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
M1 (Rockwool) (M2) Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu
Gambar 4.3 Pengaruh media tanam terhadap berat segar akar tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick; Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
perbedaan yang tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
kepercayaan 95%

Berdasarkan hasil analisis ragam gambar 4.4 menunjukkan usia pindah


menunjukkan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap variabel berat segar akar
tanaman sawi pakcoy. Usia pindah tanam 10 hari setelah semai (T2) memberikan
respon berat segar akar tertinggi yaitu 6,78 gram, sedangkan usia pindah tanam 15
24

hari setelah semai memberikan respon berat segar akar terendah yaitu 4,06 gram.
Usia pindah tanam 10 hari setelah semai (T2) dapat dijadikan rekomendasi
terhadap peningkatan variabel berat segar akar tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick. Hasil uji lanjut juga menunjukkan bahwa usia pindah
tanam 15 hari setelah semai berbeda nyata terhadap usia pindah tanam 5 hari
setelah semai (T1) dan usia pindah tanam 10 hari setelah semai (T2). Usia pindah
tanam 5 hari setelah semai (T1) berbeda tidak nyata terhadap usia pindah tanam
10 hari setelah semai (T2). Hasil pengaruh usia pindah tanam terhadap variabel
berat segar akar disajikan pada gambar 4.4 berikut.

8
6,78 a
7 5,94 a
Berat Segar Akar (g)

6
5 4,06 b
4
3
2
1
0
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.4 Pengaruh usia pindah tanam terhadap berat segar akar tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick; Angka yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf kepercayaan 95%

4.1.7 Panjang Akar


Hasil analisis ragam ANOVA (Analysis of Variance) menunjukkan
perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah tanam berbeda tidak nyata
terhadap panjang akar. Faktor tunggal media tanam menunjukkan berbeda tidak
nyata terhadap variabel panjang akar sawi pakcoy. Perlakuan media tanam
rockwool (M1) memberikan nilai rata-rata panjang akar cenderung lebih tinggi
yaitu 26,08 cm, sedangkan rata-rata panjang akar cenderung lebih rendah terdapat
pada perlakuan media tanam cocopeat (M3) dengan nilai 24,07 cm. Berdasarkan
hasil rata-rata menunjukkan media tanam rockwool (M1) dapat dijadikan
rekomendasi terhadap panjang akar tanaman sawi pakcoy.
25

30.00 26,08
24,65 24,07
25.00

Panjang Akar (cm)


20.00

15.00

10.00

5.00

0.00
M1 (Rockwool) (M2) Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu
Gambar 4.5 Pengaruh media tanam terhadap panjang akar tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick

Hasil analisis ragam menunjukkan usia pindah tanam berbeda nyata


terhadap variabel panjang akar sawi pakcoy. Pengaruh faktor usia pindah tanam
pada gambar 4.6 menunjukkan usia pindah tanam 15 hari setelah semai (T3)
memberikan panjang akar tertinggi dengan nilai rata-rata sebesar 29,34 cm dan
usia pindah tanam 5 hari setelah semai (T1) memberikan panjang akar terendah
dengan nilai rata-rata 22,01 cm. Usia pindah tanam 15 hari setelah semai dapat
direkomendasikan untuk meningkatkan panjang akar sawi pakcoy. Berdasarkan
hasil uji lanjut DMRT taraf kepercayaan 95% menunjukkan usia pindah tanam 5
hari setelah semai (T1) berbeda tidak nyata dengan 10 hari setelah semai (T2), dan
menunjukkan berbeda nyata dengan usia pindah tanam 15 hari setelah semai (T3).

35
29,34 a
30
23,45 ab
Panjang Akar (cm)

25 22,01 b

20

15

10

0
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.6 Pengaruh usia pindah tanam terhadap panjang akar tanaman sawi pakcoy
pada hidroponik sistem wick; Angka yang diikuti huruf yang sama
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf kepercayaan 95%
26

4.1.8 Lebar Daun


Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa faktor interaksi media tanam
dan usia pindah tanam berbeda tidak nyata terhadap variabel lebar daun. Pada
perlakuan media tanam menunjukkan media tanam berbeda tidak nyata terhadap
variabel lebar daun. Media tanam rockwool (M1) memiliki lebar daun cenderung
lebih tinggi sebesar 8,88 cm dan media tanam serbuk gergaji kayu (M2)
memberikan nilai labar daun cenderung lebih rendah yaitu 7,28 cm. Media tanam
rockwool dapat dijadikan rekomendasi terhadap peningkatan lebar daun tanaman
sawi pakcoy. Hasil nilai rata-rata pengaruh media tanam terhadap variabel lebar
daun disajikan dalam gambar 4.7 berikut.

10.00 8,88 8,59


9.00
8.00 7,28

7.00
Lebar Daun (cm)

6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
M1 (Rockwool) (M2) Serbuk Gergaji M3 (Cocopeat)
Kayu
Gambar 4.7 Pengaruh media tanam terhadap lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan usia pindah tanam berbeda


tidak nyata terhadap variabel usia pindah tanam. Usia pindah tanam 10 hari
setelah semai (T2) memberikan lebar daun cenderung lebih tinggi dengan nilai
rata-rata sebesar 8,74 cm dan usia pindah tanam 15 hari setelah semai
memberikan lebar daun cenderung lebih rendah dengan nilai rata-rata 7,53 cm.
Usia pindah tanam 10 hari setelah (T2) dapat dijadikan rekomendasi untuk
memacu lebar daun pada tanaman sawi pakcoy. Hasil nilai rata-rata pengaruh
usia pindah tanam terhadap variabel lebar daun disajikan dalam gambar 4.8
berikut.
27

10.00
8,74
8,49
9.00
7,53
8.00
7.00
Lebar Daun (cm)

6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
Gambar 4.8 Pengaruh usia pindah tanam terhadap lebar daun tanaman sawi pakcoy pada
hidroponik sistem wick

4.1.9 Laju Pertumbuhan Tanaman


Hasil analisis ragam pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa interaksi antara
media tanam dan usia pindah tanam memberikan pengaruh berbeda nyata
terhadap laju pertumbuhan tanaman. Perlakuan interaksi media tanam rockwool
dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) memberikan nilai rata-rata
tertinggi terhadap laju pertumbuhan tanaman sebesar 0,54 cm/hari, sedangkan
media tanam cocopeat dan usia pindah tanam 15 hari setelah semai memberikan
laju pertumbuhan tanaman terendah dengan nilai rata-rata 0,28 cm/hari. Perlakuan
interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M1T1) dapat dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan laju pertumbuhan
tanaman sawi pakcoy. Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT pada taraf kepercayaan
95% menunjukkan pengaruh perlakuan media tanam berbeda tidak nyata antar
perlakuan pada T1 dan T2, sedangkan pada T3 menunjukkan adanya saling
berbeda nyata dan berbeda tidak nyata antar rerata perlakuan. Pada perlakuan usia
pindah tanam menunjukkan berbeda tidak nyata antar perlakuan M1 dan M3,
sedangkan pada M2 menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata antar rerata
perlakuan. Nilai rata-rata interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap
laju pertumbuhan tanaman disajikan pada tabel berikut:
28

Tabel 4.6 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap laju
pertumbuhan tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 0,54 A 0,50 A 0,38 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,35 B 0,42 A 0,38 A
a a a
M3 (cocopeat) 0,51 A 0,47 A 0,28 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

4.1.10 Berat Kering Tanaman


Berdasarkan analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi media tanam
dan usia pindah tanam berbeda sangat nyata terhadap berat kering tanaman.
Perlakuan interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah
semai (M1T1) memberikan nilai rata-rata berat kering tanaman tertinggi yaitu
7,37 gram dan rata-rata berat kering tanaman terendah pada perlakuan interaksi
media tanam serbuk gergaji kayu dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M2T1) dengan nilai rata-rata 1,54 gram. Perlakuan interaksi media tanam
rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) dapat dijadikan
rekomendasi untuk meningkatkan berat kering tanaman. Hasil nilai rata-rata
perlakuan interaksi disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat kering
tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 7,37 A 6,12 A 1,81 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,54 B 3,61 B 2,42 A
a a a
M3 (cocopeat) 6,60 A 4,40 AB 1,74 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

Hasil uji jarak berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%


menunjukkan perlakuan media tanam berbeda tidak nyata antar perlakuan T1 dan
29

T2, namun menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata antar perlakuan T3.
Perlakuan usia pindah tanam menunjukkan bahwa antar perlakuan M1 maupun
M3 berbeda tidak nyata, sedangkan pada M2 berbeda nyata dan tidak nyata antar
rerata perlakuan.

4.1.11 Berat Kering Tajuk


Berdasarkan uji ANOVA (sidik ragam) menunjukkan bahwa interaksi
antara media tanam dan usia pindah tanam memberikan pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap berat kering tajuk. Perlakuan interaksi media tanam rockwool dan
usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) memberikan nilai rata-rata berat
kering tajuk tertinggi yaitu 5,80 gram, sedangkan berat kering tajuk terendah pada
perlakuan interaksi media tanam serbuk gergaji kayu dan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai (M2T1) dengan nilai 1,06 gram. Hasil nilai rata-rata berat kering
tajuk tanaman sawi pakcoy terhadap faktor interaksi disajikan dalam tabel 4.8
berikut.
Tabel 4.8 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
kering tajuk sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 5,80 A 4,77 A 1,32 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,06 B 2,86 A 1,83 A
a a a
M3 (cocopeat) 5,49 A 3,29 A 1,58 A
a bc c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

Berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf kepercayaan 95% menunjukkan


perlakuan media tanam berbeda tidak nyata antar perlakuan T1, pada T2
menunjukkan pengaruh berbeda nyata dan tidak nyata, namun pada T3 berbeda
nyata antar rerata perlakuan. Pada perlakuan usia pindah tanam menunjukkan
berbeda tidak nyata pada perlakuan M1 maupun pada M3, sedangkan pada M2
berbeda nyata dan tidak nyata.
30

4.1.12 Berat Kering Akar


Hasil analisis ragam menunjukkan interaksi media tanam dan usia pindah
tanam berbeda sangat nyata terhadap berat kering akar. Perlakuan interaksi media
tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) memberikan
nilai rata-rata berat kering akar tertinggi sebesar 1,57 gram dan berat kering akar
terendah yaitu pada perlakuan media tanam cocopeat dan usia pindah tanam 15
hari setelah semai dengan nilai rata-rata 0,46 gram. Perlakuan interaksi media
tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) dapat
dijadikan rekomendasi untuk meningkatkan berat kering akar pada tanaman sawi
pakcoy. Berdasarkan hasil uji lanjut DMRT pada taraf kepercayaan 95%
menunjukkan perlakuan media tanam berbeda tidak nyata antar perlakuan T1 dan
T2, namun menunjukkan berbeda nyata dan tidak nyata pada T3. Perlakuan usia
pindah tanam menunjukkan berbeda tidak nyata antar perlakuan M1, sedangkan
pada M2 berbeda nyata dan pada M3 berbeda nyata dan tidak nyata antar rerata
perlakuan. Nilai rata-rata berat kering akar terhadap perlakuan interaksi media
tanam dan usia pindah tanam disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.9 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap berat
kering akar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 1,57 A 1,35 A 0,49 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,48 C 0,74 B 0,59 A
a a a
M3 (cocopeat) 1,11 B 1,11 AB 0,46 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

4.1.13 Rasio Tajuk Akar


Rasio tajuk akar terhadap perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah
tanam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata pada Tabel 4.1. Perlakuan
interaksi media tanam cocopeat dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M3T1) menunjukkan nilai rata-rata tertinggi rasio tajuk akar dengan nilai 4,95
dan perlakuan interaksi media tanam serbuk gergaji kayu dan usia pindah tanam 5
hari setelah semai (M2T1) menunjukkan nilai terendah rasio tajuk akar yaitu 1,87.
31

Rekomendasi yang didapatkan untuk menghasilkan rasio tajuk akar adalah


perlakuan interaksi media tanam cocopeat dan usia pindah tanam 5 hari setelah
semai (M3T1). Berdasarkan uji lanjut pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa
perlakuan media tanam berbeda nyata dan tidak nyata antar semua perlakuan usia
pindah tanam (T). Pada perlakuan usia pindah tanam menunjukkan berbeda tidak
nyata antar perlakuan M1 dan M3, namun pada M2 menunjukkan berbeda nyata
dan tidak nyata antar rerata perlakuan. Interaksi media tanam dan usia pindah
tanam terhadap hasil rasio tajuk akar disajikan dalam tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Pengaruh interaksi media tanam dan usia pindah tanam terhadap rasio tajuk
akar tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 3,60 A 3,63 A 2,84 A
a a a
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,87 B 3,72 A 3,52 A
b a a
M3 (cocopeat) 4,95 A 2,92 A 2,38 A
a bc c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

4.2 Pembahasan
Percobaan budidaya tanaman sawi pakcoy dilakukan selama 42 hari untuk
mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy. Terdapat 2 faktor yang
diberikan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pakcoy yaitu
macam media tanam dan usia pindah tanam. Kedua faktor sangat menentukan
terhadap pertumbuhan dan hasil dikarenakan media tanam berperan penting dalam
menahan air dan nutrisi sehingga tanaman memiliki kesempatan untuk menyerap
air dan nutrisi lebih banyak dan usia pindah tanam berperan penting dalam proses
adaptasi tanaman terkait pembelahan dan diferensiasi sel tanaman (Ekaputra dkk.,
2016).
Hasil pengamatan yang dilakukan untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
sawi pakcoy yaitu selama 42 HSS (Hari Setelah Semai). Ciri-ciri tanaman sawi
pakcoy siap panen yaitu daun berwarna hijau tua dan memiliki jumlah daun
minimal 7 – 8 helai (Safitri, 2019). Pengaplikasian media tanam dan usia pindah
tanam yang berbeda bertujuan untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil terbaik
32

tanaman sawi pakcoy pada hidroponik sistem wick. Terdapat 13 parameter


pengamatan yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah klorofil daun, berat segar
tanaman, berat segar tajuk, berat segar akar, panjang akar, lebar daun, laju
pertumbuhan tanaman, berat kering tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar
dan rasio tajuk akar.
Tinggi tanaman berlangsung pada fase vegetatif tanaman yang terjadi tiga
proses diantaranya pembelahan sel, pemanjangan sel dan diferensiasi sel. Pada
fase vegetatif tanaman harus tercukupi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan
tanaman agar tinggi tanaman dapat optimal (Setyoaji dan Setiawan, 2021). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara media tanam dan usia pindah
tanam berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman. Berdasarkan hasil data
yang disajikan pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tinggi tanaman tertinggi
terdapat pada perlakuan media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai (M1T1) dengan nilai 24 cm. Maharani (2022) menyatakan bahwa
media tanam rockwool memiliki kapasitas pegang air yang tinggi sehingga
mengoptimalkan larutan nutrisi diserap oleh tanaman untuk mencukupi kebutuhan
pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan penelitian Wahyuni dkk (2022)
menjelaskan bahwa usia pindah tanam yang terlalu lama dapat menyebabkan bibit
tanaman menjadi stres dan mati karena sangat bergantung pada sistem
perakarannya.
Setyoaji dan Setiawan (2021) menjelaskan bahwa jumlah daun sangat
berkaitan dengan tinggi tanaman, semakin tinggi tanaman maka semakin banyak
pula jumlah daunnya dan usia pindah tanam yang lebih cepat dapat membuat
pertumbuhan daun lebih cepat karena adanya suplai nutrisi yang cukup. Hasil
variabel jumlah daun berbeda sangat nyata pada perlakuan interaksi media tanam
dan usia pindah tanam. Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa media tanam
rockwool dan usia pindah tanam 10 hari setelah semai (M1T2) memberikan
jumlah daun tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Media tanam
rockwool memiliki daya simpan air yang lebih banyak daripada media tanam
lainnya sehingga kebutuhan air untuk proses fotosintesis dapat terpenuhi dan
dapat menambah jumlah daun secara normal (Maharani, 2022).
33

Hasil analisis data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah klorofil
daun pada setiap interaksi perlakuan maupun faktor tunggal perlakuan berbeda
tidak nyata. Pada perlakuan media tanam rockwool memberikan jumlah klorofil
daun cenderung lebih tinggi yaitu sebesar 43,13 dan pada perlakuan media tanam
cocopeat (M3) memberikan jumlah klorofil daun cenderung lebih rendah yaitu
38,01. Perlakuan usia pindah tanam 15 hari setelah semai (T3) memberikan
jumlah klorofil daun cenderung lebih tinggi yaitu 41,94 dan usia pindah tanam 10
hari setelah semai (T2) memberikan jumlah klorofil daun cenderung lebih rendah
yaitu 36,85. Jumlah klorofil daun yang berbeda tidak nyata disebabkan oleh
nutrisi yang telah tercukupi untuk pertumbuhan tanaman sawi. Unsur-unsur
pembentuk klorofil yaitu N, P, K, S dan Mg yang tersedia dan dapat diserap oleh
tanaman (Setyoaji dan Setiawan, 2021).
Berdasarkan penelitian Fau (2020) menjelaskan bahwa berat segar
tanaman sangat ditentukan oleh kandungan air, unsur hara, jaringan tanaman, dan
hasil dari proses metabolisme tanaman. Interaksi antara media tanam dan usia
pindah tanam berbeda nyata terhadap berat segar tanaman sawi pakcoy. Perlakuan
interaksi antara media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M1T1) memberikan berat segar tanaman tertinggi sebesar 189,83 gram dan
disusul oleh Perlakuan interaksi antara media tanam rockwool dan usia pindah
tanam 10 hari setelah semai (M1T2). Berat segar tanaman sangat dipengaruhi
dengan berat segar tajuk dan berat segar akar. Berat segar tanaman juga
dipengaruhi oleh jumlah daun (tajuk) dikarenakan pada daun tempat terjadinya
fotosintesis dan banyak mengandung air sehingga dapat menambah berat segar
tanaman (Wahyuni dkk, 2022). Berat segar tajuk tanaman berbeda nyata terhadap
interaksi perlakuan media tanam dan usia pindah tanam menghasilkan berat segar
tajuk tertinggi sebesar 181,33 gram pada interaksi media tanam rockwool dan usia
pindah tanam 10 hari setelah semai (M1T2).
Interaksi media tanam dan usia pindah tanam berbeda tidak nyata, akan
tetapi pada faktor tunggal media tanam ataupun usia pindah tanam berbeda sangat
nyata terhadap berat segar akar. Berat segar akar tertinggi terdapat pada perlakuan
media tanam rockwool (M1) memberikan rata-rata berat segar akar tertinggi
sebesar 6,78 gram dan pada perlakuan media tanam serbuk gergaji kayu
34

memberikan berat segar akar terendah yaitu 3,50 gram. Perlakuan usia pindah
tanam 10 hari setelah semai (T2) memberikan berat segar akar tertinggi dengan
nilai rata-rata 6,78 gram dan usia pindah tanam 15 hari setelah semai (T3)
memberikan berat segar akar terendah yaitu 4,06 gram. Berat segar akar
merupakan cerminan tanaman dalam menyerap larutan nutrisi. Pertumbuhan akar
sangat dipengaruhi oleh aerasi, suhu larutan, ketersedian air dan unsur hara
(Mahendra, 2020).
Pertumbuhan akar pada sistem hidroponik cenderung ke arah samping
dikarenakan dalam proses penyerapan air dan nutrisi telah dibantu perantara
sumbu. Akar nantinya menyerap air dan unsur hara yang terdapat dalam sumbu
tersebut (Sudrajat, 2020). Variabel panjang akar berbeda tidak nyata terhadap
interaksi antara media tanam dan usia pindah tanam dan juga faktor tunggal media
tanam, akan tetapi berbeda nyata terhadap usia pindah tanam. Faktor tunggal
media tanam menunjukkan media tanam rockwool (M1) memberikan nilai rata-
rata panjang akar cenderung lebih tinggi sebesar 26,08 cm dan cenderung lebih
rendah pada perlakuan media tanam cocopeat (M3) dengan nilai rata-rata panjang
akar 24,07 cm. Pada faktor tunggal usia pindah tanam yang menghasilkan panjang
akar tertinggi terdapat pada perlakuan usia pindah tanam 15 hari setelah semai
(T3) dengan nilai rata-rata 29,34 cm daripada perlakuan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai dan 10 hari setelah semai. Hal ini berbeda dengan penelitian
Misromi dan Suryanto (2020) yang menyatakan usia pindah tanam yang terlalu
tua dapat menyebabkan kerusakan akar pada saat pindah tanam sehingga
membutuhkan waktu untuk pemulihan akar pada proses pertumbuhan tanaman.
Pada variabel lebar daun berbeda tidak nyata pada interaksi media tanam
dan usia pindah tanam maupun faktor tunggal media tanam atau usia pindah
tanam. Faktor tunggal media tanam menunjukkan media tanam rockwool (M1)
memberikan nilai rata-rata lebar daun cenderung lebih tinggi yaitu 8,88 cm dan
cenderung lebih rendah pada media tanam serbuk gergaji kayu (M2) dengan lebar
daun 7,28 cm. Faktor tunggal usia pindah tanam memberikan nilai rata-rata lebar
daun cenderung lebih tinggi sebesar 8,74 cm pada perlakuan usia pindah tanam 10
hari setelah semai (T2) dan lebar daun terendah pada perlakuan usia pindah tanam
15 hari setelah semai (T3) dengan nilai rata-rata lebar daun 7,53 cm. Lebar daun
35

terjadi pada fase vegetatif yang terdapat pembelahan, pemanjangan dan


diferensiasi sel dan sangat bergantung pada air dan persedian karbohidrat yang
cukup (Istarofah dan Salamah, 2017).
Hasil analisis pada Tabel 4.1 menunjukkan interaksi media tanam dan usia
pindah tanam terdapat pengaruh berbeda nyata terhadap laju pertumbuhan
tanaman, perlakuan media tanam memberikan pengaruh berbeda nyata, sedangkan
usia pindah tanam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata. Perlakuan
interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
menunjukkan nilai tertinggi laju pertumbuhan tanaman sebesar 0,54 cm/hari.
Media tanam yang mudah ditembus akar menyebabkan akar mudah menyerap air
dan unsur hara sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat optimal
(Charitsabita dkk, 2019). Misromi dan Suryanto (2020) menjelaskan bahwa
tanaman yang dipindahkan lebih awal dapat lebih mudah beradaptasi sehingga
memiliki pertumbuhan yang baik untuk melakukan proses fotosintesis yang akan
menghasilkan fotosintat dan berpengaruh pada laju pertumbuhan tanaman.
Pada variabel berat kering tanaman merupakan besar tidaknya fotosintat
yang dihasilkan selama proses pertumbuhan tanaman. Berat kering tanaman
dihasilkan paling banyak pada bagian tanaman yang mengandung klorofil yaitu
pada daun. Daun yang lebih hijau dapat meningkatkan proses fotosintesis yang
akan menghasilkan karbohidrat. Senyawa karbohidrat digunakan untuk proses
sintesis protein dan senyawa lain yang menyusun organ tanaman maupun aktivitas
kehidupan tanaman (Yudhistira dkk, 2014). Interaksi media tanam dan usia
pindah tanam memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap berat kering
tanaman. Berdasarkan nilai rata-rata yang tersaji pada tabel 4.7 menunjukkan
berat kering tanaman tertinggi sebesar 7,37 gram pada perlakuan interaksi media
tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1) dan berbeda
tidak nyata jika dibandingkan dengan media tanam cocopeat dan usia pindah
tanam 5 hari setelah semai (M3T1). Cocopeat memiliki karakteristik dapat
menyimpan air hingga 73% dan dapat menampung nutrisi hingga mencapai 1050-
1400 ppm sehingga kebutuhan air dan nutrisi bagi tanaman dapat tercukupi.
Semakin banyak nutrisi yang diserap tanaman maka produksi tanaman juga tinggi
sehingga mempengaruhi berat kering tanaman (Charitsabita dkk, 2019). Usia
36

pindah tanam lebih awal membuat tanaman memperoleh kecukupan nutrisi lebih
awal dan berlangsung lebih lama. Unsur hara yang tercukupi dan berlangsung
lebih lama mendukung pertumbuhan tanaman pada masa vegetatifnya sehingga
pembelahan dan pemanjangan sel oleh tanaman dapat berjalan optimal (Setyoaji
dan Setiawan, 2021).
Yudhistira dkk (2014) menjelaskan bahwa berat kering tajuk sangat
dipengaruhi oleh jumlah daun karena memungkinkan untuk terjadinya lebih
banyak fotosintesis yang menghasilkan fotosintat semakin banyak. Fotosintat
sebagai energi untuk membentuk dan menjaga kualitas daun. Interaksi antara
media tanam dan usia pindah tanam berbeda sangat nyata terhadap berat kering
tajuk. Interaksi media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari setelah semai
(M1T1) memberikan berat kering tajuk tertinggi sebesar 5,80 gram. Pada Tabel
4.1 menunjukkan perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah tanam
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap berat kering akar. Perlakuan
interaksi tertinggi sebesar 1,57 gram pada perlakuan media tanam rockwool dan
usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M1T1). Berat kering akar merupakan
akumulasi biomassa dari akar selama proses pertumbuhan tanaman. Berat kering
akar erat kaitannya dengan penyerapan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Akar yang tumbuh dan berkembang dengan baik sangat menunjang pertumbuhan
bagian tanaman lainnya (Susilo, 2019).
Valdhini dan Aini (2017) menjelaskan bahwa rasio tajuk akar merupakan
pertumbuhan suatu tanaman yang diikuti dengan pertumbuhan bagian tanaman
lainnya dimana berat tajuk akan meningkat apabila berat akar juga meningkat
sehingga akan berpengaruh ke tajuk akar. Analisis ragam rasio tajuk akar pada
Tabel 4.1 menunjukkan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap interaksi media
tanam dan usia pindah tanam, namun pada perlakuan media tanam atau usia
pindah tanam memiliki pengaruh berbeda tidak nyata. Pada perlakuan interaksi
memberikan nilai tertinggi sebesar 4,95 pada perlakuan media tanam cocopeat
dengan usia pindah tanam 5 hari setelah semai (M3T1).
Pertumbuhan tanaman sawi terendah yaitu terdapat pada perlakuan media
tanam serbuk gergaji kayu. Hal ini diduga karena volume dari serbuk gergaji kayu
terlalu padat sehingga pertumbuhan akar menjadi terhambat dan juga adanya
37

kandungan tanin yang menyebabkan tanaman sawi pakcoy tidak dapat tumbuh
maksimal. Langgeng (2019) menyatakan bahwa serbuk gergaji kayu terdapat
kandungan tanin yang menghambat kerja enzim dan bersifat anutrisi bagi
pertumbuhan tanaman
Organisme pengganggu tanaman yang menyerang tanaman sawi pakcoy
yaitu hama tungau merah. Hama tungau merah ditemukan di bawah daun sawi
pakcoy. Tanda terserang hama tungau merah yaitu terdapat jaring seperti jaring
laba-laba pada daun sawi pakcoy. Keberadaan hama tungau merah dapat merusak
sel-sel mesofil dan mengisap isi sel termasuk klorofil daun. Daun yang terserang
tungau merah menyebabkan laju fotosintesis menjadi rendah, klorofil menjadi
rendah, dan proses transpirasi meningkat. Luka akibat serangan tungau merah
sangat kecil, akan tetapi apabila terlalu banyak menyebabkan proses fotosintesis
berkurang (Pramudianto dan Sari, 2016).
Larutan nutrisi mengalami kenaikan dan penurunan kepekatan nutrisi
(ppm) dan derajat keasaman (pH) pada siang hari. Hal ini diduga pada siang hari
terdapat penguapan sehingga tanaman sangat membutuhkan banyak nutrisi dan
kondisi larutan nutrisi menjadi panas serta kurang meratanya campuran larutan
nutrisi pada saat pengadukan. Kepekatan nutrisi yang kurang dari 1200 ppm
ditambahkan larutan AB Mix hingga mencapai batas yang ditentukan dan yang
melebihi 1200 ppm ditambahkan air. Derajat keasaman yang melebihi rentang
6,0–6,5 diberi larutan asam nitrat hingga mencapai batas yang ditentukan, dan
apabila kurang dari 6,0-6,5 diberi penambahan air. Berdasarkan penelitian
Istiqomah dkk (2020) menjelaskan bahwa kepekatan nutrisi pada siang hari
mengalami penurunan dan kondisi pH dalam kondisi basa. Hal ini dikarenakan
tanaman paling banyak melakukan penguapan sehingga sangat memerlukan
nutrisi dan pH yang terdapat pada air di tandon instalasi hidroponik. Kepekatan
nutrisi yang kurang dari batas yang ditentukan dilakukan penambahan larutan AB
mix dan apabila melebihi batas maka diberi penambahan air. Derajat keasaman
(pH) yang melebihi batas diberikan penambahan pH down dan yang kurang dari
batas diberi penambahan pH up.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengaruh berbagai media tanam dan usia pindah tanam
terhadap pertumbuhan dan hasil sawi pakcoy secara hidroponik sistem wick dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perlakuan interaksi media tanam dan usia pindah tanam terbaik terdapat pada
perlakuan interaksi antara media tanam rockwool dan usia pindah tanam 5 hari
setelah semai.
2. Perlakuan media tanam terbaik terdapat pada perlakuan media tanam rockwool.
3. Perlakuan usia pindah tanam terbaik terdapat pada perlakuan usia pindah tanam
10 hari setelah semai.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah kepadatan dari
media tanam sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi
pakcoy pada hidroponik sistem wick sehingga diperlukan penimbangan media
tanam terlebih dahulu.

38
DAFTAR PUSTAKA

Abror, M dan J. M. Arrohman. 2019. Perlakuan Macam Media Tanam dan Jarak
Tanam yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Sawi Pakchoi (Brassica rapa
L.) dengan Metode Hidroponik Sistem Wick. 7(1): 37-43

Aida, S. N. 2020. Ensiklopedi Sawi Deskripsi, Filosofi, Manfaat Budidaya dan


Peluang Bisnisnya. Jogjakarta: Penerbit KBM Indonesia

Andriyani, D. 2019. Pengaruh Konsentrasi Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan


Hasil Tiga Varietas Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Hidroponik Sistem
Wick. Skripsi. Jember: Fakultas Pertanian Universitas Jember

Anjeliza, R. Y. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau Brassica


juncea L. pada Berbagai Desain Hidroponik. Skripsi. Makassar: Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

Augustien, N. K. dan H. Suhardjono. 2016. Peranan Berbagai Komposisi Media


Tanam Organik Terhadap Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) di Polybag.
Agritrop Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 54-58

Aini, N. Dan N. Azizah. 2018. Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara


Hidroponik. Malang: Tim UB Press

Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Tanaman Sayuran.Jakarta: BPS Pusat

Bui, F., M. A. Lelang dan R. I. C. O. Taolin. 2015. Pengaruh Komposisi Media


Tanam dan Ukuran Polybag Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat
(Licopercicum escelentum, Mill). Savana Cendana Jurnal Pertanian
Konservasi Lahan Kering. 1(1): 1-7

Charitsabita, R., E. D. Purbajanti dan D. W. Widjajanto. 2019. Respon


Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) secara
Hidroponik dengan Berbagai Jenis Media Tanam dan Aerasi Berbeda.
Jurnal Pertanian Tropik. 6 (2): 270-278

Ekaputra, F., Supriyanta, dan P. Yudoyono. 2016. Pengaruh Komposisi Media


dan Umur Pindah Tanam terhadap Pertumbuhan Awal Jarak Pagar
(Jatropha curcas) dalam Pembibitan Metode Cabutan. Vegetalika. 5(1):
32-45

Fau, Y. T. V. 2020. Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Sawi Sendok (Pakcoy)


pada media tanam hidroponik dan Media Tanam Tanah di Desa
Hilinamozaua Raya Kecamatan Onolalu Kabupaten Nias Selatan. Jurnal
Education and Development. 8(3): 267-274

39
40

Hakim, H. R., Y. Sunaryo, dan D. H. Pamungkas. 2020. Pengaruh Pupuk Organik


Cair (POC) Berbahan Baku Vinasse dan Jumlah Buah terhadap Hasil
Tanaman Melon (Cucumis melo L.) dengan Sistem Hidroponik Substrat.
Jurnal Ilmiah Agroust. 4 (1): 76-85

Halim, J. 2017. 6 Teknik Hidroponik. Jakarta: Penebar Swadaya

Haryoyudanto, B. 2018. Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil


Selada (Lactuca sativa). Skripsi. Malang: Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya

Herianto, J. S. 2021. Respon Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) terhadap


Aplikasi Kompos Ampas Kelapa dan NPK Mutiara (16:16:16). Skripsi.
Pekanbaru: Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau

Hasibuan, S. R. 2017. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian


Pupuk Organik Cair Limbah Sayur Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian
Universitas Medan Area

Irawan, A. dan Y. Kafiar. 2015. Pemanfaatan cocopeat dan Arang Sekam Padi
sebagai Media Tanam Bibit Cempaka Wasian (Elmerrilia ovalis). Pros
Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(4): 805-808

Istarofah dan Z. Salamah. 2017. Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica


juncea L.) dengan Pemberian Kompos Berbahan Dasar Daun Paitan
(Thitonia diversifolia). Bio-site. 3(1): 39-46

Istiqomah, F., Y. Regitasari, A. N. Roshita dan J. Susila. 2020. Rancang Bangun


Sistem Kontrol Otomatis dan Monitoring pH Larutan Nutrisi Kebun Sayur
Hidroponik Berbasis Android. Jurnal EL Sains. 2 (1): 15-20

Jalil, M., D. Nurba, I. Subandar, M. Amin dan T. R. Malikon. 2015. Pengaruh


Umur Pindah Tanam dan Jumlah Bibit per Lubang Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Agrotek Lestari.
1(1): 55-66

Kakanga, C. J. R., N. S. Ai dan P. Siahaan. 2017. Rasio Akar: Tajuk Tanaman


Padi Lokal Sulawesi Utara Yang Mengalami Cekaman Banjir dan
Kekeringan pada Vase Vegetatif. Jurnal Bioslogos. 7(1): 17-21

Khomsah, M. dan M. Chusnah. 2021. Kangkung Darat Hidroponik Sistem DFT


(Deep Flow Technique). Jombang: Fakultas Pertanian Universitas KH. A.
Wahab Hasbullah

Langgeng, R. H., E. W. Tini dan B. Prakoso. Pertumbuhan Bibit Cabai pada


Media Serbuk Gergaji Kayu Sengon dengan Perendaman Air.
Agrotechnology Research. 3(2): 97-102
41

Maharani, I. 2021. Pengaruh Aplikasi Nutrisi Alami dan Media Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Skripsi.
Medan: Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Maharani, I. 2022. Pengaruh Aplikasi Nutrisi Alami dan Media Tanam terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pertanian. 2 (2): 1-11

Mahendra, I. G. A., I. G. N. A. Wiswasta, dan P. E. P. Ariati. 2020. Pertumbuhan


dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) yang dipupuk dengan
Pupuk Organik Cair pada Media Tanam Hidroponik. Agrimeta. 10(20):
29-36

Mariana, M. 2017. Pengaruh Media Tanam terhadap Pertumbuhan Stek Batang


Nilam (Pogostemon cablin Benth). Agrica Ekstensia. 11(1): 1-8

Marzuki, I., N. S. Vinolina, R. Harahap, A. Arsi, E. P. Ramdan, M. M.


Simarmata, Y. Nirwanto, T. Karenina, A. N. Inayah, C. Wati. 2021. Budi
Daya Tanaman Secara Organik. Medan: Yayasan Kita Menulis

Misromi dan A. Suryanto. 2020. Pengaruh Umur Bibit dan Tata Letak Tanaman
terhadap Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.). Jurnal
Produksi Tanaman. 8(1): 66-74

Munthe, K., E. Pane dan E. L. Panggabean. 2018. Budidaya Tanaman Sawi


(Brassica Juncea L.) Pada Media Yang Berbeda Secara Vertikultur.
Agrotekma. 2(2): 138-151

Murtiawan, D., S. Heddy dan A. Nugrogo. 2018. Kajian Perbedaan Jarak Tanam
dan Umur Bibit (Transplanting) pada Tanaman Pak Choy (Brassica rapa
L. var. chinensis). Jurnal Produksi Tanaman. 6(2): 264-272

Nurifah, G. dan R. Fajarfika. 2020. Pengaruh Media Tanam pada Hidroponik


terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kailan (Brassica oleracea L.). Jagros.
4(2): 281-291

Pane, F. M. 2017. Strategi Pengembangan Sayuran Hidroponik (Studi Kasus:


Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang). Skripsi. Medan: Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Panisah, S. 2020. Aplikasi Hidroponik NFT untuk Pertumbuhan dan Hasil


Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L.) pada Berbagai
Konsentrasi AB Mix dan Media Tanam Organik. Skripsi. Pekanbaru:
Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Kasim Riau
42

Pasaribu, M. Y. A. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Plus Terhadap


Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa L.). Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma

Pramudianto dan K. P. Sari. 2016. Tungau Merah (Tetranycus urticae Koch) pada
Tanaman Ubi Kayu dan Cara Pengendaliannya. Buletin Palawija. 14 (1):
36-48

Prasetio, D. 2018. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica


rapa L.) dan Kailan (Brassica oleracea) dengan Berbagai Tingkat
Konsentrasi Larutan AB Mix Pada Metode Hidroponik Rakit Apung.
Skripsi. Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Rahayu, D. 2020. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Sapi pada Media
Tanam Tanah, Pasir dan Serbuk Kayu terhadap Pertumbuhan Tanaman
Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.). Skripsi. Surabaya: Program Studi
Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Ramlawati. 2016. Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea L.)


Pada Berbagai Konsentrasi Nutrisi Larutan Hidroponik. Skripsi. Makassar:
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar

Roidah, I. S. 2014. Pemanfaatan Lahan Dengan Menggunakan Sistem


Hidroponik. Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO. 1(2): 43-50

Roidi, A. A. 2016. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun Lamtoro (Leucaena


leucocephala). Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Biologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Safitri, D. A. 2019. Budidaya dan Analisis Usaha Tani Tanaman Sawi Pakcoy
(Brassica rapa chinensis) dengan Perlakuan Pupuk Organik dan Pupuk
Anorganik. Laporan Tugas Akhir Mahasiswa. Surakarta: Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret

Setyoaji, T. G. dan A. W. Setiawan. 2021. Pengaruh Umur Bibit terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Sawi Caisim (Brassica juncea L.) pada
Hidroponik Sistem Rakit Apung. Agritech. 13(1): 17-23

Sirmata, Y. A. 2021. Uji Efektivitas berbagai Media Tanam terhadap


Pertumbuhan Sawi Hijau (Brassica rapa L.) dalam Hidroponik Sistem
Wick. Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara

Sudrajat, I. 2020. Uji Beberapa Jenis Media Tanam dan Pupuk Organik Cair
terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa)
pada Sistem Budidaya Rakit Apung. Skripsi. Medan: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Pembangunan Panca Budi
43

Sukajat, N. K. 2020. Pengaruh Kombinasi Serbuk Sabut Kelapa dan Arang Sekam
terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica rapa subsp.
Chinensis) pada Sistem Hidroponik DFT (Deep Flow Technique).
Skripsi.Surabaya: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel

Sumantri, B. 2020. Bertanam Praktis dan Bersih dengan Hidroponik. Bandung:


Penerbit Media Sains Indonesia

Suryani, L. 2016. Pengaruh Media dan Interval Waktu Pemberian Hara terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) secara
Hidroponik Sistem Substrat. Skripsi. Aceh Barat: Fakultas Pertanian
Universitas Teuku Umar

Susilo, I. B. 2019. Pengaruh Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian Pupuk


Organik Cair terhadap Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan
Sistem Hidroponik NFT. Berkala Ilmiah Pertanian. 2(1): 34-41

Utomo, M. W. dam S. N. Qomariyah. 2021. Analisis Usahatani Hidroponik Sawi


Hijau (Brassica chinensis var. Parachinensis) di Desa Jatigedong
Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Jombang: Tim UNWAHA Press.
Valdhini, I. Y. Dan N. Aini. 2017. Pengaruh Jarak Tanam dan Varietas pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica chinensis L.)
secara Hidroponik. Plantropica Journal of Agricultural Science. 2(1): 39-
46

Wahyuni, T., N. Ariska, D. Junita dan M. Jalil. 2022. Pengaruh Umur Pindah
Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi pada Sistem
Hidroponik NFT. J. Floratek. 17(1): 54-61

Warjoto, R. E., J. Mulyawan dan T. Barus. 2020. Pengaruh Media Tanam


Hidroponik terhadap Pertumbuhan Bayam (Amaranthus sp.) dan Selada
(Lactuca sativa). Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. 20(2): 118-125

Yudhistira, G. P., M. Roviq dan T. Wardiyanti. 2014. Pertumbuhan dan


Produktivitas Sawi Pak Choy (Brassica rapa L.) pada Umur Transplanting
dan Pemberian Mulsa Organik. Jurnal Produksi Tanaman. 2(1): 41-49
44

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

No. Gambar Keterangan

1. Perendaman Serbuk Gergaji Kayu


ke Larutan Fungisida

2. Pencucian Media Tanam Serbuk


Gergaji Kayu dan Cocopeat
menggunakan Air

3. Penjemuran Media Tanam Serbuk


Gergaji Kayu dan Cocopeat

4. Penyemaian Benih Pakcoy Nauli


F1 pada Media Tanam Rockwool

5. Penyemaian Benih Pakcoy Nauli


F1 pada Media Tanam Serbuk
Gergaji Kayu

6. Penyemaian Benih Pakcoy Nauli


F1 pada Media Tanam Cocopeat
45

7. Pemberian AB Mix ke Air yang


Terdapat di Instalasi

8. Pengukuran pH dan ppm Larutan


Nutrisi

9. Pemberian Asam Nitrat (HNO3) ke


Larutan Nutrisi yang berada di Atas
rentang pH 6,0 – 6,5

10. Pemindahan Bibit ke Instalasi


Hidroponik

11. Pengukuran Tinggi Tanaman Sawi


Pakcoy

12. Penghitungan Jumlah Daun Sawi


Pakcoy

13. Pemanenan Sawi Pakcoy Usia 42


Hari Setelah Semai
46

14. Penimbangan Berat Segar Tanaman


(dikurangi berat netpot, flanel dan
media tanam)

15. Penimbangan Berat Segar Tajuk


Tanaman

16. Pengecekan Jumlah Klorofil Daun

17. Pengukuran Lebar Daun

18. Pengukuran Panjang Akar

19. Pemotongan Bagian-Bagian


Tanaman untuk Pengovenan

20. Pengovenan untuk Mengukur Berat


Kering
47

21. Penimbangan Berat Kering


Tanaman
48

Lampiran 2. Rangkuman Nilai F-Hitung Seluruh Variabel Pengamatan


Nilai F-Hitung
Variabel Pengamatan Media Tanam Usia Pindah Interaksi
(M) Tanam (T) MxT
Tinggi tanaman 8,36 ** 6,63 ** 3,47 *
Jumlah daun 4,76 * 8,62 ** 5,99 **
Jumlah klorofil daun 1,93 ns 2,19 ns 0,50 ns
Berat segar tanaman 7,64 ** 10,88 ** 4,19 *
Berat segar tajuk 7,25 ** 11,17 ** 4,27 *
Berat segar akar 12,49 ** 7,36 ** 2,28 ns
Panjang akar 0,26 ns 3,59 * 0,71 ns
Lebar daun 2,52 ns 1,42 ns 1,75 ns
Laju pertumbuhan 5,79 * 13,87 ** 4,32 *
Berat kering tanaman 9,01 ** 15,37 ** 5,77 **
Berat kering tajuk 8,73 ** 14,00 ** 6,03 **
Berat kering akar 7,73 ** 9,49 ** 4,10 **
Rasio tajuk akar 0,53 ns 1,20 ns 5,81 **
Keterangan: ns : Berbeda tidak nyata (*) : Berbeda nyata (**) : Berbeda sangat nyata
49

Lampiran 3. Data Analisis ANOVA dan DMRT pada taraf kepercayaan 95%

1. Tinggi Tanaman
Tabel 1.1 Data Penelitian Tinggi Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 24,35 24,45 23,2 72,00 24,00
M2T1 18,5 12,2 15,35 46,05 15,35
M3T1 21,9 19,55 26,1 67,55 22,52
M1T2 25,3 21,55 22,85 69,70 23,23
M2T2 21,2 17,45 17,95 56,60 18,87
M3T2 22,5 23,9 20,9 67,30 22,43
M1T3 21,15 15,95 19,8 56,90 18,97
M2T3 16,8 17,7 19,75 54,25 18,08
M3T3 14,2 13,15 19,5 46,85 15,62
Grand Total 537,20 59,69

Tabel 1.2 Tabel Dua Arah Tinggi Tanaman


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 24,00 23,23 18,97 22,07
M2 15,35 18,87 18,08 17,43
M3 22,52 22,43 15,62 20,19
Rata-rata 20,62 21,51 17,56

Tabel 1.3 Analisis Anova


F Tabel
SK DB JK KT F Hitung Ket
0,05 0,01
Perlakuan 8 256,42 32,05 5,49 2,51 3,71 **
M 2 97,76 48,88 8,36 3,55 6,01 **
T 2 77,52 38,76 6,63 3,55 6,01 **
MT 4 81,14 20,28 3,47 2,93 4,58 *
Galat 18 105,19 5,84
Total 26 361,61
FK: 10688,29 Keterangan:
CV: 4,05% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
50

Tabel 1.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 1,40 1,40
DMRT (rp x sd) 4,15 4,35

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 4,35 4,15
M1T3 M1T2 M1T1
Perlakuan Rata-rata 18,97 23,23 24
M1T1 24 5,03 0,77 0
M1T2 23,23 4,26 0 a
M1T3 18,97 0,00 ab
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 4,35 4,15
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 15,35 18,08 18,87
M2T1 18,87 3,52 0,79 0
M2T3 18,08 2,73 0 a
M2T2 15,35 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 4,35 4,15
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 15,62 22,43 22,52
M3T1 22,52 6,90 0,09 0
M3T2 22,43 6,81 0 a
M3T3 15,62 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 4,35 4,15
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 15,35 22,52 24
T1M1 24 8,65 1,48 0
T1M3 22,52 7,17 0 A
T1M2 15,35 0,00 A
B
51

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 4,35 4,15
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 18,87 22,43 23,23
T2M1 23,23 4,36 0,8 0
T2M3 22,43 3,56 0 A
T2M2 18,87 0,00 AB
B

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 4,35 4,15
T3M1 T3M2 T3M1
Perlakuan Rata-rata 15,62 18,08 18,97
T3M1 18,97 3,35 0,89 0
T3M2 18,08 2,46 0 A
T3M1 15,62 0,00 A
A

Tabel 2 arah tinggi tanaman (cm) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 24,00 A 23,23 A 18,97 A
a ab b
M2 (serbuk gergaji kayu) 15,35 B 18,87 B 18,08 A
a a a
M3 (cocopeat) 22,52 A 22,43 AB 15,62 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
52

2. Jumlah Daun
Tabel 2.1 Data Penelitian Jumlah Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 30 26 21 77,00 25,67
M2T1 19 9 15 43,00 14,33
M3T1 22 27 27 76,00 25,33
M1T2 28 26 25 79,00 26,33
M2T2 24 15 21 60,00 20,00
M3T2 27 26 23 76,00 25,33
M1T3 18 15 16 49,00 16,33
M2T3 24 20 18 62,00 20,67
M3T3 15 14 18 47,00 15,67
Grand Total 569,00 63,22

Tabel 2.2 Tabel Dua Arah Jumlah Daun


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 25,67 26,33 16,33 22,78
M2 14,33 20,00 20,67 18,33
M3 25,33 25,33 15,67 22,11
Rata-rata 21,78 23,89 17,56

Tabel 2.3 Analisis Anova


F Tabel
SK DB JK KT F Hitung Ket
0,05 0,01
Perlakuan 8 550,52 68,81 6,34 2,51 3,71 **
M 2 103,41 51,70 4,76 3,55 6,01 *
T 2 187,19 93,59 8,62 3,55 6,01 **
MT 4 259,93 64,98 5,99 2,93 4,58 **
Galat 18 195,33 10,85
Total 26 745,852
FK: 11991,15 Keterangan:
CV: 5,21% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
53

Tabel 2.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
Sd 1,90 1,90
DMRT (rp x sd) 5,65 5,93

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 5,93 5,65
M1T3 M1T1 M1T2
Perlakuan Rata-rata 16,33 25,67 26,33
M1T2 26,33 10,00 0,66 0
M1T1 25,67 9,34 0 a
M1T3 16,33 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 5,93 5,65
M2T1 M2T2 M2T3
Perlakuan Rata-rata 14,33 20 20,67
M2T3 20,67 6,34 0,67 0
M2T2 20 5,67 0 a
M2T1 14,33 0,00 ab
b

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 5,93 5,65
M3T3 M3T1 M3T2
Perlakuan Rata-rata 15,67 25,33 25,33
M3T2 25,33 9,66 0 0
M3T1 25,33 9,66 0 a
M3T3 15,67 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 5,93 5,65
Perlakuan T1M2 T1M3 T1M1
Rata-rata 14,33 25,33 25,67
T1M1 25,67 11,34 0,34 0
T1M3 25,33 11,00 0 A
T1M2 14,33 0,00 A
B
54

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 5,93 5,65
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 20 25,33 26,33
T2M1 26,33 6,33 1 0
T2M3 25,33 5,33 0 A
T2M2 20 0,00 AB
B

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 5,93 5,65
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 15,67 16,33 20,67
T3M2 20,67 5,00 4,34 0
T3M1 16,33 0,66 0 A
T3M3 15,67 0,00 A
A

Tabel 2 arah jumlah daun (helai) akibat kombinasi media tanam dan usia
pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 25,67 A 26,33 A 16,33 A
a a b
M2 (serbuk gergaji 14,33 B 20,00 B 20,67 A
kayu) b ab a
M3 (cocopeat) 25,33 A 25,33 AB 15,67 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf
kepercayaan 95%. Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan
media tanam). Huruf non kapital dibaca horizontal (membandingkan
usia pindah tanam).
55

3. Jumlah Klorofil Daun


Tabel 3.1 Data Penelitian Jumlah Klorofil Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 53,05 49,75 37,85 140,65 46,88
M2T1 29 39 45,35 113,35 37,78
M3T1 48,55 29,85 41,9 120,30 40,10
M1T2 34,9 43 36,6 114,50 38,17
M2T2 33,95 37,8 41,1 112,85 37,62
M3T2 34,1 38,65 31,55 104,30 34,77
M1T3 49,3 41,65 42,05 133,00 44,33
M2T3 42,9 40,95 43,2 127,05 42,35
M3T3 36,65 37,35 43,45 117,45 39,15
Grand Total 1083,45 120,38

Tabel 3.2 Tabel Dua Arah Jumlah Klorofil Daun


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 46,88 38,17 44,33 43,13
M2 37,78 37,62 42,35 39,25
M3 40,10 34,77 39,15 38,01
Rata-rata 41,59 36,85 41,94

Tabel 3.3 Analisis Anova


F Tabel
SK DB JK KT F Hitung Ket
0,05 0,01
Perlakuan 8 340,83 42,60 1,28 2,51 3,71 ns
M 2 128,47 64,23 1,93 3,55 6,01 ns
T 2 145,61 72,81 2,19 3,55 6,01 ns
MT 4 66,75 16,69 0,50 2,93 4,58 ns
Galat 18 599,45 33,30
Total 26 940,277
FK: 43476,44 Keterangan:
CV: 4,79% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
56

4. Berat Segar Tanaman


Tabel 4.1 Data Penelitian Berat Segar Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 200,5 230 139 569,50 189,83
M2T1 96,5 10 26 132,50 44,17
M3T1 122,5 149,5 218,5 490,50 163,50
M1T2 243 159 166 568,00 189,33
M2T2 146 46 66,5 258,50 86,17
M3T2 156 203 117,5 476,50 158,83
M1T3 70,5 41 50,5 162,00 54,00
M2T3 67,5 91,5 83 242,00 80,67
M3T3 25,5 23,5 92 141,00 47,00
Grand Total 3040,50 337,83

Tabel 4.2 Tabel Dua Arah Berat Segar Tanaman


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 189,83 189,33 54,00 144,39
M2 44,17 86,17 80,67 70,33
M3 163,50 158,83 47,00 123,11
Rata-rata 132,50 144,78 60,56

Tabel 4.3 Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 92160,67 11520,08 6,73 2,51 3,71 **
M 2 26167,39 13083,69 7,64 3,55 6,01 **
T 2 37260,39 18630,19 10,88 3,55 6,01 **
MT 4 28732,89 7183,22 4,19 2,93 4,58 *
Galat 18 30830,50 1712,81
Total 26 122991,167
FK: 342394,08 Keterangan:
CV: 12,25% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
57

Tabel 4.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 23,89 23,89
DMRT (rp x sd) 70,99 74,48

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1

DMRT 95% 74,48 70,99


M1T3 M1T2 M1T1
Perlakuan Rata-rata 54 189,33 189,83
M1T1 189,83 135,83 0,5 0
M1T2 189,33 135,33 0 a
M1T3 54 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 74,48 70,99
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 44,17 80,67 86,17
M2T2 86,17 42,00 5,5 0
M2T3 80,67 36,50 0 a
M2T1 44,17 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 74,48 70,99
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 47 158,83 163,5
M3T1 163,5 116,50 4,67 0
M3T2 158,83 111,83 0 a
M3T3 47 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 74,48 70,99
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 44,17 163,5 189,83
T1M1 189,83 145,66 26,33 0
T1M3 163,5 119,33 0 A
T1M2 44,17 0,00 A
B
58

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 74,48 70,99
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 86,17 158,83 189,33
T2M1 189,33 103,16 30,5 0
T2M3 158,83 72,66 0 A
T2M2 86,17 0,00 AB
B

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 74,48 70,99
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 47 54 80,67
T3M2 80,67 33,67 26,67 0
T3M1 54 7,00 0 A
T3M3 47 0,00 A
A

Tabel 2 arah berat segar tanaman (g) akibat kombinasi media tanam dan usia
pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 189,83 A 189,33 A 54,00 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 44,17 B 86,17 B 80,67 A
a a a
M3 (cocopeat) 163,50 A 158,83 AB 47,00 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
59

5. Berat Segar Tajuk


Tabel 5.1 Data Penelitian Berat Segar Tajuk
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 191 192 132,5 515,50 171,83
M2T1 92,5 8 23 123,50 41,17
M3T1 116 144 210 470,00 156,67
M1T2 231,5 153,5 159 544,00 181,33
M2T2 142 42,5 62,5 247,00 82,33
M3T2 147 193 111 451,00 150,33
M1T3 65 38 46 149,00 49,67
M2T3 64 87 80 231,00 77,00
M3T3 21,5 20 87 128,50 42,83
Grand Total 2859,50 317,72

Tabel 5.2 Tabel Dua Arah Berat Segar Tajuk


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 171,83 181,33 49,67 134,28
M2 41,17 82,33 77,00 66,83
M3 156,67 150,33 42,83 116,61
Rata-rata 123,22 138,00 56,50

Tabel 5.3 Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 81928,69 10241,09 6,74 2,51 3,71 **
M 2 22016,07 11008,04 7,25 3,55 6,01 **
T 2 33937,46 16968,73 11,17 3,55 6,01 **
MT 4 25975,15 6493,79 4,27 2,93 4,58 *
Galat 18 27343,83 1519,10
Total 26 109272,5
FK: 302842,23 Keterangan:
CV: 12,27% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
60

Tabel 5.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 22,50 22,50
DMRT (rp x sd) 66,86 70,14

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 70,14 66,86
M1T3 M1T1 M1T2
Perlakuan Rata-rata 49,67 171,83 181,33
M1T2 181,33 131,66 9,5 0
M1T1 171,83 122,16 0 a
M1T3 49,67 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 70,14 66,86
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 41,17 77 82,33
M2T2 82,33 41,16 5,33 0
M2T3 77 35,83 0 a
M2T1 41,17 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 70,14 66,86
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 42,83 150,33 156,67
M3T1 156,67 113,84 6,34 0
M3T2 150,33 107,50 0 a
M3T3 42,83 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 70,14 66,86
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 41,17 156,67 171,83
T1M1 171,83 130,66 15,16 0
T1M3 156,67 115,50 0 A
T1M2 41,17 0,00 A
B
61

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 70,14 66,86
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 82,33 150,33 181,33
T2M1 181,33 99,00 31 0
T2M3 150,33 68,00 0 A
T2M2 82,33 0,00 AB
B

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 70,14 66,86
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 42,83 49,67 77
T3M2 77 34,17 27,33 0
T3M1 49,67 6,84 0 A
T3M3 42,83 0,00 A
A

Tabel 2 arah berat segar tajuk (g) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 171,83 A 181,33 A 49,67 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 41,17 B 82,33 B 77,00 A
a a a
M3 (cocopeat) 156,67 A 150,33 AB 42,83 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
62

6. Berat Segar Akar


Tabel 6.1 Data Penelitian Berat Segar Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 9,5 8 6,5 24,00 8,00
M2T1 4 2 3 9,00 3,00
M3T1 6,5 5,5 8,5 20,50 6,83
M1T2 11,5 5,5 7 24,00 8,00
M2T2 4 3,5 4 11,50 3,83
M3T2 9 10 6,5 25,50 8,50
M1T3 5,5 3 4,5 13,00 4,33
M2T3 3,5 4,5 3 11,00 3,67
M3T3 4 3,5 5 12,50 4,17
Grand Total 151,00 16,78

Tabel 6.2 Tabel Dua Arah Berat Segar Akar


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 8,00 8,00 4,33 6,78
M2 3,00 3,83 3,67 3,50
M3 6,83 8,50 4,17 6,50
Rata-rata 5,94 6,78 4,06

Tabel 6.3 Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 116,19 14,52 6,10 2,51 3,71 **
M 2 59,46 29,73 12,49 3,55 6,01 **
T 2 35,02 17,51 7,36 3,55 6,01 **
MT 4 21,70 5,43 2,28 2,93 4,58 ns
Galat 18 42,83 2,38
Total 26 159,019
FK: 844,48 Keterangan:
CV: 9,19% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
63

Tabel 6.4 Uji Duncan Faktor M


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,51 0,51
DMRT (rp x sd) 1,53 1,60

DMRT 95% 1,6 1,53


M2 M3 M1
Perlakuan Rata-rata 3,5 6,5 6,78
M1 6,78 3,28 0,28 0
M3 6,5 3,00 0 a
M2 3,5 0,00 a
b

Tabel 8.5 Uji Duncan Faktor T


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,51 0,51
DMRT (rp x sd) 1,53 1,60

DMRT 95% 1,6 1,53


T3 T1 T2
Perlakuan Rata-rata 4,06 5,94 6,78
T2 6,78 2,72 0,84 0
T1 5,94 1,88 0 a
T3 4,06 0,00 a
b
64

7. Panjang Akar
Tabel 7.1 Data Penelitian Panjang Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 18,1 19,45 25,25 62,80 20,93
M2T1 19,95 21,6 19,15 60,70 20,23
M3T1 12,65 28,85 33,1 74,60 24,87
M1T2 35,2 21,2 24,25 80,65 26,88
M2T2 30,5 18,05 22 70,55 23,52
M3T2 21,45 20,45 17,95 59,85 19,95
M1T3 36,95 24,6 29,75 91,30 30,43
M2T3 22,6 39,2 28,8 90,60 30,20
M3T3 26,4 27,35 28,45 82,20 27,40
Grand Total 673,25 74,81

Tabel 7.2 Tabel Dua Arah Panjang Akar


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 20,93 26,88 30,43 26,08
M2 20,23 23,52 30,20 24,65
M3 24,87 19,95 27,40 24,07
Rata-rata 22,01 23,45 29,34

Tabel 7.3 Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 398,43 49,80 1,32 2,51 3,71 ns
M 2 19,30 9,65 0,26 3,55 6,01 ns
T 2 271,78 135,89 3,59 3,55 6,01 *
MT 4 107,35 26,84 0,71 2,93 4,58 ns
Galat 18 680,53 37,81
Total 26 1078,95
FK: 16787,61 Keterangan:
CV: 8,22% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
65

Tabel 9.4 Uji Duncan Faktor T


Tabel Duncan 95% 2 3
2,971 3,117
Sd 2,05 2,05
DMRT 6,09 6,39

DMRT 95% 6,39 6,09


T1 T2 T3
Perlakuan Rata-rata 22,01 23,45 29,34
T1 29,34 7,33 5,89 0
T2 23,45 1,44 0 a
T3 22,01 0,00 ab
b
66

8. Lebar Daun
Tabel 8.1 Data Penelitian Lebar Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 10,2 10,7 8,8 29,60 9,87
M2T1 8,4 5,1 6,0 19,40 6,47
M3T1 8,6 8,6 10,3 27,40 9,13
M1T2 11,0 9,3 5,8 26,06 8,69
M2T2 9,1 6,3 7,4 22,70 7,57
M3T2 10,2 11,8 8,0 29,90 9,97
M1T3 9,4 7,2 7,7 24,25 8,08
M2T3 6,9 8,0 8,6 23,45 7,82
M3T3 5,8 5,4 8,9 20,05 6,68
Grand Total 222,81 24,76

Tabel 8.2 Tabel Dua Arah Lebar Daun


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor M Faktor T Rata-rata
T1 T2 T3
M1 9,87 8,69 8,08 8,88
M2 6,47 7,57 7,82 7,28
M3 9,13 9,97 6,68 8,59
Rata-rata 8,49 8,74 7,53

Tabel 8.3 Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 38,55 4,82 1,86 2,51 3,71 ns
M 2 13,04 6,52 2,52 3,55 6,01 ns
T 2 7,37 3,68 1,42 3,55 6,01 ns
MT 4 18,14 4,53 1,75 2,93 4,58 ns
Galat 18 46,56 2,59
Total 26 85,1104
FK: 1838,68 Keterangan:
CV: 6,50 % ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
67

9. Laju Pertumbuhan Tanaman


Tabel 9.1 Data Laju Pertumbuhan Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 0,55 0,54 0,52 1,61 0,54
M2T1 0,43 0,27 0,35 1,05 0,35
M3T1 0,49 0,44 0,59 1,52 0,51
M1T2 0,54 0,45 0,50 1,49 0,50
M2T2 0,47 0,38 0,39 1,25 0,42
M3T2 0,48 0,50 0,44 1,42 0,47
M1T3 0,41 0,31 0,40 1,13 0,38
M2T3 0,34 0,37 0,42 1,13 0,38
M3T3 0,26 0,22 0,36 0,84 0,28
Grand Total 11,42 1,27

Tabel 9.2 Tabel Dua Arah Laju Pertubuhan Tanaman


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 0,54 0,50 0,38 0,47
M2 0,35 0,42 0,38 0,38
M3 0,51 0,47 0,28 0,42
Rata-rata 0,46 0,46 0,34

Tabel 9.3 Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 0,17 0,02 7,07 2,51 3,71 **
M 2 0,04 0,02 5,79 3,55 6,01 *
T 2 0,09 0,04 13,87 3,55 6,01 **
MT 4 0,05 0,01 4,32 2,93 4,58 *
Galat 18 0,06 0,003
Total 26 0,23
FK: 4,83 Keterangan:
CV: 4,38% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
68

Tabel 9.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,03 0,03
DMRT (rp x sd) 0,095 0,100

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 0,100 0,095
M1T3 M1T2 M1T1
Perlakuan Rata-rata 0,38 0,5 0,54
M1T1 0,54 0,160 0,04 0
M1T2 0,5 0,120 0 a
M1T3 0,38 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 0,100 0,095
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 0,35 0,38 0,42
M2T2 0,42 0,07 0,04 0
M2T3 0,38 0,03 0 a
M2T1 0,35 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 0,100 0,095
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 0,28 0,47 0,51
M3T1 0,51 0,230 0,04 0
M3T2 0,47 0,190 0 a
M3T3 0,28 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 0,100 0,095
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 0,35 0,51 0,54
T1M1 0,54 0,19 0,03 0
T1M3 0,51 0,16 0 A
T1M2 0,35 0,00 A
B
69

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 0,100 0,095
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 0,42 0,47 0,5
T2M1 0,5 0,08 0,03 0
T2M3 0,47 0,05 0 A
T2M2 0,42 0,00 A
A

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 0,100 0,095
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 0,28 0,38 0,38
T3M2 0,38 0,10 0 0
T3M1 0,38 0,10 0 A
T3M3 0,28 0,00 A
A

Tabel 2 arah laju pertumbuhan tanaman (cm/hari) akibat kombinasi media tanam
dan usia pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 0,54 A 0,50 A 0,38 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,35 B 0,42 A 0,38 A
a a a
M3 (cocopeat) 0,51 A 0,47 A 0,28 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
70

10. Berat Kering Tanaman


Tabel 10.1 Data Penelitian Berat Kering Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 7,89 8,67 5,55 22,11 7,37
M2T1 2,64 0,48 1,49 4,61 1,54
M3T1 5,98 6,79 7,02 19,79 6,60
M1T2 6,02 6,77 5,56 18,35 6,12
M2T2 6,28 1,64 2,90 10,82 3,61
M3T2 4,16 5,80 3,23 13,19 4,40
M1T3 2,09 1,51 1,84 5,44 1,81
M2T3 1,75 3,62 1,88 7,25 2,42
M3T3 0,77 0,92 3,54 5,23 1,74
Grand Total 106,79 11,87

Tabel 10.2 Tabel Dua Arah Berat Kering Tanaman


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 7,37 6,12 1,81 5,10
M2 1,54 3,61 2,42 2,52
M3 6,60 4,40 1,74 4,25
Rata-rata 5,17 4,71 1,99

Tabel 10.3 Tabel Analisis Anova


F Tabel
SK DB JK KT F Hitung Ket
0,05 0,01
Perlakuan 8 123,97 15,50 8,98 2,51 3,71 **
M 2 31,09 15,55 9,01 3,55 6,01 **
T 2 53,03 26,52 15,37 3,55 6,01 **
MT 4 39,84 9,96 5,77 2,93 4,58 **
Galat 18 31,06 1,73
Total 26 155,024
FK: 422,37 Keterangan:
CV: 11% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
71

Tabel 10.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,76 0,76
DMRT (rp x sd) 2,25 2,36

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 2,36 2,25
M1T3 M1T2 M1T1
Perlakuan Rata-rata 1,81 6,12 7,37
M1T1 7,37 5,56 1,25 0
M1T2 6,12 4,31 0 a
M1T3 1,81 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 2,36 2,25
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 1,54 2,42 3,61
M2T2 3,61 2,07 1,19 0
M2T3 2,42 0,88 0 a
M2T1 1,54 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 2,36 2,25
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 1,74 4,4 6,6
M3T1 6,6 4,86 2,2 0
M3T2 4,4 2,66 0 a
M3T3 1,74 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 2,36 2,25
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 1,54 6,6 7,37
T1M1 7,37 5,83 0,77 0
T1M3 6,6 5,06 0 A
T1M2 1,54 0,00 A
B
72

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 2,36 2,25
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 3,61 4,4 6,12
T2M1 6,12 2,51 1,72 0
T2M3 4,4 0,79 0 A
T2M2 3,61 0,00 AB
B

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 2,36 2,25
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 1,74 1,81 2,42
T3M2 2,42 0,68 0,61 0
T3M1 1,81 0,07 0 A
T3M3 1,74 0,00 A
A

Tabel 2 arah berat kering tanaman (g) akibat kombinasi media tanam dan usia
pindah tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 7,37 A 6,12 A 1,81 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,54 B 3,61 B 2,42 A
a a a
M3 (cocopeat) 6,60 A 4,40 AB 1,74 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
73

11. Berat Kering Tajuk


Tabel 11.1 Data Penelitian Berat Kering Tajuk
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 6,26 6,86 4,28 17,40 5,80
M2T1 1,95 0,25 0,98 3,18 1,06
M3T1 4,92 5,71 5,83 16,46 5,49
M1T2 4,51 5,61 4,19 14,31 4,77
M2T2 5,06 1,32 2,21 8,59 2,86
M3T2 3,18 4,53 2,15 9,86 3,29
M1T3 1,44 1,19 1,34 3,97 1,32
M2T3 1,42 2,60 1,48 5,50 1,83
M3T3 0,43 1,48 2,84 4,75 1,58
Grand Total 84,02 9,34

Tabel 11.2 Tabel Dua Arah Berat Kering Tajuk


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 5,80 4,77 1,32 3,96
M2 1,06 2,86 1,83 1,92
M3 5,49 3,29 1,58 3,45
Rata-rata 4,12 3,64 1,58

Tabel 11.3 Tabel Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 81,26 10,16 8,70 2,51 3,71 **
M 2 20,39 10,20 8,73 3,55 6,01 **
T 2 32,70 16,35 14,00 3,55 6,01 **
MT 4 28,17 7,04 6,03 2,93 4,58 **
Galat 18 21,02 1,17
Total 26 102,28
FK: 261,46 Keterangan:
CV: 11,57% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
74

Tabel 11.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,62 0,62
dmrt (rp x sd) 1,85 1,94

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 1,94 1,85
M1T3 M1T2 M1T1
Perlakuan Rata-rata 1,32 4,77 5,8
M1T1 5,8 4,48 1,03 0
M1T2 4,77 3,45 0 a
M1T3 1,32 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 1,94 1,85
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 1,06 1,83 2,86
M2T2 2,86 1,80 1,03 0
M2T3 1,83 0,77 0 a
M2T1 1,06 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 1,94 1,85
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 1,58 3,29 5,49
M3T1 5,49 3,91 2,2 0
M3T2 3,29 1,71 0 a
M3T3 1,58 0,00 bc
c

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 1,94 1,85
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 1,06 5,49 5,8
T1M1 5,8 4,74 0,31 0
T1M3 5,49 4,43 0 A
T1M2 1,06 0,00 A
B
75

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 1,94 1,85
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 2,86 3,29 4,77
T2M1 4,77 1,91 1,48 0
T2M3 3,29 0,43 0 A
T2M2 2,86 0,00 A
A

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 1,94 1,85
T3M1 T3M3 T3M2
Perlakuan Rata-rata 1,32 1,58 1,83
T3M2 1,83 0,51 0,25 0
T3M3 1,58 0,26 0 A
T3M1 1,32 0,00 A
A

Tabel 2 arah berat kering tajuk (g) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 5,80 A 4,77 A 1,32 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,06 B 2,86 A 1,83 A
a a a
M3 (cocopeat) 5,49 A 3,29 A 1,58 A
a bc c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
76

12. Berat Kering Akar


Tabel 12.1 Data Penelitian Berat Kering Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 1,63 1,81 1,27 4,71 1,57
M2T1 0,69 0,23 0,51 1,43 0,48
M3T1 1,06 1,08 1,19 3,33 1,11
M1T2 1,51 1,16 1,37 4,04 1,35
M2T2 1,22 0,32 0,69 2,23 0,74
M3T2 0,98 1,27 1,08 3,33 1,11
M1T3 0,65 0,33 0,50 1,48 0,49
M2T3 0,33 1,03 0,41 1,77 0,59
M3T3 0,34 0,33 0,70 1,37 0,46
Grand Total 23,69 2,63

Tabel 12.2 Tabel Dua Arah Berat Kering Akar


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor T
Faktor M Rata-rata
T1 T2 T3
M1 1,57 1,35 0,49 1,14
M2 0,48 0,74 0,59 0,60
M3 1,11 1,11 0,46 0,89
Rata-rata 1,05 1,07 0,51

Tabel 12.3 Tabel Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 4,18 0,52 7,73 2,51 3,71 **
M 2 1,28 0,64 9,49 3,55 6,01 **
T 2 1,79 0,90 13,24 3,55 6,01 **
MT 4 1,11 0,28 4,10 2,93 4,58 **
Galat 18 1,22 0,07
Total 26 5,39832
FK: 20,79 Keterangan:
CV: 9,88% ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
77

Tabel 12.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,15 0,15
DMRT (rp x sd) 0,45 0,47

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 0,47 0,45
M1T3 M1T2 M1T1
Perlakuan Rata-rata 0,49 1,35 1,57
M1T1 1,57 1,08 0,22 0
M1T2 1,35 0,86 0 a
M1T3 0,49 0,00 a
b

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 0,47 0,45
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 0,48 0,59 0,74
M2T2 0,74 0,26 0,15 0
M2T3 0,59 0,11 0 a
M2T1 0,48 0,00 a
a

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 0,47 0,45
M3T3 M3T1 M3T2
Perlakuan Rata-rata 0,46 1,11 1,11
M3T2 1,11 0,65 0 0
M3T1 1,11 0,65 0 a
M3T3 0,46 0,00 a
b

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 0,47 0,45
T1M2 T1M3 T1M1
Perlakuan Rata-rata 0,48 1,11 1,57
T1M1 1,57 1,09 0,46 0
T1M3 1,11 0,63 0 A
T1M2 0,48 0,00 B
C
78

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 0,47 0,45
T2M2 T2M3 T2M1
Perlakuan Rata-rata 0,74 1,11 1,35
T2M1 1,35 0,61 0,24 0
T2M3 1,11 0,37 0 A
T2M2 0,74 0,00 AB
B

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 0,47 0,45
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 0,46 0,49 0,59
T3M2 0,59 0,13 0,1 0
T3M1 0,49 0,03 0 A
T3M3 0,46 0,00 A
A

Tabel 2 arah berat kering akar (g) akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 1,57 A 1,35 A 0,49 A
a a b
M2 (serbuk gergaji kayu) 0,48 C 0,74 B 0,59 A
a a a
M3 (cocopeat) 1,11 B 1,11 AB 0,46 A
a a b
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).
79

13. Rasio Tajuk Akar


Tabel 13.1 Data Penelitian Rasio Tajuk Akar
Ulangan
Perlakuan Total Rerata
U1 U2 U3
M1T1 3,84 3,79 3,16 10,79 3,60
M2T1 2,44 1,09 2,08 5,61 1,87
M3T1 4,66 5,30 4,90 14,86 4,95
M1T2 2,99 4,85 3,05 10,89 3,63
M2T2 4,18 3,72 3,25 11,15 3,72
M3T2 3,21 3,56 1,99 8,76 2,92
M1T3 2,16 3,70 2,66 8,52 2,84
M2T3 4,35 2,56 3,65 10,56 3,52
M3T3 1,26 1,78 4,10 7,14 2,38
Grand Total 88,28 9,81

Tabel 13.2 Tabel Dua Arah Rasio Tajuk Akar


Tabel Bantu 2 Arah
Faktor M Faktor T Rata-rata
T1 T2 T3
M1 3,60 3,63 2,84 3,36
M2 1,87 3,72 3,52 3,04
M3 4,95 2,92 2,38 3,42
Rata-rata 3,47 3,42 2,91

Tabel 13.3 Tabel Analisis Anova


F F Tabel
SK DB JK KT Ket
Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 8 19,17 2,40 3,34 2,51 3,71 *
M 2 0,76 0,38 0,53 3,55 6,01 ns
T 2 1,73 0,86 1,20 3,55 6,01 ns
MT 4 16,69 4,17 5,81 2,93 4,58 **
Galat 18 12,93 0,72
Total 26 32,1081
FK: 288,64 Keterangan:
CV: 8,64 % ns: Berbeda tidak nyata
* : Berbeda nyata
**: Berbeda sangat nyata
80

Tabel 13.4 Uji Duncan Faktor Interaksi MxT


r 2 3
rp 2,971 3,117
sd 0,49 0,49
DMRT (rp x sd) 1,45 1,53

A. Pengujian pengaruh sederhana T pada M1


DMRT 95% 1,53 1,45
M1T3 M1T1 M1T2
Perlakuan Rata-rata 2,84 3,6 3,63
M1T2 3,63 0,79 0,03 0
M1T1 3,6 0,76 0 a
M1T3 2,84 0,00 a
a

B. Pengujian pengaruh sederhana T pada M2


DMRT 95% 1,53 1,45
M2T1 M2T3 M2T2
Perlakuan Rata-rata 1,87 3,52 3,72
M2T2 3,72 1,85 0,2 0
M2T3 3,52 1,65 0 a
M2T1 1,87 0,00 a
b

C. Pengujian pengaruh sederhana T pada M3


DMRT 95% 1,53 1,45
M3T3 M3T2 M3T1
Perlakuan Rata-rata 2,38 2,92 4,95
M3T1 4,95 2,57 2,03 0
M3T2 2,92 0,54 0 a
M3T3 2,38 0,00 bc
c

D. Pengujian pengaruh sederhana M pada T1


DMRT 95% 1,53 1,45
T1M2 T1M1 T1M3
Perlakuan Rata-rata 1,87 3,6 4,95
T1M3 4,95 3,08 1,35 0
T1M1 3,6 1,73 0 A
T1M2 1,87 0,00 A
B
81

E. Pengujian pengaruh sederhana M pada T2


DMRT 95% 1,53 1,45
T2M3 T2M1 T2M2
Perlakuan Rata-rata 2,92 3,63 3,72
T2M2 3,72 0,80 0,09 0
T2M1 3,63 0,71 0 A
T2M3 2,92 0,00 A
A

F. Pengujian pengaruh sederhana M pada T3


DMRT 95% 1,53 1,45
T3M3 T3M1 T3M2
Perlakuan Rata-rata 2,38 2,84 3,52
T3M2 3,52 1,14 0,68 0
T3M1 2,84 0,46 0 A
T3M3 2,38 0,00 A
A

Tabel 2 arah rasio tajuk akar akibat kombinasi media tanam dan usia pindah
tanam
Usia Pindah Tanam
Media Tanam
T1 (5 HSS) T2 (10 HSS) T3 (15 HSS)
M1 (rockwool) 3,60 A 3,63 A 2,84 A
a a a
M2 (serbuk gergaji kayu) 1,87 B 3,72 A 3,52 A
b a a
M3 (cocopeat) 4,95 A 2,92 A 2,38 A
a bc c
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf kepercayaan 95%.
Huruf kapital dibaca vertikal (membandingkan media tanam). Huruf non
kapital dibaca horizontal (membandingkan usia pindah tanam).

Anda mungkin juga menyukai