Magfira Ramadhani Revisi Proposal
Magfira Ramadhani Revisi Proposal
MOKOPIDO TOLITOLI
Proposal penelitian
Oleh :
Magfira Ramadhani
NIM : PO7247320023
JURUSAN KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ijin dan karunian-nya
Anggrek RSUD Mokopido Tolitoli Tahun 2022”. Sebagai salah satu syarat untuk
Keperawatan Tolitoli.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua Orang Tua
tercinta ayahanda Aidil dan ibunda Harmini yang selalu memberikan cinta dan
kasih serta dukungan baik materi dan moral, sehingga penulis mampu sampai
pada titik ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal masih banyak
atau pembuatannya, maka dari itu penulis terbuka apabila ada kritikan dan saran
1. Bapak Nasrul Sahe, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Palu
Poltekkes Kemenkes Palu yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
3. Ibu Ns.Sova Evie S.Kep,M.Kep selaku ketua Prodi D-III Keperawatan Tolitoli
6. Seluruh Dosen dan Staf Poltekkes Kemenkes Prodi D-III Keperawatan Tolitoli
7. Bapak Anjasmara, S. St. Selaku kepala Dinas Kesehatan Kab. Tolitoli yang
telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengambil data angka kejadian
kasus penyakit.
8. Ibu Dr. Hayyatun Nufus Sp.N, selaku Direktur Rumah Sakit Umum Mokopido
Tolitoli yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengambil data
kasus penyakit.
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
nyamuk akan masuk racun kedalam aliran darah sehingga tubuh menjadi
panas dan Hipotalamus tidak bisa mengontrol suhu tubuh yang tinggi
akibat toksin yang sebarkan oleh nyamuk. Suhu tubuh yang sangat tinggi
akhirnya suhu tubuh meningkat dan terjadi demam akut. (Harsono, 2009
Dampak berbahaya dari suhu tinggi antara lain perdarahan lokal dan
kimia untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan sel, sehingga sel tidak
suhu tubuh anak yang demam harus diturunkan menjadi normal. Upaya
dibasahi air hangat dan ditempelkan pada bagian tubuh tertentu untuk
hangat ke aksila (ketiak) lebih efektif karena area ini memiliki banyak
perpindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat. Kompres
hangat dapat diterapkan pada lipatan tubuh (misalnya lipatan ketiak, paha,
dll,) karena pada lipatan tubuh biasanya terdapat pembuluh darah yang
cukup besar untuk mempercepat pelebaran pembuluh darah dan proses
WHO memperkirakan pada tahun 2021 akan ada sekitar 100 hingga
400 juta infeksi dengue di seluruh dunia setiap tahunnya. Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penderita DBD, hingga 70% setiap tahunnya.
Asia Tenggara, dengan 57% dari seluruh kasus DBD di Asia Tenggara
Jawa Timur menempati peringkat ketiga dengan 5.948 kasus setelah Jawa
Barat dan Bali. Jumlah kasus DBD tahun 2019 sebanyak 112.954 kasus
2020 terdapat 71.633 kasus dan 459 kematian.Jumlah kasus dan kematian
pada tahun 2020 relatif rendah dibandingkan tahun 2019 (Kemenkes RI,
2020)
mengalami penurunan pada tahun 2021 yaitu sebesar 73.518 kasus dan 705
DBD cenderung meningkat dengan sebaran wilayah yang lebih luas. Dari
2302 kasus dan 22 kematian, tahun 2017 terdapat 821 kasus dan 8
kematian, 2018 terdapat 1070 kasus dan 7 kematian, tahun 2019 terdapat
Tolitoli tercatat pada tahun 2020 kasus DBD 62 orang dengan kematian 1
orang, tahun 2021 tercatat 178 kasus dengan kematian 1 orang, tahun 2022
sebanyak 292 kasus. Dan berdasarkan data dari rumah sakit umum daerah
mokopido tolitoli tercatat pada tahun 2020 sebanyak 34 kasus, tahun 2021
tercatat 195 kasus, dan pada bulan januari – September 2022 tercatat 352
pakaian kotor dalam wadah tertutup, memperbaiki saluran dan talang air
yang tidak lancar. Menaburkan bubuk abate dibak penampungan air, dan
kepada keluarga untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (Kemenkes RI,
2016).
hangat menggunakan air hangat (30°C -32°C) di daerah aksila dan lipatan
paha. Hasil pada hari pertama sebelum dilakukan kompres hangat 38,4°C
setelah dilakukan kompres hangat jadi 37,8°C, hari ke-2 dari 38.0°C
menjadi 37,5°C setelah kompres hangat, hari ke-3 dari 37.7°C turun
menjadi 37,0°C.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penelitian
(DBD)
3. Bagi Pasien
Dengue (DBD).
dan hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu rujukan bagi peneliti
(DBD).
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
1. Pengertian
adalah kondisi di mana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya akibat
menaikkan suhu tubuh dalam 2-3 hari, menurunkan suhu tubuh dalam
4-5 hari dan naik kembali setelah 6-7 hari (Safitri, 2018 dalam
Pratiwi, 2021)
masuk kedalam tubuh. Demam terjadi pada suhu di atas 37,2 °C dan
2. Etiologi
(PPNI DPP Pokja SDKI, 2018) Ada beberapa hal yang dapat
inkubator.
3. Klasifikasi Demam
a. Demam septik
Suhu tubuh naik sangat tajam pada malam hari dan turun
lagi di atas nilai normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
b. Demam remiten
c. Demam intermiten
sehari. Jika demam tersebut terjadi dua hari sekali disebut tersiana,
jika terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam
disebut kuartana
d. Demam kontinyu
disebut hiperpireksia
e. Demam siklik
4. Manifestasi klinis
Menurut (PPNI DPP Pokja SDKI, 2018) tanda dan gejala hipertermia
b. Tanda minor
1) Kulit merah
2) Kejang
3) Takikardi
4) Takipnea
(Amin Huda Nurarif, 2015) tanda dan gejala terjadinya demam adalah:
b. Kulit kemerahan
c. Teraba hangat
e. Menggigil
f. Dehidrasi
5. Komplikasi
adalah:
6. Penatalaksaan
yaitu :
a. Tindakan farmakologis
antipiretik berupa:
1) Paracetamol
tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2 bulan
peningkatan suhu pada bayi baru lahir yang bugar (sehat) tanpa
2) Ibuprofen
bertahan selama 3-4 jam. Efek antipiretik set lebih cepat dari
berlebihan (hiperhidrosi)
2016) yaitu :
4) memberikan kompres
1. Pengertian
kain atau handuk yang telah dibasahi dengan air hangat untuk
Pemberian kompres hangat pada ketiak lebih efektif karena daerah ini
3. Indikasi
a. Demam
b. Sakit kepala
e. Bengkak
4. Kontra indikasi
b. Pendarahan edema
c. Gangguan vaskuler
d. Pleuritis
5. Penatalaksanaan
hangat yaitu :
b. Tempatkan kain basah atau waslap yang hangat di atas area yang
ingin di kompres
d. Jika belum sampai pada waktu yang di tentukan sudah tidak terasa
a. Durasi
a. Fase Pra-interaksi
2) Persiapan alat :
c) Perlak
b. Fase Orientasi
1) Memberikan salam, kenalkan diri perawat dan menyapa pasien
c. Fase Kerja
pengompresan
setelah 20 menit
kompres
d. Fase Terminasi
5) Melakukan dokumentasi
1. Pengertian
oleh virus dengue yang menular Dari nyamuk Aedes aegypti dan
2020).
oleh Infeksi virus dengue dengan gejala klinis demam tinggi tiba-tiba
tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari,
perih, nyeri pada otot, nyeri sendi, badan terasa lesu dan lemas, ada
ruam (bitnik-bintik merah) pada kulit terutama pada tangan dan kaki,
2. Etiologi
3. Patofisiologi
seperti pembesaran kelenjar getah bening, hati dan limpa. saat bakteri
infeksi. Selain itu pusat pengaturan suhu yaitu hipotalamus juga akan
berperan dalam hal hipotalamus akan meningkatkan sekresi
4. Klasifikasi DBD
positif
perdarahan lainnya.
5. Manifestasi Klinis
malaise
2019)
6. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Kegagalan sirkulasi
sirkulasi jaringan.
c. Hepatomegali
lobus hati dan sel kapiler. Terkadang sel neutrofil dan limfosit
lebih besar dan lebih banyak karena reaksi atau kompleks antibodi
virus.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
3) Pemeriksaan serologi
pleura.
dan splenomegal.
8. Penatalaksanaan
terjadinya dehidrasi
trombosit
a. Manusia (Anak)
dan spiritual.
pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik semua anak belum tentu
karena struktur fisik anak dan orang dewasa berbeda, mulai dari
sehat, sakit, sakit kronis dan meninggal dunia. Rentang ini selalu
c. Lingkungan
d. Keperawatan
terwujud.
unik, artinya anak tidak hanya dilihat dari segi fisik saja, tetapi
hukum (legal)
baik.
batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia
Fitriani, 2020).
1. Pengertian Hospitalisasi
proses ini, tidak hanya anak-anak, tetapi juga orang tua mengalami
2020).
Prayogi 2016) :
a. Lingkungan
jauh dari keluarga dan suasana rumah yang nyaman dan harmonis
c. Kurang informasi
Anak akan merasa takut karena tidak tahu apa yang dilakukan
d. Masalah pengobatan
dan lingkungan, serta rasa tidak aman dan takut. Diketahui bahwa
sumber stres utama bagi anak adalah akibat perpisahan (usia 15-30
yaitu:
1) Tahap Protes
aktif, tidak mau bermain, tidak nafsu makan, menarik diri, sedih
dan apatis.
tidak memerlukan selalu ditemani oleh orang tuanya. Pada usia ini
dan kelompok. Anak tidak merasa takut berpisah dengan orang tua
b. Reaksi sibling
F. Kerangka pikir
Hipertermi
penatalaksanaan
Hipertermi
Manajemen Hipertermi
Pemberian obat antipiretik
1. Monitor suhu tubuh
2. Sediakan lingkungan
dingin
3. Melonggarkan pakaian
atau memakai pakaian
yang tipis
4. Memberikan banyak
minum
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
bulan januari 2022 s/d februari 2022, penelitian dilakukan selama 3 hari.
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
yang dimiliki objek atau subjek tersebut (Siyoto, 2015). Populasi yang
2. Sampel
populasi (Siyoto, 2015). Maka sampel pada penelitian ini adalah salah
3. Tehnik Sampling
4. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
1. Variable penelitian
dan Hipertermia
Kategori ran
yang telah
dicelupkan pada
diletakkan pada
lipatan ketiak.
normal
E. Pengumpulan data
pasien dirawat inap secara terus menerus untuk menambah data atau
1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pasien
a. Wawancara
b. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan melihat secara
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu suatu cara atau tehnik pengumpulan data untuk
Dalam penelitian ini data sekunder diambil dari hasil pemeriksaan lab,
F. Pengolahan Data
G. Analisa Data
bentuk uraian kalimat. Data yang terkumpul dari hasil wawancara dan
H. Etika penelitian
1. Tidak membahayakan atau mengganggu kenyamanan ( the right to
(informed consent).
responden).
Daftar Pustaka
Asdie, R.H., Witjaksono, D.P. and Loehoeri, S. (2017) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 2nd edn, Interna Publishing. 2nd edn. Edited by G.S.
Askandar Tjokroprawiro, Poernomo Boedi Setiawan, Chairul Effendi,
Djoko Santoso. surabaya: Airlangga University Press.
Fitriani, T.R. (2020) ‘Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Dengue
Hemoragic Fever (DHF) Yang Di Rawat Di Rumah Sakit’, pp. 17–25.
Soepardi, J. (2010) Demam Berdarah Dengue : Ekstrak Daun Jambu Biji. 1st
edn, Buletin Jendela Epidemiologi. 1st edn. jakarta: yayasan pustaka
obor indonesia. Available at:
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
buletin.html.
TIM Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). 1st edn, Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 1st edn. jakarta:
Dewan Pengurus Pusat.
Asdie, R.H., Witjaksono, D.P. and Loehoeri, S. (2017) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. 2nd edn, Interna Publishing. 2nd edn. Edited by G.S.
Askandar Tjokroprawiro, Poernomo Boedi Setiawan, Chairul Effendi,
Djoko Santoso. surabaya: Airlangga University Press.
Fitriani, T.R. (2020) ‘Asuhan Keperawatan Pada Klien Anak Dengan Dengue
Hemoragic Fever (DHF) Yang Di Rawat Di Rumah Sakit’, pp. 17–25.
Sandi, H.N. (2022) ‘Penerapan Kompres Hangat Pada Anak Dengan Kondisi
Demam Di Ruang Anak Di Rsud Arjawinangun Dan Rsud 45 Kuningan’.
Available at: http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/739/6/6. BAB II.pdf.
Soepardi, J. (2010) Demam Berdarah Dengue : Ekstrak Daun Jambu Biji. 1st
edn, Buletin Jendela Epidemiologi. 1st edn. jakarta: yayasan pustaka
obor indonesia. Available at:
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
buletin.html.
TIM Pokja SIKI DPP PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI). 1st edn, Persatuan Perawat Nasional Indonesia. 1st edn. jakarta:
Dewan Pengurus Pusat.