meninggal di Munchen, Jerman pada tangal 14 bulan Juni tahun 1920 saat Ia berumuh 56 tahun.
Ia adalah seorang ahli politik, ekonom, geograf dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai
salah satu pendiri awal dari Ilmu Sosiologi dan Administrasi negara modern. Weber juga
merupakan seorang ilmuan yang produktif dan sering menulis buku dan majalah mengenai
pemikirannya mengenai sosiologi. Salah satu buku yang paling terkenal adalah “The Prostestant
Ethic and the Spirit of Capitalism” yang Ia buat pada tahun 1904. Salah satu argumen paling
terkenal adalah mengenai keterkaitan antara Etika Protestan dan juga mengenai Kapitalisme di
dengan perkembangan Sekte Kalvinisme dalam agama Protestan. Argumennya adalah sebagai
berikut: “Ajaran Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk menjadikan dunia tempat yang
makmur, sesuatu yang hanya dapat dicapai dengan kerja keras”.” Umat Kalvinisme bekerja
keras, mereka juga melarang segala bentuk kemewahan dan hidup sebagai foya-foya. Kalvinisme
Teori teori yang mengkhususkan diri pada interaksi sosial mula mula bersumber pada
pemikiran para tokoh sosiologi yang berbeda. Mengenai Tindakan sosial, Weber
mengungkapkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. “Sociology… is
a science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to
arrive at a casual explanation of its course and effects (Weber, 1964:88).” Uraian Weber
mengenai tindakan sosial sebagai pokok perhatian sosiologi dijadikandasar bagi pengembangan
menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial.
Pemikirannya mengenai tindakan sosial adalah perilaku manusia yang mempunyai makna
subjektif bagi yang melakukan hal tersebut. Sebagai contoh, manusia ketika menyanyi dan bunuh
diri mempunyai makna berlainan bagi yang melakukannya. Manusia manusia melakukan
tindakan sosial yang memiliki makna berlainan. Menurut Weber, sosiologi bertujuan memahami
kenapa, kemana arah dan tujuan dari suatu tindakan sosial dan akibat tertentu, sedangkan setiap
tindakan memiliki makna subjektif bagi pelakunya. Ilmu sosiologi mempelajari apa makna dan
kenapa orang yang melakukan suatu tindakan sosial melakukan tindakan sosial tersebut. Tetapi
juga, Weber mengungkapkan bahwa tidak semua tindakan yang manusia yang dilakukan
manusia bisa dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan manusia bisa dikatakan sebagai
tindakan sosiologi jika tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang
lain, mempunyai makna baik terhadap diri sendiri ataupun orang lain.
Selain itu juga mengenai teori kekuasaan, menurut Weber kekuasaan adalah
kemungkinan seseorang untuk memaksakan kehendak dan perilaku suatu pihak dapat
dilaksanakan dalam berbagai bidang kehidupan. Selain kekuasaan, Weber juga mengemukakan
mengenai teori dominasi. Weber membedakan antara kekuasaan dan dominasi, yang
membedakan adalah bahwa pada dominasi pihak yang mempunyai kuasa terhadap suatu apapun
memiliki aturan yang berlaku sehingga pihak yang dikuasai wajib untuk taat pada aturan apapun
yang dibuat oleh pihak yang memiliki kuasa dan berkuasa. Salah satu contoh dominasi yang
sering kita jumpai adalah pada perusahaan pekerjaan atau organisasi dimana ada hubungan
atasan dan bawahan. Dominasi menurut Weber membutuhkan suatu staf administrasi untuk
Secara kesimpulan, Weber mengungkapkan bahwa administrasi juga sama dengan dominasi.
Dominasi tidak jauh berbeda dengan otoritas, otoritas dapat dipahami sebagai kekuasaan untuk
memengaruhi dan mengontrol orang lain berdasarkan apa yang dikehendaki oleh seorang yang
memiliki kuasa atas orang tersebut. Dalam arti, otoritas adalah wewenang yang ada pada suatu
individu atau pihak dan bisa membuat peraturan sehingga orang yang mengikutinya wajib untuk
taat pada peraturan yang dibuat. Otoritas tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang melainkan
dimiliki oleh sebagian orang yang pantas untuk mendapatkan otoritas tersebut. Tidak semua
Selain itu juga, dominasi membutuhkan keabsahan, dimana artinya pengakuan dan
pembenaran dari masyarakat bahwa suatu pihak memang mendominasi pada suatu pihak agar
penguasa yang mendominasi dapat melaksanakan kekuasaannya secara sah dan diakui oleh
masyarakat. Dalam pemikiran Weber, Weber membedakan dominasi menjadi tiga jenis:
tipe dominasi ini didasarkan pada penerimaan individu terhadap peraturan peraturan yang dibuat
dan dilakukan oleh sistem pemerintahan yang berlaku. Peraturan tersebut dapat diterima ataupun
diterapkan dalam kehidupan mereka sehari hari. Pembagian tipe dominasi ini juga atas dasar
kerelaan bawahan yang patuh terhadap pihak yang memiliki kuasa atau otoritas.
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah Weber mengemukakan begitu banyak teori
tersebut. Seperti teori Kristen Protestan dan juga Kapitalisme dikatakan bahwa tulisannya ini
tidak boleh dipandang sebagai sebuah penelitian mendetail terhadap Protestanisme. Mengenai
otoritas dan kekuasaan, Weber mengungkapkan bahwa otoritas itu dibagi menjadi 3 jenis dan