Anda di halaman 1dari 3

Maximilian Weber lahir di Erfurt, Jerman pada tanggal 21 bulan April tahun 1864 dan Ia

meninggal di Munchen, Jerman pada tangal 14 bulan Juni tahun 1920 saat Ia berumuh 56 tahun.

Ia adalah seorang ahli politik, ekonom, geograf dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai

salah satu pendiri awal dari Ilmu Sosiologi dan Administrasi negara modern. Weber juga

merupakan seorang ilmuan yang produktif dan sering menulis buku dan majalah mengenai

pemikirannya mengenai sosiologi. Salah satu buku yang paling terkenal adalah “The Prostestant

Ethic and the Spirit of Capitalism” yang Ia buat pada tahun 1904. Salah satu argumen paling

terkenal adalah mengenai keterkaitan antara Etika Protestan dan juga mengenai Kapitalisme di

Eropa Barat. Ia mengaitkan berkembangnya kapitalisme di Eropa Barat berlangsung bersamaan

dengan perkembangan Sekte Kalvinisme dalam agama Protestan. Argumennya adalah sebagai

berikut: “Ajaran Kalvinisme mengharuskan umatnya untuk menjadikan dunia tempat yang

makmur, sesuatu yang hanya dapat dicapai dengan kerja keras”.” Umat Kalvinisme bekerja

keras, mereka juga melarang segala bentuk kemewahan dan hidup sebagai foya-foya. Kalvinisme

ini juga mewajibkan hidup sederhana.

Teori teori yang mengkhususkan diri pada interaksi sosial mula mula bersumber pada

pemikiran para tokoh sosiologi yang berbeda. Mengenai Tindakan sosial, Weber

mengungkapkan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. “Sociology… is

a science which attempts the interpretive understanding of social action in order thereby to

arrive at a casual explanation of its course and effects (Weber, 1964:88).” Uraian Weber

mengenai tindakan sosial sebagai pokok perhatian sosiologi dijadikandasar bagi pengembangan

teori interaksionisme simbolis. Weber memperkenalkan interaksionalisme simbolis dengan

menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial.

Pemikirannya mengenai tindakan sosial adalah perilaku manusia yang mempunyai makna
subjektif bagi yang melakukan hal tersebut. Sebagai contoh, manusia ketika menyanyi dan bunuh

diri mempunyai makna berlainan bagi yang melakukannya. Manusia manusia melakukan

tindakan sosial yang memiliki makna berlainan. Menurut Weber, sosiologi bertujuan memahami

kenapa, kemana arah dan tujuan dari suatu tindakan sosial dan akibat tertentu, sedangkan setiap

tindakan memiliki makna subjektif bagi pelakunya. Ilmu sosiologi mempelajari apa makna dan

kenapa orang yang melakukan suatu tindakan sosial melakukan tindakan sosial tersebut. Tetapi

juga, Weber mengungkapkan bahwa tidak semua tindakan yang manusia yang dilakukan

manusia bisa dianggap sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan manusia bisa dikatakan sebagai

tindakan sosiologi jika tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang

lain, mempunyai makna baik terhadap diri sendiri ataupun orang lain.

Selain itu juga mengenai teori kekuasaan, menurut Weber kekuasaan adalah

kemungkinan seseorang untuk memaksakan kehendak dan perilaku suatu pihak dapat

dilaksanakan dalam berbagai bidang kehidupan. Selain kekuasaan, Weber juga mengemukakan

mengenai teori dominasi. Weber membedakan antara kekuasaan dan dominasi, yang

membedakan adalah bahwa pada dominasi pihak yang mempunyai kuasa terhadap suatu apapun

memiliki aturan yang berlaku sehingga pihak yang dikuasai wajib untuk taat pada aturan apapun

yang dibuat oleh pihak yang memiliki kuasa dan berkuasa. Salah satu contoh dominasi yang

sering kita jumpai adalah pada perusahaan pekerjaan atau organisasi dimana ada hubungan

atasan dan bawahan. Dominasi menurut Weber membutuhkan suatu staf administrasi untuk

melakukannya dan administrasi membutuhkan dominasi sebagai kekuasaan untuk memerintah.

Secara kesimpulan, Weber mengungkapkan bahwa administrasi juga sama dengan dominasi.

Dominasi tidak jauh berbeda dengan otoritas, otoritas dapat dipahami sebagai kekuasaan untuk

memengaruhi dan mengontrol orang lain berdasarkan apa yang dikehendaki oleh seorang yang
memiliki kuasa atas orang tersebut. Dalam arti, otoritas adalah wewenang yang ada pada suatu

individu atau pihak dan bisa membuat peraturan sehingga orang yang mengikutinya wajib untuk

taat pada peraturan yang dibuat. Otoritas tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang melainkan

dimiliki oleh sebagian orang yang pantas untuk mendapatkan otoritas tersebut. Tidak semua

orang mempunyai otoritas dan kekuasaan.

Selain itu juga, dominasi membutuhkan keabsahan, dimana artinya pengakuan dan

pembenaran dari masyarakat bahwa suatu pihak memang mendominasi pada suatu pihak agar

penguasa yang mendominasi dapat melaksanakan kekuasaannya secara sah dan diakui oleh

masyarakat. Dalam pemikiran Weber, Weber membedakan dominasi menjadi tiga jenis:

dominasi kharismatik, dominasi tradisional dan juga dominasi legal-rasional. Pengelompokan

tipe dominasi ini didasarkan pada penerimaan individu terhadap peraturan peraturan yang dibuat

dan dilakukan oleh sistem pemerintahan yang berlaku. Peraturan tersebut dapat diterima ataupun

diterapkan dalam kehidupan mereka sehari hari. Pembagian tipe dominasi ini juga atas dasar

kerelaan bawahan yang patuh terhadap pihak yang memiliki kuasa atau otoritas.

Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah Weber mengemukakan begitu banyak teori

teori mengenai sosiologi. Ia mengemukakan pendapatnya pendapatnya mengenai teori teori

tersebut. Seperti teori Kristen Protestan dan juga Kapitalisme dikatakan bahwa tulisannya ini

tidak boleh dipandang sebagai sebuah penelitian mendetail terhadap Protestanisme. Mengenai

otoritas dan kekuasaan, Weber mengungkapkan bahwa otoritas itu dibagi menjadi 3 jenis dan

tidak semua orang bisa mendapatkan otoritas itu secara sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai