Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dian Mustikasari

Kelas : MIPA-01

Institusi : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Topik 3 /MK : Identitas Manusia Indonesia / Filosofi Pendidikan Indonesia

Tugas Koneksi Antar Materi

Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan


pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang
identitas manusia Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan
dalam proses belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada
Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat
bagaimana latar belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di
Daerah Khusus.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

erjalanan pendidikan nasional


Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
erjalanan pendidikan nasional
Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
erjalanan pendidikan nasional
Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
Perjalanan pendidikan nasional
Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
Perjalanan pendidikan nasional
Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
Perjalanan pendidikan nasional
Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
Perjalanan pendidikan nasional
Indonesia melalui proses yang
panjang. Faktor-faktor sosial,
budaya, ekonomi dan politik
mempengaruhi pendidikan di
Indonesia sejak masa
penjajahan
hingga kini. Faktor-faktor
tersebut memberikan
tantangan tersendiri terlebih
bagaimana
proses pembelajaran dapat
berjalan.
Perjalanan pendidikan di Indonesia telah melalui proses yang panjang. Faktor-
faktor sosial, ekonomi, politik, keragaman budaya dan agama memengaruhi pendidikan
di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini setelah 77 tahun setelah kemerdekaan.
Seluruh faktor tersebut memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia, khususnya
sebagai makhluk sosial yang memiliki beragam kemauan dalam mengatur tujuan dan
arah pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
Perekat dan penyatuan hidup berbangsa dan bernegara digagas oleh Ir.
Soekarno sejak tahun 1925 mencari fondasi hidup berbangsa yaitu Pancasila. Dengan
tetap melestarikan nilai-nilai luhur yang sudah ada di dalam masyarakat serta
menerapkan sila-sila Pancasila mewujudkan kehidupan yang rukun, damai, bertanggung
jawab, bekerjasama, adil dan bergotong royong. Inilah bentuk identitas manusia
Indonesia yang berbhineka tunggal ika. Identitas yang lahir dan tumbuh dalam
kebhinekatunggalikaan selaras dengan yang disampaikan dengan Ki Hadjar Dewantara
bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih segala kebudayaan yang
hidup dalam masyarakat kebangsaaan.

Interaksi manusia dalam budaya berkaitan dengan pendidikan di masyarakat


disebut perspektif sosio-kultural. Interaksi sosio kultural menjadi penting karena dapat
mencegah disintegrasi, diskriminasi bangsa, yang disebabkan kurangnya toleransi di
dalamnya. Manusia dan budaya tidak dapat terpisahkan satu sama lain, manusia
mempelajari tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu, pendidikan akan
selalu berubah sesuai perkembangan budaya. Dengan menerapkan interaksi sosio
kultural maka, merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengaruh budaya asing
dalam membentuk karakter peserta didik.

Pembaharuan dan perkembangan dalam pendidikan hendaknya dilakukan secara


terpadu dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki anak sesuai dengan fase
perkembangannya. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara
bahwa penting untuk memaksimalkan potensi siswa sesuai dengan kodrat zaman dan
kodrat alam. Kedua hal tersebut dimaknai bahwa pendidikan saat ini tidaklah sama
dengan pendidikan pada sepuluh tahun yang lalu dan lima puluh tahun yang akan
datang sebab perkembangan budaya pun berubah, tetapi juga perlu menyesuaikan
dengan kodrat alam atau potensi yang dimiliki oleh anak sedari lahir. Maka dari itu,
menyesuaikan tujuan pembelajaran tidak lagi disesuaikan dengan tingkatan kelas, tetapi
disesuaikan dengan kemampuan anak.

Identitas manusia Indonesia tidak terlepas sebagai manusia Pancasila, manusia


berbudaya dan beragama yang akan menjadi akar dari pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran pada pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai