Topik 3 /MK : Identitas Manusia Indonesia / Filosofi Pendidikan Indonesia
Tugas Koneksi Antar Materi
Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan
pemahaman dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar. Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar belakang sosial budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus.
Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. erjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. erjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. Perjalanan pendidikan nasional Indonesia melalui proses yang panjang. Faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik mempengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini. Faktor-faktor tersebut memberikan tantangan tersendiri terlebih bagaimana proses pembelajaran dapat berjalan. Perjalanan pendidikan di Indonesia telah melalui proses yang panjang. Faktor- faktor sosial, ekonomi, politik, keragaman budaya dan agama memengaruhi pendidikan di Indonesia sejak masa penjajahan hingga kini setelah 77 tahun setelah kemerdekaan. Seluruh faktor tersebut memberikan tantangan bagi bangsa Indonesia, khususnya sebagai makhluk sosial yang memiliki beragam kemauan dalam mengatur tujuan dan arah pendidikan dan pembelajaran di Indonesia. Perekat dan penyatuan hidup berbangsa dan bernegara digagas oleh Ir. Soekarno sejak tahun 1925 mencari fondasi hidup berbangsa yaitu Pancasila. Dengan tetap melestarikan nilai-nilai luhur yang sudah ada di dalam masyarakat serta menerapkan sila-sila Pancasila mewujudkan kehidupan yang rukun, damai, bertanggung jawab, bekerjasama, adil dan bergotong royong. Inilah bentuk identitas manusia Indonesia yang berbhineka tunggal ika. Identitas yang lahir dan tumbuh dalam kebhinekatunggalikaan selaras dengan yang disampaikan dengan Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih segala kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaaan.
Interaksi manusia dalam budaya berkaitan dengan pendidikan di masyarakat
disebut perspektif sosio-kultural. Interaksi sosio kultural menjadi penting karena dapat mencegah disintegrasi, diskriminasi bangsa, yang disebabkan kurangnya toleransi di dalamnya. Manusia dan budaya tidak dapat terpisahkan satu sama lain, manusia mempelajari tingkah laku, norma dan ajaran budaya. Oleh karena itu, pendidikan akan selalu berubah sesuai perkembangan budaya. Dengan menerapkan interaksi sosio kultural maka, merupakan salah satu cara untuk mengurangi pengaruh budaya asing dalam membentuk karakter peserta didik.
Pembaharuan dan perkembangan dalam pendidikan hendaknya dilakukan secara
terpadu dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki anak sesuai dengan fase perkembangannya. Hal ini selaras dengan yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara bahwa penting untuk memaksimalkan potensi siswa sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam. Kedua hal tersebut dimaknai bahwa pendidikan saat ini tidaklah sama dengan pendidikan pada sepuluh tahun yang lalu dan lima puluh tahun yang akan datang sebab perkembangan budaya pun berubah, tetapi juga perlu menyesuaikan dengan kodrat alam atau potensi yang dimiliki oleh anak sedari lahir. Maka dari itu, menyesuaikan tujuan pembelajaran tidak lagi disesuaikan dengan tingkatan kelas, tetapi disesuaikan dengan kemampuan anak.
Identitas manusia Indonesia tidak terlepas sebagai manusia Pancasila, manusia
berbudaya dan beragama yang akan menjadi akar dari pendidikan karakter dalam proses pembelajaran pada pendidikan di Indonesia.