Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS PENGARUH MINIMNYA SARANA PRASARANA TERHADAP

PERKEMBANGAN SOFTSKILL DAN HARDSKILL SISWA SEKOLAH


MENENGAH

Choirotun Nadhiroh
195030901111018

A. Pendahuluan
Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik pada faktor
internal maupun eksternal. Salah satu yang terdapat pada faktor internal adalah motivasi
belajar, dimana adanya dorongan pada individu baik internal maupun eksternal dalam
individu yang menyebabkan perubahan tingkah laku. Didalam motivasi terdapat adanya
keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar. Motivasi belajar tersebut akan mengembangkan keterampilan
yang digunakan untuk menunjang kehidupan, yaitu keterampilan softskill dan hardskill.
Kedua kemampuna itu tidak bisa terpisahkan, hasus saling menyeimbangi untuk
keberlangsungan hidup manusia yang sejahtera. Oleh karena pada pendidikan baik
disekolah maupun di luar sekolah anak harus diajarakan tentang kemampuan hardskill
maupun softskill. Seperti yang kita ketahui untuk kemampuan hardskill sudah pasti
diajarkan di sekolah. Sedangkan untuk kemampuan softskill tidak diajarkan secara
langsung disekolah. (Devi Ayu, dkk, 2016)
Menurut Hawkins (1999) Hardskill adalah kemampuan teknis yang berhubungan
dengan domain pekerjaan tertentu seperti teknik, pemasaran, kauangan, atu konstuksi,
penyebutan hardskill dikarenakan berfokus pada suatu bidang/khusus, nyata, dan sering
malakukan pengamatan pada bidang tersebut. Sedangkan menurut Gardner (1993)
Softskill merupakan kompetensi non akademik yang menjadi modal seseorang agar dapat
mencapai kesuksesan dalam karier serta lebih berhasil dan berfungsi dalam kehidupan.
Untuk itu perlu adanya kesiapan soft skill dengan matang sejak dibangku sekolah. (Anna
Apriyana, dkk, 2019)
Untuk menunjang perkembangan softskill dan hardskill siswa tentunya dibutuhkan
dukungan baik secara sarana prasarana maupun secara SDM di sekolah. Sarana prasarana
memiliki pengaruh yang cukup besar dalam keberhasilan disuatu sekolah, hal ini
dikarenakan sarana prasarana disekolah sangat berkaitan erat dengan kegiatan belajar
mengajar siswa. Misalnya gedung sekolah dengan kondisi baik akan membuat siswa
merasa nyaman dan bersemangat dalam belajar. Selain itu, fasilitas-fasilitas lainya juga
harus dilengkapi seperti perpustakaan, laboratorium, dan berbagai perlengkapan belajar
agar proses pembelajaran lancar sehingga keterampilan siswa bisa meningkat. (Devi Ayu,
dkk, 2016)
Sarana prasarana yang belum lengkap tersedia tentunya sangat menghambat proses
belajar. Apabila sekolah menyediakan sarana prasarana yang lengkap sebgaiamana yang
diperlukan leh siswanya, maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan
lancar. Dengan terpenuhinya sarana prasarana akan mempermudah siswa dalam
menghadapi keuslitan belajar, sehingga motivasi belajar siswa menjadi meningkat. Proses
belajar siswa yang lancar akan berdampak pada prestasi belajar siswa dimana akan
mengalami peningkatan pada prestasi siswa dan sekolah. (Devi Ayu, dkk, 2016)

B. Analisis Dampak
Setiap lembaga pendidikan harus memiliki sarana dan prasarana yang lengkap
untuk menunjang proses belajar mengajar. Sarana yang dimaksud adalah perabot, lahan,
ruang belajar, dan alat-alat lain yang dapat menunjang proses belajar mengajar. Berhasil
atau tidaknya kegiatan belajar tergantung kepada faktor cara peserta didik belajar dan
fasilitas atau sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia dan dimanfaatkan dengan
sebaik mungkin. (Marselinus Keroit, 2020)
Sarana prasarana yang belum lengkap dapat mempengaruhi motivasi belajar pada
siswa. Apabila motivasi belajar siswa menurun, maka perkembangan ketermapilan siswa
baik pada hardskill maupun softskillnya juga akan menurun dan sulit untuk mengalami
peningkatan. Misalnya gedung sekolah dan ruang kelas yang tidak nyaman ditempati
seperti penuh sesak akan berpengaruh buruk terhadap pencapaian prestasi akademik.
Munculnya motivasi belajar pada siswa karena faktor intrinsik, yaitu berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Faktor
ektrinsiknya adalah adanya sebuah penghargaan, lingkungan belajar yang nyaman, dan
kegiatan belajar mengajar yang menarik. (Devi Ayu, dkk, 2016)
Pada proses belajar mengajar agar materi yang disampaikan lebih menarik dan lebih
dipahami oleh siswa, maka setiap guru diwajibkan membuat suatu alat peraga/media
pembelajaran yang sesederhana mungkin dengan memanfaatkan bahan yang mudah
didapatkan. Karena keterbatasan saran prasarana, semua guru diwajibkan lebih kreatif
dalam proses pembelajaran. Karena keterbatasan sarana prasarana yang ada terkadang
guru harus membeli sendiri alat dan bahan untuk membuat alat peraga. Selai itu dampak
yang muncul karena keterbatasan sarana prasarana untuk membuat peraga adalah materi
yang disampaikan kurang tersampaikan dengan baik, sehingga capaian belajar yang
diinginkan kurang sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya dalam pembelajaran
komputer, disuatu sekolah hanya memiliki 10 komputer yang dapat berfungsi dengan baik.
Sedangkan siswa disetiap kelas rata-rata ada 30, hal ini membuat pembelajaran menjadi
terhambat dan motivasi belajar siswa akan menurun, selain itu juga akan membutuhkan
tambahan waktu pembelajaran untuk bab tertentu, hal ini dikarenakan siswa yang harus
bergantian untuk memakai komputer. Pada hal ini bisa menghambat perkembangan
hardskill siswa dalam menguasai teknologi. (Marselinus Keroit, 2020)
Kemajuan teknologi yang semakin canggih juga mempengaruhi fasilitas yang ada
di sekolah. Dengan kecanggihan yang ada maka pembelajaran yang berlangsung dapat
menyeimbangi kehidupan siswanya. Ketika teknologi pembelajaran siswa kurang
memadai, namun teknologi diluar pembelajaran sekolah sudah canggih maka siswa akan
lebih tertarik untuk mengikuti kecanggihan teknologi yang ada, ini berarti motivasi belajar
siswa akan menurun karena lebih tertarik kehal lain. Misalnya pembelajaran dikelas yang
seharusnya sudah menggunakan LCD dan juga internet, tetapi karena minimnya fasilitas
maka menggunakan papan tulis sebagai medianya. Dimana saat guru menerangkan sebuah
materi yang mana akan lebih menarik jika menggunakan LCD, terpaksa harus mengajar
menggunakan papan tulis. Hal ini bisa membuat siswa bosan, karena pembelajaran yang
kurang menarik. ((Devi Ayu, dkk, 2016)
Selain pada hardskill sarana dan prasaran juga sangat mempengaruhi perkembangan
softskill siswa. Pengembangan softskill disekolah bisa melalui ekstrakulikuler yang
diadakan. Kurang lengkapnya fasilitas ekstrakulikuler akan menghambat perkembangan
softskill siswanya. Apalagi pada kegiatan ekstrakulikuler akan membutuhkan banyak
fasilitas penunjang yang digunakan untuk kegiatannya. Misalnya pada kegiatan pramuka,
yang pastinya disetiap sekolah ada. Ketika fasilitas seperti tongkat pramuka, bendera kur,
tali pramuka tidak tersedia secara lengkap maka akan menghambat proses perkembangan
softskill siswa, dimana siswa akan malas untuk mengikuti kegiatan pramuka. (Dwi Aprilia
Wati, 2020)

C. Solusi atas Kasus


Pemerintah telah menyusun standar mutu pendidikan. Standar mutu tersebut disebut
juga dengan Standar Nasional Pendidikan, merupakan kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tertuang
dalam PP nomor 13 tahun 2015 penganti PP nomor 19 tahun 2005. Salah satu standar
mutu tersebut yaitu standar sarana prasarana. Selai itu juga tertuang pada Peratutan
Pemerintahan Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional ada 8 unsur
standar pendidikan, diantaranya : (1) Standar kompetensi lulusan, (2) Standar isi, (3)
Standar proses, (4) Standar penilaian pendidikan, (5) Standar pendidik, tenaga
kependidikan, dan non pendidik, (6) Standar sarana prasarana, (7) Standar pengelolaan, (8)
Standar pembiayaan.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyatakan bahwa: (a) Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain
yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan, (b)
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya
dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan. (Devi Ayu, dkk, 2016)
Bagi pimpinan suatu lembaga pendidikan supaya lebih memperhatikan kelengkapan
sarana dan prasarana di sekolah. Peran pemimpim sangat penting dalam hal ini
dikarenakan bertangungjawab atas keberhasilan sekolah. Hal ini dikarenakan terkadang
pemimpin kurang memperhatikan sarana prasarana yang ada disekolah. Guru juga harus
terus memberikan motivasi dan dorongan semangat belajar walaupun dengan keadaan
sarana prasarana yang kurang lengkap dan terus berinovasi dalam menyelenggarakan
kegiatan pembelajaran menggunkana media pembelajaran yang menarik agar siswa tidak
bosan dan lebih semangat dalam belajar. (Marselinus Keroit, 2020)
Kepala Sekolah dan guru mendukung siswa mengembangkan kemampuan hard
skill maupun soft skill dan menjamin keberlangsungan Pramuka sebagai salah satu wahana
pengembangan soft skill siswa. Karena apabila siswa mengembangkan keterampilan
softskill dan hardskillnya tanpa dampingan guru maka siswa juga akan sulit untuk
menentukan arah mana yang harus diambil. Serta pada usia remaja seringkali anak itu
“labil” sehingga ditakutkan siswa akan salah mengambil langkah untuk kedepannya.
Dukunga yang dimaksud adalah baik dukungan moral maupun dukungan kelengkapan
fasilitas yang disediakan. (Dwi Aprilia Wati, 2020)
Sekolah harus memanfaatkan fasilitas yang disediakan dan terus meningkatkan sarana
prasarana yang lebih lengkap seperti menambah beberapa alat praktek bagi laboratorium,
memperbaiki ruang kelas yang kurang nyaman dan menambah peralatan dan perlengkapan
yang diperlukan dalam proses belajar. Selain itu sarana prasarana sekolah hendaknya
ditingkatkan baik dalam hal pengadaannya, perawatannya maupun diinventarisasikan
dengan sebaik-baiknya, hal itu dilakukan agar pemanfaatannya bisa digunakan secara
optimal, efektif dan efisien oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan hardskill dan
softskillnya. Siswa harus lebih giat dalam belajar seperti lebih memperhatikan ketika guru
sedang menerangkan materi pelajaran, membaca lebih banyak referensi yang berkaitan
dengan materi yang disampaikan guru dengan memanfaatkan teknologi yang telah lebih
aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun dengan keadaan
sarana prasarana yang kurang lengkap. ((Devi Ayu, dkk, 2016))

D. Daftar Rujukan
Hidayanti, A., & Prathama, B. (2019). Pengaruh Hardskill dan Softskill Terhadap
Kemampuan Merancang Prospek Usaha Melalui Kepercayaan Diri Pada Mahasiswa
dan Alumni STIE AMM Mataram. Valid: Jurnal Ilmiah, 16(2), 152-163. Retrieved
from http://journal.stieamm.ac.id/index.php/valid/article/view/92.
Keroit, Marselinus (2020). Pengaruh Sarana dan Prasarana Pendidikan Terhadap Prestasi
Be;ajar Di SMP Negeri 2 Wulandoni. Jurnal Mitra Pendidikan, 4 (11), 771-780.
Retrieved from http://e-jurnalmitrapendidikan.com/index.php/e-
jmp/article/view/796/526.
Peraturan Pemerintah nomor 13 tahun 2015 penganti PP nomor 19 tahun 2005. Retrieved
from http://itjen.kemenag.go.id/sirandang/peraturan/4128-13-peraturan-pemerintah-
nomor-13-tahun-2015-tentang-perubahan-kedua-atas-pp-no-19-tahun-2005-te.
Peratutan Pemerintahan Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional ada 8
unsur standar pendidikan . Retrieved from
https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/Salinan%20PP%20Nomor%2057%20Tahun%202
021.pdf.
Putri, Devi A. K., Adi, B. W., & Sunarto. (2016). Pengaruh Sarana Prasarana Sekolah dan
Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pemasaran di SMK Negeri
1 Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi, (2) 2.
Retrieved from https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptn/article/view/9650/7101.
Wati, Dwi A., Pranawa, S., & Abdul Rahman. (2020). Upaya Pengembangan Soft Skill
Siswa SMA Melalui Pramuka. Jurnal Perspektif Ilmu Pendidikan, (34) 2. Doi:
doi.org/10.21009/PIP.342.6. Retrieved from
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pip/article/view/16471/9444.

Anda mungkin juga menyukai