Anda di halaman 1dari 46

Di sajikan Oleh: Pdm. Stepanus Daniel, M.

Th

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI RAHMAT EMMANUEL JAKARTA 2011


1
A. PENGERTIAN BELAJAR Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhannya.

2
Pengertian lainnya: Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dengan lingkungannya.
Cat: Tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti
belajar.
1 3
Jika demikian, apakah ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar?
1. Perubahan terjadi secara sadar

Ia akan menyadari terjadinya perubahan itu sekurang-kurangnya ia merasakan telah


terjadi perubahan dalam dirinya. Misal: pengetahuan, kecakapan, kebiasaan
bertambah.
4
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi berkesinambungan dan menyebabkan perubahan berikutnya, yang


akan berguna bagi kehidupan berikutnya. Misal: seorang anak belajar menulis, maka
ia kan mengalami perubahan dari tidak dapt menulis menjadi dapat menulis
5
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu


yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif= perubahan itu tidak
terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha seseorang.
6
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen , bukan
sementara atau temporer. Misal: seorang anak yang belajar piano, tidak akan hilang
begitu saja bahkan akan berkembang bila terus dilatih.
7
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Perubahan itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar yang
dilakukan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang telah ditetapkan
8
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Misal: seorang anak telah belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling tampak
ialah dalam keterampilan naik sepeda.
9
B. JENIS-JENIS BELAJAR 1. Belajar bagian (part learning) Umumnya belajar bagian
dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas
atau ekstensif. Misal: mempelajari sajak ataupun gerakangerakan motoris seperti
bermain silat. Sebagai lawan cara ini adalah cara belajar keseluruhan atau belajar
global.
10
2. Belajar dengan wawasan (learning by insight

G.A.Miller: wawasan merupakan kreasi dari “rencana penyelesaian” (meta program)


yang mengontrol rencana-rencana subordinasi lain (pola tingkah laku) yang
terbentuk.

11
3. Belajar diskriminatif (discriminatif learning

Suatu usaha untuk memilih beberapa sifat/ stimulus dan kemudian menjadikannya
sebagai pedoman dalam bertingkah laku

12
4. Belajar global/keseluruhan (global whole learning)

Bahan pelajaran dipelajari berulang-ulang sampai peserta didik menguasainya. Metode


sering disebut dengan metode Gestalt

13
5. Belajar insidental (incidental learning) Konsep ini bertentangan dengan anggapan
bahwa belajar itu selalu berarah-tujuan (intesional). Sebab dalam belajar
insidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar.

14
6. Belajar instrumental (instrumental learning) Pada belajar ini, reaksi-reaksi
seorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tandatanda yang mengarah pada apakah
siswa tersebut mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Oleh sebab itu cepat
atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur dengan jalan memberikan penguat atas
dasar tingkattingkat kebutuhan
15
7. Belajar intensional (intentional learning) Belajar dalam arah tujuan, merupakan
lawan dari belajar insident. 8. Belajar laten (latent learning)
Perubahan-perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera, dan
oleh karena itu disebut laten
16
9. Belajar mental (mental learning)
Kemungkinan perubahan tingkah laku yang terjadi di sini tidak nyata terlihat,
melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari.
Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi
dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain.
17
10.Belajar produktif (productive learning)
R.Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer
yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah
laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu
mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi.
18
11.Belajar verbal (verbal learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan
ingatan. Belajar mengenai dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan
wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks yang harus diungkapkan secara
verbal.
19
C. TEORI-TEORI BELAJAR
1. Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman. Prinsip-prinsip belajar
menurut teori Gestalt. a. Belajar berdasarkan keseluruhan. Orang berusaha
menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin.
20
b. Belajar adalah suatu proses perkembangan Manusia sebagai suatu organisme yang
berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan
jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman.

21
c. Siswa sebagai organisme keseluruhan Siswa belajar tak hanya inteleknya saja,
tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pengajaran modern guru di samping
mengajar, juga mendidik untuk membentuk pribadi siswa.

22
d. Terjadi transfer Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuaian pertama
ialah memperoleh respon yang tepat. Mudah atau sukarnya problem itu terutama adalah
masalah pengamatan, bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul maka
dapat dipindahkan untuk kemampuan yang lain.
23
e. Balajar adalah reorganisasi pengalaman Pengalaman adalah suatu interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Anak kena api – kejadian ini menjadi pengalaman
bagi anak. Belajar itu baru timbul bila seseorang menemui suatu situasi/soal baru.

24
f. Belajar harus dengan insight Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di
mana seseorang melihat pengertian tentang sangkut-paut dan hubunganhubungan
tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem

25
g. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan. Hal
itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Di sekolah progresif, siswa diajak membicarakan tentang
proyek/uit agar tahu tujuan yang akan dicapai dan yakin akan manfaatnya.
26
h. Belajar berlangsung terus-menerus Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya di
sekolah tetapi juga di luar sekolah, dalam pergaulan, memperoleh pengalaman
sendiri-sendiri, karena itu sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah
dan masyarakat, agar semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harmonis.

27
2. Teori Belajar Menurut J. Bruner Bruner : belajar tidak untuk mengubah tingkah
laku seseorang tapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar banyak dan mudah. Oleh sebab itu menurutnya, alangkah
baiknya bila sekolah dapat menyediakan kesempatan bagi siswa untuk maju dengan
cepat sesuai dengan kemampuan siswa.
28
Dalam proses belajar partisipasi aktif dari tiap siswa lebih penting. Untuk
meningkatkan proses belajar diperlukan “discovery learning environment”, =
lingkungan di mana siswa dapat bereksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum
dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.

29
Hal yang perlu diperhatikan guru dalam belajar. 1. Mengusahakan agar setiap siswa
berpartisipasi aktif, minatnya, dibimbing untuk mencapai tujuan. 2. Menganalisis
struktur materi yang akan diajarkan, disajikan secar sederhana sehingga mudah
dimengerti oleh siswa.

30
3. Menganalisis sequence. Guru mengajar, berarti membimbing siswa melalui urutan
pernyataan-pernyataan dari suatu masalah, sehingga siswa dapat memperoleh
pengertian dan dapat mentransfer apa yang sedang dipelajari; 4. Memberi
reinforcement dan umpan balik. Penguatan yang optimal terjadi setelah siswa
mengetahui bahwa “ia menemukan jawabnya”.
31
3. Teori Belajar dari Piaget 1) Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan
orang dewasa. Oleh karena berbeda, maka memerlukan pelayanan tersendiri dalam
belajar. 2) Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu menurut
suatu urutan yang sama bagi semua anak

32
3) Walaupun tahap perkembangan sama, tetapi jangka waktu untuk berlatih tidaklah
selalu sama setiap anak. 4) Perkembangan mental anak dipengaruhi 4 faktor: a.
Kemasakan (kematangan) b. Pengalaman c. Interaksi sosial d. Equilibration (proses
dari ketiga faktor diatas bersama-sama)
33
5) Ada tiga tahap perkembangan, yaitu: a. Berpikir secara intuitif ± 4 tahun b.
Beroperasi secara konkret ± 7 tahun c. Beroperasi secara formal ± 11 tahun

34
Cat: Dalam perkembangan intelektual terjadi proses yang sederhana seperti melihat,
menyentuh, menyebut nama benda dan sebagainya, dan adaptasi yaitu suatu rangkaian
perubahan yang terjadi pada tiap individu sebagai hasil interaksi dengan dunia
sekitarnya.

35
4. Teori Belajar dari R.Gagne 1) Suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; 2) Penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.

36
Menurut Gagne segala sesuatu yang dipelajari manusia di bagi menjadi 5 kategori:
1) Keterampilan motoris (motor skill) Koordinasi dari berbagai gerakan badan. 2)
Informasi verbal Menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar.

37
3) Kemampuan Intelektual Interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol-
simbol. 4) Strategi Kognitif Keterampilan yang internal yang diperlukan untuk
mengingat dan berpikir 5) Sikap Kemampuan ini tidak dapat dipelajari dengan
ulangan-ulangan. Tanpa kemampuan ini belajar tidak akan berhasil dengan baik
38
5. Purposeful Learning Belajar yang dilakukan dengan sadar untuk mencapai tujuan
dan yang: 1) Dilakukan siswa sendiri tanpa perintah atau bimbingan orang lain 2)
Dilakukan siswa dengan bimbingan orang lain di dalam situasi belajar-mengajar di
sekolah

39
6. Belajar dengan Jalan mengamati dan meniru Bandura & Walters: tingkah laku baru
dikuasai mula-mula dengan mengamati dan meniru suatu model.

40
D. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. 2. Belajar harus dapat
menimbulkan reinforcement (faktor penguat) dan motivasi yang kuat untuk mencapai
tujuan instruksional. 41
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang, sehingga dapat bereksplorasi dan
belajar dengan efektif 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.

42
b. Sesuai hakikat belajar
1. Belajar itu proses kontinyu 2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi,
eksplorasi 3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang
satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapat pengertian yang diharapkan

43
c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari 1. Belajar bersifat keseluruhan dan
materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya. 2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai
44
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang
2. Dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa

45

Anda mungkin juga menyukai