PENDAHULUAN
(middle age) antara 45-59 tahun, usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun,
usia lanjut tua (old) antara 75-90 tahun dan usia sangat lanjut (very old) di
dengan 74 tahun, lansia tua (old) usia 75 tahun sampai dengan 90 tahun,
silent killer karena tanpa ada keluhan sehingga penderita tidak menyadari
1
2
sebanyak 1,13 Miliar jiwa di dunia yang mengalami hipertensi dan jumlah
2018).
yaitu pertama terdapat pada puskesmas Batu Aji dengan jumlah 1.382
Lansia, kedua yaitu Puskesmas Sei Lekop dengan jumlah 1.090 lansia.
3
(Dinkes, 2021).
angiotensin receptor blocker dan Alpha blocker. Salah satu terapi non
kurang lebih 140 g, sehingga dalam satu buah pisang ambon mengandung
hipertensi.
kesehatan yang paripurna kepada lansia ini perlu disiapkan dari tingkat
selanjutnya
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai
anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda balik secara biologis
2016).
59 tahun)
presenium.
pada semua makhluk hidup. Proses menua setiap individu pada organ
(Deskripanasi).
penyakit hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain sebab lanjut
usia bukan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup
pada otot, susunan saraf dan jaringan lain sehingga utuh ”mati” sedikit
demi sedikit.
20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat dalam tubuh akan
antioksidan.
kimia).
13
Skema 2.1
akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini
Errorrcatastrophe).
b. Teori Error
perlahan.
c. Teori Autoimun
meningkatnya umur.
terbentuk akibat :
lainnya.
sel mati.
e. Teori Kolagen
c. Disanggement theory
f. Jung Theory
mati.
22
membran sel.
dipelajari
undangan.
(Padila, 2013) :
a. Kurang bergerak
c. Mudah lelah
e. Gangguan intelektual
lainnya.
g. Infeksi
h. Depresi
sosial ekonomi.
perut.
k. Kurang gizi
l. Impotensi
bulan.
m. Gangguan tidur
gejala atau jika ada gejala biasanya tidak jelas, sehingga tekanan darah
yang tinggi dalam arteri sering tidak diketahui oleh individu (Lita, et al.
2021).
29
kebiasaan makanan.
30
tahun.
kelamin, usia.
polos.
a. Penggunaan estrogen
32
b. Penyakit ginjal
d. Hiperaldosteronisme primer
e. Sindrom chushing
f. Feokromositoma
g. Koarktasio aorta
h. Kehamilan
1. Jantung
konstraksi.
a) Trikupidalis
2. Pembuluh darah
darah
pertukaran
1) Siklus jantung
relaksasi ventrikel.
siklus kembali.
a) Sistole atrium
b) Sistole ventrikel
c) Diastole ventrikel
37
2) Tekanan darah
baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti
Faktor predisposisi : Usia, jenis kelamin, merokok, Stres, Aliran darah makin cepat
kurang olahraga, genetik, alkohol, konsentrasi garam, obesitas Beban kerja jantung keseluruh tubuh sedang-
Kerusakan vaskuler Hipertensi Tekanan sistemik darah kan nutrisi dalam sel
yang meliputi:
a. Jenis kelamin
2015).
b. Umur
c. Genetik
a. Merokok
al. 2020).
c. Dislipidemi
e. Stress
et al. 2020).
f. Obesitas
g. Konsumsi alkohol
al. 2015).
2.3.1 Definisi
halus berwarna hijau atau kuning dengan daging putih dan manis
serta tidak berbiji atau berbiji sangat halus. Pada pisang ambon
a. Division : Magnoliophyta
c. Klas : Liliopsida
e. Ordo : Zingiberales
f. Famili : Musaceae
g. Genus : Musa
antara 16 derajat LU-12 derajat LS. Apabila suhu udara kurang dari
Tabel 2.2
1 Energy (kkal) 88
3 Karbohidrat (g) 23
6 Kalsium (mg) 5
7 Natrium (mg) 1
48
8 Vitamin A(IU) 64
12 Magnesium (mg) 27
darah tinggi.
padang yaitu pisang ambon lumut dan pisang ambon kuning. Pisang
ambon lumut yang memiliki warna kehijauan dan yang baru dipanen
(FTO), konsumsi pisang ambon yang ideal perhari adalah 2-3 buah,
2022).
2.4.1 Pengkajian
lainnya.
a. Identitas Klien
tersebut.
(2016) yaitu :
a. Aktifitas/Istirahat
jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala :
2) Episode palpitasi
Tanda :
takikardi
c. Integritas Ego
pekerjaan).
d. Eliminasi
e. Makanan/Cairan
Gejala :
(meningkat/turun)
53
Tanda :
2) Adanya edema
3) glikosuria
f. Neurosensori
Gejala :
epistaksis)
Tanda :
g. Nyeri/Ketidaknyamanan
sakit kepala
depresi.
55
et al., 2019).
h. Pernapasan
Gejala :
ortopnea, dispnea
3) Riwayat merokok
Tanda
3) Sianosis
i. Keamanan
j. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala :
Mandiri Tergantung
Nilai Nilai
No Aktivitas
(1) (0)
1. Mandi di kamar mandi ( Menggosok,
membersihkan dan mengeringkan badan
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan
menggunakannya
3. Memakan makanan yang disiapkan
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan
diri (Menyisir
rambut, mencuci rambaut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5. BAB di WC ( memberikan dan mengeringkan
daerah bokong )
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses
7. Membuang air kecil di kamar mandi
(Membersihakan dan
mengeringkan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran kemih
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau
keluar rauangan
tanpa alat bantu, seperti tongkat
10. Menjalankan agama sesuai agama dan
kepercayaan yang di
Anut
11. Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan
tempat tidur,
mencuci pakaian, memasak dan membersihakan
ruangan
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan
keluarga
13. Mengelola keuangan (menyimpan dan
mengunakan uang
sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk
berpergian
15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai
57
Jumlah
Analisis Hasil :
Point : 0 – 12 : Ketergantungan
Point : 13 – 17 : Mandiri
bathel modifikasi
2 Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
3 Berpindah dari kursi 5 – 10 15
roda ke tempat tidur,
atau sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi :
menyisir rambut, gosok
gigi)
6 Mandi 5 15 Frekuensi :
7 Jalan dipermukaan datar 0 5
(atau jika tidak bisa
berjalan, menjalankan
kursi
roda)
9 Mengenakan pakaian 5 10
Nilai Nilai
No Kriteria
Maksimal Klien
1 Bangun dari kursi 1
(Tidak bangun dari duduk dengan satu gerakan tetapi,
tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan lengan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama kali)
2 Duduk ke kursi 1
(Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi)
5 Perputaran leher 1
(Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya keluhan vertigo, pusing,
atau keadaan tidak stabil)
Membungkuk 1
(Tidak mampu membungkung untuk mengambil objek- objek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk
bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multipel untuk
bangun)
JUMLAH
Keterangan :
- Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukkan kondisi yang hurufnya dicetak miring.
- Beri nilai 1 jika klien tidak menunjukkan kondisi yang hurufnya dicetak miring.
Interpretasi Hasil :( )0–5 : Resiko jatuh rendah
( ) 6 – 10 : Resiko jatuh sedang
( ) 11 – 15 : Resiko jatuh tinggi
61
41-56 = mandiri/independen
Pada saat berkata “Go” maka penghitungan waktu dimulai. Stop menghitung waktu pada
saat lansia duduk kembali, dan catatlah.
Waktu............................Detik
Seorang lansia yang menghabiskan waktu ≥ 12 detik untuk menyelesaikan TUG test maka
termasuk Risiko Tinggi Jatuh
Lakukan Observasi
- stabilitas postural lansia
- gaya berjalan
- panjang langkah
- pergerakan saat berjalan
g. Status Nutrisi
Tabel 2.9 : Mini Nutrional Assessment (MNA)
I. SKRINING
Berat badan (kg) : Tinggi badan (cm) :
Hasil Penilaian
A. Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3 bulan
terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan saluran cerna,
65
E. Mengalami masalah
neuropsikologis? 0 = dementia
atau depresi berat
1 = demensia sedang (moderate)
2 = tidak ada masalah psikologis
F. Nilai IMT (Indeks Massa
Tubuh) ? 0 = IMT < 19 kg/m2
1 = IMT 19 - 21
2 = IMT 21 – 23
3 = IMT > 23
SUB TOTAL
SKOR SKRINING
iskemia.
kebutuhan oksigen.
otak.
penyakit.
67
II.4.4 Intervensi
ventrikuler, iskemia miokard. diharapkan keadekuatan jantung memompa Identifikasi tanda atau gejala primer
Ketidakstabilan jantung memompa darah Kriteria Hasil : Identifikasi tanda atau gejala sekunder
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme Tekanan darah menurun penurunan curah jantung
2. Perubahan frekuensi jantung Distensi Vena jugularis menurun Monitor keluhan nyeri dada
5. Perubahan afterload Tidak pucat dan sianosis dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Gejala dan Tanda Mayor Dispnea menurun Berikan diet jantung yang sesuai
1) Edema penyakit.
4) Hepatomegali
3. Perubahan Afterload
4) Oliguria
4. Perubahan kontraktilitas
S4
darah vaskuler serebral dan iskemia. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
Pengalaman sensori atau emosional yang Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau Frekuensi nadi membaik Identifikasi skala nyeri
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat Pola nafas membaik Identifikasi respon nyeri non verbal
dan berintensitas ringan hingga berat yang Keluhan nyeri menurun Identifikasi faktor yang memperberat dan
(Tidak tersedia)
Objektif
5. Menarik diri
7. Diaphoresis
1. Kondisi pembedahan
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
5. Glaukoma
peningkatan volume cairan intravaskuler, diharapkan keseimbangan cairan Pemeriksa tanda dan gejala hipervomia
1. Gangguan mekanisme regulasi Tekanan darah dalam batas normal napas tambahan
2. Kelebihan asupan cairan Denyut nadi radial dalam batas normal Identifikasi penyebab hipervolemia
73
3. Kelebihan asupan natrium Keseimbangan intake dan output dalam Monitor status hemodinamik (mis. Frekuensi
4. Gangguan aliran darah balik vena 24 jam jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP,
5. Efek agen farmakologis (mis: Berat badan stabil PCWP, CO, CI), jika tersedia
kortikosteroid, chlorpropamide, Turgor kulit tidak mengilap dan tegang Monitor intake dan output cairan
tolbutamide, vincristine, Kelembapan membran mukosa Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar
tryptilinescarbamazephine) Hematokrit dan nitrogen urea darah natrium, BUN, hematokrit, berat jenis urine)
Gejala dan Tanda Mayor (BUN) Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
Subjektif Tidak ada vena leher plasma (mis. Kadar protein dan albumin
3. Paroxysmal nocturnal dyspnea (PND) Monitor efek samping diuretik (mis. Hipotensi
2. Terdengar suara napas tambahan Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan
5. Oliguria Kolaborasi
oksigen. diharapkan toleransi aktivitas meningkat. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Ketidakcukupan energi untuk melakukan Frekuensi nadi menurun Monitor kelelahan fisik
aktivitas sehari-hari. Keluhan lelah menurun Monitor pola dan jam tidur
Penyebab Dispnea saat aktivitas menurun Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
1. Ketidakseimbangan antara suplai dan Dispnea setelah aktivitas menurun melakukan aktivitas
2. Tirah baring Aritmia saat aktivitas menurun Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
3. Kelemahan Aritmia setelah aktivitas menurun stimulus (mis: cahaya, suara, kunjungan)
4. Imobilitas Sianosis menurun Lakukan latihan tentang gerak fasif dan atau
Gejala dan Tanda Mayor EKG iskemia membaik Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
Objektif Edukasi
kondisi istirahat
4. Sianosis
1. Anemia
5. Aritmia
7. Gangguan Metabolik
8. Gangguan muskuloskletal
Definisi diharapkan pola tidur membaik. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur Kriteria Hasil : Identifikasi faktor penganggu tidur (fisik dan/
Penyebab Keluhan sering terjaga menurun Identifikasi makanan dan minuman yang
1. Hambatan lingkungan (mis: kelembapan Keluhan tidak puas tidur menurun menganggu tidur (mis. Kopi, teh, alkohol,
lingkungan sekitar, suhu lingkungan, Keluhan pola tidur berubah menurun makanan, mendekati waktu tidur, minum
pencahayaan, kebisingan, bau tidak Keluhan istirahat tidak cukup menurun banyak air sebelum tidur)
tindakan). Terapeutik
3. Kecemasan
5. Kehamilan
6. Risiko perfusi cerebral tidak efektif b.d Tujuan : Manajemen Peningkatan TIK
Definisi diharapkan tidak terjadi risiko perfusi Identifikasi penyebab peningkatan TIK
Beresiko mengalami penurunan sirkulasi serebral membaik. Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK
1. Keabnormalan masa protrombin dan/ Gelisah menurun Berikan posisi semi fowler
atau masa tromboplastin parsial Tekanan darah membaik Hindari pemberian cairan IV hipotonik
80
4. Diseksi nyeri Kecemasn menurun Kolaborasi dalam pemberian sedasi dan antti
7. Dilatasi kardiomiopati
9. Hipertensi
13. Hiperkolesteronemia
operasi bypass)
1. Stroke
81
2. Cidera kepala
3. Aterosklerotik aortik
5. Diseksi arteri
6. Embolisme
7. Endokarditis akut
8. Fibrilasi atrium
9. Hiperkolesterolemia
10. Hipertensi
7. Risiko cidera b.d spasme arteriol, pusing Tujuan : Manajemen keselamatan lingkungan
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan diharapkan keparahan dan cidera yang Identifikasi kebutuhan keselamatan
fisik yang menyebabkan seseorang tidak lagi diamati atau dilaporkan menurun. Monitor perubahan status keselamatan
82
Eksternal Luka atau lecet tidak ada/ membaik Hilangkan bahaya keselamatan
7. Hipotensi dijangkau
Edukasi
yang berkaitan dengan topik tertentu Kriteria Hasil : Indentifikasi faktor-faktor yang dapat
1. Keteratasan kognitif Kemampuan menjelaskan pengetahuan perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat
3. Kekeliruan mengikuti anjuran Pertanyaan tentang masalah yang Sediakan materi dan media pendidikan
5. Kurang minat dalam belajar Persepsi yang keliru terhadap masalah Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
7. Ketidaktahuan menemukan sumber Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat Berikan kesempatan untuk bertanya
1. Menanyakan masalah yang dihadapi Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
85
1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
terhadap masalah
Subjektif
(Tidak tersedia)
Objektif
hysteria)
klien
2.4.4 Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Nama : Ny. S
Usia : 66 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Genogram :
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal Serumah
3.1.3.1 Biologi
a. Pola Makan
b. Pola Minum
c. Pola Tidur
siang.
90
d. Pola Eliminasi
eliminasi.
f. Rekresi
3.1.3.2 Psikologis
a. Keadaan sosial
b. Hubungan sosial
perumahannya.
91
a. Pelaksanaan Ibadah
biasanya.
TD : 170/100 mmHg
N : 110x/menit
RR : 21 x/menit
S : 36° C
3.1.4.3 Pengukuran
BB : 49 Kg
TB : 158 cm
a. Kepala
b. Wajah
c. Mata
d. Hidung
e. Mulut
f. Telinga
g. Leher
h. Thorak
i. Abdomen
Mandiri Tergantung
Nilai Nilai
No Aktivitas
(1) (0)
1. Mandi di kamar mandi (Menggosok, 1 1
membersihkan dan mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka dan 1 1
menggunakannya
3. Memakan makanan yang disiapkan 1 1
4. Memelihara kebersihan diri untuk penampilan 1 1
diri (Menyisir
rambut, mencuci rambaut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5. BAB di WC ( memberikan dan mengeringkan 1 1
daerah bokong )
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses 1 1
7. Membuang air kecil di kamar mandi 1
(Membersihakan dan 1
mengeringkan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran kemih 1 1
9. Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau 1
keluar rauangan 1
tanpa alat bantu, seperti tongkat
10. Menjalankan agama sesuai agama dan 1
kepercayaan yang di 1
Anut
11. Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan 1
tempat tidur,
1
mencuci pakaian, memasak dan membersihakan
ruangan
12. Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau kebutuhan 1
0
keluarga
13. Mengelola keuangan (menyimpan dan 1
1
mengunakan uang
95
sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk 1
berpergian
15. Menyiapkan obat dan minum obat sesuai 1
dengan aturan (takaran obat dan waktu minum 0
obat tepat )
16. Merencanakan dan mengambil keputusan untuk 1 0
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan
uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
Kesehatan
17. Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 1 1
keagamaan,
sosial, rekreasi, olah raga dan menyalurkan hobi).
14
Jumlah
kali sehari
7 Jalan dipermukaan datar 0 5 Klien mampu 5
(atau jika tidak bisa berjalan
berjalan, dipermukaan datar
menjalankan kursi
roda)
Dapat berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1 1
Perlu bantuan untuk mengantar belanja 0
Sama sekali tidak mampu belanja 0
Dapat menyiapkan makanan
Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan 1 1
Menyiapkan makanan jika sudah tersedia bahan makanan 0
Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup 0
Perlu disiapkan dan dilayani 0
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang-kadang 1 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, 1
mencuci piring)
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari 1
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah 0
Dapat mencuci pakaian
Mencuci semua pakaian sendiri 1 1
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0
Dapat mengatur obat – obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0 1
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah finansial (tagihan, pergi ke bank) 1
Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank 1 1
untuk transaksi penting
Tidak mampu mengambil keputusan finansial atau memegang uang 0
TOTAL 8
Nilai Nilai
No Kriteria
Maksimal Klien
1 Bangun dari kursi 1 0
2 Duduk ke kursi 1 0
(Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi)
4 Mata tertutup 1 0
(Sama seperti di atas (periksa kepercayaan klien untuk
input penglihatan untuk keseimbangannya)
5 Perputaran leher 1 1
(Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya keluhan vertigo, pusing,
atau keadaan tidak stabil)
7 Membungkuk 1 1
(Tidak mampu membungkung untuk mengambil objek- objek
kecil (misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk
bisa berdiri lagi, memerlukan usaha-usaha multipel untuk
bangun)
ke sisi)
12 Tidak berjalan dalam garis lurus (lebih baik diobservasi dari 1 0
samping klien)
(Tidak berjalan dalam garus lurus, bergelombang dari sisi
ke sisi)
13 Berbalik 1 1
(Berhenti sebelum berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang objek untuk dukungan)
JUMLAH 7
Item
No Skor (0-4)
Keseimbangan
1. Duduk ke berdiri 4 = dapat berdiri tanpa menggunakan tangan dan 4
menstabilkan independen.
3 = mampu berdiri secara independen
menggunakan tangan.
2 = mampu berdiri menggunakan tangan
setelah mencoba.
1 = perlu bantuan minimal untuk berdiri
atau menstabilkan
0 = perlu asisten sedang atau maksimal untuk berdiri.
2. Berdiri tanpa 4 = dapat berdiri dengan aman selama 2 menit. 4
penunjang 3 = mampu berdiri 2 menit dengan pengawasan.
2 = dapat berdiri 30 detik yang tidak
dibantu/ditunjang.
1 = membutuhkan beberapa waktu untuk mencoba
berdiri 30 detik yang tidak dibantu.
0 = tidak dapat berdiri secara mandiri selama 30 detik
3. Duduk tanpa 4 = bisa duduk dengan aman dan aman selama 2 4
penunjang menit
3 = bisa duduk 2 menit dengan pengawasan
2 = mampu duduk selama 30 detik 1 = bisa duduk
10 detik
0 = tidak dapat duduk tanpa penunjang
4. Berdiri ke duduk 4 = duduk dengan aman dengan menggunakan 4
minimal tangan
3 = mengontrol posisi turun dengan menggunakan
tangan
2 = menggunakan punggung kaki terhadap kursi
untuk mengontrol posisi turun
1 = duduk secara independen tetapi memiliki
100
dalam kategori
Lakukan Observasi
- stabilitas postural lansia : postur tubuh lansia stabil
- gaya berjalan : tidak sempoyongan
- panjang Langkah : 1-2 langkah
- pergerakan saat berjalan : tidak lambat
Hasil Pemeriksaan : Klien mampu mengikuti instruksi dan
menunjukkan >12 detik dan tidak termasuk resiko
jatuh tinggi
I. SKRINING
Berat badan (kg) : 49 Kg Tinggi badan (cm) : 158
cm
Hasil Penilaian
FORM SKRINING
A. Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam
3 bulan terakhir disebabkan kehilangan nafsu makan,
gangguan saluran cerna, kesulitan mengunyah atau
menelan?
0 = kehilangan nafsu makan berat (severe) 2
1= kehilangan nafsu makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilangan nafsu
makan
B. Kehilangan berat badan dalam tiga
bulan terakhir ?
0 = kehilangan BB > 3 kg
3
1 = tidak tahu
2 = kehilangan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidak mengalami kehilangan BB
C. Kemampuan
melakukan
mobilitas ?
0 = di ranjang saja atau di kursi roda 2
1 = dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda
namun tidak bisa pergi/jalan-jalan ke luar
2 = dapat berjalan atau pergi dengan leluasa
D. Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga
bulan terakhir ?
0 = ya 2
2 = tidak
104
2 = IMT 21 – 23
3 = IMT > 23
SUB TOTAL 12
Hasil Pemeriksaan : Skor 12, klien tidak mengalami gangguan
malnutrisi
Masalah
No Data Fokus Etiologi
Keperawatan
yang lalu.
debar.
DO :
- TTV :
- TD : 170/100 mmHg
- N : 110x/menit
- RR : 21 x/menit
- S : 36° C
pada kepalanya
tusuk
hari
DO :
- Pengkajian nyeri
tengkuk
- S : Skala nyeri 5
- TTV :
- TD : 170/100 mmHg
- N : 110 x/i
107
- RR : 21 x/i
- S : 36° C
dari tidur.
tidur siang.
DO :
- TTV
- TD : 170/100 mmHg
- N : 110 x/i
- RR : 21 x/i
108
- S : 36° C
afterload
vaskuler serebral.
>3 detik
Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
cukup
111
Subjektif Terapeutik
rutin
Edukasi
Jelaskan pentingnya
sakit
Anjurkan menepati
Anjurkan menghindari
makanan/ minuman
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
6. Membuat kontrak
- Klien mengatakan
- Klien mengatakan
kadang jantung
berdebar-debar
O:
pertanyaan yang
ditanyakan
- Klien mampu
113
menjelaskan
keluhannya
- Klien tampak
- TTV :
TD : 170/100 mmHg
N : 110 x/i
RR : 21 x/i
detik
A : Penurunan Curah
jantung belum
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
6. Membuat kontrak O:
selanjutnya
10.00 - Klien mampu
menjawab pertanyaan
yang ditanyakan
- Klien mampu
menjelaskan
keluhannya
- Klien tampak
meringis
memegang kepalanya
Pengkajian nyeri :
- P : Nyeri bertambah
jika beraktivitas
- Q : Nyeri seperti
ditusuk-tusuk
kepala menjalar
ketengkuk
- S : Skala nyeri 5
- T : Nyeri hilang
10 menit,
115
- TTV :
TD : 170/100 mmHg
N : 110 x/i
RR : 21 x/i
S : 36° C
Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
tidur.
- Klien mengatakan
116
O:
- Klien mampu
menjawab pertanyaan
yang ditanyakan
- Klien mampu
menjelaskan
keluhannya
merah
cekung
- Terdapat lingkaran
- TTV :
TD : 170/100 mmHg
N : 110 x/i
RR : 21 x/i
S : 36° C
belum Teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Keperawatan
curah jantung
- Klien
Memonitor tekanan
07.20 mengatakan
darah
lemah saat
Memonitor keluhan
beraktifitas
nyeri dada
- Klien
Terapeutik
mengatakan
Memfasilitasi pasien
tidak ada nyeri
dan keluarga untuk
dada
memotivasi gaya
- Klien
hidup sehat
mengatakan
Edukasi
paham
Anjurkan
mengenai
beraktivitas fisik
informasi yang
secara bertahap
diberikan
Memberikan
O:
pendidikan kesehatan
- Klien tampak
mengenai hipertensi
07.45 kelelahan dan
(pengertian,
pucat
penyebab, tanda dan
gejala, komplikasi,
- Klien tampak
penanganan
118
ambon) dingin
- Klien tampak
bisa menjawab
pertanyaan
mengenai
hipertensi
- TTV :
TD :170/100
mmHg Crt:>2
Detik, N : 78
x/I, RR : 20
x/I, S : 36° C
A : Penurunan
curah jantung
belum Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
Memberikan teknik O:
nonfarmakologi
- Klien tampak
untuk mengurangi
meringis
rasa nyeri
- Klien tampak
Mengontrol
memegang
lingkungan yang
kepalanya
memperberat rasa
- Pengkajian
nyeri
Nyeri :
Mengukur tanda-
- P : Nyeri
tanda vital
bertambah jika
Edukasi
beraktivitas
Menjelaskan
penyebab dan
- Q : Nyeri
07.10 seperti
pemicu nyeri
Menjelaskan ditusuk-tusuk
penanganannya ketengkuk
Mengajarkan teknik 5
nonfarmakologis - T : Nyeri
- TTV :
TD :170/100
mmHg
N : 100 x/I
RR : 20 x/i
S : 36° C
A : Nyeri Akut
belum Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
tidur
- Klien
Mengidentifikasi
mengatakan
07.20
makanan dan
juga sering
minuman yang
terbangun di
menganggu tidur
malam hari,
121
menepati kebiasaan O:
waktu tidur
- Klien tampak
Menganjurkan
lemas
menghindari
- Klien tampak
makanan/ minuman
tidak segar
yang menganggu
- Mata klien
tidur
tampak merah
- Terdapat
lingkaran
hitam disekitar
mata
- TTV :
TD :170/100
122
mmHg
N : 100 x/i
RR : 20 x/I
S : 36° C
A : Gangguan pola
tidur belum
Teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
curah jantung
- Klien
Memonitor tekanan
08.30 mengatakan
darah
lemah saat
Memonitor keluhan
beraktifitas
nyeri dada
- Klien
Terapeutik
mengatakan
Memfasilitasi pasien
tidak ada nyeri
dan keluarga untuk
dada
memotivasi gaya
- Klien
123
Edukasi sudah
Menganjurkan lemah
TD :160/100
mmHg
N : 100x/i
RR : 20 x/i
S : 36, 4 ° C
A : Penurunan
curah jantung
belum Teratasi
P:Intervensi
dilanjutkan
verbal - Klien
Mengidentifikasi mengatakan
Terapeutik
- Klien
Memberikan teknik
mengatakan
nonfarmakologi
sudah
untuk mengurangi
mengurangi
rasa nyeri
aktivitasnya
Mengontrol
07.20 dan jika nyeri
lingkungan yang
timbul klien
memperberat rasa
melakukan
nyeri
relaksasi napas
Mengukur tanda-
dalam
tanda vital
O:
Edukasi
- Klien masih
Menganjurkan
tampak
istirahat yang cukup
meringis
08.30 Mengajarkan teknik
- Klien tampak
nonfarmakologis
sesekali
untuk mengurangi
memegang
rasa nyeri: relaksasi
125
- Pengkajian
Nyeri :
09.00 - P : Nyeri
bertambah jika
beraktivitas
- Q : Nyeri
seperti
ditusuk-tusuk
- R : Nyeri pada
bagian kepala
menjalar
ketengkuk
- S : Skala nyeri
- T : Nyeri
hilang timbul,
durasi nyeri ±
10 menit
- TTV :
TD :160/100
mmHg
N : 100 x/i
RR : 20 x/i
S : 36, 4 ° C
A : Nyeri Akut
126
belum Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
faktor penganggu
- Klien
tidur
mengatakan
Mengidentifikasi
tidur malam 5-
makanan dan
6 jam dan tidur
minuman yang
siang 1 jam.
menganggu tidur
O:
Terapeutik
- Klien tampak
Memodifikasi
tidak segar
lingkungan (mis.
- Mata klien
Pencahayaan,
masih tampak
kebisingan, suhu, dan
merah
tempat tidur).
- TTV :
Menetapkan jadwal
menghindari dilanjutkan
makanan/ minuman
yang menganggu
tidur
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Memonitor tekanan
- Klien
darah
07.50 mengatakan
Terapeutik
badannya
Memfasilitasi pasien
sedikit enakan
dan keluarga untuk
- Klien
memotivasi gaya
mengatakan
hidup sehat
sudah makan
128
sebelum makan
- Klien
malam)
menerapkan
Mengevaluasi
makan pisang
penerapan makan
ambon yang
pisang ambon
sudah
Mengukur Tanda-
diterapkan
18.45 tanda vital
- Kulit teraba
hangat
- Klien makan
19.30
pisang ambon
sesuai jadwal
- TTV :
TD: 160/100
mmHg
N : 90 x/menit
RR : 21
x/menit
S : 36,6° C
A : Penurunan
Curah Jantung
Teratasi
129
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
sudah
beraktivitas
seperti biasa
P : Nyeri
bertambah jika
beraktivitas
Q : Nyeri
seperti ditusuk-
tusuk
R : Nyeri pada
bagian
kepala
menjalar
ketengkuk
S : Skala nyeri
T : Nyeri hilang
timbul,
durasi nyeri
± 10 menit
- TTV :
TD : 160/100
mmHg
N : 90 x/menit
RR : 21
131
x/menit
S : 36,6° C
A : Nyeri Akut
Teratasi
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Edukasi mengatakan
O:
08.00
- Klien tampak
lebih segar
- Mata klien
tampak tidak
merah lagi
- TTV :
TD:160/100
mmHg
N : 90 x/i
RR : 21 x/i
S : 36, 6 °C
A: Gangguan
pola tidur
teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
133
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
sudah
diterapkan
- Kulit teraba
hangat
- Klien makan
pisang ambon
sesuai jadwal
- TTV :
TD: 160/90
mmHg
N : 19 x/menit
RR : 21 x/menit
S : 36,5° C
A : Penurunan
Curah Jantung
belum
Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
nyeri
- Klien
Edukasi
mengatakan
Menganjurkan istirahat
apabila nyeri ia
yang cukup
melakukan
07.25 Mengajarkan teknik
relaksasi napas
nonfarmakologis untuk
dalam
07.30 mengurangi rasa nyeri
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Klien tampak
sudah
beraktivitas
seperti biasa
P : Nyeri
bertambah jika
beraktivitas
Q : Nyeri
seperti ditusuk-
tusuk
136
R : Nyeri pada
bagian kepala
menjalar
ketengkuk
S : Skala nyeri
T : Nyeri hilang
timbul, durasi
nyeri ± 10
menit
- TTV :
TD : 160/90
mmHg
N : 85 x/menit
RR : 19 x/menit
S : 36,5° C
A : Nyeri Akut
belum
Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
penganggu tidur
- Klien
137
Terapeutik mengatakan
jam
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Mata klien
tampak tidak
merah lagi
- TTV :
TD:160/90
mmHg
N : 85 x/i
RR : 19 x/i
S : 36, 5 ° C
A: Gangguan
pola tidur
teratasi
sebagian
P: Intervensi
138
dilanjutkan
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
menerapkan
makan pisang
ambon yang
139
sudah
diterapkan
- Kulit teraba
hangat
- Klien makan
pisang ambon
sesuai jadwal
- TTV :
TD: 160/90
mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22
x/menit
S : 36,6° C
A : Penurunan
Curah
Jantung
Teratasi
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Klien tampak
sudah
beraktivitas
seperti biasa
P : Nyeri
bertambah
jika
beraktivitas
141
Q : Nyeri
seperti
ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada
bagian
kepala
menjalar
ketengkuk
S : Skala
nyeri 2
T : Nyeri
hilang timbul,
durasi nyeri ±
10 menit
- TTV :
TD : 160/90
mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22
x/menit
S : 36,6° C
A : Nyeri Akut
Teratasi
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
penganggu tidur
- Klien
Edukasi
mengatakan
Menganjurkan menepati
merasa segar
kebiasaan waktu tidur
saat bangun
07.30
Menganjurkan menghindari
tidur
makanan/ minuman yang
- Klien
menganggu tidur
mengatakan ia
tidur siang
selama ± 1-2
jam
- Klien
mengatakan
perhari
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Mata klien
tampak tidak
merah lagi
- TTV :
TD:160/90
143
mmHg
N : 83 x/I
RR : 19 x/i
S : 36, 5 ° C
A : Gangguan
pola tidur
teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jantung
- Klien
Memonitor tekanan
mengatakan
darah
sudah mulai
144
Edukasi beraktivitas
malam) cara
Mengevaluasi penanganan
darah
- Keadaan umum
baik
19.30
- Klien
menerapkan
makan pisang
ambon yang
sudah
diterapkan
- Kulit teraba
hangat
- TTV :
TD: 150/90
mmHg
N : 81 x/menit
RR : 20
x/menit
145
S : 36° C
A : Penurunan
Curah Jantung
Teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
skala nyeri
- Klien tampak
Mengidentifikasi
lebih segar
respon nyeri non
- Klien tampak
07.10
verbal
sudah
Terapeutik
beraktivitas
Memberikan teknik
seperti biasa
nonfarmakologi
P : Nyeri
07.20 untuk mengurangi
bertambah jika
rasa nyeri : relaksasi
beraktivitas
napas dalam
Q : Nyeri
Edukasi
seperti ditusuk-
Menganjurkan
tusuk
istirahat yang cukup
07.25 R : Nyeri pada
Mengajarkan teknik
bagian
nonfarmakologis
146
07.30 ketengkuk
S : Skala nyeri
T : Nyeri
hilang timbul,
durasi nyeri ±
10 menit
- TTV :
TD : 150/90
mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22
x/menit
S : 36,6° C
A : Nyeri Akut
Teratasi
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jantung
- Klien
Memonitor tekanan
mengatakan
darah
sudah mulai
Edukasi
beraktivitas
Menganjurkan
seperti biasa
08.00
makan pisang ambon
- Klien
2 kali sehari (Setiap
mengatakan
sebelum sarapan pagi
senang
dan sebelum makan
mengetahui
malam)
cara
Mengevaluasi
penanganan
penerapan makan
19.00 hipertensi yang
pisang ambon
diajarkan
Memonitor tekanan
O:
darah
19.30 - Keadaan umum
baik
- Klien
menerapkan
makan pisang
ambon yang
148
sudah
diterapkan
- Kulit teraba
hangat
- TTV :
TD: 150/90
mmHg
N : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36° C
CRT :
< 2Detik
A : Penurunan
Curah Jantung
Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
skala nyeri
- Klien tampak
Mengidentifikasi
lebih segar
07.10
respon nyeri non
- Klien tampak
verbal
sudah
149
Terapeutik beraktivitas
Menganjurkan tusuk
nonfarmakologis kepala
07.30
untuk mengurangi menjalar
S : Skala nyeri
T : Nyeri hilang
timbul, durasi
nyeri ± 10
menit
- TTV :
TD : 150/90
mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6° C
A : Nyeri Akut
Teratasi
150
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
tidur nyeyak
Edukasi
- Klien
Menganjurkan
07.45 mengatakan
menepati kebiasaan
merasa segar
waktu tidur
saat bangun
Menganjurkan
tidur di pagi
menghindari
hari
makanan/ minuman
- Klien
yang menganggu
mengatakan ia
tidur
tidur malam 6-
7, tidur siang
- Klien
mengatakan
perhari
151
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Mata klien
tampak tidak
merah lagi
- TTV :
TD:150/90
mmHg
N : 81 x/i
RR : 20 x/i
S : 36° C
A : Gangguan
pola tidur
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jantung - Klien
Edukasi beraktivitas
19.30 baik
- Klien
menerapkan
makan pisang
ambon yang
sudah
diterapkan
- Kulit teraba
hangat
153
- TTV :
TD: 150/90
mmHg
N : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36° C
CRT :
< 2Detik
A : Penurunan
Curah Jantung
Teratasi
sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
skala nyeri
- Klien tampak
Mengidentifikasi
lebih segar
07.10
respon nyeri non
- Klien tampak
verbal
sudah
Terapeutik
beraktivitas
Memberikan teknik
seperti biasa
07.20 nonfarmakologi
P : Nyeri
154
Menganjurkan tusuk
nonfarmakologis kepala
07.30
untuk mengurangi menjalar
S : Skala nyeri
T : Nyeri hilang
timbul, durasi
nyeri ± 10
menit
- TTV :
TD : 150/90
mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6° C
A : Nyeri Akut
Teratasi
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
155
tidur nyeyak
Edukasi
- Klien
Menganjurkan
07.45 mengatakan
menepati kebiasaan
merasa segar
waktu tidur
saat bangun
Menganjurkan
tidur di pagi
menghindari
hari
makanan/ minuman
- Klien
yang menganggu
mengatakan ia
tidur
tidur malam 6-
7, tidur siang
- Klien
mengatakan
perhari
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Mata klien
156
tampak tidak
merah lagi
- TTV :
TD:150/90
mmHg
N : 81 x/i
RR : 20 x/i
S : 36° C
A : Gangguan
pola tidur
teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
No Diagnosa Jam
Implementasi Evaluasi
Keperawatan
jantung
- Klien
Memonitor tekanan
mengatakan
darah
sudah mulai
Edukasi
beraktivitas
157
malam) cara
Mengevaluasi penanganan
Memonitor tekanan O:
darah
- Keadaan umum
19.30
baik
- Klien
menerapkan
makan pisang
ambon yang
sudah
diterapkan
- Kulit teraba
hangat
- TTV :
TD: 140/90
mmHg
N : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36° C
158
CRT :
< 2 Detik
A : Penurunan
Curah Jantung
Teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
skala nyeri
- Klien tampak
Mengidentifikasi
lebih segar
07.10
respon nyeri non
- Klien tampak
verbal
sudah
Terapeutik
beraktivitas
Memberikan teknik
seperti biasa
07.20 nonfarmakologi
P : Nyeri
untuk mengurangi
bertambah jika
rasa nyeri : relaksasi
beraktivitas
napas dalam
Q : Nyeri
Edukasi
seperti ditusuk-
Menganjurkan
tusuk
istirahat yang cukup
07.25 R : Nyeri pada
Mengajarkan teknik
bagian
nonfarmakologis
159
ketengkuk
S : Skala nyeri
T : Nyeri hilang
timbul, durasi
nyeri ± 10
menit
- TTV :
TD : 140/90
mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,6° C
A : Nyeri Akut
Teratasi
Sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
tidur nyeyak
160
Edukasi - Klien
Menganjurkan mengatakan
menghindari hari
makanan/ minuman
- Klien
yang menganggu
mengatakan ia
tidur
tidur malam 6-
7, tidur siang
- Klien
mengatakan
perhari
O:
- Klien tampak
lebih segar
- Mata klien
tampak tidak
merah lagi
- TTV :
TD:140/90
mmHg
N : 81 x/i
RR : 20 x/i
161
S : 36° C
A : Gangguan
pola tidur
teratasi
P: Intervensi
dihentikan
BAB IV
162
PEMBAHASAN
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Panas Kota Batam yang dilaksanakan Pada
tanggal 26 September- 31 Oktober 2022. Maka pada BAB ini peneliti akan
membahas tentang kesenjangan antara teori dan kasus. Adapun pembahasan ini
dan evaluasi.
acuan dalam pengkajian ini terdiri dari: data umum, riwayat kesehatan, pola
september 2022 adalah sebagai beikut: dari data umum Ny. S berumur 66
tahun, agama islam, alamat Bengkong Al jabar Blok P No.7, status kawin.
10 Tahun yang lalu. klien mengatakan sering merasa lelah, lemah saat
mengatakan sering sakit kepala, pusing, tengkuk terasa tegang. klien juga
mengatakan sulit tidur dimalam hari, klien juga sering terbangun di malam
hari, klien merasa tidak segar setelah bangun dari tidur. Dari hasil
163
pengkajian klien tampak lemah, kelelahan, sering kulit tampak pucat, teraba
dingin. mata klien tampak merah dan terdapat lingkaran hitam disekitar
mengeluh sering pusing, masuk angina dan merasa sakit pada bagian
gelisah, tetapi tidak banyak pikiran, sering terbangun pada malam hari jika
ingin BAK, tidak pernah tidur siang, karena tidak bisa tidur pada siang hari.
(2019), dengan judul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pada Tn. C dengan
Budi Agung Kupang”, klien mengeluh kepala terasa sakit, nyeri dan terasa
tegang. Sakit menyebar sampai leher, skala nyeri 5 (nyeri sedang), klien
susah tidur karena nyeri yang dirasakan, klien hanya tidur 1-2 jam terdapat
164
darah meningkat, nyeri yang dirasakan seperti tertekan, dengan skala nyeri 5
dari 0-10 skala nyeri dank lien mengatakan nyeri yang dirasakan sewaktu-
darah posisi duduk : 160/90 mmHg dan tekanan darah posisi berdiri :
160/90 mmHg.
pola tidur.
karena saat dilakukan pengkajian pada Ny. S mengeluh sering merasa lelah,
tampak lemah, kelelahan, sering duduk dan istirahat, kulit tampak pucat,
dan terasa dingin dan memiliki riwayat penyakit hipertensi ± 10 Tahun yang
lalu.
Hal ini sejalan dengan teori SDKI (2016), dimana gejala dan tanda
Penurunan curah jantung antara lain: palpitasi, lelah, dispnea, tekanan darah
meningkat/menurun, nadi perifer teraba lemah, CRT >3 detik, warna kulit
pucat/sianosis, diaphoresis.
curah jantung.
166
ada 3 yaitu nyeri akut berhubungan dengan resistensi pembuluh darah otak,
muncul pada Tn. F ada 3 yaitu penurunan curah jantung, nyeri akut dan
defisit pengetahuan.
otak, risiko cidera berhubungan dengan spasme arteriol, pusing, dan defisit
penyakit.
167
Menurut teori nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa yang tiba-
tiba dan intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
Hal ini sejalan dengan SDKI (2016), dimana gejala dan tanda nyeri
merupakan suatu cara tubuh untuk memberikan alarm atau respon bahwa
didalam tubuh sedang mengalami sakit kepala yang sangat hebat secara tiba-
tiba bisa menjadikan salah satu tanda adanya masalah penyakit yang lebih
system ginjal, bahkan bisa terjadi pecahnya pembuluh darah kapiler diotak
menurut teori gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas
pengkajian Ny. S mengatakan sulit tidur dimalam hari apabila sakit kepala,
klien juga sering terbangun dimalam hari,klien merasa tidak segar setelah
bangun dari tidur. klien tampak lemas, kelelahan, mata klien tampak merah
Hal ini sejalan dengan teori SDKI (2016), dimana gejala dan tanda
gangguan pola tidur antara lain : mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak
yang sering menimbulkan gangguan seperti rasa nyeri atau pusing sehingga
waktu tidur dan menimbulkan kualitas tidur yang buruk dan dapat berakibat
pada naiknya tekanan darah padahal untuk rata-rata jumlah jam tidur yang
harus dipenuhi oleh seseorang yang berada pada antara usia 40 tahun sampai
ditegakkan telah sesuai dengan keluhan yang dirasakan Ny.S dan teori yang
penelitian sebelumnya.
dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Adapun
meningkat dengan kriteria hasil tekanan darah menurun, nadi dalam rentang
normal, CRT membaik, palipitasi menurun, lelah menurun, tidak pucat dan
fasilitasi pasien untuk memotivasi gaya hidup sehat. Tindakan edukasi yaitu
secara non farmakologi : makan pisang ambon dilakukan 2 kali sehari atau
atau terapi, salah satu terapi non farmakologinya dengan BBT (Biological
base therapy). BBT adalah salah satu jenis terapi komplementer yang
merupakan salah satu tanaman yang dapat menurunkan tekanan darah. Pada
menurun, dan kesulitan tidur menurun serta tanda-tanda vital dalam keadaan
kualitas, intensitas, skala nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal dan
rasa nyeri, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, dan ukur
kesulitan tidur menurun, frekuensi nadi cukup membaik, dan tekanan darah
membaik.
identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup, dan monitor efek samping
jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. Tindakan
analgetik.
kriteria yang diharapkan adalah keluhan sulit tidur menurun, keluhan sering
terjaga menurun, keluhan tidak puas tidur menurun, keluhan pola tidur
pasien tampak rileks dan segar, TTV dalam batas normal, dan pasien dapat
pola aktivitas dan tidur, identifikasi faktor penganggu tidur (fisik dan/atau
Kopi, teh, alkohol, makanan mendekati waktu tidur, minum banyak air
kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur), batasi waktu tidur siang. Jika
sering berubah shift bekerja), ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.
seperti pisang. Pisang merupakan buah yang tinggi kalium yang dapat
Pisang (Musa acuminate Colla) adalah salah satu dari tumbuhan yang
Indonesia. Buah pisang memiliki khasiat dan nilai gizi yang baik sekali.
175
Daging buah pisang akan kalium dan dipercaya dapat menurunkan tekanan
nyeri dan masalah keperawatan yang ketiga gangguan pola tidur dengan
dukungan tidur. Intervensi yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang
makan pisang ambon 2 kali sehari (sebelum sarapan pagi dan sebelum
2 kali sehari (sebelum sarapan pagi dan sebelum makan malam) selama 7
hari.
2 kali sehari (sebelum sarapan pagi dan sebelum makan malam) selama 7
hari.
177
makan pisang ambon 2 kali sehari (sebelum sarapan pagi dan sebelum
makan pisang ambon 2 kali sehari (sebelum sarapan pagi dan sebelum
kali sehari (sebelum sarapan pagi dan sebelum makan malam) selama 7 hari.
dalam.
Pada hari kedua antara lain: mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur,
Pada hari ketiga antara lain: mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur,
Pada hari kelima antara lain: mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur,
hari dan kembali ke produk alami yaitu dengan terapi menggunakan jus
185
sebanyak 2 buah dalam 1 hari sesuai dengan teori yang mendukung dimana
pada lansia.
pisang ambon, klien mengatakan masih sering merasa lelah, lemah saat
beraktifitas, klien mengerti cara makan pisang ambon yang dianjurkan, klien
tidak mudah merasa lelah lagi, sudah mulai beraktivitas seperti biasa, klien
tidak mudah merasa lelah lagi, sudah mulai beraktivitas seperti biasa, klien
tidak mudah merasa lelah lagi, sudah mulai beraktivitas seperti biasa, klien
lelahnya sudah beraktifitas seperti biasa klien sudah makan pisang ambon
beraktifitas seperti biasa, keadaan umum baik dan tampak segar, kulit teraba
lelah berkurang, sudah beraktifitas seperti biasa, keadaan umum baik dan
mengatakan tidak merasa lelah lagi, sudah beraktifitas seperti biasa, keadaan
umum baik dan tampak segar, kulit teraba hangat, TD : 140/90 mmHg.
kepala dan tengkuk masih terasa berat, nyerinya hanya timbul kadang-
berkurang, tengkuknya juga tidak terasa berat lagi, nyerinya jarang timbul,
nyeri 4.
berkurang, tengkuknya juga tidak terasa berat lagi, nyerinya jarang timbul,
188
nyeri 4.
berkurang, tengkuknya juga tidak terasa berat lagi, nyerinya jarang timbul,
nyeri 3.
skala nyeri 3.
dimalam hari, klien mengatakan hanya terbangun karana ingin BAK, klien
semalam, hanya terbangun karna ingin BAK, klien mengatakan tidur 5-6
jam.
semalam, merasa segar saat bangun tidur, klien mengatakan ia tidur siang
selama ± 1-2 jam, klien mengatakan tidur ± 5-6 jam per hari.
semalam, merasa segar saat bangun tidur, klien mengatakan ia tidur siang
semalam, merasa segar saat bangun tidur, klien mengatakan ia tidur siang
semalam, merasa segar saat bangun tidur, klien mengatakan ia tidur siang
mengatakan tidurnya sudah nyeyak, merasa segar saat bangun di pagi hari,
hipertensi.
mampu menurunkan tekanan darah pada lansia. dan masalah yang dialami
klien tersebut dapat diatasi karena adanya sikap klien yang kooperatif dan
dialaminya.
bahan alami seperti tanaman herbal. Pisang ambon merupakan salah satu
adalah dengan cara mengkonsumsi buah pisang. Hal ini telah dibuktikan
sampai 10% dalam satu minggu para peneliti tersebut menyatakan bahwa ini
dapat terjadi karena kandungan kalium yang sangat tinggi dalam pisang
Sulisdiana, 2015).
rata tekanan darah diastolic 84,83 mmHg. Konsumsi buah pisang ambon
2 buah pisang ambon (140g/buah) per hari yaitu sebelum sarapan pagi dan
sebelum makan malam didapatkan hasil yaitu baik tekanan darah Ny.S
menurun.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kulit tampak pucat, teraba dingin. klien tampak meringis dan sesekali
curah jantung, nyeri akut (kepala) dan gangguan pola tidur dapat
5.2 Saran