Anda di halaman 1dari 5

RESUME

“PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT”

Dosen Pengampu Mata Kuliah Keperawatan Dasar


Ns. Yohanis Lefta, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh:
Nama : Farhannisa Nabila Tamnge
NIM : P07120222008
Tingkat : I.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
RESUME PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Konsep Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari
fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuhadalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke
dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari
air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan
elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan
yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Pada tubuh cterdapat hampir 90% dari total berat badan adalah cairan. Persentasi
cairan tubuh manusia berbeda sesuai dengan usia. Persentasi cairan tubuh pada bayi sekitar
75%, pria dewasa 57%, wanita dewasa 55% dan dewasa tua 45% dari berat tubuh total.
Persentasi yang bervariasi tersebut dipengaruhi oleh lemak dalam tubuh dan jenis kelamin.
Kebutuhan air berdasarkan usia dan berat badan
Kebutuhan Air
Usia
Jumlah Air dalam 24jam ml/kg Berat Badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60


18 tahun 2200-2700 40-50
Dewasa 2400-2600 20-30

1
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektolit diatur oleh ginjal, kulit, paru-paru dan
gastrointestinal.

B. Teori tentang Pemenuhan Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


Kebutuhan cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Cairan merupakan komponen tubuh yang berperan dalam proses homeostatis dan
memelihara fungsi tubuh. Air menyusun sekitar 60% tubuh manusia dan tersebar baik di
dalam sel maupun di luar sel. (Tarwoto & Wartonah, 2015)

Kebutuhan cairan pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada usia individu
tersebut. Cairan berfungsi dalam mempertahankan fungsi tubuh manusia. Kebutuhan cairan
sangat dibutuhkan dalam tubuh untuk mengangkut zat makanan ke dalam sel, sisa
metabolisme, zat pelarut elektrolit, memelihara suhu tubuh, mempermudah eliminasi dan
membantu pencernaan (Vita & Fitriana, 2017).

Pada anak-anak kebutuhan cairan merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak 65%
– 80% dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia, menjadi
55% – 60% saat remaja. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain dalam
metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan berbagai reaksi
biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara normal, cairan tubuh keluar
melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam jumlah tertentu. Cairan merupakan
komponen yang penting karena status hidrasi yang cukup bermanfaat untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Kebutuhan cairan berbeda berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot,
dan lemak tubuh. Diperkirakan, bayi usia 0 – 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari: bayi 7
– 12 bulan memerlukan cairan 800 mL/hari: anak 1 – 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari: anak
4 – 8 tahun memerlukan 1700 mL/hari: anak 9 – 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki
– laki dan 2100 mL/hari pada perempuan; anak 14 – 18 tahun memerlukan 3300 mL/hari (laki
– laki) dan 2300 mL/hari untuk perempuan. Cairan tersebut dapat berasal dari makanan
maupun minuman. Cairan dari minuman dapat berasal dari air putih, susu, atau jus buah
(Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2016).

Menurut (Solikhah et al., 2017) cairan dalam tubuh dibagi menjadi dua (2), yaitu cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler.

2
C. Faktor yang Berpengaruh dalam Pengaturan Cairan dan Elektrolit
Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara
lain:
- Umur, Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
- Iklim, Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5L per hari.
- Diet, Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
- Stress, Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
- Kondisi Sakit, Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh, misalnya: trauma seperti luka bakar akan meningkatkan
kehilangan air melalui IWL, penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi
proses regulator keseimbangan tubuh, pasien dengan penurunan tingkat kesadaran
akan mengalami gangguan pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.
- Tindakan Medis, Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
- Pengobatan, Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh
pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
- Pembedahan, Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah
selama pembedahan.

3
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat.AAA & Uliyah, M.2002. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.
Penerbit buku kedokteran EGC.

Juall Carpenito, Lynda. 2002. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis,
Ed.9.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.

M. Horne, Mima & L. Swearingan, Pamela. 2001.Keseimbangan cairan, elektrolit & asam
basa.Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC.

Tarwoto & Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta


.Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai