Anda di halaman 1dari 16

MODUL

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


RAHMATAN LIL ALAMIN
KELAS VII
Tema Kewirausahaan
Topik URIP IKU URUB

Oleh:
RISLY NUR
CHAMIDAH

KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MALANG


MTs NEGERI 7 MALANG
JULI-2022

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


MODUL
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

INFORMASI
UMUM
A. Identitas Modul
Nama : RISLY NUR CHAMIDAH
Sekolah : MTs Negeri 7 Malang
Tahun Penyusunan : 2022
Kelas : VII
Alokasi waktu : 7 Pertemuan

B. Sarana dan Prasarana

a.
b.
c.
d.
e. Bahan untuk 1 produkasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul
f. ini antara lain:
g. 1. 1 lembar KAIN MORI PUTIH
h. 2. Pewarna kain (naftol / indigosol/ procion / remazol
i. 3. Bak / ember (jumlah tergantung jumlah warna)
j. 4. Malam lilin/ malam batik
k. 5. Canting
l. 6. Panci / Wajan kecil (diutamakan yg cekung dalam)
m. 7. Kompor
Setrika
8. Saringan
9. gawangan

C. Target Peserta Didik


No. Target
1 Peserta didik reguler/tipikal
2 Peserta didik dengan kesulitan belajar (hanya menonjol pada salah satu gaya belajar
saja)
3 Peserta didik dengan pencapaian tinggi

D. Relevansi Tema dan Topik Projek untuk Satuan Pendidikan


Topik Urip iku Urub bertema Kewirausahaan pada projek ini diharapkan memiliki relevansi untuk satuan
pendidikan pada dimensi:

No. Dimensi Profil Pelajar Elemen


Pancasila terkait
1 Beriman, Bertakwa  Memahami bahwa saling mengingatkan dalam bentuk yang
kepada Tuhan YME, dan arif akan hidup dapat meningkatkan kwalitas kehidupan.
Berakhlak Mulia, Dengan meningkatnya kwalitas kehidupan, maka secara
tidak langsung juga dapat meningkatkan rasa syukur atas
hidup yang dititipkan Tuhan.
2 Bernalar Kritis  Mengidentifikasi
 Mengklarifikasi
 Mengolah informasi dan gagasan
 Merefleksi dan mengevaluasi perilaku hidup dan nasehat

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


yang relevan
3 Kreatif  Menghasilkan ide solusi kemerosotan moral
 Mencari solusi alternatif dari masalah sosial
 Bereksperimen dengan berbagai pilihan solusi karya kreatif
berupa / batik bernasehat

KOMPETENSI
 
INTI

A. Deskripsi Singkat Projek.


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan di luar
jam pembelajaran atau pada ko-kurikuler. Berdasar pada dimensi dan elemen profil pelajar Pancasila dan
mengangkat tema Kewirausahaan, projek dengan topik “Urip iku Urub” ini diharapkan dapat membantu
para peserta didik lebih sadar dan peduli terhadap moral yang kian waktu kian merosot.
Topik Urip iku Urub pada tema kewirausahaan ini berisi proyek produksi batik yang memuat
nasehat Jawa dalam bentuk kaligrafi Aksara Jawa. Nasehat berbentuk kaligrafi Aksara Jawa tadi dimuat
dalam kain dengan memerhatikan fungsi estetis dan ergonomisnya sebagai bahan pengingat pembaca,
juga sebagai kain yang akan dikenakan untuk pakaian.
Topik Urip iku Urub dalam proyek ini memiliki beberapa manfaat bagi peserta didik. Pertama,
peserta didik akan dapat menambah wawasan ilmu mengenai nasihat Jawa. Kedua, peserta didik akan
memiliki pengalaman keterampilan membatik yang dapat bermanfaat dalam menciptakan peluang
wirausaha. Ketiga, Peserta didik memiliki pengalaman praktis penulisan aksara Jawa dalam kehidupan
sehari-hari, berikut pengalaman penulisan kaligrafi berhuruf Jawa. Keempat, peserta didik lebih peka
terhadap nilai moral. Dan kelima, peserta didik dapat melatih kepekaan estetika terutama dalam
pembuatan batik.
Projek ini dimulai dengan tahap pengenalan dan penjelasan kemerosotan moral yang terjadi,
kemerosotan simpati dan empati yang terjadi di masyarakat. Kemudian pada tahap konstektualisasi,
peserta didik mencoba mengenal dengan cara melihat kondisi sosial yang tengah terjadi berikut sisi sosial
yang menurut peserta didik perlu diatasi. Setelah proses pengenalan diharapkan peserta didik menyadari
apa yang dapat mereka lakukan dan melakukan riset dan tindakan pada tahap aksi. Pada tahap ini, peserta
didik diharapkan dapat menerapkan apa yang telah mereka ketahui dan mencoba mencari nasehat Jawa
yang paling relevan, kemudian mengkreasikannya dalam bentuk kaligrafi aksara Jawa dan
mengaplikasikannya dalam batik / .
Guru akan mendampingi dan mengevaluasi penulisan kaligrafi aksara Jawa dan pengaplikasiannya
pada kain bakal batik / sebagai hasil produk proyek ini. Peserta didik diharapkan telah mengerti langkah-
langkah pembuatan batik serta latar belakang pemilihan nasihat yang ditulis berikut harapan mereka
dalam produk yang dibuat. Dengan demikian, dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dituju dapat tercapai.

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


B. Dimensi, Elemen Dan Subelemen Dari  Profil Pelajar Pancasila Yang Berkaitan.

No. Dimensi Profil Sub-elemen Profil Pelajar Target pencapaian di akhir fase E
Pelajar Pancasila Pancasila
1 A.
Beriman,  Memahami pentingnya  Memahami moral / akhlak memiliki
Bertakwa moral dalam kehidupan pengaruh besar dalam pendidikan,
kepada Tuhan ketenteraman hidup berdampingan,
YME, dan perkembangan keadaan zaman.
Berakhlak  Meningkatkan  Mengidentifikasi masalah moral di
Mulia, kepedulian, simpati dan lingkungan tempat tinggal dan melakukan
empati dalam langkah-langkah konkrit yang bisa
kehidupan dilakukan.
 Terbiasa memahami tindakan-tindakan
yang baik dan tidak,di lingkungan serta
membiasakan diri menerapkan akhlaqul
karimah.
2 Bernalar Kritis  Mengidentifikasi,  Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan
mengklarifikasi, menganalisis informasi yang relevan serta
mengolah informasi memprioritaskan beberapa gagasan
dan gagasan tertentu.
 Merefleksi dan  Menjelaskan asumsi yang digunakan,
mengevaluasi menyadari kecenderungan dan
pemikirannya sendiri konsekuensi bias pada pemikirannya, serta
berusaha mempertimbangkan perspektif
yang berbeda
3 Kreatif  Menghasilkan ide  Menghubungkan gagasan yang ia miliki
solusi masalah dengan informasi atau gagasan baru untuk
menghasilkan kombinasi gagasan baru dan
imajinatif untuk mengekspresikan pikiran
dan/atau perasaannya
 Menghasilkan solusi alternatif dengan
 Mencari solusi mengadaptasi berbagai gagasan dan
alternatif dari umpan balik untuk menghadapi situasi dan
masalah permasalahan
 Bereksperimen dengan berbagai pilihan
 Bereksperimen secara kreatif untuk memodifikasi gagasan
dengan berbagai sesuai dengan perubahan situasi.
pilihan solusi karya
kreatif
A. Tujuan Spesifik Untuk Fase Tersebut.

Setelah melaksanakan kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, peserta didik dapat:
1. Memahami teknik penulisan aksara Jawa
2. Memahami jenis-jenis aksara yang diperlukan dalam membentuk kata / kalimat.
3. Mengenal teknik dalam pembuatan batik
4. Mengenal alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan batik
5. Melakukan riset ilmiah dan tindakan pada tahap aksi.
6. Menerapkan apa yang telah mereka ketahui
7. Tindakan mitigasi degradasi moral yang mungkin diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Alur Kegiatan Projek Secara Umum.

KEGIATAN 1

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


1. Pengenalan dan penjelasan perubahan iklim, menjaga lingkungan alam sekitar

Tahap Kegiatan Waktu


Persiapan 1) Guru mengumpulkan setidaknya 2 artikel yang membahas 5 menit
degradasi moral di Indonesia, khususnya Jawa Timur
2) Guru bisa mempersiapkan diri dengan catatan
perbandingan perilaku dan respon masyarakat antar
generasi dan lingkungan.
Pelaksanaan 3) Guru memulai projek dengan sesi tanya jawab mengenai 40 menit
apa yang telah peserta didik ketahui mengenai moral
Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa dipakai:
A. Pernahkah kalian mendapati seorang anak yang ditegur
oleh orang tua karena berlaku tidak layak (tidak sopan /
tidak peduli)?
B. Bagaimana tanggapan kalian terhadap perilaku yang
dianggap menyimpang dalam kasus tadi?
C. Penahkah kalian menemukan fenomena dimana
seseorang marah karena diingatkan orang lain?
D. Apa penyebab kemarahan pada contoh kasus tersebut?
E. Bagaimana tindakanmu ketika menemukan fenomena
tersebut?
4) Guru menyajikan ilustrasi cerita dan meminta peserta didik
untuk menuliskan pendapat mengenai moral dalam
ilustrasi tersebut.
Tugas 5) Peserta didik diminta untuk mencatat permasalahan 45 menit
Mandiri perilaku moral / akhlak yang terjadi di masyarakat dan
menuliskan harapan dan solusi menurut diri pribadi mereka
mengenai permasalahan yang telah disebutkan
sebelumnya.
6) Peserta didik diminta meliterasi nasihat Jawa yang relevan
dengan permasalahan tersebut.
7) Peserta didik diminta menuliskan nasihat Jawa tersebut
dalam bentuk aksara Jawa

KEGIATAN 2

2. Pengenalan penulisan Aksara Jawa

Tahap Kegiatan Waktu


Persiapan 1) Guru mengumpulkan hasil pemikiran siswa 5 menit
Pelaksanaan 2) Guru memulai projek dengan sesi tanya jawab mengenai 40 menit
kesulitan dalam penulisan nasihat Jawa yang dipilih dalam
bentuk aksara Jawa
3) Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa dipakai:
a. Hal apa saja yang telah kalian temukan terkait degradasi
moral dalam lingkungan kalian?
b. Adakah kesulitan dalam mengasosiasi permasalahan
yang ditemukan dengan nasihat Jawa?
c.adakah kesulitan yang ditemukan pada saat
mentransliterasikan nasihat Jawa yang dipilih dalam
bentuk aksara Jawa?
Tugas 4) Peserta didik diminta untuk memperhatikan teknis 90 menit
Mandiri penulisan aksara Jawa berikut cara penulisan elemen-

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


elemen yang dibutuhkan, seperti penempatan pasangan,
sandhangan, penggunaan aksara murda, dan angka Jawa.
5) Peserta didik mencoba untuk merevisi hasil penulisan
aksara Jawa yang sebelumnya telah dilakukan secara
otodidak.

KEGIATAN 3

Perencanaan visual kaligrafi aksara Jawa

Tahap Kegiatan Waktu


Persiapan 1) Guru mengumpulkan hasil karya siswa yang telah 5 menit
beraksara Jawa
Pelaksanaan 1) Guru memulai projek dengan menyajikan teori 40 menit
kaligrafi dan teknik membatik.
2) Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk merancang
kaligrafi yang akan diaplikasikan pada bakal kain batik,
berikut bentuk produk yang akan dihasilkan (hiasan, kain
pakaian, dsb), dengan menggunakan pensil pada lembar
kertas yang disediakan.
3) Guru mendampingi proses produktif siswa
Tugas 4) Peserta didik diminta untuk melanjutkan penuangan 90 menit
Mandiri gagasan yang telah direncanakannya pada kain mori, di
rumah.
5) Peserta didik disilakan menambah motif / hiasan yang
diinginkan.
6) Siswa diminta menuliskan latar belakang pemilihan nasihat
Jawa yang dipilih sebagai gagasannya dalam catatan. Serta
meminta siswa untuk membawa malam, canting, dan alat
lainnya di petemuan berikutnya.

KEGIATAN 4

3. Pengenalan lingkungan sekitar yang diakibatkan oleh sampah.

Tahap Kegiatan Waktu


Persiapan 1) Guru mengumpulkan latar belakang pemilihan nasihat 5 menit
Jawa
Pelaksanaan 2) Guru menyajikan video prosedur pembuatan batik berikut 40 menit
penjelasan penting lainnya yang diperlukan. Dalam
kegiatan ini, yakni kegiatan penjiplakan pola dan teknk
pencelupan
3) Peserta didik membentuk kelompok beranggotakan 4
orang, untuk menjiplak pola dengan malam.
4) Guru mendampingi kegiatan siswa.
Tugas 5) Peserta didik diminta untuk melanjutkan kegiatan 90 menit
Mandiri penjiplakan pola dan pencelupan di rumah masing masing.

KEGIATAN 5

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


4. Kegiatan Presentasi dan Pengemasan Produk

Tahap Kegiatan Waktu


Persiapan 1) Guru memint siswa mempersiapkan hasil karyanya berikut 5 menit
catatan latar belakang pemilihan nasihat dan jenis produk /
manfaat yang dituju untuk dipresentasikan di depan kelas

Pelaksanaan 2) Satu persatu, peserta didik mempresentasikan hasil 40 menit


karyanya di depan kelas.
3) Peserta didik merancang dan menyampaikan rencana
pengemasanproduk dengan memperimbangkan prinsip
estetis dan ergonomis.
Tugas 4) Peserta didik diminta untuk memfoto hasil karyanya dalam 90 menit
Mandiri keadaan terbuka sehingga tampak keseluruhan / motif
intinya, dan menyertakan foto tersebut dalam kemasan.
5) Siswa diminta melakukan pengemasan di rumah masing-
masing..

C. Asesmen.

1.  Asesmen Diagnotik non-konitif : Menngetahui gaya belajar dan kemampua awal


peserta didik
2.  Asesmen Formatif  : Diskusi.  Kuis, dan ujian melalui melalui Google Form
3.  Asesmen Sumatif : Evaluasi, Refleksi siswa  dan guru
D. Pertanyaan Pemantik.

Beberapa pertanyaan pemantik yang bisa dipakai:


1. Pernahkah kalian mendapati seorang anak yang ditegur oleh orang tua karena berlaku
tidak layak (tidak sopan / tidak peduli)?
2. Bagaimana tanggapan kalian terhadap perilaku yang dianggap menyimpang dalam
kasus tadi?
3. Penahkah kalian menemukan fenomena dimana seseorang marah karena diingatkan
orang lain?
4. Apa penyebab kemarahan pada contoh kasus tersebut?
5. Bagaimana tindakanmu ketika menemukan fenomena tersebut?
6. Hal apa saja yang telah kalian temukan terkait degradasi moral dalam lingkungan
kalian?
7. Adakah kesulitan dalam mengasosiasi permasalahan yang ditemukan dengan nasihat
Jawa?
8. adakah kesulitan yang ditemukan pada saat mentransliterasikan nasihat Jawa yang
dipilih dalam bentuk aksara Jawa?

E. Pengayaan Dan Remedial.

1.  Remedial
Siswa dengan nilai atau performa di bawah rata-rata kelas, maka akan mendapat tugas
untuk melakukan belajar terbimbing, yaitu dengan meminta bantuan kepada siswa
dengan nilai di atas rata-rata kelas, kemudian setelah diperbaiki, mengirim ulang
tugas-tugas dan karya kreatifnya.
 

2.   Pengayaan
Dua kelompok siswa dengan performa terbaik, akan melakukan pengayaan dengan
Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG
membuat video tutorial karya kreatif pada media sosial masing-masing.
 
F. Refleksi Peserta Didik dan Pendidik
1. Menampilkan hasil kerja (Siswa mengevaluasi diri terhadap hasil pekerjaaan)
2. Menampilkan perilaku dan cara kerja peserta didik (Siswa mengevaluasi perilaku dan cara kerja)
                                                                                                                      
G. Sumber / literatur
1. https://www.youtube.com/watch?v=6Cc4QyvxcUs degradasi moral
2. https://www.youtube.com/watch?v=X-d8pAB8r4Q nasihat-nasihat Jawa
3. https://www.youtube.com/watch?v=L7u2rmItfXw kaligrafi aksara jawa
4. https://www.youtube.com/watch?v=hjTDxZIZ_iw teknik kaligrafi pemula
5. https://www.youtube.com/watch?v=EGu_iQKOacc dekorasi kaligrafi teknik ngemal
6. https://www.youtube.com/watch?v=aVXzCxZiDas dasar tahap membatik
7. https://www.youtube.com/watch?v=x8ttSZL5Qn0 cara memegang canting
8. https://www.youtube.com/watch?v=oA4uP9nNHwY teknik dan tahap pembuatan batik
9. https://www.youtube.com/watch?v=SjIsJ52dHuA teknik mopok batik
10. https://www.youtube.com/watch?v=KMzXKHNdGks bahan dan teknik pewarnaan batik
11. https://www.youtube.com/watch?v=NYIt4_cbMFQ pewarnaan batik 1 celup
12. https://www.youtube.com/watch?v=gsrumT8w6-A pewarnaan batik 2 colet
13. https://www.youtube.com/watch?v=5qSKnc56PfI packing box tertutup
14. https://www.youtube.com/watch?v=7weO7Jff0iM box tutup terpisah
15. https://www.youtube.com/watch?v=A_0VOpi3udM&t=129s box terbuka

H. Glosarium
1. Degradasi moral adalah penurunan tingkah laku manusia akibat tidak mengikuti hati nurani
karena kurangnya kesadaran diri terhadap kewajiban mutlak.
2. Mitigasi: Segala upaya untuk mengurangi dampak tidak menguntungkan.
3. Batik adalah hasil karya bangsa Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan
teknologi oleh leluhur bangsa Indonesia.
4. Aksara Jawa adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari sekitar 20 hingga 33 aksara dasar,
tergantung dari penggunaan bahasa yang bersangkutan.

Malang, 28 Juli 2022


Mengetahui Koordinator Projek (P-5)
Kepala Madrasah Bahasa Daerah

P o n o, M.Pd Risly Nur Chamidah, S. Pd.

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


Lampiran 1. Rubrik Penilaian Proyek
Rubrik Penilaian Produk

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


Rubrik Penilaian Proses

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


Rubrik Penilaian Proyek Laporan Penelitian

Kriteria Skor

 Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 4


 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan masalah
yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok sangat baik
 Jawaban benar sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 3
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang baik, pemecahan masalah
yang masuk akal (nalar) dan penyajian data berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang sesuai dengan data, tidak terdapat
pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok sangat baik
 Jawaban benar tetapi kurang sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah 2
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang kurang jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik, pemecahan
masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data kurang berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang kurang sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok baik
 Jawaban tidak benar 1
 Laporan memuat perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
 Bagian perencanaan memuat tujuan kegiatan yang tidak jelas dan persiapan/strategi
pemecahan masalah yang kurang benar dan tepat
 Bagian pelaksanaan memuat proses pengumpulan data yang kurang baik, pemecahan
masalah yang kurang masuk akal (nalar) dan penyajian data tidak berbasis bukti
 Bagian pelaporan memuat kesimpulan akhir yang tidak sesuai dengan data, tidak
terdapat pengembangan hasil pada masalah lain
 Kerjasama kelompok kurang baik
 Tidak melakukan tugas proyek 0

Rubrik Penilaian Presentasi

Indikator Kriteria Penilaian


No.
Penilaian Kurang Cukup Baik Sangat Baik

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


1 Sistematika Materi Materi Materi Materi
Presentasi presentasi presentasi presentasi
presentasi
diajukan diajukan diajukan secara diajukan
secara tidak secara kurang runtut tetapi secara
runtut dan runtut dan runtut dan
kurang
tidak tidak sistematis
sistematis sistematis sistematis

2 Penggunaan Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan


Bahasa bahasa yang bahasa yang baik, bahasa yang baik, bahasa yang
baik, kurang kurang baku, dan baku, tetapi baik, baku dan
baku, dan tidak terstrukutur kurang terstrukutur
terstrukutur terstrukutur
3 Kejelasan Artikulasi Artikulasi jelas, Artikulasi kurang Artikulasi jelas,
Menyampaikan kurang suara terdengar, jelas, suara suara
jelas, suara tetapi bertele- terdengar, tidak terdengar,
tidak terdengar, tele bertele-tele tidak bertele-
bertele- tele tele
4 Komunikatif Membaca Pandangan lebih Pandangan lebih Pandangan
catatan banyak menatap banyak menatap lebih
sepanjang catatan saat audiens saat banyak
menjelaskan menjelaskan dari menjelaskan dari menatap
pada audiens pada catatan, audiens saat
tanpa ada menjelaskan
gestur tubuh dari pada
catatan,
5 Kebenaran dan
Menjelaskan 1 Menjelaskan 2 Menjelaskan 3 Menjelaskan
Konsep dari 4 konsep dari 4 konsep dari 4 konsep seluruh
esensial dengan esensial dengan esensial dengan konsep
benar benar benar esensial
dengan benar

Lampiran 2.
Limbah B-3

Gambaran Umum Limbah B3


Dalam melakukan penanganan terhadap limbah, penting untuk diketahui
bahwa ada jenis-jenis limbah yang ternyata sangat mengancam lingkungan
dan kesehatan manusia. Jenis limbah tersebut kerap disebut dengan istilah

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


limbah B3. Apakah yang dimaksud dengan limbah B3? Apa saja contoh limbah B3 yang terdapat di sekitar kita?
Bagaimana teknik penanganan limbah B3 agar tidak menimbulkan bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia? Di artikel kali ini kita akan menjawab semua pertanyaan ini.

1. Pengertian Limbah B3
Kata B3 merupakan akronim dari bahan beracun dan berbahaya. Oleh karena itu, pengertian limbah B3 dapat
diartikan sebagai suatu buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan
berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu
kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya. Limbah B3 bukan hanya dapat
dihasilkan dari kegiatan industri. Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini.
Beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga domestik) di antaranya bekas pengharum ruangan,
pemutih pakaian, deterjen pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih lantai,
pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat, hair spray, dan batu baterai.

2. Jenis Limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1) Limbah B3 dari sumber tidak spesifik. Limbah ini tidak berasal dari proses utama, melainkan dari
kegiatan pemeliharaan alat, inhibitor korosi, pelarutan kerak, pencucian, pengemasan dan lain-lain.
2) Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah ini berasal dari proses suatu industri (kegiatan utama).
3) Limbah B3 dari sumber lain. Limbah ini berasal dari sumber yang tidak diduga, misalnya prodak
kedaluwarsa, sisa kemasan, tumpahan, dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

3. Sifat dan Klasifikasi Limbah B3


Suatu limbah tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun jika ia memiliki sifat-sifat tertentu, di antaranya
mudah meledak, mudah teroksidasi, mudah menyala, mengandung racun, bersifat korosifmenyebabkan iritasi,
atau menimbulkan gejala-gejala kesehatan seperti karsinogenik, mutagenik, dan lain sebagainya.
a. Mudah meledak (explosive)
Limbah mudah meledak adalah limbah yang pada suhu dan tekanan standar dapat meledak karena dapat
menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi lewat reaksi fisika atau kimia sederhana. Limbah ini sangat
berbahaya baik saat penanganannya, pengangkutan, hingga pembuangannya karena bisa menyebabkan ledakan
besar tanpa diduga-duga. Adapun contoh limbah B3 dengan sifat mudah meledak misalnya limbah bahan
eksplosif dan limbah laboratorium seperti asam prikat.
b. Pengoksidasi (oxidizing)
Limbah pengoksidasi adalah limbah yang dapat melepaskan panas karena teroksidasi sehingga menimbulkan api
saat bereaksi dengan bahan lainnya. Limbah ini jika tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan
kebakaran besar pada ekosistem. Contoh limbah b3 dengan sifat pengoksidasi misalnya kaporit.
c. Mudah menyala (flammable)
Limbah yang memiliki sifat mudah sekali menyala adalah limbah yang dapat terbakar karena kontak dengan
udara, nyala api, air, atau bahan lainnya meski dalam suhu dan tekanan standar. Contoh limbah B3 yang mudah
menyala misalnya pelarut benzena, pelarut toluena atau pelarut aseton yang berasal dari industri cat, tinta,
pembersihan logam, dan laboratorium kimia.
d. Beracun (moderately toxic)
Limbah beracun adalah limbah yang memiliki atau mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia atau
hewan, sehingga menyebabkan keracunan, sakit, atau kematian baik melalui kontak pernafasan, kulit, maupun
mulut. Contoh limbah b3 ini adalah limbah pertanian seperti buangan pestisida.
e. Berbahaya (harmful)
Limbah berbahaya adalah limbah yang baik dalam fase padat, cair maupun gas yang dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu melalui kontak inhalasi ataupun oral.
f. Korosif (corrosive)
Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang memiliki ciri dapat menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan pengkaratan pada baja, mempunyai pH ≥ 2 (bila bersifat asam) dan pH ≥ 12,5 (bila bersifat basa).
Contoh limbah B3 dengan ciri korosif misalnya, sisa asam sulfat yang digunakan dalam industri baja, limbah
asam dari baterai dan accu, serta limbah pembersih sodium hidroksida pada industri logam.
g. Bersifat iritasi (irritant)
Limbah yang dapat menyebabkan iritasi adalah limbah yang menimbulkan sensitasi pada kulit, peradangan,
maupun menyebabkan iritasi pernapasan, pusing, dan mengantuk bila terhirup. Contoh limbah ini adalah asam
formiat yang dihasilkan dari industri karet.
h. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


Limbah dengan karakteristik ini adalah limbah yang dapat menyebabkan kerusakan pada lingkungan dan
ekosistem, misalnya limbah CFC atau Chlorofluorocarbon yang dihasilkan dari mesin pendingin
i. Karsinogenik (carcinogenic), Teratogenik (teratogenic), Mutagenik (mutagenic)
Limbah karsinogenik adalah limbah yang dapat menyebabkan timbulnya sel kanker, teratogenik adalah limbah
yang mempengaruhi pembentukan embrio, sedangkan limbah mutagenik adalah limbah yang dapat
menyebabkan perubahan kromosom.

Nah, demikianlah pengertian limbah B3 dan contohnya yang dapat kami sampaikan. Masing-masing contoh
limbah B3 di atas memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda sehingga dalam penanganannya juga
diperlukan teknik khusus yang spesifik.

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


Lampiran 3.
GIAT DLH_SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK

Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak
digunakan lagi, tetapi masih dapat di daur ulang menjadi barang yang bernilai.
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang
mudah terurai secara alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat
terurai.
Sampah organik bisa dikatakan sebagai sampah ramah lingkungan bahkan
sampah bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat bila dikelola
dengan tepat. Tetapi sampah bila tidak dikelola dengan benar akan
menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan
sampah organik yang cepat.
Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit
terurai. Sampah anorganik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah
anorganik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini
menyebabkan rusaknya lapisan tanah.

Jenis – Jenis Sampah Organik


Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 antara lain sampah organik basah dan
kering.
1. Sampah Organik Basah
Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air. Sampah organik basah contohnya
adalah sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk, kulit bawang dan sejenisnya.
Inilah yang saya katakan bahwa sampah organik dapat menimbulkan bau tidak sedap sebab kandungan air
tinggi yang menyebabkan sampah jenis ini cepat membusuk.
2. Sampah Organik Kering
Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air. Contoh sampah organik misalnya
kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering. Kebanyakan sampah organik sulit diolah kembali jadi lebih
sering dibakar untuk memusnahkannya.
Contoh Sampah Organik
Contoh dari dari sampah organik adalah nasi, kulit buah, buah dan sayuran busuk, ampas teh / kopi, bangkai
hewan, dan kotoran hewan / manusia
Contoh Sampah Anorganik
Contoh dari sampah anorganik adalah plastik, botol / kaleng minuman, kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel,
barang elektronik, bohlam lampu dan plastik. Memang sampah anorganik sulit terurai tetapi dapat anda
manfaatkan kembali, jangan sampai dibiarkan begitu saja.

Manfaat sampah organik dan anorganik


Masing – masih sampah bila berniat untuk mengelola pasti bisa diolah kembali menjadi suatu yang bermanfaat,
lihat saja contoh pemanfaatan sampah organik dan anorganik berikut ini:
Manfaat sampah organik
Sampah organik memiliki banyak manfaat ini bisa menjadi sumber pemasukkan bila diolah yang bermanfaat.
Bahkan dapat menimimalisir banyak sampah di tempat pembuangan akhir. Berikut manfaat sampah organik
yang dapat anda coba:
1. Sampah Organik Untuk Kompos / Pupuk Organik
Sampah organik seperti buah – buah busuk dan sayuran dapat dibuat menjadi suatu berguna antara lain
kompos. Pengolahan sampah organik untuk kompos tidaklah terlalu sulit.
2. Untuk Tambahan Pakan Ternak
Mungkin yang anda tahu sampah organik hanya dibuat untuk tambahan pakan kambing, sapi dan kerbau.
Tapi sekarang ini sampah organik dapat diolah menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan
3. Sampah organik dapat diubah menjadi biogas dan listrik
Gak percaya? Bahwa sampah organik dapat digunakan sebagai sumber listrik. Sampah organik yang berasal dari
kotoran hewan maupun manusia, limbah tempe dan tahu digunakan sebagai bahan utama.
Sampah adalah suatu bahan yang telah dibuang / tidak terpakai lagi oleh pemiliknya.

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG


Manfaat Sampah Anorganik
manfaat sampah anorganik yang bisa kita manfaatkan adalah dengan membuat kerajinan dari sampah / limbah
tersebut. Misalnya sampah plastik dapat dibuat tas, taplak meja makan, pernak pernik.
Pengelolaan sampah agar memiliki nilai ekonomis
Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Pengelolaan sampah
dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja. Sebab menangani sampah dengan prinsip 3R
hanya membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit dari sampah.
1. Reuse (penggunaan kembali)
Reuse adalah mengunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama ataupun fungsi
yang beda.
2. Reduce (Pengurangan)
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah
3. Recycle (daur ulang)
Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan pengolahan.

Contoh kegiatan reuse (penggunaan kembali) sehari-hari:


1. Menggunakan kembali wadah yang sudah kosong untuk fungsi yang lain.
2. Memakai kertas yang masih kosong untuk keperluan menulis

Contoh kegiatan reduce (penggurangan) sehari-hari:


1. Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang
2. Hindari pengunaan dan pemakaian produk yang menimbulkan banyaknya sampah
3. Menggunakan produk yang bisa diisi ulang kembali
4. Menghindari penggunaan barang yang tidak peru

Contoh kegiatan recyle (daur ulang) sehari-hari:


1. Olah sampah plastik menjadi kerajinan tangan
2. Olah sampah organik untuk kompos

Dalam mengelola sampah bisa dengan di daur ulang supaya memiliki nilai yang bermanfaat lagi. Daur ulang
adalah suatu cara untuk mengelola sampah dengan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan dan pembuatan
produk sampai bernilai guna lagi.
Manfaat dari daur ulang antara lain:
1. Penghematan SDA ( Sumber Daya Alam)
2. Penghematan Energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan menjadi lebih asri
5. Pengurangan biaya belanja

Mengolah sampah agar memiliki nilai guna memang tidak semua orang mau melakukannya. Peluang inilah
yang dapat anda coba di sekitar rumahmu untuk pengelolaan sampah organik dan anorganik.

Modul P-5_VII_MTSN 7 MALANG

Anda mungkin juga menyukai