Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG II

PROSES PEMBUATAN DAN PEMASARAN MINUMAN SUSU


PROTEIN IKAN ( I MILK ) DI TEFA SUPM NEGERI KOTAAGUNG
LAMPUNG

DISUSUN OLEH:
PUTRI MARDIANA HARFINDA
NIS : 800.04.19.022

PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN


SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH (SUPM)
NEGERI KOTA AGUNG
LAMPUNG
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan PKL II : Proses Pembuatan dan Pemasaran Minuman


Susu Protein Ikan (I Milk) di TEFA SUPM
Negeri Kotaagung, Lampung
Nama : Putri Mardiana Harfinda
NIS : 800.04.19.022
Program Keahlian : Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan

Menyetujui,

Pembimbing Penguji 1 Penguji 2

Adham Prayudi, S.St.Pi Ismanto, S.PKP Dona Agung Sakti


NIP. 19830720 201503 1 001 NIP. --------------

Mengetahui

Kepala Wakil Kepala Sekolah


SUPM Negeri Kotaagung Bagian Pengajaran

Khaerudin HS,S.Pi.M.Si Septiana Widi Lestari,S.Si,M.Ling


NIP. 19700329 200212 1 001 NIP. 19790912 200502 2001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun laporan PKL II yang berjudul
“Proses Pembuatan dan Pemasaran Minuman Susu Protein Ikan (I Milk) di SUPM
Negeri Kotaagung, Lampung”.
Atas keberhasilan penulis menyusun laporan PKL II ini, penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Khaerudin HS,S.Pi.M.Si selaku Kepala SUPM N Kotaagung dan seluruh
pegawai yang ikut mendukung pelaksanaan PKL ini.
2. Septiana Widi Lestari,S.Si.M.Ling selaku Wakil Kepala Sekolah Program
Pengajaran;
3. Mumpuni Uji Kawedar Anjung,S.St.Pi.M.Si selaku Ketua Program Keahlian
Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan;
4. Adham Prayudi,S.St.Pi selaku guru pembimbing;
5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan doanya;
6. Kepada rekan-rekan SUPM Negeri Kotaagung Angkatan XVII, sahabat yang
telah membantu dalam penyusunan laporan PKL II ini.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan PKL II ini bermanfaat bagi
pembangunan perikanan dimasa mendatang. Disadari bahwa Laporan ini masih
perlu penyempurnaan, oleh karena itu penulis sangat menghargai setiap saran dan
masukan untuk perbaikan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. ii
KATA PENGANTAR............................................................................. iii
DAFTAR ISI...........................................................................................iv
DAFTAR TABEL GAMBAR................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................2


2.1 Morfologi dan Bahan Baku.............................................................3
2.2 Deskripsi Produk.............................................................................3
2.3 Alur Proses Pembuatan Minuman Protein Ikan..............................4
2.4 Analisa Usaha.................................................................................4
2.4.1 Biaya.....................................................................................4
2.4.1.1 Biaya Tetap........................................................................4
2.4.1.2 Biaya Variable...................................................................5
2.4.1.3 Biaya Investasi...................................................................5
2.4.1.4 Penerimaan.........................................................................5
2.4.1.5 Perhitungan Laba/Rugi......................................................5
2.4.1.6 Break Event Point (BEP)...................................................5
2.4.1.7 Parback Period...................................................................5

BAB III METODE PELAKSANAAN.................................................6


3.1 Waktu Dan Lokasi..........................................................................6
3.2 Alur Prose Pembuatan Susu Protein Ikan.......................................7
3.2.1 Bahan Baku Dan Alat Yang Digunakan...............................7

iv
3.2.1.1 Bahan Baku........................................................................7
3.2.1.2 Alat.....................................................................................7
3.3 Tehnik Pengumpulan Data.......................................................8
3.4 Teknik Pengolahan Data..........................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................10


4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL.......................................................10
4.1.1 Letak Geografis.....................................................................10
4.1.2 Kondisi Sosial Budaya..........................................................10
4.1.3 Sejarah Berdirinya................................................................11
4.1.3.1 Tujuan Program APHP......................................................11
4.1.4 Struktur Organisasi...............................................................12
4.1.5 Fasilitas.................................................................................13
4.2 Proses Pengolahan Susu Protein Ikan Di TEFA SUPM
Kotaagung......................................................................................14
4.3 Analisa Usaha.................................................................................15
4.3.1 Biaya.....................................................................................16
4.3.1.1 Biaya Investasi...................................................................17
4.3.1.2 Biaya Tidak Tetap..............................................................18
4.4 Penerimaan......................................................................................19
4.4.1 Break Event Point (BEP)......................................................20
4.4.2 Payback Period (PP).............................................................20
4.4.3 Pemasaran.............................................................................21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................22


5.1 Kesimpulan.....................................................................................22
5.2 Saran...............................................................................................22

DAFTAR PUSAKA................................................................................23

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia hanya mengenal produk susu yang berasal
dari hewan tentang yakni sapi dan kambing, ada juga susu yang berasal
dari nabati yakni susu kedelai. Sebagai negara maritim yang memiliki
perairan luas dan sangat kaya akan sumber daya ikan, pemanfaatan protein
ikan harus dapat menciptakan sebuah produk untuk meningkatkan nilai
produk dan kesehatan terhadap masyarakat. Masyarakat harus memahami
bahwa protein ikan lebih aman dan murah apabila dibandingkan dengan
protein yang berasal dari hewan ternak seperti sapi.
Susu ikan merupakan salah satu produk yang mengandung protein
ikan yang harapannya dapat memberikan nilai produk dan kesehatan
terhadap masyarakat. Susu memiliki banyak fungsi dan manfaat, untuk
umum produktif susu membantu pertumbuhan anak, sementara untuk
orang dewasa susu membantu menopang tulang agar tidak keropos. Susu
juga memiliki banyak manfaat yang dibutuhkan oleh anak pada masa
emasnya, selain baik untuk pertumbuhan tulang, ternyata susu juga sangat
baik untuk perkembangan kecerdasan otak anak.
Secara alami, susu mengandung nutrisi yang sangat penting seperti
bermacam-macam vitamin, protein, kalsium, magnesium fosfor dan zink.
Pendapat lain juga menambah bahwa susu juga mengandung mineral dan
lemak. Oleh karena itu setiap orang dianjurkan untuk meminum susu, saat
ini banyak sekali susu yang di kemas dalam bentuk yang unik dengan
tujuan agar orang tertarik untuk membeli dan minum susu.
Susu ikan adalah produk susu yang mengandung tepung protein
ikan. Tepung protein ikan memiliki kelebihan yaitu mengandung asam
amino lengkap dan mudah dicerna, sehingga dapat menjadi alternatif

1
untuk memenuhi kecukupan protein dan bisa menjadi solusi untuk yang
tidak suka makan ikan tetapi ingin mendapat asupan protein ikan.
Menurut Ramakrisnan et. al (2013) komposisi Asam Amino yang
terdapat pada tepung protein ikan lebih lengkap jika dibandingkan dengan
sumber hewani lainnya. Untuk memperkenalkan keberadaan tepung
protein ikan ini kepada masyarakat, TEFA SUPM Negeri Kotaagung
memproduksi minuman susu protein ikan. Sebagaimana kita ketahui
minuman susu protein ikan ini belum banyak diketahui ataupun
diproduksi, padahal kandungan nutrisi dan vitamin dari minuman ini
sangat banyak sehingga sangat baik dikonsumsi baik untuk anak-anak
maupun dewasa.
I milk adalah inovasi baru yang sehat terbuat dari hidrolisat protein
ikan yang kaya akan Asam Amino. I milk adalah minuman susu yang
mengandung protein ikan yang dapat mensupport perkembangan dan
mencerdaskan otak kita. Minuman susu protein ikan diproduksi dengan
berbagai varian rasa yakni : Taro, Vanila, Coklat, Green Tea dan Tiramisu.
Rasanya yang segar tidak amis apalagi jika disajikan dalam keadaan
dingin
I milk dapat dijadikan “Trend Baru” makan ikan dengan cara yang berbeda
yakni dengan cara atau sebagai susu yang menyegarkan dan menyehatkan.

1.2 TUJUAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka pembuatan Laporan Praktek
Kerja Lapangan II (PKL) ini memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pembuatan minuman susu protein ikan.
2. Mengetahui proses pengemasan minuman susu protein ikan.
3. Mengetahui proses pemasaran minuman susu protein ikan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Bahan Baku


Berdasarkan morfologinya, hidrolisat protein ikan sebagai sumber protein
merupakan pemanfaatan hasil perikanan yang bernilai tambah tinggi. Protein ikan
dapat di ekstrak sehingga memperoleh ketersediaan protein kering. Salah satu
sediaan protein kering adalah hidrolisat protein ikan.
Hidrolisat protein ikan dapat digunakan dalam memperbaiki karakteristik
produk seperti meningkatkan nilai gizi dan masa. Kandungan protein yang cukup
tinggi pada ikan dapat dijadikan sebagai sumber protein guna mengatasi masalah
yaitu kurangnya ketersediaan protein. Protein memiliki peranan penting dalam
regenerasi jaringan pada saat masa pertumbuhan mulai dari anak-anak,
remaja,masa kehamilan dan menyusui,masa sakit sampai masa penyembuhan .
Serta pada orang dewasa dan lanjut usia, selama ini asupan protein
masyarakat Indonesia lebih banyak bersumber dari produksi nabati dibandingkan
dengan protein hewani. Hal ini menyebabkan banyaknya masalah kekurangan gizi
protein , padahal ikan merupakan sumber protein hewan yang sangat banyak dan
mudah diperoleh. Kebiasaan lain yang menyebabkan kurang konsumsi adalah
masyarakat masih menganggap bahwa makan ikan menyebabkan gatal-gatal dan
cacingan . Oleh sebab itu, telah dilakukan inovasi protein ikan dalam bentuk
tepung yang mudah diaplikasikan ke produk pangan.Salah satunya adalah
Hidrolisat Protein Ikan (HPI).
Hidrolisat protein ikan adalah bentuk sediaan bubuk hidrolisat protein ikan
sebagai bahan substitusi. Hidrolisat protein ikan menjadi sumber protein yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan. Berbagai macam produk seperti susu kue
dan mie instan bisa dibuat melalui tepung HPI.

3
2.2 Deskripsi Produk
Minuman susu protein ikan adalah salah satu minuman yang berbahan
dasar campuran susu evaporasi , creamer , dan hidrolisat atau tepung protein ikan.
Seperti kita ketahui secara secara umum komposisi protein hewani pada ikan
sebenarnya tidak terlalu berbeda kandungannya dengan protein hewani lainnya ,
namun ikan dikatakan lebih menyehatkan karena lemak yang terkandung
didalamnya bukan merupakan lemak jauh. Minuman susu protein ikan merupakan
inovasi atau trobosan baru untuk tetap mempperoleh kebaikkan protein ikan tanpa
rasa amis . Minuman susu protein ikan ini diproduksi dengan beberapa varian rasa
yakni, taro,vanilla, coklat,greentea, dan tiramisu. Minuman susu protein ikan ini
dikemas menggunakan botol kemasan dengan harga terjangkau yaitu Rp 10.000,-/
200 ml.

2.3 Alur Proses Pembuatan Minuman Berbahan Dasar Protein Ikan


Dibawah ini merupakan salah satu contoh produk minuman yang sama
seperti alur proses pembuatan susu yaitu es krim protein ikan yang di
kembangkan (Mahrus Ali, 2016).
1. Rebus air sebanyak 2,30 liter sampai mendidih
2. Campurkan gula , creamer , perisa ,susu evaporasi . Aduk hingga
tercampur dengan rata
3. Setelah itu angkat dan dinginkan
4. Masukkan tepung hidrolisat panaskan sebentar , lalu angkat dan masukkan
kedalam wadah berisi air es
5. Setelah dingin masukkan ke dalam wadah dan segera masukkan ke dalam
lemari es.

2.4 Analisa Usaha

4
Analisa Usaha adalah suatu kegiatan perencanaan, meriset, dan
memprediksi kegiatan usaha atau bisnis yang dilakukan untuk mengetahui proses
perkembangan bisnis yang dijalankan juga untuk menghindari kemungkinan
resiko yang terjadi dalam suatu bisnis atau usaha yang dijalankan.
2.4.1 Biaya
Biaya adalah bentuk pengeluaran yang dilakukan oleh suatu pihak, baik itu
individu maupun perusahaan untuk mendapatkan manfaat lebih dari tindakan
tersebut.
2.4.1.1 Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang jumlah totalnya akan tetap konstan atau tidak berubah dan tidak
dipengaruhi oleh perubahan volume suatu aktivitas.
2.4.1.2 Biaya Variable (Variable Cost)
Biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan perubahan
volume kegiatan.
2.4.1.3 Biaya Invetasi
Biaya yang umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan dalam jumlah yang
cukup besar.

2.4.2 Penerimaan
Pendapatan kotor atau total pendapatan yang di peroleh sebuah perusahaan
dari penjualan suatu produk.

2.4.3 Perhitungan Laba/Rugi


Merupakan laporan finansial yang dibuat untuk melihat pendapatan
sekaligus beban yang ditanggung perusahaan.

2.4.4 Break Even Point (BEP)


Merupakan titik impas dari kondisi perusahaan ketika pendapatan sama
dengan modal yang dikeluarkan.

2.4.5 Payback Period (PP)

5
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya “Dasar-dasar pembelanjan
perusahaan terbitan Tahun 2004” menyebutkan bahwa payback period adalah
suatu periode yang dipelukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi
dengn menggunakan proceeds atau aliran ka netto (net cash flows).

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Lokasi


Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) II dilaksanakan mulai
dari Tanggal 8 Februari 2021 sampai dengan 8 Maret 2021 di TEFA SUPM
Kotaagung.

3.2 Metode Praktek


3.2.1 Alur Proses
Proses pengolahan susu ikan pada Praktek Kerja Lapang (PKL) II
menggunakan tahapan proses sebagai berikut.

Perebusan air hingga suhu


1000 C

Proses Pencampuran
Gula,Creamer, Perisa, Susu Evaporasi

Angkat dan pendinginan


Hingga suhu 70-800 C

Pencampuran Tepung Hidrolisat

Panaskan ± 10 Detik

Angkat dan dimasukan dalam


Air Es
6
Pengemasan
Gambar 1. Diagram alur proses pembuatan Susu Protein Ikan
3.2.2 Bahan baku dan alat yang digunakan dalam pembuatan Susu Protein
Ikan antara lain :
Dalam pembuatan susu protein ikan atau i milk tentu memiliki bahan baku
yang diolah menjadi sebuah produk. Bahan baku adalah bahan yang akan
digunakan dalam membuat produk bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada
produk jadinya.
3.2.2.1 Bahan baku :
1. Air mineral 1,15 Perisa 100 gr
2. Creamer 115 gr
3. Susu evaporasi 110 ml
4. Gula 70 gr
5. Hidrolisat/ tepung protein ikan 15 gr

3.2.2.2 Alat :
1. Botol kemasan
2. Kompor
3. Timbangan
4. Alat pengukur suhu
5. Mixer
6. Mangkok
7. Baskom besar
8. Gelas ukur
9. Corong
10. Panci
11. Sendok

3.1 Teknik Pengumpulan Data

7
Teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan pada PKL II ini adalah
menggunakan teknik pengumpulan data primer dana sekunder. Data primer adalah
data yang pertama kali dikumpulkan melalui upaya pengambilan data dilapangan
langsung, data ini dikumpulkan dengan cara mencatat hasil partisipasi aktif dan
wawancara. Data yang dihasilkan dari bentuk partisipasi aktif di TEFA berupa
data proses pengolahan susu ikan, kebutuhan sarana dan prasarana, jumlah
produksi, harga produk, dan data penjualan. Sedangkan data yang dihasilkan dari
proses wawancara adalah data latar belakang pengembangan produk susu ikan,
struktur kelompok kerja, dan manajemen usaha pada produk susu ikan.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara. Data sekunder dapat diperoleh melalui studi literatur
terkait proses pengolahan susu ikan tim kewirausahaan, dan beberapa literatur.

3.4. Teknik Pengolahan Data


Penyajian data disajikan menggunakan cara deskriptif atau menceritakan
data yang diperoleh seperti gambaran umum selama praktek. Data yang sudah
dikumpulkan selanjutnya akan di analisa lebih lanjut dengan teknik pengolahan
data dengan cara kualitatif yaitu menangkap perkataan/penjelasan dari subyek
penelitian menggunakan bahasa sendiri. Pengalaman praktikan diterangkan secara
mendalam dan kemudian dijabarkan dalam sebuah laporan oleh penulis.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi PKL


4.1.1 Letak Geografis
Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL II) ini dilaksanakan di TEFA SUPM
Kotaagung yang berada di dalam lokasi SUPM N Kota Agung yang beralamat di
Jalan Pantai Harapan Kota Agung Barat Tanggamus. Secara geografis Kabupaten
Tanggamus terletak pada posisi 104°181-105°121 bujur timur dan 5°051-5°561
lintang Selatan.
Batasan wilayah administratif Kecamatan Kotaagung Barat adalah:
1. Sebelah utara berbatasan dengan pedukuhan rawarejo, desa waygelang.
2. Sebelah timur berbatasan dengan desa talagening.
3. Selatan berbatasan dengan Teluk semaka.
4. Barat berbatasan dengan desa teba bunuk.
Kabupaten Tanggamus mempunyai luas wilayah 2,855,46 km² untuk luas daratan
ditambah dengan daerah laut seluas 1,799,50 km² dengan topografi wilayah
bervariasi antara daratan rendah dan dataran tinggi yang sebagian merupakan
daerah berbukit sampai daerah gunung. Potensi sumber daya alam yang dimiliki
Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.
Selain itu masih terdapat sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan
antara lain : Pertambangan emas, bahan galian seperti : granit, batu pualam atau
marmer.

4.1.2 Kondisi sosial budaya

9
Menurut penelitian (Jurnal,FKIP Unila, CK.id) yang diunduh pada tanggal
26 Februari 2021 pukul jam 18.04 menunjukkan bahwa masyarakat di Tanggamus
masih melestarikan adat istiadat serta kebudayaan mereka. Walaupun terjadi
sedikit perubahan. Selain itu kegiatan sosial seperti gotong royong antar warga
dan ronda malam masih rutin dilakukan. Mereka pun telah berbaur dengan
menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat lainnya.

4.1.3 Sejarah Berdirinya


SUPM N Kotaagung merupakan salah satu dari 9 Sekolah Negeri di
lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia terletak di
Pantai Harapan Way Gelang, Kota Agung Barat yang merupakan kompleks
sekolah berasrama. Pada awal berdirinya, tahun 2003 SUPM Kota agung berdiri
sesuai Keputusan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI nomor: KEP:09/MEN/2003
tanggal 14 April 2003 yang terletak di Kabupaten Tanggamus merupakan sekolah vokasi
yang menerapkan sistem Boarding School di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan
dengan pembagian pembelajaran 70% Praktek dan 30% Teori yang berbasis semi militer
dengan mengutamakan 3 pilar pendidikan yaitu sikap (Attitude) , keterampilan (skill) dan
pengetahuan.
Program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan (APHP) sendiri
didirikan pada Tahun 2012 dan Teaching Factory (TEFA) didirikan pada Tahun 2015 di
saat Bapak Junaedi, A.Pi yang menjabat sebagai kepala sekolah.

4.1.4 Struktur Organisasi


Dibawah ini merupakan struktur TEFA Agribisnis Pengolahan Hasil
Perikanan SUPM Negeri Kotaagung :

QC (QUALITY CONTROL)
Adham Prayudi,S.St.Pi

Pekerja
Devi Sari Aprilia Zein

Pemasaran dan kerja sama


Martini (Pj)
Agus Heri
Prilia
10
Gambar 2. Struktur TEFA Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan

4.1.5 Fasilitas
Fasilitas merupakan sesuatu yang penting untuk menunjang semua
kegiatan yang dilakukan di TEFA SUPM Negeri Kotaagung. Dibawah ini
merupakan fasilitas yang ada di TEFA SUPM Negeri Kotaagung antara lain :
1. Kamar mandi
2. Ruang kelas
3. Dapur
4. Gudang
5. Kantor
6. Tempat cuci tangan
7. Freezer
8. Show case
9. Meja produksi
10. Lemari penyimpanan
11. Meja belajar
12. Rak sepatu kerja
13. Jas kerja
14. Sarung tangan
15. Peralatan kerja
16. Alat kebersihan

4.2 Proses Pengolahan Susu Protein Ikan di TEFA SUPM Kotaagung


Di bawah ini merupakan proses Susu Protein Ikan (I Milk) di TEFA
SUPM Kotaagung :
1) Perebusan

11
Perebusan air hingga suhu 100℃ dimaksudkan untuk membunuh bakteri,
menetralkan Ph air, dan mematikan kuman. Kuman jahat yang merugikan
kesehatan kita akan mati pada kisaran suhu tersebut.
2) Proses pencampuran bahan
Pencampuran gula berfungsi sebagai perisa alami yang memberikan rasa
manis pada minuman, pencampuran perisa makanan berfungsi untuk
meningkatkan kualitas rasa dan aroma pada minuman. Sedangkan
pencampuran creamer dan susu evaporasi selain menambah rasa lezat pada
minuman, di dalam susu evaporasi terdapat kandungan laktosa, mineral,
lemak, kalsium,dan vitamin yang sangat dibutuhkan bagi tubuh kita .
3) Pendinginan
Setelah proses pencampuran, semua bahan diturunkan suhunya dengan
cara didiamkan pada suhu ruang, apabila sudah mencapai 70-80℃
dilanjutkan dengan proses pencampuran bahan yang lain.
4) Pencampuran Tepung Hidrolisat
Setelah mencapai suhu 70-80℃ kemudian masuk dalam tahap
pencampuran tepung hidrolisat, karena pada suhu 70-80℃ proses
pencampuran lebih sempurna dikarenakan tepung langsung larut dan tidak
menggumpal. Kemudian bahan tersebut dipanaskan kembali ± 10 detik
untuk mematangkan tepung hidrolisat.
5) Pengangkatan dan pendinginan dengan air es
Pendinginan dengan menggunakan air es bertujuan untuk menurunkan
suhu produk setelah melewati proses pemanasan. Proses tersebut dapat
mengawetkan produk minuman.
6) Pengemasan
Setelah proses pendinginan masuk dalam tahap pengemasan untuk
menjaga kesterilan peralatan maka gelas takar, corong direbus pada air
mendidih suhu 100-110℃ selama 10-15 menit setelah itu masukkan
minuman minuman susu protein ikan tersebut pada botol yang susah
disterilkan. Tutup botol dan segera masukkan ke dalam lemari es.

12
4.3 Analisa Usaha
4.3.1 Biaya
Biaya usaha adalah seluruh pengeluaran biaya yang diperhitungan untuk
kepentingan usaha.

4.3.1.1 Biaya Investasi


Dibawah ini merupakan total biaya investasi dan total biaya penyusutan
pada pengolahan susu protein ikan (I milk).

Tabel 1. Biaya investasi dan penyusutan


No Uraian Satuan Jumlah Harga/Unit Nilai JUE Penyusutan
(Rp) Investasi (Tahun) (Rp/Bulan)
1 Kompor Buah 1 350.000 350.000 3 9.722
2 Baskom Buah 2 11.000 22.000 2 917
3 Sendok Buah 2 2.000 4.000 1 111
4 Mangkok Buah 2 12.000 24.000 2 1.000
5 Thermometer Buah 1 50.000 50.000 1 4.167
6 Timbangan Buah 1 35.000 35.000 1 1.917
7 Mixer Buah 1 250.000 250.000 3 6.945
8 Gelas ukur Buah 1 22.000 22.000 1 1.834
9 Panci Buah 1 50.000 50.000 1 4.166
10 Corong Buah 2 2.000 4.000 1 333
11 Lemari es Buah 1 1.600.000 1.600.000 5 26.667
JUMLAH 2.411.000 57.779

Jadi biaya investasi yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi susu protein
ikan adalah sebesar Rp. 2.411.000,- dengan biaya penyusutan perbulannya yaitu
sebesar Rp.57.779,-

4.3.1.2 Biaya tidak tetap


Dibawah ini merupakan biaya tidak tetap pada pengolahan susu protein
ikan.
Tabel 2. Biaya tidak tetap produksi satu bulan
No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah Jumlah/bulan
(Rp) (Rp) (Rp)
1 Air mineral liter 1,15 5.000 / 25 liter 5.500 110.000
2 Perisa gr 100 25.000 / 1 kg 2.500 50.000

13
3 Creamer gr 115 50.000 / 1 kg 5.750 115.000
4 Susu Evaporasi ml 110 12.000 /380 gr 3.474 69.480
5 Gula gr 70 14.000 / 1 kg 980 19.600
6 Hidrolisat gr 15 300.000 / 1kg 4.500 90.000
22.704 454.080
Keterangan : *asumsi satu hari dapat memproduksi 1 resep dan menghasilkan 7
botol susu ikan
*1 bulan dapat melakukan 20 kali dalam 20 hari produksi

Biaya tidak tetap produksi 1 bulan adalah Rp 454.080,- yang dihasilkan


dari 20 kali produksi dalam 20 hari.

4.3.2 Penerimaan
Penerimaan merupakan jumlah nilai uang yang diperhitungkan dari
seluruh produk yang laku terjual. Total penerimaan pada pengolahan susu protein
ikan selam 1 bulan atau 20 kali produksi adalah.
TR = Jumlah produksi perbulan x harga jual
= (7 botol x 20 hari) x Rp 10.000,-
= Rp. 1.400.000,-
Jadi total penerimaan pengolahan susu ikan perbulan yaitu sebesar Rp
1.400.000,-

4.3.3 Analisa Laba / Rugi


Laba / rugi dapat dihitung dari selisih hasil penjualan terhadap total
seluruh biaya yang dikeluarkan.
Laba / Rugi = Total penerimaan – Total biaya
= Rp. 1.400.000,- (-) (Rp. 57.779 + Rp. 454.080)
= Rp. 1.400.000,- (-) Rp. 511.859,-
= Rp. 888.141,-
Jadi total keuntungan bersih pengolahan susu ikan perbulan yaitu sebesar
Rp. 888.141,-

4.3.4 Break Even Point ( BEP )

14
Break Even Point merupakan posisi jumlah pendapatan dan biaya sama
atau seimbang atau keuntungan dan kerugian sama dengan nol. Di bawah ini
merupakan BEP dalam produksi susu protein ikan.
Biaya Tetap
BEP (Unit ) =
harga jual−biayavariabel
454.080
¿
Rp 10.000−Rp 57.779

Rp 454.080
¿
Rp.47 .779
= 9,5

Jadi produksi susu ikan tidak mengalami keuntungan dan kerugian pada
saat susu protein ikan terjual sebanyak 10 botol.

4.4.2 Payback Period ( PP)


Payback period (PP) merupakan cara untuk mengetahui jumlah waktu
pengembalian investasi. Di bawah ini meupakan payback period dalam
pengolahan susu protein ikan.
total investasi
PP =
keuntungan
2.411.000
=
888.141
= 2,71
Maka periode pengembalian modal pada produksi susu ikan adalah setelah
menginvestasikan selama 2 bulan 8 minggu

4.5 Pemasaran
Produk susu ikan adalah produk baru yang sedang dikembangkan oleh
TEFA SUPM Negeri Kotaagung. Produk ini sebenarnya masih banyak sekali
yang harus diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut seperti metode pengolahan
khususnya yang berkaitan dengan waktu dan suhu, misalnya suhu perebusan dan

15
suhu pasteurisasi. Desain kemasan dan label yang diharapkan mampu untuk
bersaing dan menarik minta konsumen.
Oleh karena itu, produk susu ikan selama ini hanya dijual di sekitar
komplek SUPM saja. Harapannya produk ini paling tidak telah mendapat
testimoni dahulu oleh bapak/ibu yang ada di SUPM sambil terus melakukan
pengembangannnya. Selain itu, pemasaran produk susu ikan dilakukan melalui
media online dan diproduksi pada saat adanya permintaan / pesanan saja.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan PKL II ini adalah :
1. Proses pengolahan minuman susu protein ikan terdiri dari tahapan perebusan,
proses pencampuran bahan, pendinginan, pencampuran tepung hidrolisat,
pengangkatan dan pendinginan dengan air es, dan terakhir pengemasan.
2. Analisa usaha pengolahan susu ikan adalah sebagai berikut :
total penerimaan Rp. 1.400.000,-
laba/rugi Rp. 888,141,-
BEP 9,5
PP 2,71.
3. Proses pemasaran minuman susu protein ikan adalah dengan cara dilakukan
melalui media sosial online dan di produksi pada saat adanya permintaan /
pesanan saja.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada usaha pengolahan susu ikan ini adalah :
1. Perlu adanya pemasaran dan promosi yang lebih kreatif agar dapat
menjangkau seluruh kalangan;
2. Menambah varian rasa yang lebih beragam agar lebih menarik perhatian
konsumen.

17
DAFTAR PUSTAKA

Http://i.d.m.wikipedia.org
Diunduh 250221 Pukul : 00.10 WIB
D.journal.Undip.Ac.id.VIEFFI
Diunduh 220221 Pukul : 20.00 WIB
Http://www.bertani.co.od
Diunduh 260221 Pukul : 18.08 WIB
Http://news.kkp.go.id
Diunduh 220221 Pukul : 18.16 WIB
Wijayanti I, Romadhon,Rianingsih I. 2016,Karakteristik Hidrolisat Protein ikan
bandeng (Chanos Chanos Forsk) dengan konsentrasi Enzim Bromelin
yang berbeda .J.Saintek Perikanan.Vol.11.No 2 th 2016
http://repostory-ipb.oc.id/handle/123456789/80357
Salamah E. Nurhayati T, Widadi IR.2012.Pembukaan dan karakteristik Hidrolisat
protein ikan lele jumbo (clarias gariepinus) menggunakan Enzim
Papain.J.Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.Vol.15.No.1.

18

Anda mungkin juga menyukai