Anda di halaman 1dari 20

JAUNDICE

(IKTERUS)
Clerkship DM 1 Stase Ilmu Penyakit Dalam

DM Bendix Samarta Witarto - 011911133010


DM Dita Try Frastina - 011911133174

Dosen Pembimbing:
Dana Pramudya, dr., Sp.PD, FINASIM
2

Daftar Isi 1 Pendahuluan

2 Patofisiologi

3 Diagnosis

4 Komplikasi

5 Tatalaksana
Jaundice (Ikterus) 3

Pendahuluan

1
4

Definisi
Kata ikterus berasal bahasa Perancis yaitu “jaune” yang
berarti kuning. Jaundice (ikterus) didefinisikan sebagai
perubahan warna kulit, sklera mata, atau jaringan lainnya
(membran mukosa) yang menjadi kuning karena
pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya
dalam sirkulasi darah.
5

❖ Sekresi empedu, normalnya : 600 – 1000 ml / hari


❖ Terdapat 2 fungsi penting :
1. Pencernaan dan absorpsi dari lemak.
2. Ekskresi produk buangan (waste products) dari darah, termasuk dalam hal ini
adalah : bilirubin→ hasil dari pemecahan hemoglobin cincin hem akibat dari
metabolisme sel darah merah
❖ Ikterus yang ringan dapat dilihat paling awal pada sklera mata, dan bila ditemukan,
maka nilai konsentrasi dari bilirubin berkisar antara 2 – 2,5 mg/dL
❖ Jika ikterus sudah jelas dapat dilihat dengan nyata maka bilirubin kemungkinan
sudah mencapai 7 mg/dL
Klasifikasi Jaundice (Ikterus) 6

1. Pre - Hepatic Jaundice → bersifat sekunder, akibat peningkatan produksi pigmen yang berasal dari
hemolisis berlebihan pada sel darah merah
- Sickle cell anaemia
- G6PD deficiency,
- Thalassemia
- Toxins (bisa ular)
- Bahan kimia (nitrit dan pewarna aniline)
- Defisiensi asam folat dan vitamin B12
2. Hepatic Jaundice → kelainan hepatoseluler kongenital atau acquired yang menyebabkan penurunan
uptake bilirubin dari plasma, gangguan konjugasi, atau penurunan ekskresi
- Hepatoseluler kongenital (Gilbert’s syndrome, Crigler-Najjar syndrome, Rotor’s syndrome, Dubin-
Johnson’s syndrome, haemochromatosis, Wilson’s disease and a-1-antitrypsin deficiency)
- Hepatitis (viral, alcohol, autoimmune, drugs, toxins)
- Vascular (ischaemic, Budd–Chiari syndrome)
- Cirrhosis
3. Post Hepatic Jaundice/ kolestatik → obstruksi saluran empedu ekstrahepatik
- Tumor
- Common bile obstruction
- AIDS cholangiopathy
- Cystic fibrosis
- Pancreatitis
Jaundice (Ikterus) 7

Patofisiologi

2
8

Patofisiologi
Jaundice (Ikterus) 9

Diagnosis

3
10

Anamnesis
● Onset dan durasi dari ikterus
● Keluhan dan gejala yang menyertai ikterus:
○ Terkait kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta (ex: ginekomastia, pembesaran
perut)
○ Flu-like symptoms (demam, malaise, sakit kepala, mual, dan anoreksia) → infeksi
hepatitis virus
○ Nyeri perut kanan atas → batu empedu, kanker caput pankreas
○ Pruritus → obstruksi saluran empedu
○ Warna urin (gelap seperti teh) → hiperbilirubinemia dan bilirubinuria
○ Warna feses (pucat atau clay-colored stools) → obstruksi saluran empedu
● Riwayat khusus:
○ Konsumsi obat-obatan → drug-induced immune hemolytic anemia dan drug-induced
hepatitis
○ Konsumsi alkohol → alcoholic liver disease
○ Melakukan perjalanan (travel history) → hepatitis A
○ Interaksi dengan seseorang yang mengalami ikterus → hepatitis A dan B
○ Transfusi dan penggunaan jarum suntik secara bersama → hepatitis B
11

Pemeriksaan Fisik
● Tanda-tanda vital
● Warna kuning pada bagian tubuh tertentu:
○ Sklera
○ Bawah lidah
○ Kulit seluruh tubuh
● Tanda kegagalan fungsi hati dan hipertensi porta:
○ Asites
○ Spider nevi atau spider angioma
○ Eritema palmaris
○ Ginekomastia
○ Caput medusae
○ Vena kolateral
○ Splenomegali
○ Hemoroid interna dan varises esofagus
○ Kerontokan rambut tubuh
● Pemeriksaan hepar (tepi, permukaan, konsistensi,
dan nyeri tekan)
● Pemeriksaan kandung empedu (Murphy’s sign)
Asites Vena kolateral Caput medusae

Ginekomastia Eritema palmaris Spider nevi


13

Pemeriksaan Laboratorium
● Pemeriksaan darah:
○ Darah lengkap
○ Reticulocyte count
○ Fungsi hati:
■ Bilirubin total dan direk
■ Aminotransferase (ALT dan AST)
■ Alkaline phosphatase (ALP)
■ Albumin
○ Prothrombin time
○ Pemeriksaan serologi spesifik:
■ Hepatitis A (IgM anti-HAV)
■ Hepatitis B (HBsAg, HBeAg, anti-HBs, anti-HBc, anti-HBe, dan HBV DNA)
■ Hepatitis C (anti-HCV dan HCV RNA)

● Pemeriksaan urin:
○ Bilirubin
○ Urobilinogen
14

Pemeriksaan Radiologi
● USG abdomen
● CT scan abdomen
● Magnetic resonance cholangiopancreatography (MRCP)
● Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP)
Jaundice (Ikterus) 15

Komplikasi

4
16

Komplikasi
● Pada kasus yang sangat langka, kadar bilirubin yang sangat tinggi pada
pasien dewasa dapat menyebabkan kondisi kernikterus.
● Kernikterus atau bilirubin encephalopathy merupakan suatu kelainan
neurologis yang disebabkan karena penumpukan bilirubin pada jaringan
otak.
● Kernikterus lebih umum ditemukan pada neonatus dengan untreated
jaundice. Hal ini disebabkan karena perkembangan blood-brain barrier dan
kemampuan hati melakukan konjugasi bilirubin pada neonatus belum
sempurna.
● Gejala yang dapat ditimbulkan antara lain letargi, hipotonia, hiperefleksia,
penurunan penglihatan dan pendengaran, dan cerebral palsy.

(Waser M, Kleihues P, Frick P. Kernicterus in an adult. Ann Neurol. 1986 Jun;19(6):595-8. doi: 10.1002/ana.410190614)
Jaundice (Ikterus) 17

Tatalaksana

5
18

Tatalaksana
● Tidak ada tatalaksana khusus untuk ikterus.
● Tatalaksana ditujukan terhadap penyakit dasar penyebab ikterus:
○ Hepatitis A → bed rest
○ Hepatitis B dan C → antivirus
○ Drug-induced immune hemolytic anemia dan drug-induced hepatitis
→ penghentian obat
○ Batu saluran empedu → ERCP
○ Kanker caput pankreas → reseksi surgikal
● Pruritus → kolestiramin dengan dosis awal 4 gram PO 1–2x/hari. Dosis
dapat ditingkatkan menjadi 8–24 gram/hari (dibagi dalam 2–6 dosis).
Jaundice (Ikterus) 19

References
Janghel, V., Patel, P. and Chandel, S.S. (2019) “Plants used for the treatment of icterus (jaundice) in Central
India: A Review,” Annals of Hepatology, 18(5), pp. 658–672. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.aohep.2019.05.003.

Ravindran, R.(R. (2020) “Jaundice,” Surgery (Oxford), 38(8), pp. 446–452. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.mpsur.2020.06.008.
Jaundice (Ikterus) 20

Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai