Anda di halaman 1dari 33

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

- SISTEMATIKA PENULISAN ILMIAH -

Helmi Afroda, SIP.,M.IP


LATAR BELAKANG MASALAH
Piramida Terbalik
adalah suatu model
dalam penyusunan
latar belakang.
Modelnya adalah
dari teori yang
paling luas
kemudian
menyempit sampai
pada masalah judul
yang kita angkat.
Baik teoritis dan
praktisnya.
Dalam latar belakang masalah alasan mendasar mengapa (WHAT &WHY)
kita mengangkat sebuah isu / tema HARUS TERGAMBARKAN.
Didalamnya juga harus ada gambaran kongkrit by data dari alasan yang kita
gambarkan baik secara teoritis maupun secara praktis.
MULAI DENGAN MENJABARKAN
MASALAH UMUM
• Masalah yang umum terjadi pada penelitian pada skala yang luas, bisa secara
internasional, nasional, provinsi, dll.
• Tujuan dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah untuk menggambarkan suatu
isu atau tema yang akan diangkat dan sampai ditahap mencarikan solusi dari
masalah tersebut.
• Ditahap awal, masalah atau isu yang akan kita tulis, kita jabarkan secara luas
Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kakao(Theobroma cacao) di
Kabupaten Kulon Progo

Pertanian ataupun perkebunan merupakan way of life sebagian besar rakyat


Indonesia. Kebutuhan petani dan keluarganya bergantung pada sektor
pertanian ataupun perkebunan, baik sebagai pengelola langsung maupun
sebagai tenaga kerja. Sebagai negara agraris, Indonesia kaya dengan
berbagai jenis tanaman perkebunan unggulan, diantaranya kakao
(Theobroma cacao) yang merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan
yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di
Indonesia. Kakao juga salah satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup
penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas. Indonesia
merupakan negara produsen dan eksportir kakao terbesar ketiga dunia
setelah Ghana dan Pantai Gading.
Menurut data BPS tahun 2019 luas areal dan produksi tanaman kakao dalam 5
tahun terakhir dapat digambarkan dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Tanaman Kakao Perkebunan Rakyat Indonesia
Tahun 2015 - Tahun 2020
SEDIKIT DEMI SEDIKIT, MULAI
MENGARAH KE MASALAH KHUSUS
• Semakin mendekati akhir latar belakang, semakin
khusus membahas isu / tema penulisan.
• Bahaslah teori-teori atau data yang mendukung
pembahasan mengenai karya tulis kita.
• INGAT! Saat mencantumkan sebuah teori atau
informasi penguat (by data) dan dituliskan dengan
pengutipan yang benar.
Luas areal perkebunan kakao di Indonesia sebelum tahun 2019 selama empat tahun terakhir
cenderung menunjukkan penurunan, turun sekitar 1,15 sampai dengan 3,93 persen per tahun
(Tabel 1). Pada tahun 2015 lahan perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 1,71 juta
hektar, menurun menjadi 1,61 juta hektar pada tahun 2018 atau terjadi penurunan 5,74
persen. Pada tahun 2019 diperkirakan luas areal perkebunan kakao turun sebesar 1,14
persen dari tahun 2018 menjadi 1,59 juta hektar. Penurunan luas areal perkebunan kakao
diantaranya disebabkan oleh banyaknya alih fungsi komoditas yang ditanam oleh petani serta
aktivitas alih fungsi lahan lainnya (BPS, 2019).

Pada Tabel 1 juga diketahui, tahun 2015 produksi biji kakao sebesar 593.300 ton, naik
menjadi 767.280 ton pada tahun 2018 atau terjadi kenaikan 29,32 persen. Tahun 2019
diperkirakan produksi biji kakao akan naik menjadi 774.200 ribu ton atau sebesar 0,90
persen. Produksi biji kakao terbesar tahun 2018 berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah
sebesar 125,47 ribu ton atau sekitar 17,19 persen dari total produksi Indonesia. Selama
periode tahun 2015 sampai dengan 2019 areal perkebunan kakao tersebar di 33 provinsi dan
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan provinsi dengan areal perkebunan kakao yang terluas
di Indonesia yaitu 283,3 ribu hektar pada tahun 2018 atau 18,77 persen dari total luas areal
perkebunan kakao di Indonesia. Pada tahun 2019 luas areal luas areal perkebunan kakao di
Provinsi Sulawesi Tengah diperkirakan sebesar 282,73 ribu hektar.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu dari 33 provinsi di Indonesia yang juga mengusahakan
tanaman kakao. Perkembangan luas areal di DIY dari tahun 2016 – 2020 dapat digambarkan dalam Tabel 2 di
bawah ini. Dalam Tabel 2 dapat diketahui bahwa tanaman kakao di DIY menurut data yang ada di BPS, sejak tahun
2016 – 2018 luas areal tanaman kakao tetap yaitu 5,20 ribu hektar yang tersebar di 4 Kabupaten yaitu Kabupaten
Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Sleman. Pada tahun 2019 terdapat
perluasan lahan tanaman kakao sebesar 4,3 ribu hektar atau 1,9 %. Sedangkan pada tahun 2020 luas areal
tanaman kakao ada kecenderungan menurun yaitu 4,60 ribu hektar atau 13,2 % dibandingkan tahun 2019.
Penurunan luas areal tanaman kakao diantaranya disebabkan oleh alih komoditas dari kakao ke komoditas
tanaman tahunan lainnya karena tanaman kakao sudah tidak produktif lagi dan digantikan dengan komoditas
selain kakao. Diantara empat kabupaten yang menjadi sentra tanaman kakao, Kabupaten Kulon Progo menduduki
peringkat pertama dalam luasan areal tanaman kakao yaitu 3.587,37 hektar atau 69 % dari total luas areal kakao di
DIY, kemudian Kabupaten Gunung Kidul seluas 1.421,50 hektar, Kabupaten Sleman 103,55 hektar dan Kabupaten
Bantul 48,10 hektar.
Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu sentra tanaman kakao di Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut
Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, produksi kakao tahun 2018
berkisar 1043,86 ton per tahun dari luasan lahan 2.345,7 hektar dengan jenis kakao Lindak dengan kualitas kakao
mayoritas masuk golongan B yaitu 111 sampai 120 biji per 100 gram dan golongan C yaitu 101 sampai 110 biji per
100 gram.

Sebagian besar petani menjual biji Kakao kering tidak difermentasi, sehingga tingkat harga yang
didapatkan petani rendah. Pada bulan Juni 2020 harga biji coklat yang sudah dikeringkan mencapai 25 ribu
rupiah perkilogram, sedangkan harga biji kakao yang difermentasi bisa mencapai 50 ribu rupiah
perkilogram. Upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo pada saat
ini dengan cara pendampingan pada petani kakao dan kelompok tani dari hulu sampai hilir dengan
harapan tingkat kesejateraan petani meningkat (Eskarya & Elihami, 2019).

Berdasarkan latar belakang dari penulisan karya ilmiah ini, maka tujuan dalam penulisan ini adalah untuk
mengetahui pendapatan usahatani kakao, distribusi pendapatan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani kakao
di Kabupaten Kulon Progo.
KUATKAN TULISAN DENGAN MEMBERIKAN
TEORI PENDUKUNG DARI SUMBER ILMIAH
SEPERTI JURNAL DAN BUKU
• Karya tulis ilmiah BUKAN TULISAN FIKSI YANG BERMODAL IMAJINASI,
ARGUMENTASI ,& OPINI PRIBADI PENULIS.
• Karya Tulis Ilmiah = KARYA NON FIKSI
• Setiap fakta yang dituliskan harus mencantumkan bukti ilmiah. Salah satunya kutipan
dari jurnal ilmiah atau buku ilmiah.
• Berapa sih jumlahnya kutipan ilmiah itu? Satu, dua, tiga, atau sepuluh? Ada beberapa
orang beranggapan kalau makin banyak kutipan makin baik.
• IDEALNYA = tidak perlu banyak-banyak namun bagaimana kita memilih setiap
kalimat menjadi nyambung dan menarik, itu yang terpenting.
• Kualitas dari sumber kutipan juga diperhatikan. Prioritaskan sumber sumber ilmiah
yang factual dan credible
MEMBUAT OUTLINE
(KERANGKA TULISAN)
• OUTLINE dalam suatu penulisan karya ilmiah sangat dibutuhkan
karena OUTLINE akan menjadi panduan selama penulisan.
• Sehingga karya tulis ilmiah tidak ngawur dalam menulis disetiap
paragrafnya. Ketersambungan antar paragraf juga akan terjaga.
• Outline yang biasa saya gunakan dalam penulisan latar belakang
seperti ini:
✓ Masalah umum (paragraf 1-4)
✓ Masalah khusus (paragraf 5-8)
✓ Inti penelitian tersebut (paragraf terakhir)
• Atau silahkan buat sesuai dengan yang anda inginkan, yang penting
semuanya saling ada keterikatan antar paragraf. Jangan sampai
paragraf sebelum dan sesudahnya tidak ada kaitannya sama sekali.
“Itulah beberapa
langkah dalam
menyusun latar
belakang. Jika latar
belakang dituliskan
secara jelas dan sesuai
dengan tema yang
diangkat, maka dalam
penyusunan item
selanjutnya lebih
mudah.”
OUTLINE DI Ms.WORD

Random Teks 1 → =rand()


[paragraf, baris]
RUMUSAN MASALAH
• Rumusan masalah adalah suatu pertanyaan yang akan
dicari jawabannya melalui pengumpulan data untuk
mendukung pemecahan suatu masalah.
• Rumusan masalah dituliskan dalam bentuk
pertanyaan dan harus sesuai dengan topik atau
penelitian yang ingin dibahas.
• Jika latar belakang memuat permasalahan yang ingin
dibahas, maka rumusan masalah akan memuat
pertanyaan dari permasalahan tersebut.
Yang perlu diperhatikan dalam rumusan
masalah
• Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
• Jawabannya dapat diperoleh secara ilmiah (ada data dan fakta)
• Dituliskan secara jelas dan padat (tidak ambigu atau multi tafsir)
• Tidak bertentangan dengan hukum
• Masalah yang dirumuskan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan
dan masyarakat (pembaca)
Rumusan Masalah Deskriptif
• Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang memuat
pertanyaan tentang suatu hal yang variabelnya berdiri sendiri.
• Contoh:
Bagaimana kondisi petani kakao di Kabupaten Kulon Progo?
Bagaimana peran pemuda dalam mengembangkan agroindustri di Kota
Yogyakarta?
Seberapa tinggi tingkat efektifitas penerapan penyuluhan pertanian
saat ini dalam meningkatkan motivasi Kelompok Tani Wanita ?
Rumusan Masalah Komparatif
• Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang
pertanyaannya membandingkan suatu hal dengan suatu hal yang lain.
• Contoh:
Apakah terdapat perbedaan tingkat produktivitas antara karyawan
perkebunan dengan status tetap dan kontrak?
Adakah perbedaan produktivitas kinerja dalam penyiraman di
perkebunan kelapa sawit yang dilakukan secara manual/ tradisional
dengan yang dilakukan bantuan teknologi IOT
Rumusan Masalah Asosiatif
• Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah yang menanyakan tentang hubungan antara 2 variabel atau lebih.
• Hubungan yang dimaksud adalah hubungan simetris, kausal, dan timbal balik (interaktif).
Hubungan Simetris
• Merupakan hubungan antara dua variabel yang kedudukannya sejajar atau tidak memiliki hubungan sebab akibat.
• Contoh:
Adakah hubungan antara kemampuan di bidang entrepreneur dengan kemampuan di bidang pemasaran?
Adakah hubungan antara tingkat penjualan ban dengan jumlah produksi karet di Indonesia?
Hubungan Kausal
• Kebalikan dari simetris, hubungan kausal merupakan hubungan yang menunjukkan sebab akibat.
• Contoh:
Adakah pengaruh kebijakan dari ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) dengan pendapatan petani kelapa sawit?
Adakah pengaruh antara cuaca/iklim dengan produktivitas tanaman tembakau?
Hubungan Timbal Balik (Interaktif)
• Hubungan timbal balik adalah hubungan yang sifatnya saling memengaruhi.
• Contoh:
Bagaimana pengaruh gaji terhadap kinerja karyawan PT. Perkebunan Maju Mundur?
(Gaji bisa memengaruhi kinerja karyawan. Kinerja karyawan juga bisa memengaruhi gaji).
PEMBAHASAN
Tulis Hasil secara sistematis, logis dan
interpretasikan
Bab hasil dan pembahasan berisi mengenai apa atau data
yang ditemukan dari hasil pengamatan yang dilakukan. Hasil
dan pembahasan berisi jawaban dari rumusan masalah.
Hasil dan pembahasan harus disajikan dalam urutan yang
sistematis, logis, dan berinterpretasi.
Interpretasi data atau hasil pengamatan juga harus
digambarkan sesuai fakta yang didapatkan.
Hindari data yang tidak relevan

Data yang tidak relevan dengan tujuan penulisan


sebaiknya tidak usah disajikan. Data yang banyak
belum tentu meningkatkan kualitas tulisan ilmiah
kita. Namun data yang terstruktur, saling terkait
dan mendukung tujuan sangat membantu
pembaca untuk memahami tulisan yang dibuat.
Sajikan data dalam bentuk gambar atau tabel
yang mudah dimengerti
Hasil memuat data (temuan pengamatan) yang disajikan
dalam bentuk tabel dan gambar.Berikan uraian terkait pesan
pokok data yang diperoleh,hubungan antar variabel atau
trend yang diperlihatkan, tanpa mengulangi (pada teks)
angka-angka atau data yang disajikan dalam tabel dan
gambar. Cukup tunjukkan pada pembaca dimana (pada tabel
dan gambar berapa) data tersebut disajikan. Pembaca bisa
membacanya sendiri.
Menulis pembahasan secara komprehensif
Pembahasan berisi bagaimana data yang diperoleh memberikan
solusi pada permasalahan yang ingin dipecahkan. Pembahasan
harus bermuara pada kesimpulan.
Pada Pembahasan, interpretasi hasil yang anda peroleh, beri
argumen apa arti temuan anda, mengapa temuan ini penting, dan
bagaimana benang merahnya dengan tujuan yang ingin dicapai
atau hipotesis yang ingin dijawab. Jelaskan apa yang baru, dan apa
yang menjadi kekuatan dari temuan anda. Kemudian, jika perlu
kuatkan interpretasi tersebut dengan penelitian sebelumnya atau
dengan teori teori pendukung.
Bedakan antara fakta dan spekulasi

Juga sangat penting untuk membedakan


dengan jelas antara fakta dan spekulasi.
Hindari berspekulasi dari apa yang belum
jelas, termasuk misalnya tidak menafsirkan
hasil keluar dari kondisi dan batasan tulisan
anda.
KESIMPULAN
Sederhana, Singkat, dan Jelas
Ciri-ciri yang pertama adalah kesimpulan harus sederhana, singkat, dan jelas. Di
dalamnya merangkum beberapa gagasan atau pernyataan yang telah lebih dahulu
dipaparkan di bagian isi. Penting untuk tidak menguraikan gagasan baru yang tidak
disampaikan pada bagian-bagian sebelumnya sehingga tidak menimbulkan kesan
multitafsir.
Pesan Dapat Tersampaikan
Dalam sebuah teks, pasti ada informasi atau pesan yang ingin disampaikan agar
dapat menambah pengetahuan orang yang menikmatinya. Begitu juga dengan
kesimpulan, harus memuat informasi atau pesan tertentu yang ditujukan kepada
pembaca.
Berisi Intisari dari Tulisan
Intisari merupakan ringkasan yang isinya sama dengan apa yang telah dijelaskan,
tetapi menggunakan bahasa sendiri yang telah dikembangkan. Walaupun ringkas,
jangan sampai ada bagian yang tidak tercantum karena kesimpulan harus memuat
seluruh isi teks atau bacaan.

Dimulai dari Hal Khusus Menjadi Hal yang Umum


Makna dari khusus menjadi umum yaitu sebutkan hal-hal yang merupakan ciri khas
suatu konsep dalam beberapa kalimat penjelas. Setelah itu di akhir kalimat susun
kalimat yang mencakup seluruh ciri khas tersebut dalam satu kalimat umum.
Menggunakan Kosakata Baku

Kesimpulan harus berisi kosakata baku, hindari penggunaan frasa di luar pedoman ejaan
bahasa Indonesia. Jangan gunakan istilah yang tidak diketahui orang pada umumnya karena
akan memunculkan pertanyaan kontekstual yang mungkin tidak terdapat dalam kesimpulan
tersebut.

Dapat bergabung dengan kalimat utama

Kesimpulan dapat ditemukan pada akhir kalimat, namun biasanya ia akan berhubungan
dengan kalimat utama pada suatu paragraf. Untuk menentukan inti, maka gabungkan
kalimat utama dengan kalimat akhir paragraf untuk membentuk suatu kesimpulan.
Dapat berupa hubungan sebab akibat atau akibat sebab
Hubungan sebab akibat dalam sebuah paragraf dapat menjadi kunci untuk
mendapatkan suatu kesimpulan dari teks bacaan. Ketika tahu mana hubungan sebab
akibat yang terjadi di dalamnya, seseorang tidak akan kesulitan menemukan inti
permasalahan yang dibahas.

Dibuat berdasarkan Kata Kunci pada Kalimat Penjelas dan Ide Pokok
Kesimpulan harus dibangun berdasarkan ide pokok yang ada pada setiap paragraf.
Selain itu, kata kunci dalam kalimat penjelas juga harus disertakan agar dapat
mencakup isi keseluruhan bagian menjadi satu kesatuan yang utuh. Penulis dapat
menggunakan teknik parafrase atau menggunakan kalimat sendiri asalkan maknanya
tidak berubah.
CONTOH
• Besarnya angka GSR (Goods Service Ratio) rumah tangga petani kakao yang
memiliki tanaman kakao kurang dari 200 tanaman dikategorikan tingkat ekonomi
kurang sejahtera, sedangkan rumah tangga petani kakao yang memiliki tanaman
kakao 200 – 599 tanaman dikategorikan tingkat ekonomi sejahtera dan rumah
tangga petani kakao yang memiliki lebih dari 600 tanaman dikategorikan tingkat
ekonomi lebih sejahtera
• Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Pendapatan Petani Kakao dengan
Menggunakan Teknik Sambung Samping di Desa Kalahunde Kecamatan Pakue
Tengah Kabupaten Kolaka Utara, maka dapat disimpulkan bahwa besar tingkat
pendapatan petani kakao yang menggunakan teknik sambung samping selama 1
tahun/ha yaitu rata-rata sebesar Rp.10.040.108

Anda mungkin juga menyukai